Anda di halaman 1dari 24

Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.

a dhennys_as

ANALISIS FAKTOR KEAMANAN, LIKUIDITAS,


AKSESABILITAS, KONVENIENS SERTA FATWA MUI DAN
JUMLAH PENDANAAN NASABAH BERPENGARUH
TERHADAP PENINGKATAN TOTAL AKTIVA PADA PT. BANK
SYARIAH MANDIRI.

Proposal Skripsi Untuk Memenuhi Tugas Akhir Metodologi Penelitian Bpk Ibnu Widiyanto

NAMA : ******************

NIM : ******************

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Diponegoro

2009
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bertahun-tahun sudah perbankan berdasarkan sistem ribawi (konvensional)

menguasai industry perbankan bahkan system perekonomian dunia. Dengan beragam

produknya bank konvensional mendominasi aktifitas perekonomian umat manusia.

Sementara itu, pandangan umat islam terhadap hubungan antar manusia dalam

bertransaksi dalam ajaran agama islam dapat meyakini bahwa hidup di dunia

berhubungan dengan tiga pihak yaitu dengan Sang Pencipta (Allah SWT), dengan

sesama manusia (muamalah) dan dengan alam sekitar, dimana hubungan tersebut

harus seimbang serta kaffah (sempurna) seperti yang tercantum dalam al-qur’an .

Salah satunya hubungan yang bersifat ekonomis, termasuk bagaimana seseorang

berjual beli atau bertransaksi dengan pihak lain.

Syariat islam memandang bahwa transaksi ekonomi antar manusa harus

terbebas dari riba, karena riba menurut pandangan syariat islam sebagai dosa yang

sangat besar (hadist, al-qur’an Ar-Rum:39, An-Nisa: 160-161 dan ali-imron:130 serta

Al-Baqarah:275-280). Karena itu umat islam diwajibkan untuk melaksanakan ajaran

tentang haramnya riba dengan meninggalkan segala sesuatu yang berbau riba. Riba

menurut definisinya bermakna tambahan (ziyadah) atau pengambilan tambahan atas


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil atau bertentangan prinsip

muamalah dalam islam (Muhammad Syafi’I Antonio:2001)

Bunga dalam perbankan menurut ulama adalah identik dengan riba, sehingga

muncul persoalan dilematis bagi umat islam khususnya umat Indonesia dalam

mengembangkan perekonomian yang sesuai dengan syariat agama. Atas dasar inilah

kemudian kehadiran sistem perbankan syariah di Indonesia menjadi kondisio qua

non.

Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam lebih

dari 80% dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 15% per tahundan merupakan Negara

dengan penduduk islam terbesar di dunia, bank syariah baru secara resmi berdiri

tahun 1991 setelah sebelumnya banyak bank konvensional bermunculan sebagai

akibat Paket Oktober (Pakto) 88.

Untuk memberikan back up terhadap bank syariah maka keluarlah undang-

undang no7/1992 tentang perbankan dimana perbankan bagi hasil mulai

direkomendasi. Pendirian Bank Muamalat Indonesia diikuti oleh pendirian Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Malwa Tamwil (BMT). Dengan

diundangkannya UU no 10/1998 tentang perubahan UU no 7/1992 tentang perbankan

dan PP no 72/1992 maka system perbankan syariah ditempatkan sebagai bagian dari

system perbankan nasional.


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

Tabel 2. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia, 1970 – 2003

Tahun Keterangan

1970an Muncul gagasan pendirian Bank Syariah.

1988 Muncul lagi gagasan Bank Syariah karena pemerintah mengeluarkan Paket
Kebijakan

Oktober (Pakto) yang berisi liberalisasi industri perbankan. Namun, gagasan


tersebut

deadlock karena tidak ada perangkat hukum yang dapat menjadi rujukan.

19-22 Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua Bogor
Agustus1990

22-25 Agustus Pembahasan hasil lokakarya pada Munas IV MUI di Jakarta dan terbentuklah
1990 Kelompok

Kerja Pembentukan Bank Syariah.

3 November Silaturrahim dengan presiden di Istana Bogor dan terpenuhilah komitmen


modal disetor
1991
awal sebesar Rp 106.126.382.000.

1 Mei 1992 Operasional awal Bank Muamalat Indonesia (BMI).


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

1992 Pengakomodasian perbankan dengan prinsip bagi hasil pada Undang-undang No. 7
Tahun

1992 tentang Perbankan.

1992 Pengenalan dual banking system

30 Oktober 1992 Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip
bagi hasil.

29 Februari 1993 PP tersebut dijabarkan secara terperinci dengan keluarnya Surat Edaran BI No.
25/4/BPPP

1994 BMI men-sponsori berdirinya Asuransi Syariah, Syarikat Takaful Indonesia dan
menjadi

salah satu pemegang sahamnya.

1997 BMI men-sponsori lokakarya Ulama tentang Reksadana Syariah yang diikuti
operasionalnya dengan dikelola oleh PT. Danareksa Investment Management.

1998 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, merubah Undang-undang

No. 7 Tahun 1992 yang mengakomodasi perkembangan perbankan secara lebih


luas

1999 Kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah.

2000 Keluarnya regulasi operasional dan kelembagaan.


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

2001 Pendirian Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia.

2003 September Perubahan Biro Perbankan Syariah menjadi Direktorat


Perbankan Syariah BI.

Sumber: Dirangkum oleh penulis dari berbagai sumber.

Bank syariah tumbuh karena pola bagi hasil yang diterapkannya. Sistem ini

lebih unggul bila dibandingkan dengan system bunga di bank konvensional. Pada

system yang berdasarkan atas prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) dan berbagi

resiko (risk sharing). Sistem ini diyakini oleh para ulama sebagai jalan keluar untuk

menghindari penerimaan dan pembayaran bunga (riba). Jadi dalam operasinya bank

melakukan kemitraan dengan pengusaha dan meminjamkan dana, tanpa memungut

bunga, tetapi memperoleh bagi hasil dan bagi resiko.dengan perusahan jika tidak

memperoleh keuntungan, karena bank dapat merugi dan tidak memperoleh hasil tetap

dan pasti.
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

Seiring berjalannya waktu Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan

Fatwa. Dengan Surat Keputusan MUI no Kep-98/MUI/2001 tanggal 30 Maret 2001

telah membentuk Dewan Syariah Nasional (DSN) telah mengeluarkan 39 fatwa

diantaranya fatwa 01, 02, dan 03/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 yang

dengan tegas menyatakan bahwa giro, tabungan dan deposito berdasarkan bunga

(interest) yang dikeluarkan pada bank, asuransi, pasar modal, pegadaian, koperasi,

dan lembaga keuangan lainnya maupun individu termasuk salah satu bentuk riba (riba

nasi’ah) dan hukumnya haram.

Menurut Dahlan Siamat (1993:5). Ada beberapa pertimbangan yang

mendorong nasabah menyimpan uangnya di bank antara lain : (1)factor keamanan,

yaitu keamanan dalam arti dapat mengurangi kemungkinan tidak kembalinyauang

nasabah akibat terjadinya default. (2) factor likuiditas, yaitu penyimpanan uang di

bank pada prinsipnya dapat meningkatkan dan menjamin likuiditas.(3) factor

aksesabilitas, yaitu dana yang dapat disimpan oleh nasabah dibank jumlahnya tak

terbatas (4) Konveniens , yaitu banyaknya kemudahan dan keuntungan lainnya yang

ditawarkan oleh bank. Hal itu akan berpengaruh terhadap perkembangan jumlah

nasabah yang nantinya akan menyimpan dana dan akan berpengaruh terhadap total

aktiva bank

Fatwa haramnya bunga bank akhir tahun 2000 memang cukup

menggemparkan. Efeknya terhadap bank syariah pun mulai terasa, terutama pada
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

sector riil (republika, 19 April 2004). Ini akan memberikan dampak dan pengaruh

yang positif bagi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Untuk itu, dirasa

penting dan cukup beralasan untuk melakukan penelitian awal faktor keamanan,

likuiditas, aksesabilitas, konveniens serta fatwa MUI dan jumlah pendanaan nasabah

berpengaruh terhadap peningkatan total aktiva pada bank syariah.

1.2 PERUMUSAN MASALAH.

Bank Syariah Mandiri merupakan Bank konversi dari Bank Susila Bakti yang

terinspirasi dari Bank Syariah pertama yaitu Bank Muamalah karena keberhasilannya

dalam melewati krisis ekonomi dan dengan dikeluarkannya fatwa MUI tentang

haramnya riba maka penulis mencoba menganalisis pengaruhnya terhadap

peningkatan total aktiva yang didapat dari jumlah nasabah yang akan terfokus kepada

peningkatan jumlah dana yang dihimpun, maka dari latar belakang diatas dapat

diidentifikasi beberapa hal:

1. Pengaruh factor keamanan terhadap peningkatan total aktiva pada Bank

Syariah Mandiri.

2. Pengaruh factor likuiditas terhadap peningkatan total aktiva pada Bank

Syariah Mandiri.

3. Pengaruh factor aksesabilitas terhadap peningkatan total aktiva pada Bank

Syariah Mandiri.
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

4. Pengaruh factor konveniens terhadap peningkatan total aktiva pada Bank

Syariah Mandiri.

5. Pengaruh factor keamanan, likuiditas, aksesabilitas, konveniens terhadap

peningkatan total aktiva pada Bank Syariah Mandiri.

6. Pengaruh dikeluarkannya Fatwa MUI tentang haramnya riba terhadap

peningkatan total aktiva pada Bank Syariah Mandiri

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1.3.1 Tujuan Penelitian.

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah diungkapkan , tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh factor keamanan terhadap peningkatan total aktiva

pada Bank Syariah Mandiri.

2. Menganalisis pengaruh factor likuiditas terhadap peningkatan total aktiva

pada Bank Syariah Mandiri.

3. Menganalisis pengaruh factor aksesabilitas terhadap peningkatan total aktiva

pada Bank Syariah Mandiri.


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

4. Menganalisis pengaruh factor Konveniens terhadap peningkatan total aktiva

pada Bank Syariah Mandiri.

5. Menganalisis pengaruh pernyataan Fatwa MUI tentang haramnya riba

terhadap peningkatan total aktiva pada Bank Syariah Mandiri.

1.3.2 Manfaat Penelitian.

Bagi Bank.

1. Dari penelitian ini dapat direkomendasikan langkah-langkah perbaikan, agar

terjadi peningkatan jumlah nasabah dengan menganalisis factor-faktor yang

mendorong nasabah untuk menyimpan dananya.

2. Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh kebijakan organisasi masyarakat

terhadap perbankan syariah di Indonesia, khususnya Bank Syariah Mandiri.

Bagi Pembaca.

1. Pembaca dapat lebih mengerti mengenai pertimbangan factor likuiditas,

keamanan, konveniens dan aksesabilitas dalam menyimpan dananya di Bank


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

2. Pembaca juga dapat mengetahui seberapa berpengaruh kebijakan organisasi

masyarakat seperti MUI mempengaruhi tingkah laku masyarakat dalam

menyimpan dananya di Bank.

1.4 Sistematika penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikna tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat kegiatan penelitian, dan sistematika penulisan., kemudian

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori prinsip-prinsip syariah

dalam kegiatan ekonomi dan keuangan, prinsip bagi hasil, sumber dana bank

syariah , aktivitas pendanaan bank syariah, pernyataan fatwa MUI tentang

haramnya riba, operasional bank syariah, total aktiva perbankan, factor

likuiditas, factor keamanan, factor aksesabilitas dan factor konveniens, selain

itu juga diuraikan tentang penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan

hipotesis, selanjutnya

Bab III Metodologi Penelitian


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

Merupakan metode penelitian yang meliputi variabel penelitian dan definisi

operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode

analisis yang digunakan.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, analisis

data serta pembahasan., dan

Bab V Penutup

Berisikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan

saran-saran, sebagai masukan bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1Bank

Secara umum bank adalah suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan

fungsi untuk untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan kepada
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

yang memerlukan dana tersebut. Berikut di bawah ini adalah macam-macam dan

jenis-jenis bank yang ada di Indonesia beserta arti definisi / pengertian masing-

masing bank.

Jenis-Jenis Bank :

2.1.1.2 Bank Sentral

Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13

tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur

pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas

mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain

sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di

Indonesia.

2.1.1.3 Bank Umum

Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan

produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara

langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada

masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi,

jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.

2.1.1.4. Bank Perkreditan Rakyat / BPR


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan

wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti

memberikan kridit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan

masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan

dana dalam sbi / sertifikat bank indonesia, deposito berjangka, sertifikat / surat

berharga, tabungan, dan lain sebagainya.

2.1.2 Definisi Bank Syariah

Bank syariah, atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari perbankan

nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat (hukum) Islam. Menurut

Schaik (2001), Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan

pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan

konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan

kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya. Sudarsono (2004), Bank

Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-

jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan

prinsip-prinsip syariah. Definisi Bank Syariah menurut Muhammad (2002) dalam

Donna (2006), adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak

mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-

jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang

pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islam.


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

2.1.3 Bunga dan Bagi Hasil

Sekali lagi, Islam mendorong praktek bagi hasil serta mengharamkan riba.

Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya

mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel

berikut. SISTEM BUNGA / Bagi Hasil

2.1.3.1 Bunga.

Bunga adalah Insentif yang diberikan oleh bank kepada para nasabah

penyimpan dana dengan jumlah yang telah diperjanjikan di awal (asumsi harus selalu

untung). Besarnya bunga yang diterima oleh nasabah ditentukan oleh besarnya pokok

yang disimpan nasabah di bank serta besarnya persentase bunga yang telah

diperjanjikan oleh bank, tidak berdasarkan besarnya pendapatan bank.

Demikian juga disisi penyaluran dana dari bank kepada nasabah kreditnya

pengertian bunga adalah besarnya kelebihan atas pokok yang dipinjamkan bank

kepada nasabahnya dan wajib dibayar oleh nasabah tersebut kepada bank

2.1.3.2 Bagi Hasil

Bagi hasil atau profit sharing ini dapat diartikan sebagai sebuah bentuk

kerjasama antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

pihak pengelola atau mudharib, dan nantinya akan ada pembagian hasil sesuai dengan

persentase jatah bagi hasil (nisbah) sesuai dengan kesepakatan ke dua belah pihak.

Misalkan investor, dalam hal ini adalah nasabah bank itu menaruh uangnya sebagai

bentuk investasi untuk dikelola oleh mudharib yakni pihak bank dengan nilai nisbah,

misalnya 60 persen bagi pengelola dan 40 persen bagi investor.

Mudharabah ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mudharabah muthlaqah,

yaitu bagi hasil yang bersifat tidak terbatas (unrestricted), dan mudharabah muqayyadah,

yaitu bagi hasil yang bersifat terbatas (restricted).

Untuk mudharabah muthlaqah, pihak pengelola yaitu pihak bank memiliki otoritas

penuh untuk menginvestasikan atau memutar uangnya.

Sedangkan untuk mudharabah muqayyadah, pemilik dana memberi batasan kepada pihak

pengelola. Misalnya, adalah jenis invetasi, tempat investasi, serta pihak-pihak yang

diperbolehkan terlibat dalam investasi.

Perbedaan Bunga bank dan Bagi Hasil

Keterangan Bunga Bagi Hasil

Asumsi Penentuan bunga dibuat pada Penentuan besarnya rasio/ nisbah


waktu akad dengan asumsi harus bagi hasil dibuat pada waktu akad
selalu untung dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

Eksistensi bunga diragukan Tidak ada yang meragukan


(kalau tidak dikecam) oleh keabsahan bagi hasil
beberapa kalangan.

Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba


meningkat sekalipun jumlah meningkat sesuai dengan
keuntungan berlipat atau keadaan peningkatan jumlah pendapatan.
ekonomi sedang “booming”.

Pembayaran Bunga atau Rasio Tergantung pada keuntungan Pembayaran bunga tetap seperti
proyek yang dijalankan. Bila yang dijanjikan tanpa
usaha merugi, kerugian akan pertimbangan apakah proyek
ditanggung bersama oleh kedua yang dijalankan oleh pihak
belah pihak. nasabah untung atau rugi.

Dasar pembagian Besarnya persentase Besarnya rasio bagi hasil


berdasarkan pada jumlah uang berdasarkan pada jumlah
(modal) yang dipinjamkan. keuntungan yang diperoleh

2.1.3.3 Riba.

Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian

berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada

peminjam. Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara

linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar . Sedangkan menurut istilah teknis, riba

berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Ada beberapa
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang

menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli

maupun pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam

Islam.

2.1.4 Prinsip-prinsip Bank Syariah

Schaik (2001) mengemukakan bahwa terdapat tujuh prinsip ekonomi Islam

yang menjiwai bank syariah, yaitu: (1) keadilan, kesamaan dan solidaritas; (2)

larangan terhadap objek dan makhluk; (3) pengakuan kekayaan intelektual; (4) harta

sebaiknya digunakan dengan rasional dan baik (fair way); (5) tidak ada pendapatan

tanpa usaha dan kewajiban; (6) kondisi umum dari kredit (meliputi; pertama,

peminjam yang mengalami kesulitan keuangan sebaiknya diperlakukan secara baik,

diberi tangguh waktu, bahkan akan lebih baik bila diberi keringanan, dan kedua,

terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai hukum selisih antara kredit dan

harga spot, ada yang berpendapat bahwa itu adalah suku bunga implisit dan ada juga

yang berpendapat bahwa hal tersebut dibolehkan untuk mengakomodasi biaya

transaksi - bukan biaya dari pembiayaan; dan (7) dualiti risiko, di satu sisi sebagai

bagian dari persetujuan kredit (liability) usaha produktif yang merupakan legitimasi

dari bagi hasil, di lain sisi risiko sebaiknya diambil secara hati-hati, risiko yang tak

terkontrol sebaiknya dihindari.


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

2.1.5 Pertimbangan Nasabah menyimpan Dana di Bank

Menurut Dahlan Siamat (1993:5). Ada beberapa pertimbangan yang

mendorong nasabah menyimpan uangnya di bank antara lain :

(1) Factor keamanan, yaitu keamanan dalam arti dapat mengurangi kemungkinan

tidak kembalinyauang nasabah akibat terjadinya default.

(2) Factor likuiditas, yaitu penyimpanan uang di bank pada prinsipnya dapat

meningkatkan dan menjamin likuiditas.

(3) Factor aksesabilitas, yaitu dana yang dapat disimpan oleh nasabah dibank

jumlahnya tak terbatas

(4) Konveniens , yaitu banyaknya kemudahan dan keuntungan lainnya yang

ditawarkan oleh bank. Hal itu akan berpengaruh terhadap perkembangan jumlah

nasabah yang nantinya akan menyimpan dana dan akan berpengaruh terhadap total

aktiva bank.

2.1.6 PERBANKAN SYARIAH VS KONVENSIONAL

Tabel Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Keterangan Bank Syariah Bank Konvensional


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

Landasan Hukum 1. Landasan syriah Landasan Hukum Positif

2. Landasan Hukum
Positif

Pengurus Bank Pengawasan: Pengawasan :

1. Dewan Pengawas Dewan Komisaris


Syariah.

2. Dewan Komisaris

Insentif (return) 1. Bagi Hasil Bunga

Kepada pihak ketiga 2. Bonus

Besarnya return kepada Tergantung Pendapatan Bank Tidak tergantung


pihak ketiga Pendapatan Bank

Usaha yang dibiayai Halal Tidak melihat halal dan


haram

Lingkungan kerja Etika kerja mencerminkan Etika kerja konvensional


syariah Islam

Berdasarkan hasil kajian Tim BEINEWS (2004) menunjukkan bahwa ada lima

faktor yang memicu perkembangan perbankan syariah di Indonesia, sekaligus

menjadi pembeda antara perbankan syariah dan perbankan konvensional, yaitu: (1)

market yang dianggap luas ternyata belum digarap secara maksimal (apalagi, bank

syariah tidak hanya dikhususkan untuk orang muslim karena di sejumlah bank

terdapat nasabah nonmuslim), (2) sistem bagi hasil terbukti lebih menguntungkan

dibandingkan dengan sistem bunga yang dianut bank konvensional (review pada
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

waktu krisis ekonomi-moneter), (3) return yang diberikan kepada nasabah pemilik

dana bank syariah lebih besar daripada bunga deposito bank konvesional (ditambah

lagi belakangan ini, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus mengalami

penurunan, sehingga suku bunga bank juga menurun), (4) bank syariah tidak

memberikan pinjaman dalam bentuk uang tunai, tetapi bekerja sama atas dasar

kemitraan, seperti prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal

(musyarakah), prinsip jual beli (murabahah), dan prinsip sewa (ijarah), dan (5) prinsip

laba bagi bank syariah bukan satu-satunya tujuan karena bank syariah mengupayakan

bagaimana memanfaatkan sumber dana yang ada untuk membangun kesejahteraan

masyarakat (lagi pula, bank syariah bekerja di bawah pengawasan Dewan Pengawas

Syariah).

2.2 Penelitian Terdahulu.

Pada penelitian terdahulu yang merupakan studi kasus di PT. Bank Muamalat

Indonesia Cabang Pekalongan , dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan perkembangan bank syariah sebelum dan sesudah adanya fatwa MUI

tentang riba. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series

dari mulai agustus 2003 sampai dengan mei 2004 yang meliputi perkembangan

jumlah nasabah dan perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) secara

mingguan, karena dalam peningkatan total aktiva dihasilkan salah satunya dari
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

peningkatan jumlah nasabah dan akan berpengaruh terhadap jumlah dana yang

disimpan.

Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variable penelitian dimana hanya

menggunakan pernyataan Fatwa MUI tentang haramnya riba, tetapi penulis mencoba

menambahkan factor-faktor pertimbangan nasabah dalam menyimpan dana di Bank

Syariah seperti Faktor likuiditas, keamanan, aksesibilitas dan konveniens.

Setelah melakukan pembahasan terhadap hasil sebagaimana diuraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan uji beda menggunakan

Mann Whitney dapat disimpulkan bahwa untuk perkembangan DPK sebelum dan

sesudah fatwa MUI tentang haramnya riba memang berbeda/ada perbedaan

signifikan. Sedang untuk jumlah nasabah sebelum dan sesudah fatwa MUI tentang

haramnya riba tidak ada perbedaan signifikan. Dengan demikian dengan kata lain

dapat dikatakan bahwa dengan adanya fatwa MUI tidak mempengaruhi masyarakat

untuk menjadi nasabah atau bertambahnya nasabah baru, akan tetapi disebabkan oleh

nasabah-nasabah lama yang menaikkan atau menambah jumlah simpanannya baik

dari jenis tabungan mudharabah.

2.3 Hipotesis.
Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

2.4 Kerangka Pemikiran

Sesuai hipotesis dan tinjauan pustaka, maka disusunlah kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Faktor
Likuiditas

H1

Faktor
Keamanan

H2

Faktor Jumlah Dana Peningkatan


Jumlah Nasabah
Aksesibilitas
H3
Pihak Ketiga
Total Aktiva

Faktor
Konveniens H4

Fatwa MUI H5
tentang
haramnya
Riba

Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini.


Di upload oleh Dimas Aries Sera a.k.a dhennys_as

BAB III

Metodologi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai