Anda di halaman 1dari 7

TUJUAN KEDATANGAN TENTARA SEKUTU ke INDONESIA

Wednesday, May 09, 2012 education 3 comments


Setelah kemerdekaan Indonesia di proklamasikan pada 17 Agustus 1945. Perjuangan bangsa
Indonesia tidak hanya sampai pada titik ini masih banyak gejolak pemberontakan dan konflik
terhadap kolonial penjajahan. Begitu banyak tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia yang
datang dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah pendaratan tentara Sekutu yang
akan melucuti senjata Jepang yang diikuti oleh kedatangan NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) yang menginginkan menjajah Indonesia kembali, bagaimana perjuangan bangsa
berikutnya......berikut penjelasannya :

Belanda pada saat itu memeiliki 1000 alasan untuk menjajah kembali Indonesia. Berdasarkan
perjanjian Postdam (Agustus;1945) Belanda masih memegang kekuasaan pada teritorial Hindia
Belanda.
(September;1945) Dr.Hubertus J. van Mook yang menyatakan kepada Laksamana Mountbatten
untuk tidak mengakui Republik Indonesia karena dianggap boneka Jepang.
(30 September;1945) untuk mempengaruhi dunia Kedaulatan Belanda yang berkedudukan di
London menyatakan melalui radio BBC , bahwa Ir.Soekarno dan para pendukungnya adalah
pemerintahan boneka Jepang.
Di lain pihak Indonesia memiliki prinsip bahwa "kemerdekaan ialah hak segala Bangsa, maka
segala bentuk penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan.''
Tujuan tentara sekutu datang ke Indonesia kembali adalah:
1.

Menerima penyerahan kekuasaan dari pemerintahan Jepang.

2.

Membebaskan tawanan perang dan interniran sekutu.

3.
4.
5.

Melucuti senjata Jepang dan mengumpulkan orang Jepang untuk dikembalikan ke


negara asalnya.
Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang di depan pengadilan Sekutu.
Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, untuk kemudian diserahkan kepada
pemerintahan sipil.

Keadaan bangsa Indonesia bertambah buruk ketika tentara NICA ikut langsung mendarat di
Indonesia dan mempersenjatai kembali para tentara KNIL. Jenderal Christison memiliki taktik
untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada 1 Oktober 1945 oleh siasat itu mereka
dapat masuk kembali ke Indonesia. Mereka mendarat di kota-kota besar di Indonesia yaitu
Jakarta, Bandung, Surabaya dll. Namun di kota-kota tersebut terjadi pertempuran dahsayat antara
bangsa Indonesia dan tentara sekutu.
SOURCE : http://blogbelajarpintar.blogspot.com/2010/10/datngnya-sekutu-setelahkemerdekaan.html

Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia


Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, tapi Belanda
tidak mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia. Belanda tetap berusaha untuk
mempertahankan kekuasaannya di Indonesia. Walaupun proklamasi kemerdekaan telah
diproklamirkan oleh dwitunggal Soekarno dan Muhammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945,
namun bangsa Belanda masih juga ingin tetap menjajah Indonesia kembali, hal ini menimbulkan
konflik.
Kemerdekaan yang telah berhasil direbut dengan darah dan nyawa tentu saja dipertahankan
melalui berbagai cara. Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan RI dilaksanakan baik
melalui perjuangan fisik maupun dengan cara diplomasi. Akibatnya, terjadilah kembali konflik
Indonesia-Belanda pada awal kemerdekaan. Terjadinya konflik Indonesia-Belanda antara lain
disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
a. Keinginan Belanda untuk Berkuasa Kembali di Indonesia
Setelah Jepang menyatakan menyerah kepada pasukan Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945,
Belanda langsung bersiap-siap untuk kembali menguasai bekas jajahannya. Ini menjadi salah
satu penyebab konflik Indonesia Belanda setelah proklamasi kemerdekaan. Sebenarnya Belanda
tidak memiliki hap apapun lagi atas wilayah Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda telah
menandatangani dokumen Pada tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati, yang menyatakan bahwa
mereka menyerah tanpa syarat kepada bala tentara Jepang. Di atas sepotong kertas, Belanda telah
menyerahkan seluruh wilayah Hindia Belanda (Indonesia) kepada Pemerintah Jepang.
b. Adanya Dukungan Tentara Sekutu terhadap Belanda

Atas nama sekutu, Belanda dan Inggris menanda tangani Civil Affairs Agreement (CAA) pada
tanggal 24 Agustus 1945 yang isinya tertuang dalam Nota tanggal 24 Agustus 1945. Butir yang
paling penting dalam perjanjian ini adalah penyerahan wilayah Indonesia yang telah
dibersihkan dari tentara Jepang. Penyerahan wilayah ini dilakukan oleh Inggris kepada
Belanda lewat Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Hal ini merupakan salah satu
penyulut dan menjadi penyebab konflik Indonesia Belanda setelah proklamasi kemerdekaan
Pasukan Sekutu mendarat di Indonesia pada tanggal 29 September 1945. Pasukan tersebut
bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus menerima penyerahan kekuasaan dari tangan bangsa
Jepang. Tugas ini dilakukan oleh komando pertahanan Sekutu di Asia Tenggara yang dipimpin
oleh Lord Lous Mountbatten. Untuk melaksanakan tugas itu, Lord Lous Mountbatten
membentuk satuan komando khusus yang bernama Allied Forces Netherland East Indies
(AFNEI). AFNEI dipimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Pada mulanya kedatangan
Sekutu disambut baik oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi, bangsa Indonesia pun mulai
melakukan perlawanan setelah mengetahui bahwa ternyata kedatangan Sekutu diboncengi oleh
NICA (Netherland Indies Civil Administration).
Pada awalnya, Kedatangan Sekutu tersebut disambut dengan sikap netral oleh bangsa Indonesia.
Tetapi setelah tahu ternyata Sekutu membawa NICA, sikap masyarakat Indonesia pun berubah
menjadi curiga karena NICA merupakan pegawai sipil dari pemerintah Hindia Belanda yang
dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan sipil Indonesia. Sambutan dengan tembakan
selamat datang diberikan oleh para pemuda Indonesia. Kemudian situasi menjadi semakin
memburuk sejak Belanda melalui NICA mempersenjatai kembali para tentara KNIL yang baru
saja dibebaskan dari tawanan Jepang.
Melihat kondisi yang semakin memburuk itu, maka pada tanggal 1 Oktober 1945, Panglima
AFNEI menyatakan pengakuan atas Republik Indonesia secara de facto. Dengan sikap tersebut,
pasukan AFNEI kemudian diterima dengan baik oleh para pejabat RI di daerah-daerah guna
membantu memperlancar tugas-tugas AFNEI di Indonesia.
Tapi pada kenyataannya, di daerah-daerah Indonesia yang dikunjungi pasukan Sekutu selalu saja
terjadi insiden pertempuran dengan pihak RI. Hal itu dikarenakan Sekutu tidak pernah
bersungguh-sungguh berniat menghormati kedaulatan RI. Pihak Sekutu kewalahan dengan
perlawanan Indonesia di berbagai daerah, mereka kemudian menuduh pemerintah RI tidak
mampu menjaga keamanan dan ketertiban hingga terorisme merajalela. Belanda yang bertujuan
mengembalikan kekuasaannya di Indonesia berupaya memanfaatkan situasi tersebut dengan cara
memberi dukungan kepada pihak Sekutu. Laksamana Helfrich sebagai Panglima Angkatan
Perang Belanda memerintahkan pasukannya untuk membantu Sekutu.

c. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan

Pada tanggal 17 Agustus 1945 para pemimpin bangsa Indonesia yang diwakili sang dwi tunggal
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno dipilih sebagai
presiden didampingi Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Mereka berdua kemudian
membentuk kabinet untuk melaksanakan roda pemerintaha Republik Indonesia. Selain itu, Juga
ditunjuk gubernur-gubernur yang mengepalai beberapa provinsi. Dengan demikian, 3 syarat
pembentukan suatu negara telah terpenuhi di Indonesia, yaitu adanya wilayah, penduduk, dan
pemerintahan. Oleh sebab itu, seluruh elemen bangsa Indonesia berusaha mempertahankan
negara Indonesia yang telah berdiri dengan sah. Hal tersebut menjadi penyebab konflik
Indonesia Belanda setelah proklamasi kemerdekaan dari sisi bangsa Indonesia

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Belanda dengan membonceng tentara


sekutu ingin menancapkan kekuasaannya lagi di Indonesia. Hal itu mengakibatkan munculnya
konflik antara Indonesia dengan Belanda. Berikut adalah dua pembahasan utama mengenai
konflik Indonesia dengan Belanda.
A.FAKTOR PENYEBAB KONFLIK INDONESIA - BELANDA
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda setelah
proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 antara lain sebaga berikut.
a. Misi sekutu yang Pertama
Pada tanggal 16 september 1945, pasukan sekutu dengan pemimpin Laksamana Muda Petterson
mendarat di Tanjung Priok dengan kapal cumberland milik Inggris. Dalam rombongan itu juga

terdapat C.H.O Van der Plass sebagai wakil dari van Mook. Selanjutnya pasukan sekutu
membagi daerah masing-masng divisi. Kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA
menunjukkan bukti bahwa sekutu mendukung kembali Belanda di Indonesia. Hal ini memuat
mereka menghadapi berbagai pertempuran dengan rakyat Indonesia yang tidak mau lagi dijajah
Belanda. Jelas saja hal ini terjadi karena dalam masa penjajahan Belanda rakyat kita sangat
sengsara
berdasarkan sejarahnya.

b.Pendaratan tentara sekutu ke Indonesia


Divisi yang bertugas mengambil alih indonesia dari tangan Jepang bernama Allied Force
Nederlands East Indies (AFNEI), yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Phillip Christison.
Tugas AFNEI yaitu

menerima penyerahan kekuatan bersenjata Jepang

Membebaskan tawanan perang Sekutu dan Sipil

Melucuti senjata

Serta mengumpulkan orang Jepang untuk dikirim kembali ke Jepang.

AFNEI juga bertugas untuk membangun keamanan dan ketertiban di Indonesia sebelum
berfungsinya kembali pemerintahan Sipil.

Pihak pemerintahan Indonesia menginstruksikan agar tidak beruusan dengan pasukan


sekutu,apalagi berbagai pihak sudah mencurigai tujuan-tujuan Sekutu. Pihak sekutu, Laksamana
muda Petterson menyatakan bahwa pasukan sekutu datang ke Indonesia untuk melindungi rakyat

dan menegakkan kembali hukum Belanda sebelum pemerintahan sipil berfungsi. Bahkan
diperkuat leh pernyataan Letjend. Christison yang mengemukakan bahwa penggunaan pasukan
sekutu sangat diperlukan untuk keamanan dan ketertiban. Namun setelah penyampaian ,
pernyataan itu ternyata ditindaklanjuti dengan pendaratan pasukan Belanda. Tetu saja hal ini
membuat pemimpin nasionalis Indonesia marah dan memperingatkan tentara sekutu agar mereka
menghentikan pendaratan pasukan Belanda mereka. Rakyat juga sudah curiga dengan
kedatangan sekutu yang diboncengi pasukan Belanda sebagai suatu usaha untuk menggulingkan
pemerintahan Republik yang baru berdiri.
Tampaknya peringatan dari pemimpin Indonesia tidak ditanggabi dengan bersahabat. Semakin
hari jumlah pasukan Belanda semakin besar. Mereka sudah mulai banyak yang berpatroli di
sudut kota Jakarta dan melakukan berbagai kekerasan terhadap penduduk, seperti penembakan
dan perampasan rumah.
c.Pertempuran-pertempuran Awal
Sikap tentara sekutu yang melindungi pendaratan Belanda, mendorong para pemuda dan badanbadan perjuangan di Indonesia pada masa itu untuk segera mengorganisir diri dan membagi
kelompok menjadi saruan-satuan tempur kecil. Penyerangan terhadap patroli Belanda dan
Inggris semakin sering terjadi, sehinggan semakin mendorong kegiatan para pemuda untuk
mendapatkan senjata dengan menyerang dan melucuti senjata Jepang.

Dengan adanya bentrokan antara para pemuda dengan pasukan Belanda dan Inggris, menjadikan
penegak keamanan dan ketertiban menjadi tujuan utama tentara sekutu. Sementara tugas untuk
melucuti senjata Jepang akan dilaksanakan setelah keamanan dan ketertiban dapat dipulihkan.
Pasukan sekutu terus bergerak untuk menguasai kota-kota yang dikuasi oleh pasukan Republik.
Hal tersebut membuat situasi semakin runyam sehingga memunculkan berbagai pertempuran
besar antara sekutu (Inggris dan Belanda) yang dibantu pasukan Jepang menghadapi pasukan dan
Pemuda Indonesia.
A. Peran Komisi tiga Negara
Akibat belanda melanggar ketentuan gencatan senjata, PBB mengambil inisiatif untuk mengajak
pihak-pihak yang bertikai ke meja perundingan. Perundingan berlangsung ditengahi komisi jasa
baik yang ditentukan PBB, yaitu KTN (Komisi Tiga Negara). Komisi jasa baik ini diwakili oleh
Australia, Amerika Serikat, dan Belgia. Komisi Tiga Negara dibentuk untuk menyelesaikan
konflik Indonesia-Belanda. Dalam perundingan tersebut, Indonesia menunjuk Australia, Belanda
Menunjuk Belgia, sedangkan yang menjadi penengah adalah Amerika Serikat. Tugas KTN
adalah mengawasi secara langsung penghentian tembak-menemba sesuai resolusi Dewan
Keamanan PBB. Kesulitan yang dihadapi KTN adalah garis Van Mook yaitu suatu garis yang
menghubungkan pucuk-pucuk pasukan Belanda yang maju sesudah perintah Dewan Keamanan
PBB untuk menghentikan Tembak Menembak.
B.Peran PBB

Konflik yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda semakin berlarut-larut tanpa penyelesaian.
Gagalnya KTN dalam menengahi permasalahn konflik ini menyebabkan permasalah tersebut
langsung ditangani oleh PBB. Desakan masyarakat Internasional melalui resolusi yang
dihasilkan dalam Konferensi Asia menyebabkan PBB mengeluarkan suatu resolusi tentang
penyelesaian konflik Indonesia-Belanda. Amerika Serikat pun turu serta memberi dukugan atas
resolusi PBB tersebut.
Isi resolusi Dewan keamanan PBB pada tanggal 28 Januari 1949 antara lain sebagai berikut.

Penghentian semua operasi militer dengan segera oleh Belanda dan penghentian semua
aktivitas gerilya oleh republik. Kedua belah pihak harus bekerja sama untuk mengadakan
perdamaian kembali.

Pembebasan dengan segera dan tidak bersyarat semua tahanan plitik di daerah republik
oleh Belanda semenjak tanggal 19 Desember 1946.

Belanda harus memberikan kesempatan kepada pembesar-pemesar pemerintahan politik


Indonesia untuk kembali ke Jogjakarta segera. Perundingan-perundingan akan dilakukan
dalam waktu yang secepat-cepatnya.

KTN (Komisi Tiga Negara) berganti namanya menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk Indonesia (UNCI)
UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) bertugas membantu melancarkan
perundingan untuk mengurus pengembalian kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia, serta
mengamati pemilihan dan berhak mengajukan usul-usul mengenai berbagai hal yang dapat
membantu tercapainya penyelesaian.
Nah sekian dulu postingan kami kali ini tentang konflik Indonesia dengan Belanda setelah
proklamasi, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi sahabat semuanya :) .

Anda mungkin juga menyukai