KESEHATAN KERJA
DI INDUSTRI KIMIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Keselamatan Kesehatan Kerja
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah keselamatan kesehatan kerja mengenai pentingnya keselamatan
kesehatan kerja. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Sugiharto selaku
dosen mata kuliah Dasar Keselamatan Kesehatan Kerja yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya keselamatan kesehatan
kerja di industri kimia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
2.1.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .............................................................
2.2.Peraturan Umum K3 Pada Industri Kimia............................................................
2.3.Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ...................................
2.4.Kecelakaan Kerja................................................................................................
2.5.Sebab-sebab Kecelakaan.....................................................................................
2.6.Kebijakan Keselamatan Kerja..............................................................................
2.7.Pengendalian Bahaya Pencemaran Udara / Polusi...............................................
2.8.Alat Perlindungan Diri (Personal Protective Equipment)......................................
2.9.Kata kunci untuk pengaturan APD......................................................................
2.10.Penanganan dan Penyimpanan Bahan..............................................................
2.11.Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran...........................................................
2.12.Antisipasi dan Tindakan Pemadaman Kebakaran...............................................
2.13.Bahaya Radiasi.................................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................
3.1. Kesimpulan................................................................................................
3.2. Saran..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas pekerjaan.
Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan
mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini
mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi
dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan
harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara
parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Kesehatan kerja dapat tercapai secara optimal jika tiga komponen berupa
kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi baik dan
serasi.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita perorangan
dan penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 6000
orang meninggal akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang pertahun
sebanyak 300.000 orang pertahun, diantaranya meninggal akibat sakit atau
kecelakaan kerja.
Rumusan Masalah
1.
2.
Apa saja jenis kecelakaan kerja yang perlu diwaspadai sehingga perlu
menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?
3.
1.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) perlu diterapkan di industri kimia.
2. Untuk mengetahui jenis kecelakaan kerja yang perlu diwaspadai sehingga
perlu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
3. Untuk mengetahui cara menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di industri kimia agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
keselamatan
menjamin
keadaan,
kerja
keutuhan
dapat
dan
diterangkan
kesempurnaan
sebagai
berikut:
baik
jasmaniah
maupu rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya (Dalih,
1982).
Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak dari tiap
usaha keselamatan kerja karena didalamnya telah tercakup pandangan serta
pemikiran filosofis, sosial-teknis dan sosial ekonomis. Oleh sebab itu dibuat
peraturan-peraturan mengenai berbagai jenis keselamatan kerja sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2.
setiap orang, karenanya setiap orang harus ikut berperan. Berikut ini adalah
peraturan-peraturan dasar keselamatan yang umum berlaku :
1. Menjadikan kepedulian utama untuk sadar akan keselamatan setiap saat.
2. Semua cedera sekecil apapun harus dilaporkan dengan segera kepada safety
officer atau supervisor yang akan melakukan penyelidikan kecelakaan yang
menimpa anda dan kemudian membuat laporan kecelakaan pada manajemen
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.3.
praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sesuatu yang sangat penting
dan harus, karena hal ini akan menjamin dilaksanakannya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) secara baik dan benar. Kemudian konsep ini berkembang
menjadi employers liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha, buruh /
Golongan kimia
1) Debu dan serbuk menyebabkan terganggunya saluran pernafasan.
2) Kabut dari racun serangga yang menimbulkan keracunan.
3) Gas, sebagai contoh keracunan gas karbonmonoksida, sulfur, dan
sebagainya.
4) Uap, menyebabkan keracunan dan penyakit kulit.
5) Cairan beracun.
3.
Golongan Biologis
1) Tumbuh-tumbuhan yang beracun atau menimbulkan alergi;
2) Penyekit yang disebabkan oleh hewan-hewan di tempat kerja, misal
penyakit antrax atau brucella di perusahaan penyamakan kulit.
4.
Golongan Fisiologis
1) Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme
tubuh manusia.
2) Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan fisik.
3) Cara bekerja yang membosankan atau titik jenuh tinggi.
5.
Golongan Psikologis
1) Proses kerja yang rutin dan membosankan;
2) Hubungan kerja yang tidak harmonis antar karyawan tau terlalu menekan
atau sangat menuntut.
3) Suasana kerja yang kurang aman.
2.5.
Sebab-sebab Kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan
yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan
merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang
mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan
mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara
yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki
kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik.
Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan,
ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan
dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak,
peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang
baik.
Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti
latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan
pelindung mesin mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh,
menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya
terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak
hanya satu saja. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk
tingkat efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan
keselamatan.
2.6.
pencegahan termasuk kegiatan rutin dan non-rutin, dan kegiatan setiap personel
yang mempunyai akses ke tempat kerja termasuk kontraktor dan tamu.
Penjaminan hasil dari pengidentifikasian di atas dan akibat dari kegiatan
pengontrolan serta pencegahan ketika menyusun obyektif keselamatan dan
kesehatan kerja. Perencanaan harus didokumentasikan dan terus diperbaharui
sesuai dengan keadaan.
2.7.
kurang nyaman dapat dilakukan antara lain dengan pembuatan ventilasi yang
memadai. Penyelenggaraan ventilasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :
1. Ventilasi Umum : pengeluaran udara terkontaminasi dari suatu ruang kerja
melalui suatu bukaan pada dinding bangunan dan pemasukan udara segar
melalui bukaan lain atau kebalikannya. Disebut juga sebagai ventilasi
2.
pengenceran.
Ventilasi pengeluaran setempat : pengisapan dan pengeluaran kontaminan
secara
serentak dari sumber pancaran sebelum kontaminan tersebar ke seluruh
3.
ruangan.
Ventilasi penurunan panas : perlakuan udara dengan pengendalian suhu,
kelembaban, kecepatan aliran dan distribusi untuk mengurangi beban panas
yang diderita naker.
2.
3.
bawah Batas Ledak Terendah (BLT) atau Lower Explosive Limit (LEL).
Memberikan penyegaran udara agar diperoleh kenyamanan dengan
menurunkan tekanan panas.
4.
5.
2.
2.8.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
2.9.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Pintu dan Gang harus cukup lebar untu arus dua arah
Permukaan jalan rata, tidak licin dan tanpa rintangan
Kemiringan tanjakan 5-8%, anak tangga yang rapat
Gunakan kereta beroda untuk pindahkan barang
Gunakan rak penyimpanan yang dapat bergerak atau mobil
Gunakan rak bertingkat di dekat tempat kerja
Gunakan alat pengangkat
Gunakan konveyor, kerek dll
Prioritas terpenting bagi perusahaan yang berhubungan dengan kesehatan
karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja
maupun tenaga kontraktor.
Menjamin kondisi kerja yang sehat dan aman bagi karyawan dan
kontraktor merupakan salah satu isu paling penting bagi industri semen, kita
menyadari bahwa perhatian harus diberikan lebih banyak di area ini di keseluruhan
industri dan adanya komitmen untuk memainkan peranan utama dalam proses.
Desain bangunan dan peralatan operasional yang aman, memiliki peranan
yang penting untuk mengurangi cidera dan insiden dan perusahaan pemasok
peralatan industri secara pasti juga meningkatkan dan memperbaiki produk
mereka hingga peralatan tersebut memenuhi standar keselamatan yang tinggi.
Namun pada kenyataannya, pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif
dan rutin serta budaya selamat merupakan alat yang paling efektif guna
mengurangi cidera dan tingkat kesakitan akibat kerja.
2.11.
Sebab-sebab kebakaran:
1) Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian
pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan
alat dan bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau
tidak disiplin.
2) Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar
matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
3) Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di
mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya
yang mudah meledak atau terbakar.
4) Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase,
mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan,
tujuan taktis pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan
peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang
mungkin terbakar di tempat yang bersangkutan.
1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
1) Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side
effect),sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran.
Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya,
alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.
2) Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak
masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda
yang terbakar menggunakan sekop atau ember.
3) Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk
menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah
tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api.
4) Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu
penyelamatan dan pemadaman kebakaran.
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang
untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi
ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air
(water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas halon dan gas CO2, yang
berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar
sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena dorongan gas
bertekanan.
2.12. Antisipasi dan Tindakan Pemadaman Kebakaran
1. Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah
dijangkau dan mudah dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti lemari,
rak buku dsb. Beri tanda segitiga warna merah panjang sisi 35 cm.
2. Siagakan APAR selalu siap pakai.
3. Bila terjadi kebakaran kecil
: bertindaklah dengan tenang, identifikasi
bahan terbakar dan tentukan APAR yang dipakai.
4. Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu orang
lain untuk pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas pemadam
kebakaran.
5. Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat dan tenang.
2.13.
Bahaya Radiasi
Dua tipe energi radiasi menyebabkan masalah kesehatan yang harus
diselesaikan oleh teknisi keselamatan. Pertama energi radiasi panas dari proses
seperti pengolahan baja, dan kedua adalah radiasi alpa, beta, gamma yang
meningkatkan emisi partikel radio aktif. Kenaikan suhu panas
menimbulkan
kekejangan, iritasi kulit, dan penyakit psikologi bagi pekerja. Sumber panas
biasanya dapat terlindungi atau didaur ulang untuk mengurangi jumlah energi
yang
Salah satu masalah besar ialah adanya bahaya penyebaran bahan radiasi
yang mencemari. Beberapa substansi memilki umur paruh yang singkat
(kekuatan radio aktifnya setengah dari interrval, yang singkat) dan sedikit susah.
Yang lainnya memiliki umur paruh yang panjang, mungkin terdiri dari radioaktif
yang berbahaya selama 1000 tahun. Untuk mencegah penyebaran bahan berbahaya
ini, orang-orang yang bekerja didaerah radioaktif menggunakan sepatu pelindung
dan memakai pakaian yang tak dapat dipindahkan dari batas ruangan pakaian.
Untuk mencegah bahan radioaktif yang tersembunyi, digunakan alat-alat untuk
mengukur rata-ratanya. Ketika radiasi pada tempat yang tersembunyi terjadi,
secara individu dapat dicegah
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
bagi karyawan dan kontraktor merupakan salah satu isu paling penting bagi
industri kimia.
3.2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Shinta Wahyu Hati. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Pembelajaran di Laboratorium Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri
Batam. Batam.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana Untuk Produktivitas.(2013).
International Labour Organization Jakarta.
Mohammad Adam Jerusalem, M.T. dan
Enny Zuhny Khayati, M.Kes. 2010. Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Yogyakarta.
www.fkg.unair.ac.id/filer/buku%20pedmn%20K3PSTKG.pdf
www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---ed.../wcms_218617.pdf
staff.ui.ac.id/system/files/users/mgozan/material/k3teknikkimia.pdf