PENYAKIT TERPADU
Pengenalan Pestisida
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Pengelolaan
Hama Penyakit Terpadu
Disusun oleh :
Kiki Fatmawati
1137060042
Riki Kurnia F.
1137060063
Ruby Nugraha
1137060067
Siti Arianti
1137060073
Semester/kelas : 5/Agroteknologi B
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud
hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria
dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran
mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang
mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan
pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun
lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga
berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya
untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat
1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya.
Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah
sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini
tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida .Namun kenyataannya di
lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang
terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi
penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan
benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat
(tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat
takaran).
1.2.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui informasi dari berbagai
macam pestisida dan mengetahui kesesuaian merek dagang dan label
pestisida terhadap peraturan pemerintah yang berlaku.
1.3.
Manfaat
Hasil praktikum pengenalan berbagai jenis pestisida ini diharapkan
dapat digunakan dalam rangka Pembinaan Penggunaan Pestisida secara
bijaksana sesuai dengan azas Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan
Kaidah Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kementrian Pertanian tahun 2011, peranan pestisida dalam upaya
penyelamatan produksi pertanian dari gangguan hama dan penyakit tanaman
masih sangat besar, terutama apabila telah melebihi ambang batas pengendalian
atau ambang batas ekonomi. Namun demikian, mengingat pestisida juga
mempunyai resiko terhadap keselamatan manusia dan lingkungan maka
pemerintah berkewajiban dalam mengatur pengadaan, peredaran dan penggunaan
pestisida agar dapat dimanfaatkan secara bijaksana.
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan
alam, khususnya kekayaan alam hayati dan supaya pestisida dapat digunakan
secara efektif, maka ketentuan pestisida di Indonesia diatur dalam peraturan
perundangan seperti :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya
Tanaman;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas
Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Pestisida;
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 45/Permentan/SR.140/10/2009,
Tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida; dan
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/SR.120/5/2007,
Tentang Pengawasan Pestisida.
Amanat dari peraturan-peraturan tersebut adalah bahwa pestisida yang
beredar, disimpan dan digunakan adalah Pestisida yang telah terdaftar dan
mendapat izin dari Menteri Pertanian,memenuhi standar mutu, terjamin
efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup serta diberi label.
Penggunaan pestisida harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin,
serta memperhatikan anjuran yang dicantumkan dalam label. Selanjutnya, dalam
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman,
diamanatkan bahwa penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah merupakan alternatif terakhir, dan dampak
negatif yang timbul harus ditekan seminimal mungkin serta dilakukan secara tepat
guna.
Untuk itu Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) dalam program perlindungan tanaman. Kebijakan PHT ini
merupakan suatu koreksi terhadap usaha pengendalian hama secara konvensional
yang menggunakan Pestisida secara tidak tepat dan berlebihan, sehingga dapat
meningkatkan biaya produksi dan merugikan masyarakat serta lingkungan hidup.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1.1.
1.2.
Waktu
: Pukul 10.00-selesai
Tempat
: Laboratorium
Alat tulis
Kamera
Bahan :
1.3.
Cara Kerja
1. Tentukan satu merek pestisida, identifikasi hasilnya.
2. Sesuaikan keterangan yang ada di label tersebut dengan standar yang
dikeluarkan mentri pertanian no. 45/Pemertan/SR.140/10/2009.
3. Selanjutnya perhatikan paling sedikit 10 label merek pestisida.
4. Identifikasi masing-masing merek pestisida tersebut dan catat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
BACTOCYN 150 AL
Keterangan pada Label
Ada/Tidak
Nama dagang formula
Ada (Bactocyn 150 AL)
Jenis pestisida
Bakterisida dan fungisida
Nama dan kadar bahan aktif
Oksitetrasiklin 150 AL
Isi/berat bersih pada kemasan
200 ml
Peringatan keamanan
Ada
Klasifikasi dan simbol bahaya
Ada
Petunjuk keamanan
Ada
Gejala keracunan
Ada
P3K
Tidak ada
Perawatan medis
Ada
Petunjuk penyimpanan
Tidak ada
Petunjuk penggunaan
Ada
Piktogram
Ada
Nomor pendaftaran
Ada
Nama dan alamat serta telepon
Ada
pemegang nomor pendaftaran
Nomor produksi
Ada
Petunjuk pemusnahan
Tidak ada
BACALAH LABEL INI SEBELUM
Tidak ada
MENGGUNAKAN PESTISIDA INI
Nama
Jenis
Pestisida
1.
Sidafur 3GR
2.
Agrimec 18EC
Insektisid
a
Insektisid
a
Bahan Aktif
Golongan
Karbofuran
Sistemik
Abamectin
Racun
kontak dan
Kadar
3%
18,4 g/l
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Supretox 276
SL
Herbisida
Bio up 490 SL
Herbisida
Curacron 500
Insektisid
EC
Gramoxone
276 SL
Sanstar 480 SL
Previcur N 722
SL
Line up 480
SL
Supremo 480
SL
Herbisida
Herbisida
Fungisida
Herbisida
Herbisida
Paraquat
diklorida
Isopropilamin
a glifosat
perut
Racun
kontak
Sistemik
276 g/l
490 g/l
Racun
Profenofos
kontak dan
Paraquat
lambung
Racun
diklorida
Isopropilamin
a glifosat
Propamokarb
hidro klorida
IPA Glifosat
Isopropilamin
a glifosat
kontak
500 g/l
276 g/l
Sistemik
480 g/l
Sistemik
722 g/l
Sistemik
480 g/l
Sistemik
480 g/l
4.2. Pembahasan
Deskripsi Bactocyn 150 AL
Bactocyn ini merupakan jenis pestisida bakterisida dan fungisida.
Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium, atau kata Yunani bakron, berfungsi
untuk membunuh bakteri sedangkan fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau
kata Yunani spongos yang artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau
cendawan. Bactocyn ini berbahan aktif oksitetrasiklin, Oksitetrasiklin adalah
pestisida antibiotika yang digunakan untuk mengendalikan bakteri, jamur dan
d. Pekatan Debu atau Dust Concentrate (DC) adalah tepung kering yang
mudah lepas dengan ukuran dari 75 micron, yang mengandung bahan
aktif antara 25 %-75 %.
e. Debu atau Dust (D), terdiri dari bahan pembawa yang kering dan
halus, mengandung bahan aktif dalam konsentrasi antara 1-10%.
Ukuran partikel debu kurang dari 70 micron.
f. Umpan atau Block Bait (BB) adalah campuran bahan aktif pestisida
denganbahan penambah yang inert. Formulasi ini biasanya berbentuk
bubuk, pasta atau butiran.
g. Tablet, ada 2 macam, bentuk yang pertama tablet yang terkena udara
akan menguap menjadi fumigant. Bentuk ini akan digunakan untuk
fumigasi. Pestisida dalam formulasi ini mempunyai kode TB (Tablet)
di belakang nama dagangnya. Bentuk kedua adalah tablet yang
merupakan umpan racun perut untuk membunuh hama (kecoa).
3. Padatan Lingkar (MC) adalah campuran bahan aktif pestisida dengan
serbuk gergaji kayu dan perekat yang dibentuk menjadi padatan yang
melingkar.
Kaidah Penggunaan Pestisida
Menurut Kementrian Pertanian tahun 2011, pengertian yang menarik
tentang pestisida menyatakan bahwa pestisida adalah racun ekonomis.Jadi
Pestisida adalah racun yang mempunyai sifat ekonomis, penggunaan
Pestisida dapat memberikan keuntungan, tetapi juga dapat mengakibatkan
kerugian.
Pengalaman menunjukan bahwa penggunaan pestisida sebagai racun,
sebenarnya lebih merugikan dibanding menguntungkan, yaitu dengan
munculnya berbagai dampak negatif yang diakibatkan oleh Pestisida
tersebut. Karena alasan tersebut, maka dalam penggunaan Pestisida harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pestisida hanya digunakan sebagai alternatif terakhir, apabila belum
ditemukan cara pengendalian daya racun rendah dan bersifat selektif.
b. Apabila terpaksa menggunakan Pestisida, maka gunakan Pestisida yang
mempunyai daya racun rendah dan bersifat selektif.
c. Apabila terpaksa menggunakan Pestisida, lakukan secara bijaksana.
Ekonomi.
Kondisi lingkungan, misalnya jangan melakukan aplikasi Pestisida
tidak
berhasil.
menghindari/mengurangi
Hal
tersebut
pencemaran
dimaksudkan
terhadap
lingkungan
untuk
dan
mengurangi residu.
b. Pengendalian Hama Dengan Pestisida Dilakukan Berdasarkan Nilai
Ambang Pengendalian (AP) Atau Ambang Ekonomi (AE).
Cara-cara petani dalam mengambil keputusan berdasarkan
ambang pengendalian atau ambang ekonomi dilakukan melalui Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu/SLPHT.
2. Menggunakan Pestisida yang Terdaftar dan Diijinkan Menteri Pertanian.
Tidak dibenarkan menggunakanPestisida yang tidak terdaftar
dan tidak mendapat ijin Menteri Pertanian, karena tidak diketahui
kebenaran mutu dan efektivitasnya serta keamanannya bagi lingkungan.
3. Menggunakan Pestisida Sesuai dengan Jenis Komoditi dan Jenis
Organisme Sasaran yang Diijinkan.
Pemberian ijin pestisida dilakukan berdasarkan terpenuhinya
persyaratan kriteria teknis yang meliputi pengujian fisiko-kimia,
pengujian efikasi dan pengujian toksisitas.Dengan demikian penggunaan
pestisida harus sesuai dengan jenis komoditi dan jenis organisme sasaran
yang diijinkan.
4. Memperhatikan Dosis dan Anjuran yang Tercantum pada Label.
Efektivitas penggunaan pestisida diperoleh melalui penggunaan
dosis yang tepat. Ketidaktaatan dalam menggunakan dosis pestisida
dapat menyebabkan resistensi yang akan semakin merugikan petani.
5. Memperhatikan Kaidah-kaidah Keselamatan dan Keamanan Penggunaan
Pestisida
BAB V
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik
kesimpulan
1. Pengendalian
hama
secara
kimiawi
diartikan
sebagai
tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pertanian, 2011. Pedoman Pembinaa Penggunaan Pestisida.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.Direktorat Pupuk dan
Pestisida.
LAMPIRAN
Bactocyn 150 AL
Supremo 480 SL
Line up 480 SL
Curacron 500 EC
Gramoxone 276 SL
Bio Up 490 SL
Agrimec 18 EC
Gramoxone 276 SL
Supretox 276 SL
Sanstar 480 SL
Sidafur 3 GR