Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM R-LAB

KR 01
Disipasi Kalor Hot Wire

Nama

: Salivian Selwyn

NPM

: 1406566672

Fakultas

: Teknik

Departemen/Prodi

: Teknik Metalurgi dan Material

Kelompok Praktikum : Grup 07


Kode Praktikum

: KR01 Disipasi Kalor Hot Wire

Minggu Percobaan

: Minggu ke-3

Tanggal Praktikum

: Sabtu ,14 Maret 2015

Koordinator Asistan : Fitria Anggraini

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar


UPP-IPD
Universitas Indonesia
Depok

I.

Tujuan Praktikum
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara

II.

Alat
1. kawat pijar (hotwire)
2. Fanz
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III.

Landasan Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai
sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti
ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja.
Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang
mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya
energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di
probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan
nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah
perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :

Overheat Ratio
Rw

= resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).

Ra

= resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity ,
U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan
dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk
persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

IV.

Prosedur Percobaan
1. Mengaktifkan webcam di web rLab.
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0m/s, dengan mengklik pilihan drop
down pada icon atur kecepatan aliran
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan mengaktifkan power supply kipas
dengan mengklik radio button pada icon menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire.
5. Mengulangi langkah 2 sampai 4 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190, dan 230 m/s.

V.

Tugas & Evaluasi


1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin.
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat
Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.

VI.

Data dan Hasil Percobaan


1. Kecepatan 0 m/s
A. Tabel Data
T
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1

2.112

53.9

2.112

54.0

2.112

54.2

2.112

54.3

2.112

54.5

2.112

54.4

2.112

54.3

2.112

54.1

2.112

54.0

10

2.112

53.9

B. Grafik Tegangan Hotwire dengan Waktu

Kecepatan V = 0 m/s

Tegangan Hotwire (V)

2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
1

Waktu (s)

2. Kecepatan 70 m/s
A. Tabel Data
Waktu

Kec. Angin

V- HW

I-HW

70

2.065

54.9

70

2.063

54.7

70

2.065

54.4

70

2.067

54.2

70

2.065

54.3

70

2.065

54.4

70

2.063

54.7

70

2.066

54.9

70

2.066

55.2

10

70

2.067

55.2

B. Grafik Tegangan Hotwire dengan Waktu

10

Kecepatan V = 70 m/s
2.068

Tegangan Hotwire (V)

2.067
2.066
2.065
2.064
2.063
2.062
2.061
1

Waktu (s)

3. Kecepatan 110 m/s


A. Tabel Data
Waktu

Kec. Angin

V-HW

I-HW

110

2.049

55.0

110

2.048

54.8

110

2.049

54.5

110

2.050

54.5

110

2.048

54.5

110

2.049

54.8

110

2.050

55.0

110

2.050

55.3

110

2.048

55.5

1o

110

2.049

55.6

B. Grafik Tegangan Hotwire dengan Waktu

10

Kecepatan V = 110 m/s


2.0505

Tegangan HotWire (V)

2.05
2.0495
2.049
2.0485
2.048
2.0475
2.047
1

Waktu (s)

4. Kecepatan 150 m/s


A. Tabel Data
Waktu

Kec. Angin

V-HW

I-HW

150

2.041

54.6

150

2.042

54.6

150

2.042

54.7

150

2.041

54.9

150

2.041

55.2

150

2.041

55.4

150

2.041

55.7

150

2.041

55.7

150

2.042

55.8

10

150

2.041

55.5

B. Grafik Tegangan Hotwire dengan Waktu

10

Kecepatan V = 150 m/s


2.0422

Tegangan HotWire (V)

2.042
2.0418
2.0416
2.0414
2.0412
2.041
2.0408
2.0406
2.0404
1

Waktu (s)

10

Kecepatan 190 m/s


A. Tabel Data
Waktu

Kec. Angin

V-HW

I-HW

190

2.037

55.1

190

2.037

55.0

190

2.037

54.8

190

2.037

54.7

190

2.037

54.7

190

2.037

54.7

190

2.036

54.7

190

2.036

54.9

190

2.037

55.1

10

190

2.036

55.3

B. Grafik Tegangan Hotwire dengan Waktu

Kecepatan V = 190 m/s


2.0372

Tegangan HotWire (s)

2.037
2.0368
2.0366
2.0364
2.0362
2.036
2.0358
2.0356
2.0354
1

Waktu (s)

10

5. Kecepatan 230 m/s


A. Tabel Data
Waktu

Kec. Angin

V-HW

I-HW

230

2.034

55.4

230

2.034

55.3

230

2.034

55.2

230

2.034

55.2

230

2.034

55.1

230

2.034

55.1

230

2.034

55.1

230

2.034

55.1

230

2.035

55.0

10

230

2.035

55.0

B. Grafik Tegangan Hotwire dengan Waktu

Kecepatan V = 230 m/s


2.0352

Tegangan Hotwire (V)

2.035
2.0348
2.0346
2.0344
2.0342
2.034
2.0338
2.0336
2.0334
1

Waktu (s)

10

6. Grafik Rata-Rata Tegangan Hotwire dengan Kecepatan Angin


No

Kecepatan

Rata-Rata Tegangan Hotwire

angin (m/s)

(V)

2.1120

70

2.0652

110

2.0490

150

2.0413

190

2.0367

230

2.0342

Rata - rata Tegangan HotWire vs Kec Angin


2.12

Tegangan rata - rata (V)

2.1
2.08
2.06
2.04
2.02
2
1.98
0

70

110

150

Kec. Angin (m/s)

190

230

VII.

Persamaan Kecepatan Angin Sebagai Fungsi Dari Tegangan Hotwire


Untuk mempermudah perhitungan, praktikan dapat menggunakan data dari Tegangan ratarata dalam pengolahan data Least Square.
No

xi

yi

xi^2

yi^2

xi.yi

2.112

4.46054400

0.0000

70

2.0652

4900

4.26505104

144.5640

110

2.0490

12100

4.19840100

225.3900

150

2.0413

22500

4.16690569

306.1950

190

2.0367

36100

4.14814689

386.9730

230

2.0342

52900

4.13796964

467.8660

Total

750

12.3384

128500

Keterangan :

x = Kecepatan Angin
y = Tegangan rata-rata

25.377018

1530.9880

Persamaan dari fungsi kecepatan angin adalah

VIII.

Analisis Percobaan
Percobaan KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire ini dilakukan secara online melalui R-Lab
dengan tujuan untuk mencari nilai kecepatan udara yang bergerak menggunakan kabel hot
wire sebagai alat pendeteksi . Percobaan dilakukan dengan cara kawat pada probe dialiri
oleh arus listrik kemudian dihembuskan udara dari kipas angin. Pada awal percobaan,
kecepatan aliran udara 0 m/s. Nilai tegangan dan arus listrik yang dihasilkan bernilai
konstan , kemudian energi listrik yang mengalir pada probe didisipasi oleh kawat dan
selanjutnya energi listrik tersebut diubah menjadi energi kalor.
Menurut data hasil percobaan pada kecepatan udara (v) yang bernilai 0 m/s, alat memiliki
tegangan listrik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kecepatan udara yang lainnya,
dan pada kecepatan 230 m/s tegangan listrik yang terjadi adalah yang paling kecil. Ini
berarti secara berurutan nilai tegangan listrik yang terbesar dari kecepatan udara 0 m/s, 70
m/s, 110 m/s, 150 m/s, dan 230 m/s. Maka dapat disimpulkan dengan bertambahnya
kecepatan udara yang mengalir, semakin berkurang nilai tegangan listrik yang ada pada
kawat tipis tersebut. Namun kuat arus yang mengalir semakin kuat jika dialiri udara dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Semakin tinggi kecepatan udaranya, semakin besar kuat arus
yang mengalir. Besar kecilnya resistansi akan menentukan berapa besar nilai perpindahan
atau transfer kalor pada probe.

IX.

Analisis Hasil
Hasil percobaan yang didapat oleh praktikan pada percobaan Disipasi Kalor Hot Wire
bervariasi, kecuali data percobaan dengan kecepatan udara 0 m/s. Dalam data itu, nilai
tegangan listrik konstan dan stabil, yaitu bernilai 2.112 Volt.

Berdasarkan percobaan disipasi kalor yang dilakukan, didapatkan hasil percobaan berupa
tiga variabel penting yaitu kecepatan angin, waktu dan tegangan. Dimana variabel tersebut
saling berkaitan dan berhubungan guna mendapatkan suatu pengetahuan baru yang didapat
dari percobaan. Pada keadaan kecepatan angin 0 m/s, tegangan belum dipengaruhi oleh
angin, pada kecepatan angin tersebut terdapat tegangan Hotwire dengan rata-rata sebesar
2.112 V. Pada keadaan kecepatan angin 70 m/s, rata-rata tegangan hotwire sebesar 2.065
V. Kemudian, saat kecepatan angin 110 m/s rata-rata tegangan HW sebesar 2.049 V,
sedangankan kecepatan angin 150 m/s memiliki rata-rata tegangan HW 2.041 V. Kecepatan
angin 190 m/s memiliki besar rata-rata tegangan 2.037 V dan kecepatan angin 230 m/s ratarata tegangan sebesar 2.034 V.
X.

Analisis Grafik
Pada percobaan Disipasi Kalor Hot Wire terdapat 2 grafik, yaitu hubungan antara
teganan hotwire dengan waktu dan grafik perbandingan antara rata - rata tegangan hotwire
dengan kecepatan angin yang digunakan. Pada grafik pertama, yaitu hubungan antara
tegangan hotwire dengan waktu terdapat enam macam kecepatan angin dan pada setiap
kecepatan angin , perubahan tegangan hotwire cenderung konstan terhadap perubahan
waktu.
Pada percobaan pertama, yaitu dengan kecepatan angin 0 m/s tidak ada perubahan tegangan
listrik. Untuk percobaan kecepatan angin 70 m/s diperoleh hasil yang bervariasi, namun
variasi tersebut tidak terlalu besar perbedaannya. Untuk kecepatan angin dengan kecepatan
110 m/s diperoleh hasil yang bervariasi, namun variasi tersebut tidak terlalu besar
perbedaannya. Untuk kecepatan 150 m/s diperoleh hasil yang bervariasi, namun variasi
tersebut tidak terlalu besar perbedaannya. Untuk kecepatan 190 m/s diperoleh hasil yang
bervariasi, namun variasi tersebut tidak terlalu besar perbedaannya.. Untuk percobaan
terakhir, yaitu dengan kecepatan 230 m/s

diperoleh hasil yang konstan, tidak terjadi

perubahan tegangan listrik.


Tegangan rata-rata hotwire terjadi penurunan seiring dengan bertambahnya kecepatan
udara. Dari kecepatan 0 m/s hingga 70 m/s terjadi penurunan tegangan rata-rata yang cukup
besar. Setelah itu penurunan tegangan rata-rata setelah 70 m/s tidak terlalu besar, tetapi
tetap terjadi penurunan tegangan rata-rata hotwire. Jika diperhatikan setiap bertambahnya

kecepatan udara, tegangan rata-rata hotwire mengalami penurunan, Ini berarti terjadi
kenaikan resistansi dan kuat arus listrik pada probe.
XI.

Analisa kesalahan
Kesalahan yang didapat praktikan dalam percobaan ini relatif kecil. Percobaan dilakukan
secara online dan data yang didapat berasal dari perhitungan komputer yang nilai
kesalahannya sangat kecil, sehingga tingkat kesalahannya sudah diminimalisir, namun
tidak menutup kemungkinan bahwa telah terjadi kesalahan selama praktikum berlangsung.
Kesalahan dalam praktikum ini bisa terjadi karena human error seperti salah dalam
menghitung persamaan, dan salah dalam memasukan data yang telah diperoleh.

XII.

Kesimpulan
1. Kawat pijar dapat digunakan sebagai alat detektor kecepatan aliran udara
2. Aliran udara yang melewati probe dapat mengubah resistensi pada probe
3. Semakin cepat aliran udara yang melewati probe, semakin kecil nilai tegangan listrik.
4. Namun sebaliknya semakin cepat aliran udara yang melewati probe, semakin besar
nilai kuat arus probe
5. Pengaruh waktu tidak terlalu besar dalam perubahan tegangan hotwire

Anda mungkin juga menyukai