Draft Modul Pelaporan - 12 April 2010
Draft Modul Pelaporan - 12 April 2010
DirektoratJenderalPerbendaharaan
KementerianKeuanganRepublikIndonesia
DRAFT
versi120410
MODUL
PELAPORAN (REPORTING)
JAKARTA,2010
--------oooO0Oooo--------
ModulPelaporaninimasihberupadraft(rancangan)
yangakanterusmengalamiperbaikan
Modulyangsederhanaini
masihmemerlukanpengkajianyanglebihdalam
dandiskusiyanglebihintensdenganberbagaipihak(stakeholders)
Saransarandanmasukansangatdibutuhkanuntukpenyempurnaanmodul
ini
Ucapanterimakasihdisampaikankepadasemuapihakyangtelah
membantudalampenyusunanmodulini
--------oooO0Oooo--------
ModulPelaporan| 2
DAFTARISI
HalamanJudul ... 1
DaftarIsi
.. 3
DaftarGambar . 4
DaftarIstilah
BabI
BabII
BabIII
.5
PENDAHULUAN
I.1.
LatarBelakang
I.2.
DasarHukum
I.3.
TujuandanRuangLingkup
I.4.
SistematikaPenyajian
VISIMISIDIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN
II.1. VisiMisiDitjenPerbendaharaan
II.2. SPANSalahSatuStrategiMewujudkanVisiMisi
DitjenPerbendaharaan
II.3. Tujuan,Sasaran,danManfaatProsesBisnisPelaporan
dalamRangkaSPAN
13
EXISTINGBUSINESSPROCESSPELAPORAN
19
III.1. SistemAkuntansiPemerintahPusat
III.2. ProsesBisnisPelaporan
III.3. LaporanKeuangan
III.4. AnalisisExistingProsesBisnisPelaporan
PERANCANGANFUTUREVISIONPROSESBISNISPELAPORAN
40
IV.1. KonsepPengembanganProsesBisnisPelaporan
IV.2. PenyempurnaanProsesBisnisPelaporan
IV.3. PengembanganLaporan
IV.4. IsueIsuLainterkaitPelaporanyang
MasihdalamPengkajian
BabIV
BabV STRATEGIIMPLEMENTASI
BabVI PENUTUP
DaftarPustaka
93
97
99
ModulPelaporan| 3
DAFTARGAMBAR
GambarII.1:
GambaranUmumSPAN
GambarIII.1:
KerangkaUmumSAPP
GambarIII.2:
HubunganSAPPdenganSistemLain
GambarIII.3:
MekanismePelaporanSABUN
GambarIII.4:
MappingProsesBisnisPenyusunanLKPP(Current)
GambarIII.5:
HubunganLaporanKinerjadenganLKPP
GambarIII.6:
AlurProsesBisnisPenyusunanLKPP(Current)
GambarIV.1:
Usulan1ProsesBisnisPelaporan(Future)
GambarIV.2:
Usulan2ProsesBisnisPelaporan(Future)
GambarIV.3:
ProsesRekonsiliasidiSemuaLevel(Current)
GambarIV.4:
UsulanProsesRekonsiliasidalamRangkaSPAN
GambarIV.5:
MekanismeAksesOtorisasi
GambarIV.6:
PenyusunanLaporanKeuangan
GambarIV.7:
HubunganLaporanKinerjadenganLKPP
ModulPelaporan| 4
DAFTARISTILAH
SAPP
SABUN
SAI
SPAN
SIMAKBMN
SiAP
SAUPH
SAIP
SAPP
SATD
SABSBL
SATK
SABL
BP
MOSA
BC
PM
GR
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
CM
GL
COA
Reporting
LKPP
RKAKL
BUN
UAKPA
UAPPAW
UAPPAE1
UAPA
UABUN
UAKBUN
UAKKBUN
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
COO
CFO
:
:
SistemAkuntansiPemerintahPusat
SistemAkuntansiBendaharaUmumNegara
SistemAkuntansiInstansi
SistemPerbendaharaandanAnggaranNegara
SistemAkuntansiBarangMilikNegara
SistemAkuntansiPusat
SistemAkuntansiUtangPemerintahdanHibah
SistemAkuntansiInvestasiPemerintah
SistemAkuntansiPenerusanPinjaman
SistemAkuntansiTransferDaerah
SistemAkuntansiBelanjaSubsididanBelanjaLain
lain
SistemAkuntansiTransaksiKhusus
SistemAkuntansiBadanLainnya
BudgetPreparation(PerencanaanAnggaran)
ManagementofSpendingAuthority(Manajemen
DIPA)
BudgetCommitment(ManajemenKomitment
Anggaran)
PaymentManagement(ManajemenPembayaran)
GovernmentReceiptManagement(Manajemen
PenerimaanNegara)
CashManagement(ManajemenKas)
GeneralLedger
ChartofAccounts(BaganAkunStandar)
ModulPelaporan
LaporanKeuanganPemerintahPusat
RencanaKerjaAnggaranKementerian
Negara/Lembaga
BendaharaUmumNegara
UnitAkuntansiKuasaPenggunaAnggaran
UnitAkuntansiPembantuPenggunaAnggaran
Wilayah
UnitAkuntansiPembantuPenggunaAnggaran
Eselon1
UnitAkuntansiPenggunaAnggaran
UnitAkuntansiBendaharaUmumNegara
UnitAkuntansiKuasaBendaharaUmumNegara
UnitAkuntansiKoordinatorKuasaBendahara
UmumNegara
ChiefOperationalOfficer
ChiefFinancialOfficer
ModulPelaporan| 5
InternalReport
ExternalReport
LKj
LKKL
SAL/SAK
SiLPA
SingleDatabase
AccrualBasis
CashBasis
:
:
:
:
:
:
CashTowardsAccrual
LRA
LAK
ReversingEntry
UserDefinedReport
:
:
:
:
:
PerformanceReport
FitGapAnalysis
LaporanInternalyaitulaporanyangdihasilkan
untukmenyediakaninformasibagipengguna
internal(pemerintah)sepertiPresiden,Menteri
Keuangan,Menteri/PimpinanLembaga,Dirjen
Perbendaharaan,danlainlain.
LaporanEksternalyaitulaporanyangdihasilkan
untukmenyediakaninformasibagipengguna
eksternal,sepertimasyarakat(publik),DPR,
lembagainternasional,negaradonor,danlainlain.
LaporanKinerja
LaporanKeuanganKementerianNegara/Lembaga
SisaAnggaranLebih/Kurang
SisaLebihPembiayaanAnggaran
Databasetunggalataudatabaseyangterintegrasi
Basisdalamakuntansidimanatransaksidicatat
padasaatterjadinya,dantidakpadasaatkas
diterimaataudikeluarkan
Basisdalamakuntansidimanatransaksidicatat
padasaatkasditerimaataudikeluarkan.
Basisdalamakuntansidimana
LaporanRealisasiAnggaran
LaporanArusKas
JurnalPembalik
Laporanyangdidefinisikansendiriolehuser
(pengguna)sesuaidengankebutuhannya
LaporanKinerjayaitulaporanyangberisiinformasi
tentangcapaiankinerja(output/outcome)yang
telahdicapaiolehsuatuentitas
Analisisterhadapadatidaknyagapyangterjadi
antarasistemaplikasioracledengankebutuhan
pengguna(usersrequirments)...
ModulPelaporan| 6
BABI
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
UndangundangNomor1tahun2004tentangPerbendaharaanNegarapasal2
ModulPelaporan| 7
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
InstansiPemerintahterdiriatasduajenislaporanyaituLaporanKeuangandanLaporan
Kinerja.
sebagai suatu entitas baik sebagai entitas akuntansi maupun entitas pelaporan
memerlukan suatu sistem akuntansi yang dapat digunakan oleh setiap instansi
penggunadanayangbersumberdariAPBNdanpelaksanaananggaranpembiayaandan
perhitungan.MenterikeuanganselakuBendaharaUmumNegarasesuaipasal7UUNo.
1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara berwenang menetapkan sistem
akuntansi dan pelaporan keuangan negara. Sistem akuntansi dan pelaporan tersebut
diakomodir dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Berdasarkan Pasal 3
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 tahun 2007 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, SAPP didefinisikan sebagai sistem yang
digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah pusat yang terdiri dari
SABUNdanSAI,yangdilaksanakanolehmenterikeuanganselakupengelolafiskaldan
wakilpemerintahdalamkepemilikankekayaannegarayangdipisahkan.
ModulPelaporan| 8
dalam siklus anggaran (budget cycle). Pelaporan keuangan yang dihasilkan dari SAPP
merupakansalah satu bagian dari siklus anggaran yang turut mengalami transformasi
dalam wadah Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). SPAN adalah
suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh tahap dari siklus anggaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran. Laporan keuangan
dibagimenjadilaporaninternaldanlaporaneksternal.Laporaninternaladalahlaporan
yang dihasilkan oleh tiap direktorat eselon II internal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPB) sebagai laporan manajerial dari masingmasing direktorat
tersebut yang berfungsi sebagai bahan informasi dan pengambilan keputusan
manajerialsementaralaporaneksternaladalahberupaLaporanKeuanganPemerintah
Pusat yang dihasilkan sebagai bahan pertanggungjawaban dari pengelolaan keuangan
pemerintaholehBUNyangdiperuntukkanbagiexternaluserssepertiDPR,BPK,KPK,dll.
pemetaanterhadapexistingbussinesprocessuntukkemudianmemberikangambaran
mengenaifuturevisiondariprosesbisnispelaporankedepannya.
B. DasarHukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan modul pelaporan ini adalah
sebagaiberikut:
1.
UUNo.17tahun2003tentangKeuanganNegara
2.
UUNo.1tahun2004tentangPerbendaharaanNegara
3.
PPNo.8tahun2006tentangPelaporanKeuangandanKinerjaInstansiPemerintah
4.
PMK No. 171 tahun 2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
PemerintahPusat
5.
PPNo.24Tahun2005tentangStandarAkuntansiPemerintah
6.
PMKNo.171/PMK.05/2007tentangSistemAkuntansidanPelaporanKeuangan
PemerintahPusat
7.
8.
PerdirjenNomor.PER36/PB/2009tentangPedomanRekonsiliasidanPenyusunan
LaporanKeuanganKuasaBendaharaUmumNegara
9.
DraftStandarAkuntansiberbasisAkrual
ModulPelaporan| 10
C. TujuandanRuanglingkupModul
Tujuan penulisan modul ini adalah sebagai rancangan dalam bisnis proses
pelaporanterkaitSPANdenganruanglingkup:
1.
Pemetaanterhadapexistingbussinesprocessuntukselanjutnyadilakukananalisis
mengenaikelemahandankeunggulandariprosestersebut
2.
D. SistematikaPenulisan
Penulisan modul ini akan dibagi menjadi lima bab dengan susunan dan
penjelasansebagaiberikut:
BABI PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan gambaran umum pelaporan yang terdiri atas latar
belakang disertai landasan hukum yang mendasarinya, tujuan dan ruang
lingkupsertasistematikapenulisanmodul
BABII VISIDANMISIDIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN
BabiniberisivisidanmisidariDirektoratJenderalPerbendaharaandankaitan
pencapaiannya dengan kerangka umum SPAN terutama proses bisnis
akuntansidanpelaporan.
ModulPelaporan| 11
BABII PROSESBISNISPELAPORANDALAMKERANGKASPAN
Babiniberisikonsepdasardaripelaporan,terdiridaridefinisilaporan,jenis
jenis laporan, kegiatan pelaporan dalam tatanan pemerintah dan teori yang
berkaitandengannya.kerangkaumumSPANterdiridaridefinisiumumSPAN,
prosesbisnispelaporandalamkerangkaSPAN
BABIII EXISTINGPROSESBISNISPELAPORAN
Babiniberisiuraiandeskriptifmengenaiprosesbisnispelaporanyangtengah
berlangsungpadasaatinibesertaidentifikasikelebihandankekuranganyang
ada.
BABIV PERANCANGANFUTUREVISIONPROSESBISNISPELAPORAN
Bab ini berisi analisa dan rancangan dari proses bisnis pelaporan pada masa
depan terkait dengan SPAN dan disertai dengan best practice dari negara
negara yang memiliki proses bisnis pelaporan yang cukup baik. Bab yang
merupakanintidarimoduliniterdiridariduasubbab,PenyempurnaanProses
BisnisPelaporandanPengembanganLaporan.
BABV PENUTUP
Babinimerupakankesimpulandaripembahasanbabbabsebelumnyadisertai
dengan saran yang memungkinkan terjadinya perbaikan dan peningkatan
dalamprosesbisnispelaporan.
ModulPelaporan| 12
BABII
VISIMISIDIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN
A.
VisidanMisiDitjenPerbendaharaan
Visidanmisisebuahorganisasimerupakansesuatuyangingindicapaidari
sebuah organisasi, atau bisa juga merupakan sebuah gambaran ideal dari suatu
organisasi di masa depan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, diperlukan
rencana strategis yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh anggota
organisasi. Demikian halnya dengan Ditjen Perbendaharaan, sebagai sebuah
organisasi, Ditjen Perbendaharaan mempunyai visi dan misi sebagai sebagai
panduandalammengarahkanorganisasinya.
ModulPelaporan| 13
MisiDitjenPerbendaharaan:
ModulPelaporan| 14
B. SPANSalahSatuStrategiMewujudkanVisiMisiDitjenPerbendaharaan
Seiringdenganreformasidalampengelolaankeuangannegaradiperlukan
suatusistemyangdapatdiandalkandalamkaitannyadengansiklusanggaranmulai
daripelaksanaanhinggapertanggungjawaban.Sistemmoderndalampengelolaan
keuangannegaraberupadukungansisteminformasiyanghandaldanterintegrasi,
mulai dari perencanaan anggaran, perbendaharaan dan pelaksanaan anggaran,
pengelolaan
utang,
maupun
pelaporan
dan
pengawasan
ProgramreformasiSPANdilaksanakanmelaluitigakomponenutamayaitu
: reformasi Proses Bisnis, reformasi Sistem Teknologi Informasi, dan Tata Kelola
Perubahan. Reformasi Proses Bisnis dikembangkan melalui beberapa modul yaitu
budget preparation (perencanaan anggaran), management of spending authority
(manajemen DIPA), commitment management (Manajemen Komitmen), payment
management (Manajemen Pembayaran), cash management (Manajemen Kas),
generalledgerandchartofaccount(Akuntansi),danreporting(Pelaporan).
Berkaitan dengan Akuntansi dan Pelaporan, dalam kerangka SPAN proses
penyusunannyadilakukanolehaplikasitunggalsehinggadiperlukansuatuteknologi
ModulPelaporan| 15
informasidandatabaseterpusatsertadapatdiandalkandengantujuanagardapat
tersedianya data transaksi keuangan yang lengkap , dapat diakses setiap saat,
terpadunyasistemoperasionalakuntansidanpelaporan.Disampingitu,dilakukan
jugarestrukturisasiBaganAkunStandar(BAS)yangmenjadibackbonebagiproses
pengelolaan keuangan. Gambaran umum SPAN secara garis besar digambarkan
padagambarII.4berikut:
GambarII.1
GambaranUmumSPAN
ModulPelaporan| 16
PengembanganProsesBisnisAkuntansidanPelaporansebagaibagiandari
Sementaraitu,dalamPMKyangsamadisebutkanjugamengenaisasaran
yangingindicapai,yangmeliputi:
1. Otomatisasi proses operasional penganggaran dan perbendaharaan; 2.
Peningkatankeandalanprosespenganggarandanpengelolaankas,asetdanutang
pemerintah;3.Peningkatanefisiensilayanankepadakementeriannegara/lembaga,
masyarakat dan perbankan; 4. Peningkatan akuntabilitas melalui penyusunan dan
penyajianlaporankeuanganyanglebihkomprehensif,akurat,dantepatwaktu;5.
Penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang andal, akurat, serta tepat waktu antara
pemerintah dan perbankan; 6. Penyediaan jejak audit (audit trail) untuk
ModulPelaporan| 17
Denganadanyakejelasantujuan,sasaran,danmanfaatyangingindicapai
ModulPelaporan| 18
BABIII
EXISTINGPROSESBISNISPELAPORAN
A. SistemAkuntansiPemerintahPusat
Sebelum merumuskan rancangan future vision proses bisnis Pelaporan,
perlu dilakukan pemetaan terhadap existing proses bisnis tersebut. Hal ini perlu
dilakukankarenafuturevisiondirumuskandalamrangkamenyempurnakanproses
bisnis yang ada setelah dilakukan analisis terhadap kelemahankelemahan yang
mungkin ada. Pemetaan existing proses bisnis pelaporan akan berkenaan dengan
pentingnya proses penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) untuk
memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, sesuai dengan UndangUndang
No1tahun2004tentangPerbendaharaanNegarapasal7ayat2yangmenyatakan
bahwaMenteriKeuanganselakuBendaharaUmumNegaraberwenangmenetapkan
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara maka dibutuhkan suatu Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Bendahara
UmumNegara(SABUN)yangdilaksanakanolehKementerianKeuangandanSistem
AkuntansiInstansi(SAI)yangdilaksanakanolehtiapKementerian/Lembaga.Ruang
lingkup dari SAPP adalah seluruh entitas pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerahdalamrangkapelaksanaandekonsentrasidan/atautugaspembantuanyang
dananya bersumber dari APBN serta pelaksanaan anggaran pembiayaan dan
perhitungan.SecararingkaskerangkaumumSAPPdapatdigambarkanpadagambar
II.1berikut:
ModulPelaporan| 19
GambarIII.1
KerangkaUmumSAPP
Sumber:PPAKP.2008.ModulSAPP.Hal5
ModulPelaporan| 20
RKA-K/L
Bagan
Akun
Standar
PERENCANAAN
ANGGARAN
DIPA
APBN
SAPP
PENGAWASAN
PELAKSANAAN
ANGGARAN
SPM
SP2D
MPN
PERTANGGUNG
JAWABAN
SA-BUN
SAK
SIMAK-BMN
Sumber:PPAKP.2008.slidepresentasi
ModulPelaporan| 21
SistemAkuntansiBendaharaUmumNegara(SABUN).
SAPP terdiri atas 2 (dua) sistem yaitu SABUN dan SAI, maka pada sub bab ini akan
dijelaskan proses bisnis SABUN pada saat ini (existing business process). SABUN
seperti yang dijelaskan pada UU No 1 tahun 2004 diselenggarakan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP), SABUN terdiri dari beberapa sub sistem. BPPK
(2008)yaitu:
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) terdiri dari Sitem Akuntansi Kas Umum
Negara(SAKUN)danSistemAkuntansiUmum(SAU)
2. SistemAkuntansiUtangPemerintahdanHibah(SAUPH)
3. SistemAkuntansiInvestasiPemerintah(SAIP)
4. SistemAkuntansiPenerusanPinjaman(SAPP)
5. SistemAkuntansiTransferkeDaerah(SATD)
6. SistemAkuntansiBelanjaSubsdidanBelanjaLainlain(SABSBL)
7. SistemAkuntansiTransaksiKhusus(SATK)
8. SistemAkuntansiAkuntansiBadanLainnya(SABL)
Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh SAKUN adalah laporan arus kas dan
neracaKUN,sedangkanlaporanyangdihasilkanSAUadalahlaporanrealisasianggaran
dan neraca SAU. Laporan keuangan SiAP dicetak di tingkat KPPN, Kanwil, maupun Dit
PKN. Pengolahan data dan penyusunan laporan keuangan BUN dilaksanakan oleh
masingmasing Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara (UAKBUN), Unit
Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara (UAPBUN), dan Unit akuntansi
Bendahara Umum Negara (UABUN), yang mana mekanisme pelaporan SABUN dapat
diuraikansebagaiberikut.PPAKP(2008):
ModulPelaporan| 22
1) KPPNmengirimsemuafiledatasetiapharidanlaporankeuangansetiapbulan
keKanwilDJPBcqbidangaklap,sedangkanKPPNKhususmengirimfiledatake
Dit.APK
1a.KPPNsetiapharimengirimdatatransaksikeDitAPK
2) KanwilDJPBmenyampaikanfiledatadanlaporankeuangansetiapbulankeDit
APKsebagaibahanpenyusunanLKPP
3) DitPKNmenyampaikanfiledatadanLaporanKeuanganBUNsetiapbulankeDit
APKsebagaibahanpenyusunanLKPP
3a.DitPKNmelakukanrekonsiliasidatadenganDitAPK
4) UnitakuntansidibawahUABUNmenyampaikan;
4a. DJPU selaku UAPBUNUH menyampaikan laporan dan ADK ke entitasBUN
dalamrangkapenyusunanLaporanKeuangangabunganentitasBUN
4b. DJKN selaku UAPBUNIP menyampaikan laporan dan ADK ke entitas BUN
dalamrangkapenyusunanLaporanKeuangangabunganentitasBUN
4c.DitSMIselakuUAPBUNPPmenyampaikanlaporandanADKkeentitasBUN
dalamrangkapenyusunanLaporanKeuangangabunganentitasBUN
4d. DJPK selaku UAPBUNTD menyampaikan laporan dan ADK ke entitas BUN
dalamrangkapenyusunanLaporanKeuangangabunganentitasBUN
4e. DJA selaku UAPBUNBSBL menyampaikan laporan dan ADK ke entitas BUN
dalamrangkapenyusunanLaporanKeuangangabunganentitasBUN
4f.DitAPKselakuUAPBUNBLmenyampaikanlaporandanADKkeentitasBUN
dalamrangkapenyusunanLaporanKeuangangabunganentitasBUN
4g. Unit Akuntansi yang mengelola transaksi khusus selaku UAPBUNTK
menyampaikanlaporandanADKkeentitasBUNdalamrangkapenyusunan
LaporanKeuangangabunganentitasBUN
5) Entitas BUN menyampaikan Laporan Keuangan Gabungan dan ADK seluruh
entitasdibawahBUNkeDitAPKsebagaibahanpenyusunanLKPP
6) Presiden cq Menteri Keuangan cq Direktur Jenderal Perbendaharaan
menyampaikanLKPPkeBPKtiapsemesterdantahunan
7) BPKmelakukanpemeriksaanterhadapLKPPyangdisampiakanpresiden
gambarIII.1berikut:
ModulPelaporan| 23
GambarIII.3
MekanismePelaporanSABUN
Sumber:PPAKP.2008.ModulSAPP.Hal13
ModulPelaporan| 24
SistemAkuntansiInstansi(SAI)
SIMAKBMNterdiridari:
SistemAkuntansitingkatUnitAkuntansiKuasaPenggunaBarang(SAUAKPB)
Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (SA
UAPPBW)
Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (SA
UAPPBE1)
SistemAkuntansitingkatUnitAkuntansiPenggunaBarang(SAUAPB)
Laporan yang dihasilkan oleh tiap unit akuntansi instansi sebagai entitas
akuntansidanentitaspelaporanterdiridari:
1. Laporan Realisasi Anggaran; yaitu laporan yang menyajikan informasi realisasi
pendapatan dan belanja yang masingmasing dibandingkan dengan anggarannya
dalamsatuperiode
2. Neraca; menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas
pelaporanmengenaiasset,kewajiban,ekuitasdanapertanggaltertentu
ModulPelaporan| 25
3. Catatan atas Laporan Keuangan; meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis atas
nilaisuatuposyangdisajikandalamLaporanRealisasiAnggarandanNeraca.
Dalammekanismepelaporannya,SAImenyusunlaporansecaraberjenjangbaik
SAKmaupunSIMAKBMNyaitudaritingkat/unitakuntansiyangterendah(UAKPAdan
UAKPB)sampaidengantingkatkementerian/lembaga(UAPAdanUAPB).Sementaraitu
penggabungan laporan yang dihasilkan dari SIMAKBMN dengan SAK dilakukan pada
tingkat/unitakuntansiyangterendahyaituUAKPBdanUAKPA.
Laporan SAI dapat berupa laporan untuk dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua pengeluaran
dalamrangkapelaksanaandekonsentrasi,tidaktermasukdanayangdialokasikanuntuk
instansi vertikal pusat di daerah. Dalam pelaksanaan dekonsentrasi, Gubernur wajib
mengusulkan daftar SKPD yang mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi kepada
kementeriannegara/lembagayangmemberikanalokasidana,untukditetapkansebagai
Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang. Apabila Gubernur tidak
menyampaikan usulan daftar SKPD, kementerian negara/lembaga dapat meninjau
kembali pengalokasian dana dekonsentrasi. Pelaporan keuangan/barang atas
pelaksanaanDekonsentrasidilakukansecaraterpisahdaripelaporankeuangan/barang
atas pelaksanaan Tugas Pembantuan dan APBD. SKPD mempertanggungjawaban
pelaksanaanDanaDekonsentrasikepadakementeriannegara/lembagamelaluiKepala
DinasPropinsi.PertanggungjawabanpelaksanaandimaksudberupaLaporanKeuangan
danLaporanBMN.LaporanKeuanganterdiridariLaporanRealisasiAnggaran,Neraca,
danCatatanatasLaporanKeuangan.
ModulPelaporan| 26
Dana Tugas Pembantuan merupakan dana yang berasal dari APBN yang
ModulPelaporan| 27
B. PROSESBISNISPELAPORAN
GambarIII.4
MappingProsesBisnisPenyusunanLKPP
PelaporanTingkatKPPN
PelaporantingkatKPPNterdiridariduasubprosesyaituRekonsiliasidanPenyusunanLaporan
KeuangantingkatKPPN.KPPNsebagaiunitakuntansikuasaBUNDaerahmemprosesdokumen
sumber untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Arus Kas (LAK), Neraca KUN,
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Neraca SAU. Laporan tersebut dihasilkan setelah data
dataakuntansinyadilakukanprosesRekonsiliasidenganakuntansiyangdihasilkanolehK/L.
ModulPelaporan| 28
ProsesrekonsiliasidilakukanolehSeksiVerifikasi&Akuntansi(Vera)diKPPNdengansatkerK/L.
KPPNMenerimadataakuntansisatker(ADKGLUAKPA)kemudiandiuploadkedatabaseKPPN.
Database KPPN sebelumnya telah terisi oleh datadata hasil proses DIPA (MoSA), data
Penerimaan (Government Receipt), dan data pengeluaran (Payment Management). Data KL
yang telah diupload (data SAI) akan direkon dengan data KPPN tersebut (data SAU) dengan
menggunakanaplikasiVera(aplikasiSIAKPPN).JikaterdapatketidakcocokanantaraSAIdengan
SAU,makaKPPNakanmenelusuriletakkesalahanuntukkemudiandilakukankoreksibaikoleh
KPPN atau oleh satker (tergantung pihak mana yang salah). Apabila hasil rekonsiliasi sudah
sesuai antara SAI dengan SAU maka dibuatkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) yang
ditandatanganiolehpihakKPPNdanpihaksatker.BARdanLaporanHasilRekonsiliasidibuat2
rangkap,1(satu)rangkapdikirimkesatkerdan1(satu)rangkatdiarsip.
Proses berikutnya adalah proses penyusunan Laporan Keuangan tingkat KPPN. Laporan
keuangan tersebut disusun dari data yang ada di database KPPN setelah proses rekonsiliasi.
KPPNmenyusunlaporankeuangantingkatKPPNdanmenyampaikannyabesertadataakuntansi
(ADK)kekanwilDJPBNselakuUAKKBUN.Outputtersebutyangselanjutnyaakanmenjadiinput
untuk proses berikutnya yaitu Proses Pelaporan tingkat Wilayah. Laporan Keuangan Tingkat
KPPNdisampaikansecarabulanan,triwulanan,semesterandantahunan.Disampingitu,KPPN
jugamengirimkandataSAU&SAKUNsetiaphari(harian)baikkeKanwilDJPBNmaupunkeDit.
APK, serta ke Dit. PKN (melalui database Dit. SP) untuk keperluan flash report dan keperluan
pelaporankas.KhususKPPNyangmemprosesdatapengeluaranBantuanLNyangmembebani
rekening khusus menyampaikan laporan keuangan beserta ADKnya langsung ke Direktorat
AkuntansidanPelaporanKeuangan(APK).
ModulPelaporan| 29
PelaporanTingkatKanwilDJPBN
Pelaporan tingkat Kanwil terdiri dari dua sub proses yaitu Rekonsiliasi, dan Konsolidasi &
Penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kanwil. Kanwil DJPBN sebagai unit akuntansi
koordinator kuasa BUN di wilayah melakukan penyusunan laporan keuangan berupa LAK,
NeracaKUN,LRAdanNeracaSAUberdasarkankonsolidasilaporankeuangandariseluruhKPPN
di wilayah kerjanya. Kanwil DJPBN melakukan rekonsiliasi antara data SAI dengan data SAU
yangberasaldariUAPPAWdiwilayahkerjanya.KanwilDJPBN(BidangAkuntansi&Pelaporan/
Aklap) menerima ADKGL dari UAPPAW setiap triwulan. ADK tersebut diupload ke dalam
databaseAplikasiAklap.BidangAklapkemudianmelakukanrekonsiliasidataSAI&SAU.Apabila
terdapat ketidaksesuaian, maka akan dicari letak kesalahannya baik di UAPPAW nya atau di
Kanwil DJPBNnya, untuk kemudian dilakukan koreksi. Apabila sudah sesuai data SAI dengan
SAU,makalaporanhasilrekonsiliasiakandibuatkanBARdalam 2rangkap,untukkemudian 1
rangkapdikirimkeUAPPAWKLdan1rangkapdiarsipkan.
ProsesselanjutnyaadalahprosesKonsolidasi&PenyusunanLaporanKeuangantingkatWilayah.
KanwilDJPBNmenerimadataakuntansiharianberupaADKdanlaporankeuanganbulanandari
KPPN, kemudian menggabungkannya dari seluruh KPPN. Kanwil akan mencetak dan
menverifikasi laporan gabungan tingkat wilayah tersebut, untuk selanjutnya mengirim data
akuntansi gabungan tingkat wilayah tersebut ke DJPBN (Dit APK) setiap hari. Disamping itu
KanwilDJPBNjugamengirimkanlaporankeuangansemesterdantahunankeDJPBN(DitAPK).
PelaporanTingkatBUNPusat
Pelaporan BUN Pusat dilakukan oleh Direktorat PKN. Proses pelaporan BUN Pusat sama
prinsipnyadenganpelaporanditingkatKPPN,hanyasajatransaksiyangdiolahadalahtransaksi
penerimaandanpengeluaranyangterjadidientitasBUNsepertiDitSMI,DJPU,DJA,DJKNdll,
ModulPelaporan| 30
dandikelolamelaluikantorpusat(olehDitPKNselakuUAKBUNP).Sebelumdilakukanproses
penyusunan LK BUN di pusat, data akuntansi yang ada di database Dit PKN harus dilakukan
rekonsiliasiduluuntukmemastikanbahwadatatersebuttelahvalid.Prosesrekonsiliasidiawali
denganpenerimaandata(ADK)darisatker(UAKPABUN).ADKtersebutkemudiandiuploadke
dalamaplikasiVeraBUN.SelanjutnyadilakukanrekonsiliasiantaratransaksiSAIdengatransaksi
SAU.Setelahtidakadalagiperbedaan,makadibuatkanBARyagditandatanganiolehDirektur
PKNdanKuasaPenggunaAnggaran.
Setelah dilakukan proses rekonsiliasi, proses selanjutnya adalah proses penyusunan LK BUN.
Data yang ada di database Dit PKN baik hasil perekaman maupun hasil dari Modul lainnya
(MoSA, Payment Management, Government Receipt) dilakukan posting untuk mencetak
laporan keuangan Kuasa BUN Pusat. Laporan tersebut kemudian dikirim ke Dit APK untuk
dilakukankompilasipenyusunanlaporankeuanganBUN.
PelaporanBUN
Pelaporan BUN dilakukan oleh Dit APK. Proses pelaporan BUN merupakan proses
penggabungan pelaporan di tingkat KPPN, pelaporan tingkat wilayah dan pelaporan tingkat
BUN Pusat. Pelaporan BUN menghasilkan LK BUN yang meliputi LAK Gabungan dari seluruh
transaksiKLdanBUN,LRA,danNeraca.
PenyusunanUnauditedLKPP
Dalam proses penyusunan Unaudited LKPP terdapat beberapa subproses. Salah satu sub
prosesnya adalah proses Rekonsiliasi. Data yang diperoleh dari input process sebelumnya
(melalui KPPN & Dit PKN) disimpan dalam database Dit APK (Dit SP). Data tersebut terlebih
dahulu dilakukan rekonsiliasi dengan data dari KL. Dit APK menerima GL & ADK dari UAPA.
ModulPelaporan| 31
Apabilaterjadiperbedaanmakaakandilihatletakkesalahan.DitAPKakanmenelusurisampai
keKPPNdan/atauKL(UAPA)akanmenelusurisampaikesatker.Setelahdikoreksidantidakada
lagiperbedaan,makaakandibuatBAR.
Setelah dilakukan proses rekonsiliasi, selanjutnya dilakukan proses konsolidasi antara LK BUN
dengan LK KL untuk kemudian disusun LKPP. LKPP itulah yang akan diserahkan ke BPK untuk
diaudit.
PenyusunanAuditedLKPP
Setelah dilakukan audit oleh BPK atas LKPP, Menteri Keuangan menerima hasil temuan dan
rekomendasi dari BPK. Dari hasil pemeriksaan dan rekomendasi tersebut, dilakukan proses
pembahasanyanghasilnyakemudiandijadikandasaruntukpenyusunanAudtedLKPP.
AuditedLKPPakandisampaikankeDPRuntukpembahasanUUPertanggungjawabanAPBN.
C. LAPORAN
Setiap entitas pada setiap akhir pelaksanaan kegiatannya selalu membuat
dokumen yang berisi mengenai apa yang telah dilaksanakannya dalam suatu periode
tertentu, dokumen tersebut yang kemudian dikenal sebagai laporan. Banyak definisi
mengenailaporanyangdiberikanolehberbagaisumber,Wikipediamenyatakanbahwa
writtenreportaredocumentswhichpresentspecific,focusedcontentoftentheresult
of an experiment, investigation or inquiryto specific audience. Berdasarkan definisi
tersebutdapatdiketahuibahwasanyalaporanyangdibuatbergantungkepadaspecific
audienceyaitupenggunalaporantersebut,sehinggakemudianmunculberbagaijenis
danbentuklaporan.
ModulPelaporan| 32
LaporanKeuangan.
Laporan Keuangan mempunyai banyak definisi seperti yang dijelaskan Zaki
Baridwan (1992, 17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, ringkasan dari transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Sementara Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahah
no.1tentangPenyajianLaporanKeuanganmendefinisikanlaporankeuangansebagai
laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksitransaksi yang
dilakukan oleh entitas pelaporan. Berdasarkan PP No.8 tahun 2006 laporan keuangan
adalahbentukpertanggungjawabanpengelolaankeuangannegara/daerahselamasatu
periode. Berkenaan dengan hal tersebut UndangUndang No 17 tahun 2003 tentang
ModulPelaporan| 33
Keuangan Negara pasal 8 menyebutkan bahwa sebagai Chief Financial Officer (CFO)
Menteri Keuangan mempunyai tugas yang diantaranya menyusun laporan keuangan
yang merupakan pertangungjawaban pelaksanaan APBN dan pada pasal 9
mengharuskan menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/ barang
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian/lembaga yang
dipimpinnya. Laporan Keuangan yang ada saat ini pada dasarnya dapat dibedakan
menjadiduakelompok,yaitu:
1.
LaporanKeuanganInternal(InternalReport)
YaitulaporankeuanganyangdihasilkanolehuniteselonIIkantorpusatDirektorat
Jenderal Perbendaharaan (DJPB) maupun oleh unit vertikal, baik Kanwil mapun
KPPN,danberfungsisebagaimanajerialreport.
2.
LaporanKeuanganEksternal(ExternalReport)
Yaitu laporan keuangan yang ditujukan untuk external users seperti BPK, DPR,
masyarakat
umum,
dan
lainlain,
dan
berfungsi
sebagai
bahan
LaporanKinerja.
Perubahan paradigma penganggaran dari line item budgeting dengan
penekanan pada input menjadi penganggaran berbasis kinerja (performance)
merupakan usaha untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan transparansi dan
akuntabilitas penganggaran belanja publik. Penganggaran berbasis kinerja pada
dasarnya adalah anggaran yang menghubungkan anggaran negara (pengeluaran
ModulPelaporan| 34
negara) dengan hasil yang diinginkan (output dan outcome) sehingga rupiah yang
dikeluarkandapatdipertanggungjawabkankemanfaatannya.BPPK(2008,5).
Berkaitan dengan penganggaran berbasis kinerja tersebut maka diperlukan
suatusistemyangdapatmelakukanidentifikasidanpelaporanataskeluaran(outputs)
darisetiapkegiatandanhasil(outcomes)darisetiapprogram,untukitudisusunsuatu
SistemAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah(SAKIP)yangmenurutPPNo.8tahun
2006 harus terintegrasi dengan sistem perencanaan strategis, sistem penganggaran,
dan Sistem Akuntansi Pemerintahan. SAKIP ini nantinya akan menghasilkan suatu
laporankinerjasebagaimanayangdisyaratkandalamPPNo.8tahun2006yaitulaporan
yang berisi ringkasan tentang keluaran dari masingmasing kegiatan dan hasil yang
dicapai dari masingmasing program sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaanAPBN/APBD.
LaporankinerjasebagaimanayangdisebutdalamPPNo.8tahun2006dihasilkan
oleh setiap entitas pelaporan dan/atau entitas akuntansi. Hubungan penyusunan
Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang disusun oleh entitas
pelaporan dan/atau entitas akuntansi diilustrasikan gambar II.3 yaitu dimulai dari
tingkat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan melakukan pengikhtisaran Laporan
KinerjaKPA(LKjKPA)yangkemudiandisampaikankepadaMenteri/PimpinanLembaga
untukdikompilasimenjadiLaporanKinerjaKementerian/Lembaga(LKjKL).Padatahap
selanjutnyaLKjKLdisampaikankepadaMenteriKeuangan,MenteriPerencanaandan
Menneg PAN. Pada saat lain disamping dilakukan penyusunan LKj KPA disusun pula
LaporanKeuangantingkatKuasaPenggunaAnggaran(LKKPA)secaraberjenjanguntuk
kemudian disusun Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga (LK KL) dan penyusunan
ModulPelaporan| 35
LaporanKeuanganPemerintahPusat(LKPP)olehMenteriKeuangan.Hasilpenyusunan
kedualaporantersebutyaituLKPPdanLKjPPkemudiandisampaikanpemerintahdalam
haliniPresidenkepadaDPR.Contohformatlaporanterdapatpadalampiran.
GambarIII.5
HubunganLaporanKinerjadanLaporanKeuanganPemerintahPusat
Sumber:LampiranIVAPPNo.8tahun2006
ModulPelaporan| 36
D. ANALISISEXISTINGPROSESBISNISPELAPORAN
AnalisaAlurProsesBisnisPelaporan(Current).
ProsesbisnispenyusunanLKPPyangberlangsungpadasaatinidilakukansecara
berjenjangmelaluitiaplevel,yaitupengirimanlaporandaritingkatKPPNkeKanwildan
kemudian ke Kantor Pusat DJPB Cq Dit. APK. Selain itu diperlukan proses rekonsiliasi
atas data transaksi pada tiap level. Alur proses bisnis penyusunan LKPP digambarkan
padagambarIII.6berikut:
GambarIII.6
AlurProsesBisnisPenyusunanLKPP(current)
ModulPelaporan| 37
BerdasarkangambarIII.2tersebutprosesbisnispelaporansangatkompleksdenganalur
yang cukuppanjang, selain itu belum terdapatBagan Akun Standar (COA) yang dapat
mengakomodir pelaporan akuntansi berbasis akrual di Indonesia. Hal ini tentunya
kurangsesuaidengankriteriabestpracticedaripelaporanmenurutOracle(14,2008):
forGovernment,AnOracleWhitePaperUpdatedJuly2008,menyatakanadabeberapa
best practices yang dapat meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi, serta
mengintegrasikan dan memaksimalkan informasi. Best practices yang layak
diimplementasikanuntukmencapaikeberhasilandalammengelolapelaporankeuangan
tersebut antara lain chart of accounts yang seragam, kemungkinan webbased
reporting, dan memungkinkan pelaporan indikator kinerja. Mike Malwitz juga
menambahkan pentingnya percepatan dan kualitas dalam penyusunan laporan
keuangan,dikarenakanhaltersebutdapatmemberikangambaranpemerintahanyang
baikkepadapihakeksternal.
diperbaharui ataupun ditingkatkan dalam proses bisnis pelaporan dan yang akan
menjadikonseppenyusunanfuturevisiondaripelaporan,yaitu:
Integrasidatabasepelaporan;
Alur pelaporan berjenjang yang dilakukan saat ini memberikan efek inefisiensi
terhadapprosesbisnispelaporandikarenakanakanselaluadapermintaanlaporan
ataupun data transaksi dari level atas kepada level dibawahnya, hal ini tentunya
akanmemberikantambahankesibukantersendiribagilevelbawahuntukselalusiap
memberikan data transakssi ataupun laporan yang dibutuhkan, selain itu proses
ModulPelaporan| 38
ModulPelaporan| 39
BABIV
RANCANGANFUTUREVISIONPROSESBISNISPELAPORAN
SebagaiwujudimplementasiSPAN,prosespelaporanmemerlukansuatuproses
bisniskedepanyanglebihbaikdanlebihmajudibandingkanprosesbisnisyangsudah
adapadasaatini.Prosesbisnisyangtidakhanyamemperingkasalurkerjadariproses
bisnis pelaporan keuangan pemerintah pusat tetapi juga proses bisnis yang dapat
memberikan efisiensi dan efektifitas dalam pelaporan yang pada akhirnya juga dapat
meningkatkankualitaspelaporanitusendiri.Pentingnyaperandaripelaporansebagai
produk akhir dari keseluruhan proses bisnis siklus anggaran menjadikan perlunya
laporanitudibuatsecaratepatwaktu,efektifdanefisien.
Bab ini akan memberikan gambaran dari proses bisnis pelaporan pada masa
yang akan datang (future vision) terkait pelaksanaan SPAN. Pelaporan sebagai tahap
akhir dari suatu siklus anggaran melibatkan proses bisnis dari modulmodul lainnya
yaitu Budget Preparation (BP), Management of Spending Authority (MoSA),
Commitment Management (CM), Payment Management (PM), Government Receipt
(GR),danGLCOA.SebagaimanayangdiilustrasikanpadapadagambarIV.1berikutini,
diperlukan adanya database terpusat (single database) yang menampung setiap
transaksidarisetiapmodul,untukkemudiandaridatabasetersebutdihasilkanlapoarn
keuanganpemerintahpusatmaupunlaporankinerja.
Desain future vision Reporting akan mencakup paling tidak dua hal yaitu
A. KONSEPPERUMUSANFUTUREVISIONPELAPORAN
PerumusanfuturevisionPelaporandalamrangkaSPANdiharapkanmampu
memberikanpenyempurnaanprosesbisnisnyasertameningkatkankualitaslaporan
yangdihasilkan.Prosesbisnisyangdikembangkanseharusnyamengeliminasiprose
proses yang sifatnya redundancy, duplikasi, ineffective dan ineficient menuju ke
proses bisnis yang simple, efektif dan efisien. Di samping itu, pengembangan
kualitas laporan juga harus bisa menghasilkan laporan yang bisa memberikan
informasi yang andal, akurat, transparan, akuntabel, tepat waktu, dan
komprehensif.
Namundemikian,perumusanfuturevisionPelaporantetapharusmengikuti
kaidahkaidah yang telah ditetapkan oleh peraturan perundangan dan standar
akuntansi Pemerintah yang berlaku. Paket UndangUndang bidang Keuangan
NegaradanStandarAkuntansiPemerintahBerbasisAkrualmenjadilandasanutama
ModulPelaporan| 41
dalam perumusan future vision pelaporan. Ada beberapa hal yang patut menjadi
pertimbangan dalam penyusunan rancangan pengembangan proses bisnis
pelaporan.
A. 1. BasisAkuntansi
Basisakuntansimerupakansalahsatuprinsipakuntansiuntukmenentukan
ModulPelaporan| 42
walaupunkasbelumditerima/dikeluarkan.Basisinisangat lazimdigunakandalam
praktek bisnis di private sector. Namun demikian basis akrual dalam sektor publik
jugasudahbanyakdigunakanolehbeberapanegaraseperti.(source:).Menurut
IPSAS,Basisakrualdidefinisikansebagaiberikut,
Accrual basis means a basis of accounting under which transactions and other
eventsarerecognizedwhentheyoccur(andnotonlywhencashoritsequivalentis
received or paid). Therefore, the transactions and events are recorded in the
accounting records and recognized in the financial statements of the periods to
which they relate. The elements recognized under accrual accounting are assets,
liabilities,netassets/equity,revenueandexpenses.
Jadi, Basis Akrual mengakui pendapatan atau beban pada saat terjadinya, tidak
melihatapakahkassudahditerima/dikeluarkanataubelum.Halinisejalandengan
apayangtertulisdalamUUNo.17tahun2003tentangKeuanganNegara.
mendatang akan menggunakan basis akrual, dimana transaksi akan diakui dan
dicatat pada saat terjadinya walaupun kas belum masuk ke rekening kas negara
ataukeluardarikasnegara.Halinimerupakanimplementasidariamanatundang
undang keuangan negara. Undangundang Nomor 17 tahun 2003 pasal 1
menyebutkan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupabarangyangdapatdijadikanmiliknegaraberhubungdenganpelaksanaan
hakdankewajibantersebut.Pasaltersebutsecaratersiratmengamanatkankonsep
akrual karena adanya pengakuan terhadap hak dan kewajiban yang dapat dinilai
denganuangkedalamkeuangannegara.
ModulPelaporan| 43
adalah dimana konsep akrual ini akan dilakukan, sejak transaksi di satker
(kementerian/lembaga) atau ketika transaksi tersebut dibawa ke KPPN. Ada
beberapa opsi terkait penerapan basis akrual ini, yaitu penerapan di satker, KPPN
atauakrualhanyapadaakhirtahun.Opsiyangterakhir,penerapandiakhirtahun,
bisa jadi seperti implementasi saat ini (existing), dimana transaksi dicatat dengan
basis kas (untuk penerimaan dan pengeluaran) sedangkan akrual digunakan pada
saat menyusun neraca. Implementasi model gabungan ini yang kemudian disebut
sebagaipenerapanbasisCashtowardsAccrualsebagaimanadijelaskandiatas,dan
merupakanbasisakuntansiyangditerapkansaatini.
idealnya adalah pada saat terjadinya transaksi itulah diterapkan basis akrual. Jadi,
opsipenerapanbasisakrualdisatkerlebihtepatdibandingpenerapanbasisakrual
di KPPN. Pada saat transaksi terjadi di satker, pada saat itu pula harus ada
pengakuan(recognition)atastransaksitersebutdanharusadapencatatan.Namun,
kondisisatkerdiIndonesiayangbelumsepenuhnyamemadaibaikdarisisijumlah
satker yang banyak, letak geografis, prasarana, dan SDM nya, maka perlu
dipertimbangkanpenerapanakrualsecarabertahap.
Adabeberapaopsipenerapanbasisakrual:
1. PenerapanbasisakrualdiKementerianKeuangan(c.qAPK)padaakhirtahun
2. Penerapan basis akrual di Kementerian Negara/Lembaga (kantor pusat) pada
akhirtahun
ModulPelaporan| 44
Penerapanbertahapdalamhaliniadalahbertahapberdasarkansatkerdan
A. 2. SistemAkuntansi
Penggunaansebuahsistemakuntansidalampenyusunanlaporankeuangan
pemerintah sangatlah penting. Hal ini juga sejalan dengan amanat peraturan
perundangan. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 Pasal 6 ayat 2
menyebutkan bahwa laporan keuangan dihasilkan dari suatu sistem akuntansi
keuangan pemerintah. Sistem akuntansi juga merupakan suatu alat dalam sebuah
sistem pengendalian intern. Sistem akuntansi diciptakan sebagai salah satu upaya
konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara sehingga dihasilkan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
negara yang andal, dan tepat waktu. Sistem akuntansi disusun dengan mengikuti
standarakuntansipemerintah.
ModulPelaporan| 45
akrualadalahsistemakuntansidenganduasudutpandang,yaitusistemakuntansi
dari sudut pandang pengguna dana APBN (cash user) yakni kementerian/lembaga
dan sistem akuntansi dari sudut pandang pemilik dana APBN (cash owner) yang
dalam hal ini adalah kementerian keuangan sebagai pemilik rekening Kas Umum
Negara(KUN).Duasubsisteminitetapdiperlukansepanjangmasihadapemisahan
entitas pengguna dana dan entitas pemilik dana. Sehingga akan terdapat Sistem
AkuntansiInstansi(SAI)danSistemAKuntansiBendaharaUmumNegara(SABUN).
Output dari dua sistem akuntansi tersebut selanjutnya akan dikonsolidasi menjadi
satulaporankeuanganpemerintahpusat(LKPP).
Sistem
Akuntansi
Instansi
(SAI)
ditujukan
untuk
membantu
ModulPelaporan| 46
ModulPelaporan| 47
A. 3. EntitasAkuntansidanEntitasPelaporan
Sehubungan dengan penyelenggaraan sistem akuntansi pemerintah dalam
pelaksanaanpengelolaankeuangannegaraperluterdapatentitasyangbertanggung
jawabmelakukanpencatatanatastransaksitransaksiyangterjadidanjugaentitas
yang menyajikan laporan keuangan atas transaksi tersebut. Untuk keperluan
tersebut, ditetapkanlah sebuah entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Pasal 1
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat mendefiniskanistilah tersebut sebagai
berikut, Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran/ Pengguna
Barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Sedangkan entitas pelaporan
pelaporandidefiniskansebagaiberikut,EntitasPelaporanadalahunitpemerintahanyang
terdiridarisatuataulebihentitasakuntansiyangmenurutketentuanperaturanperundang
undanganwajibmenyampaikanlaporanpertanggungjawabanberupalaporankeuangan.
Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara, setiap
Kementerian Negara/Lembaga sebagai entitas pelaporan wajib menyampaikan laporan
keuangan disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibility) yang
ditandatanganiolehMenteri/PimpinanLembagayangbersangkutan.Untukmemberikan
pernyataantanggungjawab,Menteri/PimpinanLembagaharusmempunyaikeyakinanyang
cukupmemadaiataslaporankeuanganyangdisusunnya,sehinggaperludiciptakansebuah
sistempengendalianinternpadaentitastersebut.
ModulPelaporan| 48
A. 4.
PerananLaporanKeuangan
Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan dan
berguna bagi para pengguna baik internal maupun eksternal. Laporan keuangan
digunakan antara lain untuk mengetahui kondisi keuangan suatu entitas, dan
menilaiefektivitasdanefisiensinya.DalamDrafFinalAkuntasiPemerintahan(SAP)
Berbasis Akrual yang disusun Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP)
disebutkanbahwaentitaspelaporandiharuskanuntukmenyusunlaporankeuangan
untukberbagaikeperluan:
1. Akuntabilitas ; laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban atas
pengelolaankeuangannyauntukmencapaitujuanyangtelahditeapkan.
2. Manajemen/Manajerial ; laporan keuangan sebagai alat manajerial untuk
membantu evaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas sehingga membantu
pelaksanaanperencanaan,pengorganisasian,pengarahandanpengendalian.
3. Transparansi ; laporan keuangan memberikan informasi secara transparan
kepadamasyarakatataspengelolaankeuangannya
4. KeseimbanganAntargenerasi;
5. Evaluasi Kinerja ; laporan keuangan sebagai alat untuk mengevaluasi
performancesuatuentitasdalammencapaitargetkinerjanya.
ModulPelaporan| 49
meningkatkankualitasinformasiyangdisajikanolehentitaspelaporansehinggabisa
memberikan manfaat bagi para penggunanya (users). Selain itu diharapkan pula,
pengembangan proses bisnis pelaporan bisa mensupport tercapainya opini Wajar
TanpaSyarat(UnqualifiedOpinion)atasLaporanKeuanganPemerintahPusat(LKPP)
hasilauditBadanPemeriksaKeuangan(BPK).
B. PENYEMPURNAANPROSESBISNISPELAPORAN
B.1. PenyempurnaanAlurPelaporan
Penyempuraanprosesbisnispelaporanmeliputibeberapahalsebagaimana
tersebut
diatas.
Untuk
memudahkan
memperoleh
gambaran
tentang
ModulPelaporan| 50
DITJEN PERBENDAHARAAN
UAPPAES1
K/L
REKONSILIASI
REKONSILIASI
UAPPA-W
KANWIL DITJEN
PERBENDAHARAAN
KPPN
LKKL
SATKER
(UAKPA)
DATA
TRANSAKSI
KEMENTERIAN/LEMBAGA
DITJEN
PERBENDAHARAAN
(DIT APK)
Generate
Report
Generate Report
SPAN
DATABASE
Generate Report
Dalamusulanpertama,prosesbisnisPelaporantetapdilakukandalamduaentitas
yang terpisah, Kementerian Negara/Lembaga dan Kementerian Keuangan sebagai
BUN(BendaharaUmumNegara)sebagaimanayangadasaatini.Namundemikian,
ada sedikit penyederhanaan prosedur pelaporannya terutama terkait dengan
rencana penggunaan database yang terintegrasi di sisi BUN. Dengan single
database,diusulkanuntuktidakperlumelakukanpelaporanberjenjangdiBUNbaik
dari KPPN ke Kanwil maupun ke unit di atasnya. Sebagai gantinya, unit yang ada
ModulPelaporan| 51
diatasnyaakanbisamengaksesdatabaseuntukkeperluanreviewlaporandariunit
dibawahnya. Sementara itu, pelaporan di sisi Kementerian Negara/Lembaga tetap
berjalan seperti biasa yakni masih tetap ada pelaporan berjenjang dari tingkat di
bawah (satker) ke tingkat di atasnya. Satker tetap berfungsi sebagai entitas
akuntansi yang akan mencatat dan mengolah transaksi keuangan, sementara
laporan keuangan KL (LKKL) yang merupakan laporan pertanggungjawaban
Kementerian Negara/Lembaga tetap dihasilkan dari database yang ada di KL yang
merupakan konsolidasi dari laporan di unit bawahnya. Melihat fakta kondisi
KementerianNegara/Lembagayangadasaatini,konsepdalamusulanpertamaini
relatifcukupreasonableuntukditerapkan.
Proposal2
GambarIV.2
Usulan2:ProsesBisnisPelaporan(Future)
ModulPelaporan| 52
KPPN, data transaksi satker ini juga diproses di tingkat instansi untuk keperluan
pelaporanditingkatKementerianNegara/Lembaga.LaporantingkatKLinilahyang
akhirnya akan dikonsolidasi dengan laporan BUN setelah dilakukan rekonsiliasi di
tingkatpusat.IntidariusulaniniadalahbahwaLaporanKeuanganPemerintahPusat
(LKPP) yang dihasilkan merupakan konsolidasi dari laporan KL dan laporan BUN
yangdihasilkandariduadatabaseyangberbedasetelahmelaluiprosesrekonsiliasi
baikditingkatsatker/KPPNmaupuntingkatKL/MOF.Dalamusulanini,laporanyang
dikonsolidasi KL langsung mengalir/berasal dari satker sebagai main source data
tanpamelaluipenjenjangandilevelwilayahmaupununiteselon1.
ModulPelaporan| 53
Proposal3
GambarIV.3
Usulan3:ProsesBisnisPelaporan(Future)
PadadasarnyaProposal3samadenganProposal2,hanyasajakeduanyadibedakan
oleh keberadaan database. Pada proposal 3, hanya BUN yang memaintain
database, sehingga untuk menghasilkan laporan tingkat pusat, KL mengambil data
merekayangtersimpandidatabaseBUN.KLakandiberiotorisasiuntukmengakses
database SPAN untuk menghasilkan laporan keuangan mereka. Konsep ini masih
perlu pengkajian yang cukup mendalam terlebih dengan konsep ini seolaholah
LKKLdihasilkandaridatabaseSPANyangberadadiKementerianKeuangan,padahal
undangundang
menyatakan
bahwa
Kementerian
Negara/Lembaga
ModulPelaporan| 54
bertanggungjawabatasanggaranyangdikelolanyadanwajibmenyampaianlaporan
pertanggungjawabanberupalaporankeuangan.
MekanismePencatatanTransaksidanProsedurKoreksi
dengancaramenggantisecaralangsungvariabelyangsalah(replace)sehinggatidak
bisa dilakukan audit trail (tidak bisa ditelusuri kesalahan sebelumnya). Dalam
konseppengembanganSPAN,koreksidilakukandenganmelakukanjurnalpembalik
(reversing entry), sehingga variabel yang salah dapat dikoreksi, sementara data
lamayangsalahpuntetapterlihat,sehinggamemungkinkandilakukanaudittrail.
B.2. PenerapanIntegratedDatabase(SingleDatabase)
tepat waktu, diperlukan penyempurnaan proses pelaporan baik dari faktor data
input maupun proses pengolahan datanya. Selama ini sering terjadi adanya
perbedaanlaporan antara KL dengan BUN baik di level terendah (KPPN & satker),
levelwilayahmaupunlevelteratas(kantorpusat).Salahsatupenyebabnyaadalah
karena laporan dihasilkan dari dua database yang berbeda. Meskipun telah
dilakukanprosesverifikasidanrekonsiliasiantarkeduanya,namunhasilnyabelum
maksimaluntukmenihilkanperbedaan.
entitas tersebut di atas (KL & BUN) diupayakan untuk bisa dihasilkan dari satu
database yang sama. Dengan single database, perbedaan laporan kedua enititas
tersebut tidak akan terjadi lagi. Namun sebenarnya dengan menggunakan satu
database pun ada dua kemungkinan yang terjadi, benar keduaduanya atau salah
keduaduanya karena tidak adanya prosedur crosscheck antar dua laporan
tersebut.Olehkarenaitu,penggunaansingledatabasejugaharusdibarengidengan
ketelitiandankejelianmulaidariawalperekamandata.
ModulPelaporan| 56
memang belum sampai pada penyatuan database antara KL dengan BUN karena
masih terlalu banyak kendala yang dihadapi. Kendala tersebut terutama di sisi
KL/satker,antaralainkarenafaktorjumlahdanletaksatkersertakondisisatkerbaik
SDM maupun sarana prasarananya yang belum memadai. Rencana penerapan
integrateddatabaseakandimulaidarisisiBUN.Databaseyangselamainiterpisah
pisah baik di KPPN, kanwil, maupun kantor pusat, akan disatukan melalui single
databaseSPAN.
konsekuensi yang otomatis akan mempengaruhi proses bisnis pelaporan yang ada
sekarang.DatatransaksisatkerakanmasukkedatabaseSPANmelaluiKPPN.Sekali
diinputmasukkedatabaseSPAN,datatersebutbisadiaksesolehsemuaunityang
diberi otoritas sesuai dengan kewenangannya. Dengan single database ini, tidak
perlulagilaporanberjenjangdisisiBUNbaikdariKPPNkeKanwilDJPBNmaupunke
Kantor Pusat. KPPN, Kanwil DJPBN, bahkan Kantor Pusat DJPBN akan bisa secara
langsung mengakses database tersebut, termasuk mencetak laporan yang
diinginkannya.
pada beberapa hal, antara lain pemberian otoritas untuk akses ke database dan
prosedurpenyusunanlaporankeuangan.
ModulPelaporan| 57
B.2.1.
KewenanganAksesDatabase
GambarIV.5
MekanismeAksesOtorisasi
B.2.2.
PenyusunanLaporan
Untukmelaksanakanprosesbisnispelaporan,perludibentukunitakuntansi
baikdiKementerianNegara/LembagamaupunpadaKementerianKeuangan(selaku
BUN). Unit akuntansi pada instansi dimulai dari Unit Akuntansi di Satker seperti
selama ini yang dikenal dengan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggararan
(UAKPA), unit akuntansi instansi di wilayah yang selama ini dikenal dengan Unit
AkuntansiPembantuPenggunaAnggaran(UAPPAW),unitakuntansidiUnitEselon
1 atau Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran (UAPPAE1), dan unit
akuntansidikantorpusatKementerianNegara/LembagayangdikenaldenganUnit
ModulPelaporan| 59
Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA). Sementara itu, unit akuntansi pada BUN
dimulai dari KPPN sebagai Kuasa BUN Daerah (UAKBUN Daerah), Kanwil DJPBN
sebagai koordinator kuasa BUN (UAKKBUNKanwil), UAKBUNPusat dilaksanakan
oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara, dan UAPBUN dilaksanakan oleh Unit
Eselon 1 lingkup Departemen Keuangan (DJPB, DJA, DJPU, dan DJPK) serta Ditjen
Perbendaharaan c.q Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan sebagai Unit
AkuntansiBUN(UABUN).
Sebagai
konsekuensi
adanya
dua
sistem
akuntansi,
SAI
di
kementerian/lembagadanSABUNdikementeriankeuangan,makaLKPPyangakan
dihasilkan pun akan merupakan hasil konsolidasi dari dua sistem tersebut.
Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran akan menyusun laporan
kementerian/lembaga dengan menggunakan sistem akuntansi instansi. Laporan
yang disusun tersebut disampaikan secara berjenjang dari level satker ke level
diatasnyasesuairentangkendalimasingmasingKL(melaluikanwilatauuniteselon
I), hingga sampai ke kantor pusat. Penyampaian laporan berjenjang di sisi KL ini
perludilakukanmengingatdatabasediKLbelumterintegrasi.Disampingitu,untuk
keperluanakuntabilitasdiperlukanlaporanunitterendahkeunitdiatasnya.Halini
sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Pasal 54 ayat 1 UU tersebut menyebutkan Pengguna
anggaran bertanggung jawab formal material kepada presiden atas pelaksanaan
kebijakan anggaran yang berada dalam penguasaannya. Kemudian pada ayat 2
disebutkan,KPAbertanggungjawabformalmaterialkepadaPAataspelaksanaan
kegiatanyangberadadalampenguasaannya.
ModulPelaporan| 60
Darilaporanyangdikirimolehsatkersatkertersebutselanjutnyaakandigabungkan
olehKLuntukpenyusunanlaporankeuangantingkatkementerian/lembagasebagai
pertanggungjawaban menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran atas
pengelolaan keuangannya. Laporan inilah yang akan dikonsolidasi dengan laporan
keuanganBUNuntukpenyusunanLKPP.
Sementaraitu,penyusunanpelaporandiBUNagakberbedadenganKL.Hal
inidisebabkankarenaBUNmenggunakandatabaseyangterintegrasi,sehinggatidak
perlu lagi pelaporan berjenjang dari KPPN ke kanwil DJPBN dan selanjutnya ke
kantor pusat. Proses pelaporan dimulai dari unit akuntansi terendah, yaitu KPPN
sebagai Kuasa BUN Daerah. KPPN memproses data transaksi penerimaan dan
pengeluaran yang diterima dari satker. Datadata transaksi tersebut kemudian
diproses menjadi laporan keuangan. Agar laporan keuangan yang dihasilkan
tersebut valid dan akuntabel, maka di level ini dilakukan rekonsiliasi antara KPPN
dengansatker.Datasetelahprosesrekonsiliasidiharapkanbisamenjadidatayang
andaluntukpenyusunanlaporankeuangan,sehinggadengandatatersebutlaporan
keuangansiapdihasilkanuntuklevelKPPN.
ModulPelaporan| 61
GambarIV.6
PenyusunanLaporanKeuangan
Pelaporanpadajenjangdiatasnyacukupdilakukanolehmasingmasinglevel
dengan cara mengakses database sesuai tingkatannya masingmasing, tanpa
menunggu laporan dari unit akuntansi di bawahnya. Baik Kanwil DJPBN, maupun
Kantor Pusat akan diberikan otoritas untuk mengakses database sesuai dengan
kewenangannyamasingmasing.Kewenanganakanmeliputitidakhanyamencetak
laporan tapi juga melakukan review, dan analisis atas laporan keuangan. Bahkan
padaleveltertentuakandimungkinkanuntukdiberikewenanganmelakukanrecord
datadalamrangkapenyusunanadjustingentries.KantorPusatDJPBNc.qDirektorat
APK akan menyusun laporan BUN yang selanjutnya akan dikonsolidasi dengan
laporandariKementerianNegara/LembagauntukkeperluanpenyusunanLKPP.
ModulPelaporan| 62
B.3. ReformulasiProsedurRekonsiliasiEksternal
Salah satu karakteristik kualitataif laporan keuangan adalah keandalan
(reliablity). LKPP yang merupakan konsolidasi antara laporan keuangan KL dengan
laporankeuanganBUNjugaharusmemilikikeandalansehinggabergunabagipara
usernya. Untuk memperoleh laporan keuangan yang dapat diandalkan perlu
dilakukan prosedur dan mekanisme untuk meneliti keakuratan pencatatan data
akuntansinya.Salahsatucaraataumekanismenyaadalahdenganmelakukanproses
rekonsiliasi sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006. PP
tersebutmengamanatkanbahwauntukmeningkatkankeandalanlaporankeuangan
harus diselenggarakan sistem pengendalian intern yaitu dengan menciptakan
prosedurrekonsiliasiantaratransaksikeuanganyangdiakuntansikanolehPengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan data transaksi keuangan yang
diakuntansikanolehBendaharaUmumNegara(BUN).Sementaraitu,PerdirjenNo.
36/Pb/2009 menjelaskan tentang pengertian rekonsiliasi sebagai : proses
pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa
sistem/subsistemyangberbedaberdasarkandokumensumberyangsama.
ModulPelaporan| 63
GambarIV.3
ProsesRekonsiliasidiSemuaLevel(Current)
ModulPelaporan| 64
GambarIV.4
UsulanProsesRekonsiliasidalamRangkaSPAN(Future)
DITJEN PERBENDAHARAAN
UAPPAES1
K/L
REKONSILIASI
REKONSILIASI
UAPPA-W
KANWIL DITJEN
PERBENDAHARAAN
KPPN
LKKL
SATKER
(UAKPA)
DATA
TRANSAKSI
KEMENTERIAN/LEMBAGA
DITJEN
PERBENDAHARAAN
(DIT APK)
Generate
Report
Generate Report
SPAN
DATABASE
Generate Report
RekonsiliasiantarasatkerdenganKPPNtetapperludilakukankarenadilevel
inilah merupakan titik krusial terjadinya pencatatan transaksi. Apalagi dengan
konsep single entry point, level inilah yang akan menentukan keandalan dan
kevalidandataakuntansiyangakhirnyaakanmenjadilaporankeuangan.Setiapdata
yang diinput di satker melalui sistem akuntansi instansi harus selalu mengalir ke
KPPN dan direcord juga di KPPN melalui sistem akuntansi BUN. Sehingga sebelum
dataakuntansiyangmasukkesingledatabaseSPANtersebutdiaksesolehbanyak
pihak/user, harus diyakinkan di level ini bahwa data akuntansi di kedua sistem
tersebut(SAI&SABUN)sama,valid,danakurat.Dansetiapkaliterdapatperbedaan
harussegeradisesuaikandilevelinipula.Disampingitu,pimpinansatkersebagai
ModulPelaporan| 65
kuasapenggunaanggaranjugadiwajibkanuntukmenyampaikanlaporankeuangan
atas anggaran yang dikelolanya, sehingga rekonsiliasi di tingkat ini akan
memberikan keyakinan yang memadai bagi KPA untuk menyampaikan laporan
keuangannya.
Selain itu, perlu juga diperoleh keyakinan bahwa seluruh satker telah
melakukanrekonsiliasi.Halinitelahdilakukandenganpemberiansanksibagisatker
yang tidak melakukan rekonsiliasi. Pemberian sanksi bagi satker yang tidak
melakukan rekonsiliasi cukup efektif untuk memaksa mereka melakukan
rekonsiliasi. Sehingga cukup diperoleh keyakinan bahwa seluruh satker telah
melakukanrekonsiliasidanseluruhdatamerekatelahmasukkedatabaseSPAN.Hal
lain yang perlu disempurnakan adalah prosedur rekonsiliasi di KPPN. Selama ini
rekonsiliasi di KPPN hanya pembandingan atas data dan laporan bulan yang
bersangkutan saja. Hal ini bisa terjadi adanya koreksi atas kesalahan bulan
sebelumnyayangtidakakanterlihatdalamrekonsiliasibulanberjalan.Olehkarena
itu, sebaiknya rekonsiliasi di KPPN juga dilakukan atas data dan laporan sampai
denganbulanberjalandisampinghanyadatadanlaporanbulanyangbersangkutan
saja.
Rekonsiliasi berikutnya yang masih perlu dilakukan adalah di level teratas
antara UAPA dengan DIrektorat APK. Rekonsiliasi di level ini tetap penting karena
menteri atau pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran diwajibkan
menyampaikan laporan keuangan dan membuat pernyataan tanggungjawab
sehubungan dengan laporan keuangan yang dibuatnya. Untuk memberikan
keyakinan yang memadai kepada mereka, maka diperlukan sistem pengendalian
ModulPelaporan| 66
intern. Sistem pengendalian intern yang cukup memadai antara lain melalui
mekanismerekonsiliasi.Disampingitu,rekonsiliasiditingkatpusatinijugapenting
untuk mengecek apakah seluruh satker yang ada di bawah KL yang bersangkutan
telah seluruhnya menyampaikan laporan keuangannya ke kantor pusat. Dengan
demikian, diharapkan laporan keuangan KL yang disampaikan kepada Presiden cq
Menteri Keuangan adalah laporan keuangan yang valid dan andal. Laporan inilah
yangakhirnyaakandikonsolidasidenganlaporanBUNuntukmenjadiLKPP.
Sementara itu, dua proses rekonsiliasi lainnya yakni rekonsiliasi di level
wilayahdanlevelEselonIdiusulkanuntukdihapus.Pertimbangannyaadalahbahwa
data akuntansi di level satker KPPN sudah cukup bisa diandalkan karena telah
melalui proses rekonsiliasi. Di samping itu, penggunaan single database di BUN
cukupmemberikankeyakinanyangmemadaibahwadatadisemualevelBUNtidak
akan mengalami perubahan. Sedangkan fungsi rekonsiliasi di wilayah yang selama
inidilakukanuntukkontrolpengecekanbahwaseluruhsatkertelahmenyampaikan
laporannya ke jenjang di atasnya, dapat diantisipasi dengan diciptakannya
mekanismebaru.Mekanismetersebutantaralaindengancarapengirimanlangsung
dataakuntansisatkerkepusatsegerasetelahrekonsiliasidiKPPNselesaidanvalid
melaluisistemyangadadiKPPN.Disampingitu,rekonsiliasiditingkatpusatKLjuga
akanmengantisipasihalini.
ModulPelaporan| 67
C. PENGEMBANGANLAPORAN
Selainpengembanganprosesbisnis,perumusanfuturevisionReportingjuga
akanterkaitdenganoutputlaporanitusendiri.Sehubungandenganpengembangan
SPAN,laporanyangakandihasilkanakantergantungpadakonsepkonsepbaruyang
akan diterapkan terutama terkait dengan amanat peraturan perundangan. Di
sampingitu,adajugalaporanyangakandimodifikasiterkaitmasukandaribeberapa
user laporan tersebut, yang disebabkan oleh reposisi fungsi dari unit terkait dan
jugaakibatpenyempurnaanpadaprosesbisnismodullainnya.
Secara umum, pengembangan laporan terkait SPAN akan meliputi laporan
yangdihasilkankarenapenerapanakuntansiberbasisakrual.Penerapanakuntansi
berbasis akrual ini menuntut penambahan pelaporan keuangan tentang kinerja
operasional pemerintah yakni Laporan Operasional. Selain itu, SPAN juga tengah
mengembangkan pelaporan kinerja dan kemungkinan pengintegrasiannya dengan
laporan keuangan. Di samping itu, dalam rangka pengembangan SPANdiharapkan
bisa menghasilkan laporan yang memungkinkan pendefinisian sendiri laporan
keuanganolehuser(dilingkunganDJPBN)sesuaidengankebutuhannya.
C.1.
PengembanganLaporanKeuanganBerbasisAkuntansiAkrual
accrual basis sebagai basis akuntansinya. Penerapan konsep ini akan berdampak
pada jenis laporan yang dihasilkan. Berdasarkan Draf Final Standar Akuntansi
Pemerintah, laporan yang dihasilkan akan bertambah dari semula hanya Neraca,
LaporanRealisasiAnggaran,LaporanArusKasdanCatatanatasLaporanKeuangan,
ModulPelaporan| 68
ModulPelaporan| 69
Laporaneksternalinimerupakanstatutoryreports,yaknilaporanyangharus
disusun karena merupakan amanat ketentuan perundangan. Laporanlaporan
tersebutakandiuraikandalampembahasanberikutini:
LaporanRealisasiAnggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan
perbandingan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasinya selama
satu periode pelaporan. LRA menyajikan sekurangkurangnya unsurunsur seperti
pendapatanLRA, belanja, transfer, surplus/defisitLRA, pembiayaan, dan sisa
lebih/kurangpembiayaannegara(SILPA).
(ContohFormatLaporanRealisasiAnggarandisajikandiLampiran)
LaporanPerubahanSisaAnggaranLebih(SAL)
Laporan Perubahan SAL merupakan laporan yang menyajikan secara komparatif
denganperiodesebelumnyaunsurunsursepertiSaldoAnggaranLebih(SAL)Awal,
penggunaan SAL, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan,
Koreksi/KesalahanPembukuantahunsebelumnya,danlainlain.
(ContohFormatLaporanPerubahanSALdisajikandiLampiran)
Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca
menyajikansecarakomparatifdenganperiodesebelumnyaunsurunsursepertikas
ModulPelaporan| 70
dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang pajak dan piutang bukan pajak,
persediaan, investasi jangka panjang, aset tetap, kewajiban jangka pendek,
kewajibanjangkapanjangdanekuitas.
(ContohFormatNeracadisajikandiLampiran).
LaporanArusKas
LaporanArusKasmerupakanlaporanyangmenyajikaninformasimengenaisumber
kas & setara kas, penggunaan, dan perubahannya selama satu periode akuntansi,
sertasaldonyapadatanggaltertentu.Arusmasukdanaruskeluarkas&setarakas
diklasifiasikan berdasarkan aktifitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
(ContohFormatLaporanArusKasdisajikandiLampiran).
LaporanOperasional
Laporan Operasional merupakan laporan yang dihasilkan untuk menyediakan
informasimengenaiseluruhkegiatanoperasionalkeuanganentitaspelaporanyang
tercerminkan dalam pendapatanLO, beban, dan surplus/defisit operasional dari
suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode
sebelumnya.Laporaninidihasilkankarenapenerapanbasisakrual,dimanadengan
laporan opersional ini dapat diperoleh informasi mengenai besarnya beban yang
harus ditanggung pemerintah dalam menjalankan pelayanannya kepada
masyarakat,informasimengenaioperasikeuanganpemerintahyangbergunauntuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kinerja pemerintah, dan informasi yang
berguna untuk memprediksi pendapatan yang akan diterima untuk membiayai
ModulPelaporan| 71
LaporanPerubahanEkuitas
LaporanEkuitasmerupakanlaporanyangmenggambarkaninformasikenaikanatau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan ini menyajikan pospos mengenai saldo ekuitas awal, surplus/defisitLO
periode berjalan, koreksikoreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas.
Laporan ini juga merupakan laporan yang disusun untuk melengkapi siklus
akuntansiberbasisakrualsehinggaketerkaitannyadenganLaporanOperasionaldan
Neraca semakin jelas. (Contoh Format Laporan Perubahan Ekuitas disajikan di
Lampiran).
Selama ini, laporan yang dihasilkan adalah laporan utama yang berupa LKPP
(Laporan Keuangan Pemerintah Pusat). LKPP ini dihasilkan dari laporan K/L yang
dikonsolidasikan dengan laporan BUN (Bendahara Umum Negara) oleh DJPBN cq
Dit.APK.Laporaninimerupakanlaporanakuntabilitas(accountabilityreport)yang
digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana APBN kepada
DPR.Laporaninijugadigunakanolehpihakpihaklainsepertimasyarakat,lembaga
internasional, negaranegara donor dan lainlain. Karena penggunanya adalah
ModulPelaporan| 72
pihakpihak luar, maka laporan ini sering juga disebut sebagai laporan eksternal
(ExternalReport).
LKPPmerupakanoutputdarihasilkonsolidasiduasistemakuntansi,SAIdan
SABUN. Di samping satu set LKPP yang terdiri dari tujuh jenis laporan tersebut,
sistem akuntansi baik SAI maupun SABUN masingmasing juga bisa mencetak
laporanlainnyayangmerupakanrinciandariLKPP.Laporanlaporantersebutdapat
dihasilkandalamberbagaitingkatanyangada,antaralain:
a. LaporanKeuanganSistemAkuntansiInstansi(SAI)
1. LaporanTingkatSatker
2. LaporanTingkatWilayah
3. LaporanTingkatEselonI
4. LaporanTingkatKementerian/Lembaga
b. LaporanKeuanganSistemAKuntansiBendaharaUmumNegara(SABUN)
1. LaporanTingkatKPPN
2. LaporanTingkatWilayah
3. LaporanTingkatEselonI
4. LaporanTingkatKementerian/Lembaga
Dari masingmasing tingkatan di atas, dapat juga dihasilkan laporan dengan
berbagai jenis yang lebih rinci untuk keperluan penyediaan informasi yang lebih
detail sehingga lebih bermanfaat bagi para penggunanya baik internal maupun
eksternal.Laporanlaporankeuangantersebutantaralainsebagaiberikut:
ModulPelaporan| 73
i.
LaporanArusKas
ii. LaporanRealisasiAnggaran
iii. LRAPendapatanNegara&HibahKLmenurutMAP
iv. LRAPengembalianPendapatanNegara&HibahKLmenurutMAP
v. LRAPendapatanNegara&HibahKLmenurutBA
vi. LRAPengembalianPendapatanNegara&HibahKLmenurutBA
vii. LRABelanjaKLmenurutSumberDana
viii. LaporanPengembalianBelanjaKLmenurutSumberDana
ix. LRABelanjaKLmenurutBagianAnggaran
x. LaporanPengembalianBelanjaKLmenurutBA
xi. LRABelanjaKLmenurutJenisBelanja
xii. LaporanPengembalianBelanjaKLmenurutJenisBelanja
xiii. LRABelanjaKLmenurutSDdanKegiatan
xiv. LaporanPengembalianAnggaranBelanjaKLmenurutSDdanKegiatan
xv. LRABelanjaKLmenurutFungsi/SubFungsi/Program/Kegiatan&JenisSatker
xvi. Laporan Pengembalian Anggaran Belanja KL menurut F/SF/P/Keg dan Jenis
Satker
xvii. NeracaPer1Januari200x
xviii. NeracaSAKUN
xix. NeracaSAU
C.2
LaporanKinerjadanIntegrasinyadenganLaporanKeuangan
Selainduajenislaporansebagaimanatelahdijelaskandiatas,LaporanInternal
dan Laporan Eksternal, ada satu jenis laporan lagi yang diharapkan bisa dihasilkan
melalui SPAN ini yaitu Laporan Kinerja (Performance Report). Peraturan Pemerintah
Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
telahmengamanatkanpenyusunanlaporankinerja(performanceReport)bagiinstansi
pemerintah,disampinglaporankeuangansepertilazimnya.LaporanKinerjadimaksud
ModulPelaporan| 74
akan memuat informasi tentang kinerja dari suatu instansi pemerintah yang berupa
perbandingan
antara
output
yang
direncanakan
dengan
output
yang
dihasilkan/direalisasikan dalam suatu satuan tertentu. Laporan ini akan berguna, baik
bagi manajer maupun pengguna lainnya, dalam menilai kinerja suatu instansi
pemerintah dalam mengelola keuangannya. Hal ini juga sejalan dengan konsep yang
sedangdikembangkanBAPPENAS/DJAbahwanantinyasatkerakandiberikewenangan
yangbesardalammengelolaanggaranyangdiberikannyasepanjangoutputyangtelah
ditetapkandapattercapaidenganbaik.
Perubahan paradigma penganggaran dari line item budgeting dengan
penekanan pada input menjadi penganggaran berbasis kinerja (performance)
merupakan usaha untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan transparansi dan
akuntabilitas penganggaran belanja publik. Penganggaran berbasis kinerja pada
dasarnya adalah anggaran yang menghubungkan anggaran negara (pengeluaran
negara) dengan hasil yang diinginkan (output dan outcome) sehingga dana yang
digunakandapatdipertanggungjawabkankemanfaatannya.
Berkaitan dengan penganggaran berbasis kinerja tersebut maka diperlukan
suatusistemyangdapatmelakukanidentifikasidanpelaporanataskeluaran(outputs)
darisetiapkegiatandanhasil(outcomes)darisetiapprogram,untukitudisusunsuatu
SistemAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah(SAKIP)yangmenurutPPNo.8tahun
2006 harus terintegrasi dengan sistem perencanaan strategis, sistem penganggaran,
dan Sistem Akuntansi Pemerintahan. SAKIP ini nantinya akan menghasilkan suatu
laporankinerjasebagaimanayangdisyaratkandalamPPNo.8tahun2006yaitulaporan
yang berisi ringkasan tentang keluaran dari masingmasing kegiatan dan hasil yang
ModulPelaporan| 75
ModulPelaporan| 76
GambarIV.7
HubunganLaporanKinerjadanLaporanKeuanganPemerintahPusat
Sumber:LampiranIVAPPNo.8tahun2006
sebagaimanaPP8tahun2008bisadihasilkandarisistemakuntansiyangsama,dandari
databaseyangsatu.Namundemikian,LaporanKinerjadimaksudhanyaakanmemuat
hasilcapaiandalambentukoutputkeluarandanbukanoutcome.Untukmenghasilkan
informasi berupa outcome yang berisi informasi nonfinancial yang bersifat kualitatif
masihperlukajianyanglebihmendalam.Pemikiransampaisaatini,informasioutcome
hanyabisadihasilkandiluarsistemyangada,yangantaralainbisadiperolehdarihasil
survey. Sementara itu, informasi output masih memungkinkan bisa dihasilkan dari
sistemakuntansiyangsamauntukmenghasilkanlaporankeuangan.
ModulPelaporan| 78
ILUSTRASISEDERHANAINTEGRASILAPORANKINERJADENGANLAPORANKEUANGAN:
DAFTARISIANPELAKSANAANANGGARAN
TAHUNANGGARAN2012
NOMOR:00574/01508.1/2012
IA.UMUM
Kementerian/Lembaga
UnitOrganisasi
Propinsi
Kode/NamaSatker
:
:
:
:
015
08
01
527010
DepartemenKeuangan
DitjenPerbendaharaan
DKIJakarta
KantorPusatDirektoratJenderalPerbendaharaan
Fungsi
SubFungsi
Program
01.01.13 ProgramPengelolaanSDMAparatur
SasaranProgram
KuasaPenggunaAnggaran
BendaharanPengeluaran
PejabatPenandatanganSPM
MeningkatkanSistemPengelolaandanKapasitasSDM
SDMAparatursesuaidengankebutuhandalammelak
sanakantugaspemerintahandanpembangaunan
Kegiatan
0077
PengembanganKapasitasdanKualitasSDMAparatur
Rp
2,590,000,000.00
SasaranKegiatan
KapasitasSDM
IKUKegiatan
(Output/Keluaran)
00036
Seminar
48
OK
Rp
240,000,000.00
00088
RapatKoordinasi
60
Paket
Rp
750,000,000.00
00656
16
Kegiatan
Rp
1,600,000,000.00
Program
PengembanganSistemInformasiKepegawaian
ProgramPeningkatanSaranaPrasaranaAparatur
01.01.17 Negara
SasaranProgram
Mendukungpelaksanaantugasdanadministrasipe
merintahyangefisiendanefektifsertaterpadu.
Kegiatan
SasaranKegiatan
IKUKegiatan
:
:
0024
Kegiatanpembangunan/pengadaan/peningkatanSaranaPrasarana
SaranaPrasarana
Rp
(Output/Keluaran)
00289
00290
PengadaanMotorDinas
PengadaanMobilDinas
60
40
unit
unit
Rp
Rp
18,700,000,000.00
1,200,000,000.00
10,000,000,000.00
Program
SasaranProgram
:
:
00508
01139
01.01.22
PembangunanRumahDinas
RuangKerjayangTerenovasi
ProgramPembinaanAkuntansiKeuanganNegara
MeningkatkanAkuntabilitasPengelolaanKeuangan
10
80
unit
ruang
Rp
Rp
3,500,000,000.00
4,000,000,000.00
Negara
ModulPelaporan| 79
Kegiatan
1428
PengembangandanPelaksanaanSistemAkuntansiInstansi
SasaranKegiatan
IKUKegiatan
SistemAkuntansiInstansi
(Output/Keluaran)
00050
TersedianyaBuletin/MajalahStatistikAnalisaLK
5000 eksemplar Rp
00065
PenyuluhanSAI
1200 Orang
Rp
4,850,000,000.00
Rp
1,250,000,000.00
3,600,000,000.00
Sebelumdilakukanpencatatantransaksi,sistemaplikasiharussudahterlebihdahuludilakukan
pengisiantabelmasteruntukkodekegiatan,kodejenisoutput, dankodesatuan.Kodekode
tersebutdisyaratkanadakarenakodetersebutjugaterdapatdalamDIPA.Disampingitu,untuk
memperoleh capaian output, perlu juga disertakan informasi output dalam dokumen
pembayaran(SPM/SPP?).
Oleh karena itu, untuk memperoleh informasi capaian output dalam Laporan
Kinerja perlu adanya aliran informasi tersebut dalam dokumen realisasi pembayaran
(SPM). Dengan adanya informasi output baik dari dokumen DIPA (rencana/target
capaian output) dan dari dokumen pembayaran/SPM (realisasi capaian
output/keluaran), maka Laporan Kinerja dapat disusun dengan mencakup
pembandingan informasi keluaran tersebut. Untuk mendukung tersedianya informasi
dalamSPM,makaperluperumusankembaliformatSPM.SalahsatuusulanformatSPM
adalah sbb (Catatan : Format ini belum dikonfirmasikan ke Proses Bisnis Payment
Management):
ModulPelaporan| 80
UsulanFormatSPMterkaitpenyusunanLaporanKinerja
DEPARTEMENKEUANGAN
SURATPERINTAHMEMBAYAR
Tanggal
KuasaBendaharaUmumNegara,KPPN
AgarmelakukanpembayaransejumlahRp
CaraBayar
:
DasarPembayaran
JenisPemby
SifatPemby
SD/CP
JenisKewenangan
:
:
Nomor
TahunAnggaran
KlasifikasiBelanja
F/SF/Program
Satker
BA
Es.01
Lokasi
:
:
:
:
:
:
Kegiatan.IndikatorKeluaran.MAK
POTONGAN
JumlahUang
Kepada
NPWP
No.Rek
Bank/Pos
Yaitu
InformasiCapaianOutput:
BA.Es01.Lokasi.MAP
JumlahUang
:
:
:
:
:
Kegiatan.IndikatorKeluaran
PENGELUARAN
s.dSPMy.l
CapaianKeluaran
Penyesuaian SPMini
s.dSPMini
Jakarta,..2012
A.nMENTERIKEUANGAN
KuasaPenggunaAnggaran
PENGUJISPM
Drs.SAPAPENAMA
NIP.
ModulPelaporan| 81
ILUSTRASISEDERHANAREALISASIPEMBAYARAN
NilaiSPM
AkumulasiNilaiSPM
SPMke1
:
Rp600.000.000,00 Rp600.000.000,00
SPMke2
:
Rp600.000.000,00 Rp1.200.000.000,00
SPMke3
:
Rp600.000.000,00 Rp1.800.000.000,00
SPMke4
:
Rp600.000.000,00 Rp2.400.000.000,00
SPMke5
:
Rp600.000.000,00 Rp3.000.000.000,00
SPMke6
:
Rp600.000.000,00 Rp3.600.000.000,00
CapaianOutput
200orang
380orang
540orang
740orang
1.040orang
1.140orang
Dari ilustrasi tersebut dapat terlihat bahwa dengan anggaran dana sebesar Rp 3,6
milyar habis diserap (100%) dapat dicapai hasil keluaran/output sebesar 1.140 orang
dari target output sebesar 1.200 orang (atau capaian sebesar 95% yaitu 1.140/1.200
*100%). Jadi, informasi tersebut dapat tersaji melalui sistem SPAN ke dalam Laporan
Kinerjasebagaiberikut:
LAPORANKINERJASATUANKERJA
TAHUNANGGARAN200X
(dalamribuan)
Satker:..
Kode
Kegiatan
Kegiatan999999
IndikatorKinerja.
Belanja
Anggaran
Realisasi
Rencana
3.600.000
1.200
3.600.000
Keluaran
Realisasi
1.140
Ket
Satuan
orang
Dengandemikian,LaporanKinerjaakanbisamemberikaninformasimengenaicapaian
output yang dihasilkan oleh suatu entitas atas anggaran yang dikelolanya. Informasi
dalamlaporaniniakansangatbermanfaatuntukmengevaluasiefektivitasdanefisiensi
pengelolaananggaranolehinstansipemerintah.
ModulPelaporan| 82
C.3.
LaporanKeuanganUserDefinedReport
ModulPelaporan| 83
a.
LaporanInternalKPPN
Pengembangan SPAN diharapkan bisa menghasilkan laporan yang berkualitas.
Laporan yang dihasilkan oleh KPPN bisa merupakan laporan eksternal dalam konteks
LKPP,ataubisajugamerupakanlaporaninternaldalamartilaporantersebutterutama
ditujukanuntukinternalusersdalamrangkakeperluanmanajerial.LaporanKPPNyang
dikategorikan sebagai laporan internal merupakan laporan yang dihasilkan oleh KPPN
sehubungan dengan tugas dan fungsinya, dimana laporan tersebut dihasilkan untuk
memberikan informasi kepada internal users, baik itu KPPN sendiri, Kanwil DJPBN,
Direktorat teknis, maupun Dirjen Perbendaharaan, Menteri Keuangan, atau pengguna
lainnyauntukkeperluanmanajerial.Berdasarkanidentifikasiterhadalaporanyangada
diKPPNdansesuaidenganSuratEdaranDirekturJenderalPerbendaharaanNomorSE
04/PB/2007 tentang Penyusunan dan Penyampaian Jenis Laporan Kantor Vertikal
Lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan, laporanlaporan berikut masih relevan
ModulPelaporan| 84
untuk dihasilkan terkait dengan pengembangan future reporting dalam SPAN, antara
lainsebagaiberikut:
1. LaporanRealisasiDIPAdanRealisasiPNBP(untukFungsiManajerial)
2. LaporanRealisasiAnggarandanKinerja(untukFungsiManajerial)
3. LaporanAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah(LAKIP)(untukFungsiManajerial)
4. LaporanKasPosisi
5. LaporanRencanaPenerimaandanPengeluaranKas(CashForecasting)
6. LaporanSewaRumahDinas(untukFungsiManajerial)
7. LaporanPengesahanSPJPolehPT.TASPEN
8. LaporanRekapitulasiSPJP2PolehPT.ASABRI
9. DaftarRekapitulasiBelanjaPensiunmelaluiPT.TASPEN
10. Laporan Rekapitulasi Jumlah Pegawai dan Realisasi Pembayaran Gaji Insuk PNS
Daerah.
11. LaporanRekapitulasidanRealisasiPenggunaanDanaAlokasiKhusus(DAK)
12. LaporanRekapitulasidanRealisasiPenggunaanDanaAlokasiUmum(DAU)
13. LaporanRekapitulasidanRealisasiPenyaluranPembagianHasilPenerimaanPPhOP
DNdanPPhPasal21
14. LaporanRekapitulasiPencairanDanaPenerimaanBPHTB
15. LaporanRekapitulasiPenerimaandanPenyaluranPenerimaanPBB
16. Laporan Rekapitulasi Realisasi Penerimaan Pembagian dan Penyaluran PBB dan
BPHTB
b.
LaporanInternalKanwilDitjenPerbendaharaan
Sama halnya dengan Laporan Internal KPPN, Laporan Internal Kanwil DJPBN
merupakan laporan yang ditujukan untuk memberikan informasi bagi internal users
baik untuk keperluan Kanwil DJPBN sendiri, Direktorat teknis, maupun Dirjen
Perbendaharaan, Menteri Keuangan, atau pengguna lainnya untuk keperluan
ModulPelaporan| 85
c.
LaporanInternalDirektoratLingkupDitjenPerbendaharaan
Laporan internal direktorat lingkup Ditjen Perbendaharaan pada hakikatnya
adalah laporan yang selama ini dihasilkan oleh direktorat lingkup Ditjen
Perbendaharaan untuk keperluan manajerial para internal users. Laporanlaporan
tersebut,antaralaindisajikandalamuraianberikut:
ModulPelaporan| 86
LaporanInternalDirektoratPelaksanaanAnggaran
1. LaporanSuratRincianAlokasiAnggaran(SRAA)
2. LaporanDaftarDIPA
3. LaporanDaftarPaguDIPAmenurutLokasidanJenisBelanja
4. LaporanDaftarDIPAmenurutDepartemendanJenisKewenangan
5. LaporanDaftarDIPAmenurutLokasidanJenisKewenangan
6. LaporanDaftarDIPAyangditelaahKantorPusatDJPBN
7. LaporanDaftarPaguDIPAyangDitelahKantorPusatmenurutLokasi
8. LaporanRealisasiDIPAperKementerianNegara/Lembaga
LaporanInternalDirektoratPengelolaanKasNegara
1. LaporanIkhtisarPosisiKasPemerintahPeriodeMingguan;Tanggal7,15,23dan
akhirbulan(BukuBiru)
2. LaporanDataPFKPeriodeBulanan
3. LaporanKasPosisiRekeningKasUmumNegara
4. LaporanPenerimaandanPengeluaranRekeningKasUmumNegara
5. LaporanPosisiSaldoRekeningPemerintahLainnyayangdikelolaSubditKUN
6. LaporanPengawasanPelaksanaanTSARekeningPengeluaranterkaitRPKBUNP
7. LaporanRealisasiTalanganRekeningKhususKosong
8. LaporanPosisiDanaTalanganRekeningKhususKososng
9. LaporanRekapitulasiTransaksiKirimanUangRekeningNo.500.000000danNo.
502.000000
10. LaporanTingkatKuasaBUNPusat(LRA,Neraca,LAK,danCaLK)
11. LaporanPosisiDanaReboisasipadaRekeningPembangunanHutan
12. LaporanPenerimaanPPhPasal25/29BadandalamValutaUSD
13. LaporanPemeriksaanKaspadaKPPNselakuKuasaBUNdidaerah
14. LaporanPembinaanUmumdiKPPN
15. LaporanHasilRekonsiliasiDataBankPusatdanModulPenerimaanNegara(MPN)
16. LaporanHasilRekonsiliasiDataKPPNdanMPN
17. LaporanPengesahanPotonganSPM
ModulPelaporan| 87
18. LaporanPenerimaanJasaGiropadaBankOperasional
19. LaporanPenatausahaanPenerimaandanPemantauanRekeningBapertarumPNS
20. LaporanPengelolaanRekening500.000000
21. LaporanEvaluasiKinerjaBankOperasional
22. LaporanSaldoRekeningKhusus
23. LaporanHasilPembinaanTeknisPembayaranPensiunkepadaKanwilDJPBN,
KCU/KCPT.Taspen,danPT.PosIndonesia
24. LaporanKeuanganatasDIPApihakketigayangtelahditerbitkanSPMnya
25. LaporanHasilVerifikasidanAnalisaterhadapLaporanPertanggungjawaban
BendaharaInstansi
26. LaporanHasilPembinaanBendaharaInstansi
27. LaporanKeadaanKasdiBendahara
28. LaporanHasilInventarisasidanMonitoringRekeningBendaharaKL
29. LaporanKasPosisiRPL
30. SuratPemindahbukuan/TransferRPL
31. LaporanRealisasiPenerimaandanPengeluaranRPL
32. LaporanSaldoRPL
terkaitkecualilaporanyangdihasilkanolehSubditPerencanaandanPengendalianKas
dan Subdit Kas Umum Negara (Poin 1 s.d 12). Di samping itu, beberapa laporan yang
selama ini dihasilkan oleh Dit. PKN (Subdit PPK) diusulkan oleh direktorat yang
bersangkutanuntukdilimpahkankedirektoratlainsesuaidengantugasdanfungsinya
masingmasing. Beberapa laporan tersebut yaitu Laporan Realisasi Anggaran dalam
Rangka Pengelolaan Kas (Buku Merah), Laporan Realisasi Anggaran dalam Rangka
Pemantauan Dini Perekonomian Indonesia, dan Laporan Realisasi Anggaran melalui
ModulPelaporan| 88
KPPN(BukuPutih).Namundemikian,haliniperlukajianlebihlanjutterutamadengan
pembahasanyangmelibatkanunitunitterkait.
LaporanInternalDirektoratSistemManajemenInvestasi
1. LaporanBerkalaHasilEvaluasiKebijakanPengelolaanInvestasiPemerintah,
PenerusanPinjaman,PinjamandanKreditProgram
2. LaporanProyeksiPenyaluranKreditProgram
3. LaporanRealisasiPenyaluranKreditProgram
4. LaporanProyeksiPenerusanPinjaman
5. LaporanRealisasiPenyauranPenerusanPinjaman
6. LaporanProyeksiPenyaluranDanaInvestasiPemerintah
7. LaporanRealisasiPenyaluranDanaInvestasiPemerintah
8. LaporanProyeksiPenyaluranPinjaman
9. LaporanRealisasiPenyaluranPinjaman
10. LaporanProyeksiPenyaluranPembiayaanLainnya
11. LaporanRealisasiPembiayaanLainnya
12. LaporanPosisiPiutangyangBersumberdariPinjaman
13. LaporanPosisiPiutangyangBersumberdariPembiayaanLainnya
14. LaporanPosisiPiutangyangBersumberdariPenerusanPinjaman
15. LaporanPosisiInvestasiPemerintah
16. LaporanSaldoRekeningDanaInvestasidanRekeningPembangunanDaerah
17. LaporanSaldoRekeningMenteriKeuangan
DirektoratPembinaanPengelolaanKeuanganBLU
1. LaporanIkhtisarSatkerBLU
2. LaporanDewanPengawasBLU
3. LaporanMonitoringdanEvaluasiKinerjaBLU
4. LaporanAnalisisatasLaporanKeuangan&kinerjaBLU
5. LaporanKemajuanDirektorat(ProgressReport)
ModulPelaporan| 89
C.4
HARMONISASIPELAPORANGFS(GOVERNMENTFINANCESTATISTICS)
Disamping laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi
konsisten dan sistematik. Data yang dihasilkan dari sistem GFS yang lengkap dapat
digunakan untuk menguji/ menginvestigasi area khusus dari kegiatan operasi
pemerintah. Harmonisasi antara sistem GFS dengan sistem statistik ekonomi makro
lainnya menunjukkan bahwa data dari sistem GFS dapat dikombinasikan dengan data
darisistemlainuntukmengukurperkembangansektorpemerintahatausektorpublik
dalam hubungannya dengan sektor ekonomi lainnya. Oleh karena itu pembuatan
standar yang diakui secara internasional memungkinkan GFS dapat digunakan dalam
analisiskegiatanoperasiantarnegarasepertiperbandinganrasioperpajakanataurasio
belanjadenganPendapataDomestikBruto(PDB).Komponenpokoklaporankeuangan
GFSterdiridari
1) theStatementofGovernmentOperations
2) theStatementofOtherEconomicFlows
3) theBalanceSheet
4) AstatementofSourcesandUsesofCash
PosposyangterdapatdalamtiapkomponenlaporankeuanganGFStersebutmemiliki
karakteristik tersendiri bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam draft standar
akuntansi berbasis akrual. Hal tersebut tentunya dapat dipelajari dan diambil poin
penting yang kiranya dapat diterapkan untukpelaporankeuangan pemerintah pusat.
Berdasarkan hal tersebut dan adanya pertimbangan lebih bahwasanya laporan
berdasarkan sistem GFS dapat digunakan dalam kerangka yang lebih luas dan
komprehensif seperti penggunaan untuk menganalisis dan mengevaluasi kebijakan
fiskalsuatunegarabaikdisektorpemerintahmaupundisektorpublik.
ModulPelaporan| 91
dalam laporan keuangan berbasis Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan cara
melakukanmapping(pemetaan)atasakunakuntersebutkedalamakunakunlaporan
GFSyangrelevan.Sebagaicontoh,dalamNeraca(berbasisSAP),Aktivadikelompokkan
dalamAktivaLancardanAktiveTetap,sedangkandalamNeraca(berbasisGFS),aktiva
dikelompokkan ke dalam Financial Asset (Aktiva Finansial) dan Nonfinancial Asset
(AktivaNonfinansial).Olehkarenaitu,akunakundalamAktivaLancarbisadipetakan
kedalamakunakunMonetaryAsset.Halyangsamabisadilakukanterhadapakunakun
lainnya dalam laporan keuangan berbasis SAP untuk keperluan pelaporan keuangan
berbasisGFS.
ModulPelaporan| 92
BABV
STRATEGIIMPLEMENTASI
RoadmapKementerianKeuanganRI20092014saatinisedangdalamproses
penyusunan. Sementara ini, dapat juga dipakai road map Departemen Keuanagan RI
2005 2009 sebagai acuan. Dalam road map yang dituangkan dalam Keputusan
MenteriKeuanganNomor464/KMK.01/2005tentangPedomanStrategidanKebijakan
DepartemenKeuangan(RoadMapDepartemenKeuangan)Tahun20052009tersebut,
diuraikan berbagai strategi yang terangkum dalam bidangbidang tertentu. Khusus
mengenaipengembanganSPAN,roadmaptersebutdituangakansecarakhususdalam
bidangkelimayaituBidangPengelolaanKeuanganNegara.Dalambidangtersebut,ada
duapoinyangterkaitdenganpengembanganprosesbisnispelaporan.
ModulPelaporan| 93
danunitterkaitlainnya.Timakanbertugasmencarisolusiatasgapyangadasehingga
rancangan proses bisnis yang telah dikembangkan bisa dijalankan dengan baik oleh
sistemaplikasiyangada.
Implementasi pengembangan proses bisnis pelaporan dilakukan secara
bertahap. Tahapan bisa dalam hal penerapan proses bisnisnya maupun dalam hal
pemilihan user yang akan menggunakannya. Sebagai contoh, pada tahapan awal,
pengembanganprosesbisnisdalamhalpenggunaansingledatabasebarudilaksanakan
di sisi Bendahara Umum Negara (BUN) dan belum sampai pada penggunaan single
database oleh Kementerian Negara/Lembaga. Jika tahap awal ini berhasil, maka akan
dilanjutkan dalam tahap berikutnya. Pada tahapan berikutnya, akan diupayakan
penggunaan single database baik oleh BUN maupun Kementerian Negara/Lembaga.
Contohlainnyaadalahdalamkontekspenggunanya.Tahapawal,pengembanganproses
bisnisakanditerapkanpadabeberapaKementerianNegara/Lembagasebagaipilotting,
seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam tahap
awalimplementasiiniakandianalisadandireviewsejauhmanaefektivitaspenerapan
proses bisnis yang baru. Jika ditemukan gap atau permasalahan, maka akan segera
dicarikansolusisehinggaseluruhprosesbisnisbarudapatberjalandenganlancardan
smooth. Kemudian tahap berikutnya adalah seluruh Kementerian Negara/Lembaga
setelah lima Kementerian Negara/Lembaga pilotting tersebut diatas terbukti settled
dan sukses dalam menjalankan proses bisnis yang baru. Pentahapan implementasi
sepertiakanlebihmudahuntukmemitigasiresikodanmelakukanfitgapanalysis.
ModulPelaporan| 95
Penerapan proses bisnis yang baru memang tidak akan begitu mudah, tetapi
cukup rumit dan berdampak pada banyak faktor. Penerapannya membutuhkan
dukungan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, landasan hukum, bahkan
mungkin restrukturisasi organisasi. Tiga hal itu pula yang akan kena dampak dari
penerapanprosesbisnisyangbarutersebut.Olehkarenaitu,disampingupayaupaya
penyempurnaan proses bisnis dan teknologi informasinya, diperlukan juga upaya
menyiapkan dampak yang timbul terutama pada tiga hal di atas. Disinilah barangkali
perlunya peran Change Management and Communication (CMC). Dan peran ini telah
dantengahdijalankanolehtimCMCyangtelahdibentuk.
Akhirnya semoga pengembangan proses bisnis Pelaporan khususnya dan
seluruh proses bisnis pada umumnya yang diiringi dengan pengembangan teknologi
informasinya melalui proyek SPAN ini bisa berjalan dengan lancar. Penerapannya
melalui tahapantahapan yang ada bisa dilalui dengan baik, serta perubahan yang
mungkin timbul bisa diantisipasi dengan baik melalui manajemen perubahan dan
komunikasi sehingga pada akhirnya tercapailah apa yang menjadi visi dan misi
DirektoratJenderalPerbendaharaanKementerianKeuanganRepublikIndonesia.
ModulPelaporan| 96
BABVI
PENUTUP
Dariberbagaiuraiandanpenjelasandiatas,dapatdiambilbeberapakesimpulan
antara lain bahwa penyusunan future vision proses bisnis pelaporan pada dasarnya
didasarkan pada hasil analisa atas existing proses bisnis pelaporan. Dari hasil analisis
existingprosesbisnispelaporandiperolehbeberapatemuanantaralain:databaseBUN
yangterpisahpisahmemungkinkanterdapatnyatumpangtindihdatalaporankeuangan
sehingga validitas data keuangan juga rendah, proses penyusunan laporan di kantor
pusat oleh direktorat yang berbeda seringkali melibatkan kebutuhan pengiriman
laporan dari KPPN yang berkalikali,prosedur rekonsiliasi yang perlu penyempurnaan,
danlainlain.
Perumusanpengembanganprosesbisnispelaporanmeliputibeberapahalyaitu
penyempurnaanprosesbisnispelaporanyangmencakuppenggunaansingledatabase.
Penggunaandatabaseyangterintegrasiinidiharapkandapatmenutupgapperbedaan
data yang ada di berbagai entitas yang menggunakan database sendirisendiri.
Integrated database diharapkan juga dapat turut menyempurnakan prosedur
rekonsiliasi antara Kementerian Keuangan dengan Kementerian Negara/Lembaga
lainnya.Disampingitu,prosespenyusunanlaporankeuanganolehdirektoratteknisdi
kantorpusatdapatdilakukandenganlebihcepatdanmudahkarenakemampuanakses
database untuk menghasilkan laporan yang dibutuhkannya. Pengembangan proses
bisnis pelaporan juga meliputi pengembangan output laporan itu sendiri yang
mencakup pengembangan laporan keuangan dengan berbasis akuntansi akrual,
ModulPelaporan| 97
ModulPelaporan| 98
DAFTARPUSTAKA
ModulPelaporan| 99