Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
No. PM
7.5.29/L1
Revisi
Tanggal
1 Juli 2010
Halaman
1/2
:
:
:
:
Mesin Listrik II
.................
TL 2A/2C
Januari 2015
Waktu
Sifat
Pengampu
:
:
:
90 menit
Buka laptop
Djodi Antono, BTech.,Meng
Soal I (80%)
1.
2.
Mengapa motor sinkron tidak punya torsi awal? Bagaimana cara menjalankan motor sinkron
dengan sumber PLN?
3.
Jelaskan mengapa motor 1 fasa memerlukan kapasitor atau inductor (belitan bantu)?
4.
Mengapa generator DC memerlukan excitasi dan apa akibatnya jika tidak diberi excitasi?
5.
6.
Jelaskan dengan gambar prinsip kerja medan putar motor tiga fasa dan medan putar 1 fasa?
7.
8.
9.
Jelaskan cra kerja MCB dalam melindungi peralatan terhadap hubung singkat dan beban lebih!.
10.
Soal II (20%)
Suatu motor Dc kompon panjang dengan daya input 300 kW, teg.terminal 600 V, mempunyai tahanan
medan shunt : 75 Ohm, tah.jangkar termasuk tah.sikat : 0,41 Ohm, tahanan Medan seri : 0,012 ohm, dan
resistansi yang diparalel dengan medan seri sebesar 0,036 ohm.
Hitung
a. arus jangkar
b. EMF yang dibangkitkan
c. daya yang dibangkitkan
PROSEDUR MUTU
FORM SOAL UJIAN
No. PM
7.5.29/L1
Revisi
Tanggal
1 Juli 2010
Halaman
1/2
Selamat bekerja
NAMA
: AGUS ACHMADI
KELAS
: LT 2 B
NOMOR
: 01
: agusachmadi2893@gmail.com
SOAL I
1. Motor seri harus selalu dalam kondisi diberikan beban, karena saat tidak
berbeban dan arus eksitasinya kecil yang terjadi putaran motor akan sangat
tinggi sehingga motor akan terbang, dan sangat berbahaya.
2. karena motor sinkron merupakan motor yang memiliki output kecepatan putaran
motornya yang sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg masuk
ke statornya. Caramenjalankan motor sinkron dengan sumber PLN, yaitu
pertama dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa, kemudian kita
sinkronkan, setelah sinkron baru bisa kita hubungkan dengan sumber PLN.
3. Agar motor induksi 1 fasa dapat melaksanakan starting sendiri, untuk itu
diperlukan
belitan bantu yang dapat menhasilkan sebuah fasa yang baru, sehingga stator
motor mempunyai 2 fasa. Dengan adanya fasa baru tersebut, maka motor ini
dapat starting sendiri karena timbulnya medan putar stator yang menghasilkan
torsi starting yang cukup untuk membantu motor 1 fasa berputar. Untuk
memperbesar torsi starting, maka diperlukan beda fasa yang cukup besar.
4. Untuk membangkitkan tegangan pada stator generator dengan mensupply arus
DC pada rotor generator.
5. A. Metode Pengaturan Flux
Soal ini telah dikalibrasi/divalidasi oleh :
PROSEDUR MUTU
FORM SOAL UJIAN
No. PM
7.5.29/L1
Revisi
Tanggal
1 Juli 2010
Halaman
1/2
supply
supply
jangkarnya.
PROSEDUR MUTU
FORM SOAL UJIAN
No. PM
7.5.29/L1
Revisi
Tanggal
1 Juli 2010
Halaman
1/2
Pada point 2 polarisasi lilitan bergerak searah jarum jam. Lihat arah
anak panah dari 3-3A(N-S)
Dan jika setiap point kumparan berputar dari 1-7 maka resultan
medan magnetic akan berputar searah jarum jam serta putarannya
sebesar 360
Pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama
(belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2). Belitan bantu Z1-Z2
pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet ? tegak lurus, beberapa
saat kemudian belitan utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama. yang bernilai
positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45 dengan arah
berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus
sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan
statornya.
PROSEDUR MUTU
FORM SOAL UJIAN
No. PM
7.5.29/L1
Revisi
Tanggal
1 Juli 2010
Halaman
1/2
7. Pada generator asinkron energi listrik dihasilkan hanya oleh putaran rotor
terhadap stator, sedangkan pada generator sinkron energi listrik dihasilkan oleh
putaran rotor terhadap stator dan lilitan rotor yang diumpani sumber arus dc.
8. Rele differensial adalah rele yang mengamankan
gangguan
hubung
singkat
yang
terjadi
di
transformator terhadap
dalam
daerah
pengaman
arus
yang
SOAL II
Data:
PROSEDUR MUTU
FORM SOAL UJIAN
No. PM
7.5.29/L1
Revisi
Tanggal
1 Juli 2010
Halaman
1/2
Jawab :
I=
Ish =
= 500 A
=8A
a. Ia = I Ish
= 500 8
= 492 A
b. Eb = Vt Ia (Ra+Rs)
= 600 492 (0,41+0,0009)
= 397,8 Volt
c. P
= Eb x Ia
= 397,8 x 492
= 195.717 W