1. Justifikasi tindakan:
Terapi nebulizer diberikan kepada pasien karena terdapat banyak secret di
saluran pernapasan yang menghambat saluran pernapasan sehingga pasien
menjadi sesak napas.
2. Teori:
Terapi nebulizer merupakan proses memencarkan obat cair menjadi partikelpartikel mikroskopik (aerosol) dan memasukkannya ke dalam paru-paru
ketika pasien melakukan inhalasi. Pemberian terapi nebulizer dimaksudkan
untuk memberikan obat langsung ke saluran pernapasan untuk mengeluarkan
sputum, meringankan sesak, meningkatkan kapasitas vital, dan mengurangi
kesulitan mengeluarkan secret pernapasan yang kental dan lengket.
3. Hasil:
Setelah dilakukan terapi nebulizer, pernapasan klien sedikit membaik. Secret
menjadi encer dan sesak napas klien agak berkurang.
4. AnalisaTindakan:
Pemberian terapi nebulizer pada An A dilakukan untuk mengeluarkan secret
yang berada pada saluran pernaasan pasien. Disamping itu, pasien juga
memiliki riwayat asma sehingga terapi ini akan membantu pasien untuk
mengurangi sesak yang dialami pasien. Prosedur terapi Nebulizer yang
dilakukan menurut teori dari buku ajar clinical Nursing Prosedures (2014) dan
perbandingan dengan hasil observasi adalah sebagai berikut;sebelum
memberikan terapi nebulizer, perawat menyiapkan obat serta alat yang akan
digunakan, setelah semua persiapan telah selesai, perawat menyalakan mesin
nebulizer, setelah memastikan uap telah keluar perawat memasang sungkup
kepada pasien. Posisi pasien pada posisi duduk yang nyaman atau posisi semi
fowler. Pada kasus ini klien hanya diberikan posisi berbaring.
PEMASANGAN OGT
1. Justifikasi tindakan:
Pemasangan OGT pada anak dilakukan sebagai sarana/jalan untuk
memasukkan nutrisi kedalam lambung karena anak tersebut mengalami
penurunan kesadaran sehingga tidak memungkinkan untuk memberika
makanan lewat oral.
2. Teori
Pemasangan OGT merupakan salah satu prosedur medis untuk memasukkan
selang berlubang kedalam lambung lewat oral. Prosedur ini selain bertujuan
untuk memasukkan makanan, pemasangan OGT juga bertujuan untuk
dekompresi lambung, mengirigasi lambung, mendapatkan bahan lambung
untuk pemeriksaan laboratorium serta memberikan obat.
3. Hasil
Setelah dilakukan pemasangan OGT kecukupan nutrisi klien dapat terpenuhi
karena nutrisi diberikan melalui selang OGT.
4. Analisa tindakan
Pemasangan OGT yang dilakukan oleh dokter pada anak A serta perbandingan
menurut teori adalah pertma-tama dokter menggunakan sarung tangan bersih
tanpa menggunakan sarung tangan steril. Sementara itu, prinsip pemasangan
OGT harus menggunakan teknik steril setelah mengobservasi hidung dan
mulut klien, dokter kemudian menentukan ukuran panjang selang nasogastrik
yang akan dimasukkan kemudan menandainya dengan plaster. Kemudian
dokter melumasi selang nasogastrik dengan jelly. Dokter tidak melarutkan
jelly dalam air, sementara menurut teori, lumasi ujung selang sekitar dengan
pelumas yang larut dalam air, dengan menggunakan potongan kasa. Pelumas
akan mengurangi gesekan antara membrane mukosa dan selang. Pelumas yang
larut dalam air akan mudah larut bila secara tidak sengaja masuk kedalam
paru-paru.
Setelah dokter melumasi selang dengan jelly, dokter kemudian memasukkan
selang nasogastrik secara perlahan. Setelah selang dimasukkan sampai batas
yang ditentukan, dokter kemudian mengecek apakah selang sudah masuk
kedalam lambung dengan menghentakkan udara melalui spoit kedalam selang
PEMASANGAN INFUS
1. Justifikasi tindakan:
Pasien mengalami dehidrasi dan hipertermia sehingga klien harus diberikan
obat penurun demam lewat intravena beserta obat analgetik. Oleh karena itu
klien harus dipasangi infuse sebagai sarana atau jalur obat untuk masuk ke
dalam pembuluh darah.
2. Teori:
Pemasangan infuse (IV cateter) merupakan pemberian cairan kedalam aliran
darah lewat kateter intravena atau jarum bersayap yang dimasukkan kedalam
vena perifer untuk mengganti cairan yang hilang, memberikan masukan kalori
atau sebagai larutan pembawa obat. Pemasangan infuse bertujuan untuk
memberikan cairan elektrolit untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh,
memberikan vitamin dan mineral yang larut dalam air, memberikan obat.
3. Hasil
Setelah dilakukan pemasangan infuse,obat antipiretik langsung diberikan
kepada pasien dan selang beberapa menit, panas pasien berangsur-angsur
turun.
4. Analisa tindakan
Pemasangan infus yang dilakukan menurut praktek yang dilakukan dirumah
sakit adalah; pertama-tama perawat menyiapkan alat dan membawa ke dekat
klien. Perawat kemudian memasang stuin untuk memudahkan dalam mencari
vena. Setelah itu, vena yang akan ditusuk di desinfeksi kemudian perawat
mengukur antara vena dan IV cathteter, setelah yakin IV cathteter pas dengan
vena, perawat kemudian menusuk vena dan mendorong sampai keluar darah
dari mandarin, secara perlahan perawat kemudian menarik jarum sambil
mendorong kanul kedalam vena. Setelah seluruh bagian kanul berada dalam
vena seluruhnya, tornikuet dilonggarkan. setelah itu, jarum ditarik keluar
seluruhnya dari dalam angiocath dan menyambungkan angicath dengan infuse
SUCTION OROFARING
1. Justifikasi tindakan:
Tindakan suction dilakukan untuk mengeluarkan sekret yang menyumbat
saluran pernafasan.
2. Teori:
Pengisapan orofaring merupakan proses pengeluaran secret dari rongga mulut
dan faring yang bertujuan untuk memudahkan ventilasi, mengambil sampel
secret untuk tujuan diagnostic dan mencegah infeksi akibat penumpukan
secret.
3. Hasil:
Setelah dilakukan suction, tidak terdengar lagi suara gargling dank lien
bernafas dengan baik.
4. Analisa tindakan:
Sebelum melakukan suction, perawat mencuci tangan dan menggunakan
handscoen, kemudian perawat mengambil alat suction pasien yang berada
didekat klien. Setelah itu klien menyambungkan alat suction dengan mesin
suction kemudian perawat menyalakan mesin suction. Setelah mesin menyala,
alat suction kemudian dimasukkan kedalam mulut pasien dan megisap lender
pasien. Setelha lendirdirasa sudah tidak ada, perawat kemudian membilas
dengan NaCl dan membersihkan selang dengan tisu kering. Setelah itu alat
suction disimpan lagi ditempatnya.
5. Hambatan:
Tidak terdapat hambatan dalam prosedur suction orofaring.
6. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan: tindakan suction dilakukan pada pasien yang memiliki secret
pada saluran pernafasanyang dapat mengganggu proses bernafas klien.
Saran:
Pelaksanaan suction orofaring dilakukan sesuai dengan standar prosedur.