Andreas Widya Saputra, Paulus Susetyo W, ST, Ir. Rika Rokhana, M.T, Ir. Kemalasari, M.T
Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Kampus PENS-ITS Sukolilo,Surabaya
Abstrak Otot adalah bagian tubuh manusia yang
berfungsi dalam sistem gerak. Electrmography berfungsi
untuk mendeteksi adanya potensial listrik yang dihasilkan
pada saat otot kontraksi dan relaksasi, sinyal tersebut
digunakan untuk menggerakkan lengan robot buatan,
dimana nantinya robot lengan ini bias digunakan dalam
membantu manusia untuk mencapai tempat-tempat yang
berbahaya dan kuran bersahabat dengan manusia.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Robotika merupakan ilmu yang sedang berkembang di
dunia, penggunaannya tidak terbatas hanya pada dunia
industri saja, tapi juga sudah merambah di sekolah-sekolah
dan perguruan tinggi di Indonesia. Kemajuannya yang pesat
dan sisi menguntungkan, akurasi dan kecepatan serta
menghibur dari sisi robotika membuat ketertarikan banyak
pihak, salah satunya adalah pihak medis, dimana banyak
sekarang ditemui alat-alat robotika ditemui dalam dunia
kedokteran, misalnya alat operasi menggunakan robot, dan
sebagainya.
Pada proyek akhir ini menyangkut juga sisi medis yaitu
sinyal EMG (electromyogram) / sinyal otot yang diambil pada
tangan kemudian dilakukan pengekstraksian sehingga didapat
suatu bentuk sinyal yang lebih mudah diolah, untuk kemudian
sinyal tersebut akan digunakan untuk menggerakkan robot
lengan 3 DOF yang berbentuk menyerupai tangan, dimana
diharapkan ini dapat membantu untuk mengembangkan
kemajuan IPTEK dan juga mungkin membantu dalam dunia
industri dalam mengganti tangan manusia untuk menjangkau
tempat-tempat yang tidak bisa/membahayakan manusia.
1.5 Metodologi
Metodologi dalam pembuatan proyek akhir ini meliputi
:
1.5.1 Pemahaman Materi
Pada tahap ini dilakukan upaya memahami materi dari
beberapa literatur yang digunakan baik berupa buku, website
atau jurnal ilmiah tentang PID, komunikasi serial, bahasa
pemrograman C++ (codevision AVR) dan lain-lain yang dapat
membantu penyelesaian proyek akhir ini.
1.5.2 Perancangan mekanik
1.2 Tujuan
Tujuan utama dari proyek akhir ini adalah merencanakan
dan merealisasikan sebuah lengan robot 3 DOF yang
digerakkan oleh sinyal EMG. Mengacu pada tujuan utama
pada proyek akhir ini maka terdapat beberapa tujuan khusus
antara lain :
1. Merancang dan membuat sistem komunikasi untuk
proses pengiriman data dalam sistem komunikasi
antar PC dan mikrokontroler yang digunakan.
2. Merancang dan membuat lengan robot bergerak
sesuai dengan arah yang sesuai dengan input sinyal
EMG yang masuk.
3. Motor berputar konstan di semua posisi.
2.Kontrol Integratif
3.Kontrol Derivatif
Sinyal kontrol u yang dihasilkan oleh kontrol D dapat
dinyatakan sebagai G(s) = s.Kd Dari persamaan di atas,
nampak bahwa sifat dari kontrol D ini dalam konteks
"kecepatan" atau rate dari error. Dengan sifat ini ia dapat
digunakan untuk memperbaiki respon transien dengan
memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol Derivative
hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat error
statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang
menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat dipakai sendiri
Tunning PID dengan metode Ziegler-nichols
1.Kontrol Proporsional
Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta.
Jika
u = G(s) * e maka u = Kp * e dengan Kp adalah
Konstanta Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain (penguat)
saja tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler.
Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena
sifat kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian
dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana kontrol P ini
cukup mampu untuk memperbaiki respon transien khususnya
rise time dan settling time.
Bit
WG
M10
WGM 10
0
1
0
1
PWM Disabled
8 bit
255 ( 0xff)
9 bit
511 (0x1ff)
10 bit
1023 (0x3ff)
2.4 PWM
Dalam kasus pengendalian kecepatan putar motor,
tegangan terminal motor (V) merupakan variabel yang dapat
diatur untuk menghasilkan putaran yang diinginkan. Dalam
penelitian ini pengaturan besarnya dilakukan dengan proses
Chopper (pengaturan PWM). Besarnya tegangan output
dinyatakan sebagai :
Vout=
USART
Pada mikrokontroller ATMEGA 32 menggunakan
serial komunikasi USART. Sehingga Data Rx berfungsi
sebagai pengirim dan penerima data sedangkan Tx sebagai
output clock. Output dari serial pada mikrokontroller
ATMEGA 32 berupa tegangan TTL 0 5 Volt.
2.3 OPTOCOUPLER-U
Optocoupler ini terdiri dari infrared LED dan
phototransistor yang dibungkus menjadi satu wadah, seperti
gambar 3, phototransistor diatur sedemikian mungkin
sehingga dapat mendeteksi infrared dari LED
Lalu untuk cara kerjanya sendiri adalah bila ada sebuah benda
diletakkan di antara LED dan phototransistor sehingga cahaya
infrared tidak tertangkap oleh phototransistor maka output
akan 0 sedang bila tidak ada benda/penghalang yang
menghalangi infrared agar tertangkap oleh phototransistor
maka output akan 1.
Ton
x Vin
Toff + Ton
1.
2.
3.
Gambar 2.10 Konfigurasi pin max 485
4.
MAX485 berfungsi sebagai pengirim data atau
penerima data tergantung dari kondisi kaki-kaki kontrolnya
yaitu DE dan RE. Apabila kaki DE berlogika 0 dan RE
berlogika 0, maka MAX485 berfungsi sebagai penerima data
sedangkan bila kaki DE berlogika 1 dan RE berlogika 1 maka
MAX485 berfungsi sebagai pengirim.
2.7 TIP 122 dan TIP 127
5.
Minimum System
buah timer (dalam hal ini dipakai sebagai counter dan PWM),
serta beberapa pin (dalam tugas ini dibutuhkan hanya 4 buah
pin, yaitu: enable motor, direction motor, rem, dan limit
switch). Data dari PC akan diolah apakah data yang dikirim
untuk minimum sistem tersebut atau untuk minimum sistem
yang lain dengan menggunakan protokol.
3.3.2
Sensor Kecepatan
rotary
encoder
MOTOR
driver
PID
counter
Set point
kecepatan
Gambar 3.3 Blok diagram Kontrol PID
Header
# untuk slave 1, @ untuk slave
2,
! untuk slave 3.
Karakter 2:
Arah lengan
1 untuk naik, 2 untuk turun
dan 0 untuk stop.
Karakter 3,4,5,6:
Karakter 7:
Tail
x untuk slave 1, y untuk slave
2, z untuk slave 3.
- Tegangan Input
= + 9V
- Arus input
= + 1-2A
3) Setting pengujian
- Untuk mengetahui besar tegangan dan arus yang
dibutuhkan motor untuk menggerakkan lengan dengan
kondisi ditahan.
- Konfigurasi sistem diuji tampak pada gambar 4.1
Tahan
PSU
OSC
5V
Gambar 4.2 posisi pengujian sensor kecepatan
Setelah PID:
Mega 32
A
B
Mega 32
usb to
serial
Mega 32
Gambar 4.3 hasil pengujian sensor rotary encoder
Manusia ( )
90
85
115
Error %
2,2
5,8
2,6
Lengan 2
Time
1401
1207
1360
Robot (0)
75
72
85
Manusia (0)
80
75
83
Error %
6.25
4
2.4
Lengan 3
Time
1685
1992
1933
Robot (0)
98
122
115
Manusia (0)
95
120
110
Error %
3,1
1,6
4,5
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari proyek akhir ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Kecepatan motor yang diatur konstan belum bisa
menyamai posisi lengan sebenarnya, dikarenakan
lengan dapat mencapai suatu sudut yang sama
dengan waktu yang tercatat pada visual basic
berbeda-beda, sedangkan robot dapat mencapai suatu
sudut dengan waktu yang sama yang sudah dihitung
sebelumnya. Error maksimal pada pengujian lengan
pertama untuk integrasi adalah 2.6 %, untuk lengan 2
sebesar 6.25 % dan lengan 3 adalah 4.5%.
2. Motor bekerja pada tegangan 9v, dan dengan
pemasangan lengan untuk mendapatkan kecepatan
yang hampir sama (pengamatan secara visual)
dengan kecepatan tangan bergerak maka tegangan
yang dibutuhkan adalah 18v, dengan set point/10ms
untuk gerak lengan naik motor 1 adalah 6 dan untuk
turun adalah 7, untuk motor 2 set point/10ms untuk
gerak lengan naik adalah 15 dan turun dengan set
point 12, sedang motor 3 untuk gerak lengan naik set
point/10ms adalah 15 dan untuk turun adalah 12.
3. Dari pengujian kendali PID didapati bahwa PID
dapat memperkecil rise time saat lengan terpasang,
untuk motor 1 rise time tanpa kontrol adalah 16 ms,
dengan PID maka rise time menjadi 10 ms. Untuk
motor 2 rise time tanpa kontrol adalah 30 ms, dengan
PID maka rise time menjadi 10 ms. Dan motor 3 rise
time tanpa kontrol adalah 15 ms, dengan PID maka
rise time menjadi 10 ms.
4. Komunikasi secara multidrop dengan menggunakan
max485 bisa berjalan dengan baik sesuai program
dan protocol yang diberikan.
5.2 Saran
Untuk pengembangan tahap-tahap berikutnya dapat
menambah untuk pengolahan sinyal EMG dengan
menampilkan powernya, sehingga mungkin bisa menjadi
acuan sebagai nilai set point variable (dapat berubahubah).
DAFTAR PUSTAKA
[1] ca.digikey.com/1/3/indexb1038.html
[2] en.wikipedia.org/wiki/PID_controller
[3] http://www.alldatasheet.com/datasheetpdf/pdf/239668/ TAITRON/TIP122.html
[4] http://www.alldatasheet.com/datasheetpdf/pdf/239668/ TAITRON/TIP127.html
[5] Katsuhiko Ogata, Modern Control Engineering,
Prentice hall, 1997.
[6] oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=309
[7] Wolfgang Altmann, Dave Macdonald, Practical
Process control for Engineering and Technicians,
IDC Technologies, 2005.
[8] www.airborn.com.au/layout/232to485.html
[9] www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/250
3s.pdf
[10] www.futurlec.com/Maxim/MAX485.shtml