Anda di halaman 1dari 8

WARTA RIMBA

Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015

ANALISIS POTENSI TEGAKAN DIKAWASAN HUTAN PRODUKSI


DI DESA NUPABOMBA KECAMATAN TANANTOVEA
KABUPATEN DONGGALA
Moh Fadly A, Golar1 , Ida Arianingsih2.
Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespondensi : adhy1237@gmail.com
2
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Abstract
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
Hasil utama dari hutan produksi berupa kayu, sedangkan hasil hutan lainnya disebut hasil hutan
nirkayu yang mencakup rotan, bambu, tumbuhan obat, rumput, bunga, biji, kulit kayu, lakets
(getah), resin (damar, kopal, gom, gondrukem, dan jernang), dan zat ekstraktif lainnya berupa
minyak. Hutan produksi didefinisikan sebagai suatu areal hutan yang dipertahankan sebagai
kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagim kepentingan komsumsi
masyarakat, industri dan eksport. Pemungutan hasil hutan diatur sedemikian rupa sehingga
dapat berlangsung secara lestari. Sebagai fungsi ekosistem, hutan sangat berperan dalam
berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan
fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.
Tujuan dari penelitin ini adalah untuk mengetahui potensi tegakan di kawasan hutan produksi
sekaligus memetakan tegakan, di Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten
Donggala. Metode yang digunakan adalah Analisis Potensi Tegakan dikawasan Hutan Produksi
yaitu dengan cara pembuatan plot di lapangan dan pengambilan data potensi pohon. Hasil
penelitian potensi tegakan dikelompok hutan produksi di Desa Nupabomba, Kecamatan
Tanantovea, Kabupaten Donggala dapat disimpulkan bahwa jumlah pohon pada bagian timur
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pohon pada bagian barat. Akan tetapi volume pohon
pada pada bagian barat lebih besar ( 253.18 m 3/ha) dibandingkan dengan bagian timur (
251.84 m3/ha). Hal ini disebabkan karena pohon dibagian barat memiliki tinggi dan diameter
lebih besar dibandingkan dengan pohon dibagian timur.
Kata Kunci : Analisis, Potensi Tegakan, HP
PENDAHULUAN

dikelompokkan menjadi dua tujuan, yaitu


perencanaan tataguna lahan yang ditujukan
untuk sektor swasta / perorangan dan
perencanaan lahan untuk sektor publik. Antara
keduanya berbeda penekanannya, pada
perencanaan tataguna lahan pada sektor
swasta biasanya peruntukan lahannya hanya
untuk satu peruntukan saja, seperti
perencanaan lahan untuk kawasan pemukiman
(real estate), kawasan industri atau kawasan
ruang terbuka hijau. Sedangkan perencanaan
lahan untuk sektor public lebih menekankan
pada hubungan antara berbagai fungsi
peruntukan lahan, seperti misalnya bagaimana
hubungan fungsi lahan antara kawasan
industri, pemukiman, pertanian, resapan air,

Latar Belakang
Menurut UU 41 Tahun 1999 tentang
kehutanan. hutan adalah kesatuan ekosistem
berupa lahan berisi sumberdaya alam hayati
yang
didomonasi
pepohonan
dalam
persekutuan alam dan lingkungan yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Sebagai fungsi ekosistem, hutan sangat
berperan dalam berbagai hal seperti penyedia
sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup
berjuta flora dan fauna, dan peran
penyeimbang lingkungan, serta mencegah
timbulnya pemanasan global. Secara umum
proses perencanaan tataguna lahan dapat

WARTA RIMBA
Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015
lokasi pembuangan limbah, dan lain
sebagainya. (Jamria 2012).
Sumber daya hutan memiliki peran yang
sangat penting dalam menjaga kelangsungan
hidup manusia. Hutan dapat memberikan hasil
kayu, nonkayu, perlindungan siklus air,
penyerapan
karbon,
pemeliharaan
keanekaragaman hayati dan habitat, serta
berfungsi sebagai tujuan rekreasi. (Winata dan
yuliana 2010).
Desa Nupabomba merupakan suatu desa
yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah,
dan terdapat hutan produksi didalamnya. Dari
sisi Topografi Desa Nupabomba terdiri atas
27,056 ha (20%) dataran dan 108,224 ha
(80%) Perbukitan. dengan Ketinggian dari
permukaan laut kurang lebih 750 meter.
Potensi pohon di kawasan hutan tersebut
sangat baik sehingga perlu di lakukan
penelitian mengenai potensi tegakanya,dan
perlu di pertahankan sehingga dapat di
kembangkan pada masa yang akan datang.
Jumlah penduduk yang semakin bertambah
dan begitu juga tuntutan akan standar hidup
yang lebih baik merupakan factor yang
menyebabkan meningkatnya permintaan
hasil-hasil hutan dan industry kehutanan,
termaksud kertas, kayu bangunan, kayu bakar
dan banyak yang lainnya yang di cerminkan
di dalam pengurasan hutan yang lebih berat.
Perlindungan atas sumberdaya hutan menjadi
semakin penting dan ini mungkin dapat di
galakan melalui perlindungan dan perhatian
kepada
hutan-hutan
yang
melingkupi
gunung,mempengaruhi
tata
air
dan
memperbaiki lingkungan.Semua faktor ini
meningkatkan keharusan pengelolaan hutan
yang lebih baik. (Suharjo 2010)
Potensi vegetasi merupakan salah satu data
dan informasi penting yang diperlukan dalam
pengembangan suatu suatu model pengelolaan
hutan (Arrijani et.,al 2006) dalam Idris dkk.
(2013).
Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dengan vegetasi di tempat lain karena
berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi
hutan merupakan suatu sistem yang
dinamis, selalu berkembang sesuai dengan
keadaan habitatnya. (Marsono (1997),

produksi terbatas di Desa Nupabomba adalah


dengan cara menganalisis potensi tegakan
yang ada dikawasan hutan produksi tersebut
dengan dimaksud agar kita dapat mengetahui
potensi tegakannya.
Sejalan dengan waktu dan perkembangan
ilmu pengetahuan, penelitian mengenai
analisis potensi tegakan dikawasan hutan
dapat diperbaharui dengan satu teknologi
yaitu Sistem Infomasi Geografis (SIG).
Dengan teknologi tersebut dapat menghemat
waktu, biaya dan dapat memudahkan dalam
pengambilan dan mengolah data penelitian.
Dengan semakin menurunnya potensi
sumber daya hutan alam yang diperburuk
dengan tingginya laju deforestasi hutan alam
yang diperkirakan mencapai 2 juta ha
pertahunnya, maka produksi kayu jenis-jenis
harus segera dialihkan dari hutan alam
kehutan tanaman. (Subiakto 2005).
Penggunaan teknologi berbasis komputer
untuk mendukung perencanaan tersebut nutlak
diperlukan untuk menganalisis, memanipulasi
dan menyajikan informasi dalam bentuk tabel
dan keruangan. Salah satu teknologi tersebut
adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
memiliki kemampuan membuat model yang
memberikan gambaran, penjelasan dan
perkiraan dari suatu kondisi faktual. Samsuri
(2004). Kemajuan teknologi informasi di
Indonesia khususnya dalam sistem informasi
yang berbasis web, dewasa ini menunjukkan
perkembangan yang signifikan. (Faisal 2013).
Pemetaan adalah proses penggambaran
informasi yang ada dipermukaan bumi dari
pengambilan data secara terestris maupun
penginderaan jauh, pengolahan data dengan
metode dan acuan tertentu serta penyajian
data berupa peta secara manual ataupun
digital. Hal ini ditujukan untuk mengadakan
peta dasar maupun peta tematik sebagai salah
satu dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian kegiatan khusunya di
bidang kehutanan. (Stevenson 2012)
Salah satu yang dapat di lakukan dalam
melihat potensi pohon di kawasan hutan
produksi di Desa Nupabomba adalah dengan
cara menganalisis potensi tegakan yang
terdapat di kawasan hutan produksi tersebut,
dengan dimaksud agar kita dapat mengetahui
potensi tegakannya.

dalam (sidabutar dkk 2012)


Salah satu yang dapat dilihat dalam
melihat potensi pohon dikawasan hutan

WARTA RIMBA
Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015
Rumusan Masalah
Desa Nupabomba adalah salah satu desa
yang saat ini belum diketahui secara pasti
mengenai potensi tegakan yang terkandung di
dalam kawasan hutannya.
Berdasarkan
masalah di atas peneliti ingin mengetahui
bagaimana potensi tegakan di kawasan hutan
produksi tersebut dalam rangka pengelolaan
kawasan hutan dimasa yang akan datang.
Tujuan dan Kegunaan
penelitin ini bertujuan untuk mengetahui
potensi tegakan di kawasan hutan produksi
sekaligus memetakan tegakan hutannya, di
Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea
Kabupaten Donggala
Kegunaan dari penelitian ini agar dapat
dijadikan sebagai informasi untuk mengetahui
bagaimana tentang analisis potensi tegakan
dikawasan hutan produksi tersebut.

100 m

100 m
B
100 m

100 m

Gambar 1. Skema plot penelitian


Keterangan :
Plot 1 = Berada pada bagian timur gunung
Plot 2 = Berada pada bagian barat gunung

2. Pengambilan data potensi tegakan pohon


Pengambilan data dilakukan
beberapa langkah yaitu :
a. Pengambilan spesimen pohon untuk
mengetahui jenis pohon yang terdapat
dalam plot
b. Pengambilan titik koordinat pohon
menggunakan GPS (global posisition
sistem)
c. Mengukur diameter pohon yang
berdiameter 20 cm.

MATERI DAN METODE PENELITIAN


Waktu Dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober sampai dengan Januari 2014
bertempat di kawasan hutan produksi, Desa
Nupabomba,
Kecamatan
Tanantovea,
Kabupaten Donggala.
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu peta penunjukan kawasan lokasi
penelitian skala 1: 10.000 tahun 1999.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu
:GPS
(Global
Possitioning
Sistem),Spiegel (alat mengukur tinggi
pohon),roll meter, pita ukur, tali rafia, alat
tulis menulis, kamera digital, Komputer,
Printer, sofeware ArcGis 10.1
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis potensi tegakan di kawasan
hutan produksi di Desa Nupabomba yaitu :
1. Pembuatan plot di lapangan
Pembuatan plot di lapangan menggunakan
sistem
plot,
dengan
luas
plot
100 m x 100 m (1 ha). Plot yang dibuat
sebanyak 2 plot. Pengambilan plot
dilakukan pada bagian timur gunung
sebanyak 1 plot dan pada bagian barat
gunung sebayak 1 plot.
Skema plot rencana penelitian :

Diameter ( D) =

Keterangan :
D = Diameter (m)
K = Keliling (m)
= Tetapan (

22
7 atau 3,14 )

d. Pengukuran Tinggi Pohon


T = J Tg
Keterangan :
T = Tinggi bagian pohon yang berada
disebelah atas atau disebelah dari
ketinggian mata pengukur (dalam
meter ).
J =
Jarak antara pohon dengan
pengukur ( dalam meter )
e. Menghitung Volume Pohon

1
D2 .(t x fk)
4

Volume =
Keterangan :
V = Volume pohon
= Tetapan (

22
7 atau 3,14 )

D = Diameter pohon
t = Tinggi total pohon (m)

WARTA RIMBA
Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015
fk= factor koreksi (untuk hutan alam 0,7
dan untuk hutan tanaman 0,8).
Skema Alur Penelitian Analisis Potensi
Tegakan dikawasan hutan seperti gambar
dibawah ini :

sekitar 20.58%, jenis Ficus sp. (Moraceae)


dan
jenis
Pangium
edule
Reinw.
(Flacourticeae)
dengan
masing-masing
berjumlah 6 pohon atau sekitar 17.64%, jenis
Disoxylum sp. (Meliaceae) dengan jumlah 5
pohon atau sekitar 14.7%, jenis Celtis
phillipensis Blanco (Cannabaceae) dengan
jumlah 4 pohon atau sekitar 11,76%, jenis
Chisocheton sp. (Meliaceae) dengan jumlah 3
atau sekitar 8,82%, jenis Syzygium sp.
(Myrtaceae) dengan jumlah 2 pohon atau
sekitar 5,88%, dan yang terakhir sebanyak 1
jenis pohon atau sekitar 2,94% yaitu jenis
Pterospermum celebicum miq. (Malvaceae).
Hasil penelitian di lapangan ditemukan
jumlah pohon pada bagian timur gunung
adalah 57 yang terdiri atas 10 jenis dan 9
famili. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Penelitian Jumlah Pohon Pada
Bagian Timur Gunung

Peta Lokasi Penelitian


Desa Nupabomba KecamatanTanantovea
Kabupaten Donggala

Pembuatan Plot di lapangan

Pengambilan Data

Pengambilan titik koordinat


menggunakan GPS
Pengukuran diameter pohon
Pengukuran tinggi pohon

Pengambilan spesimen pohon


dalam plot

Peta sebaran pohon

Gambar 2. Skema alur penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian Timur
Berdasarkan hasil pengukuran pada bagian
timur gunung dan pengolahan data dengan
bantuan ArcGis 10.1, diperoleh hasil berupa
peta sebaran pohon yang dapat dilihat pada
gambar 3 berikut :

No
1
2
3
4
5

Nama Lokal
Mada
Kume
Kenanga
Gambir
Pangi

Nama Ilmiah
Phoebe sp.
Palaquium obovatum (griff) engl.
Gonithalamus sp.
Ficus sp.
Pengium edule reinw.

6
7
8
9
10

Alupang
Ganjeng-ganjeng
Kayu kapur
Copeng
Bayur

Dysoxylum sp
Celtis philliippensis blanco
Chisocheton sp.
Syzygium sp
Pterospermum celebicum miq.

Famili
Lauraceae
Sapotaceae
Annonaceae
Moraceae
flacourtiacea
e
Meliaceae
Cannabaceae
Meliaceae
Myrtaceae
Malvaceae
Jumlah

Jumlah
15
8
7
6
6
5
4
3
2
1
57

Pada tabel 4. di atas menunjukkan bahwa


jenis yang paling banyak yaitu jenis Phoebe
sp. (Lauraceae) sebanyak 15 pohon atau
sekitar 44,1% dengan nama lokal bagi
masyarakat desa Nupabomba yaitu mada.
Jenis pterospermum celebicum miq.
(Malvaceae) dengan nama lokal yaitu Bayur
merupakan jenis pohon yang paling sedikit
dengan jumlah sebanyak 1 pohon atau sekitar
2,94%. Indriyanto (2008) dalam Suharjo,
Mengatakan bahwa pohon yang tajuknya
menempati posisi lebih rendah dibandingkan
dengan pohon yang dominan masih
mendapatkan cahaa matahari dari atas, akan
tetapi tidak lagi mendapatkan cahaya matahari
dari arah samping. Dengan demukian, pohon
tersebut mengalami persaingan yang keras
dengan pohon lainnya sehingga menyebabkan
pertumbuhan yang lambat dan lemah.
Distribusi Diameter
Hasil pengukuran diameter pohon di
lapangan pada bagian timur gunung dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Diameter Pohon Pada
Bagian Timur Gunung
No Diameter
Jumlah Pohon

Gambar 3. Peta Sebaran Pohon Pada Bagian


Timur Gunung
Pada Gambar 3 terlihat bahwa peta sebaran
pohon pada bagian timur gunung dengan
jumlah pohon sebanyak 57 pohon dan
memiliki jarak yang bevariasi.Pada peta
sebaran pohon , nampak jenis yang paling
banyak muncul yaitu jenis Phobe sp.
(Lauraceae) dengan jumlah 15 pohon atau
sekitar 44.1%, jenis Plaquium obovatum
(Griff.) Engl. (Sapotaceae) 8 pohon atau
sekitar 23,52%, jenis Goniothalamos sp.
(Annonaceae) dengan jumlah 7 pohon atau
4

WARTA RIMBA
Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015
Hasil
pengukuran
volume
pohon
20 29
12
dilapangan pada bagian timur gunung dapat
30 39
16
dilihat pada Tabel 7.
40 49
6
Tabel 7. Distribusi Volume Pohon Pada
50 59
10
Bagian Timur Gunung
60 - 69
6
70 - 79
5
No
Volume (M3)
Jumlah Pohon
80 - 89
3
1
0,4 2,7
28
Jumlah
58
2
2,8

5,1
17
Pada tabel 5. terlihat bahwa distribusi
3
5,2

7,5
3
diameter pada bagian timur gunung
4
7,8

10,1
7
menunjukkan jumlah diameter yang paling
5
10,2 12,5
1
banyak nampak pada diameter
30-39 Cm
6
12,6

14,9
1
Sebanyak 16 Pohon. Diantaranya Sterculia
7
14,10

16,4
1
sp,Celtis
phillippensis
Blanco,Ficus
Jumlah
58
Minahassae (Teijsm.&Vriese Miq,Palaquium
Pada tabel 7. terlihat bahwa distribusi
Obovatum (Griff.) Engl, Goniothalamos
Sp,Litsea Sp,Pangium Edule Reiw. Sedangkan volume pohon pada bagian timur gunung
pada diameter yang paling sedikit nampak menunjukkan volume pohon yang paling
pada diameter 80 - 89 yaitu sebanyak 3 banyak yaitu 0,4 2,7 sebanyak 28 pohon.
pohon. Yaitu diantanya Palaquium obovatum Diantaranya Sterculia Sp,Sizygium Sp, Celtis
(Griff.) Engl, Goniothalamos sp, Sterculia sp, Phillippensis Blanco, Ficus Minahassae
(Teijsm.& Vriese) Miq, Palaquium Obovatum
Litsea sp.
(Griff) Engl, Litsea Sp,Goniothalamus
Distribusi Tinggi
Hasil pengukuran tinggi pohon di lapangan Sp,Pangium Edule Reinw,Chisocheton Sp.
pada bagian timur gunung dapat dilihat pada Sedangkan volume pohon yang paling sedikit
yaitu 10,2 12,5, 12,6 14,9, dan 14,10
Tabel 6 .
16,4
masing - masing sebanyak 1 pohon.
Tabel 6. Distribusi Tinggi Pohon Pada
Yaitu Ficus Minahassae (Teijsm.& Vriese)
BagianTimur Gunung
Miq, Palaquium Obovatum (Griff) Engl, Dan
No Tinggi (m)
Jumlah ohon
Litsea Sp.
1
15 18,22
10
Setelah dilakukan pengukuran maka dapat
2
18,23 21,45
2
disimpulkan
bahwa volume pohon pada
3
21,46 24,68
6
bagian
timur
gunung
yaitu sekitar 251.84
4
24,69 27,91
7
3
m /ha
5
27,92 31,14
18
Bagian Barat
6
31,15 34,37
12
Berdasarkan hasil pengukuran pada bagian
7
34,38 37,6
3
Barat gunung dengan bantuan program
Jumlah
58
ArcGis 10.1, diperoleh hasil berupa peta
Pada tabel 6. terlihat bahwa distribusi tegakan yang dapat dilihat pada gambar 4
pohon
pada
bagian
timur
gunung berikut :
menunjukkan jumlah tinggi pohon yang
paling banyak yaitu 27,92 31,14 m sebanyak
18
pohon.
Diantaranya
Sterculia
sp,Pterospermum
celebicum miq,Celtis
phllippensis Blanco,Chisocheton sp,Ficus
minahassae (Teijsm.& Vriese) miq,Palaquium
obovatum
(Griff)
Engl,Goniothalamos
sp,Pangium edule Reinw, dan Litsea sp.
Sedangkan pada tinggi pohon yang paling
Gambar 4. Peta Sebaran Pohon Pada Bagian
sedikit yaitu 18,23 21,45 m sebanyak 2
Barat Gunung.
pohon. diantaranya Pangium edule Reinw,
Pada Gambar 4 terlihat bahwa peta sebaran
dan Litsea sp.
pohon pada bagian timur gunung dengan
Distribusi Volume
1
2
3
4
5
6
7

WARTA RIMBA
Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015
jumlah pohon sebanyak 49 pohon dan memiliki
jarak yang bevariasi.Pada peta sebaran pohon
gambar 4, nampak jenis yang paling banyak
muncul yaitu jenis Phoebe sp. (Lauraceae)
dengan jumlah 10 pohon atau sekitar 29.4%,
jenis Plaquium obovatum (Griff.) Engl.
(Sapotaceae) dengan jumlah 9 pohon atau
sekitar 26.46%, jenis Dysoxylum sp.
(Meliaceae), jenis Syzygium sp. (Myrtaceae),
dan jenis Myristica fatua subps. Affnis (Warb)
W.J de Wilde. (Myristiceae) Masing-masing
berjumlah 5 pohon atau sekitar 14,70%, jenis
Goniothalamus sp. (Annonaceae) dengan
jumlah 4 pohon atau sekitar 11,76%, jenis
Pangium edule Reinw. (Flacourticeae), jenis
Pterospermum celebicum miq.(Malvaceae), dan
jenis
Bischofia
javanica
Blume.
(Phyllanthaceae) masing-masing berjumlah 3
pohon atau sekitar 8,82%, dan yang terakhir
yaitu jenis Celtis phillipensis Blanco.
(Cannabaceae) dengan jumlah 1 pohon atau
sekitar 2,94%.
Hasil penelitian dilapangan ditemukan
jumlah pohon pada Bagian barat gunung adalah
48 pohon yang terdiri atas 10 jenis dan 10
famili. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Penelitian Jumlah Pohon Pada
Bagian Barat Gunung.
No

Indriyanto (2008) dalam Suharjo, Mengatakan


bahwa pohon yang tajuknya menempati posisi
lebih rendah dibandingkan dengan pohon
yang dominan masih mendapatkan cahaa
matahari dari atas, akan tetapi tidak lagi
mendapatkan cahaya matahari dari arah
samping. Dengan demukian, pohon tersebut
mengalami persaingan yang keras dengan
pohon lainnya sehingga menyebabkan
pertumbuhan yang lambat dan lemah.
Distribusi Diameter
Hasil
pengukuran
diameter
pohon
dilapangan pada bagian barat gunung dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Diameter Pohon Pada
Bagian Barat Gunung
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lokal

Nama Ilmiah

Famli

Jumlah

Mada

Phoebe sp.

Lauraceae

10

Kume

Palaquium obovatum
(Griff) Engl.

Sapotaceae

Alupang

Dysoxylum sp

Meliaceae

Copeng

Myrtaceae

Darah Darah

Myristiceae

Kenanga

Syzygium sp
Myristica fatua subps.
Affnis (warb) W.J de
Wilde
Goniothalamos sp

Annonaceae

Malvaceae

Flacourticeae
Phyllanthace
ae

Cannabaceae

Jumlah

49

Bayur

Pangi

Balintuma

10

Ganjeng Ganjeng

Pterospermum
celebicum miq.
Pangium edule Reinw.
Bischofia javanica
Blume.
Celtis phillipensisi
Blanco

Pada Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa


jenis yang paling banyak yaitu jenis Phoebe
sp. (Lauraceae) sebanyak 10 pohon atau
sekitar 29.4%, dengan nama lokal bagi
masyarakat Desa Nupabomba yaitu mada.
Jenis Celtis phillipensisi
Blanco
(Cannabaceae) dengan nama lokal yaitu
Ganjeng Ganjeng merupakan jenis pohon
yang paling sedikit dengan jumlah pohon
sebanyak 1 pohon atau sekitar 2,94%.

Diameter (cm)
20
31,14
31,15 42,29
42,30 53,44
53,55 64,59
64,60 75,74
75,75 86,89
86,90 98,04
Jumlah

Jumlah pohon
12
9
4
10
9
4
2
50

Pada tabel 9. terlihat bahwa distribusi


diameter pada bagian barat gunung
menunjukkan jumlah diameter yang paling
banyak nampak pada diameter 20 31,14
cm yaitu sebanyak 12 pohon. Diantaranya
Pterospermum Celebicum Miq, Celtis
Phillipensisi Blanco,Aglaia Sp, Palaquium
Obovatum (Griff) Engl,Pangium Edule
Reinw, Sterculia Sp,Bischofia Javanica
Blume Sp,Syzygium Sp, Goniothalamos Sp.
Sedangkan pada diameter yang paling
sedikit nampak pada diameter 86,90
98,04cm
yaitu sebanyak 2 pohon.
Diantaranya Goniothalamos Sp, dan Ficus
minahassae (Teijsm. & Vriese miq.
Distribusi Tinggi
Hasil
pengukuran
tinggi
pohon
dilapangan pada bagian barat gunung dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Tinggi Pohon Pada
Bagian Barat Gunung
No Tinggi (m)
Jumlah Pohon
1
15 17,5
10
2
17,86 20,71
4
3
20,72 23,57
1
4
23,58 26,43
3

WARTA RIMBA
Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015
KESIMPULAN

5
6
7

26,44 29,29
3
23,90 32,15
23
32,16 35,01
6
Jumlah
50
Pada tabel 10. terlihat bahwa distribusi
tinggi pohon pada bagian barat gunung
menunjukkan jumlah pohon yang paling
banyak yaitu 23,90 32,15 m berjumlah 17
pohon. Diantaranya Aglaia Sp,Palaquium
Obovatum (Griff.) Engl, Bischofia Javanica
Blume,
Litesa
Sp,Dysoxylum
Sp,
Pterospermum Celebicum Miq, Syzygium Sp,
dan Goniothalamos Sp. Sedangkan yang
paling sedikit yaitu
20,72 23,57 yaitu
berjumlah 1 pohon yaitu Litsea Sp.
Distribusi Volume
Hasil pengukuran volume pohon pada
bagian barat gunung dapat dilihat pada Tabel
11.
Tabel 11. Distribusi volume pohon pada
bagian barat
No
Volume (M3)
Jumlah Pohon
1
0,33 2,92
19
2

2,93 5,52

14

5,53 8,12

10

8,13 10,72

10,73 13,32

13,33 15,92

15,93 18,52

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat


disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Jumlah pohon pada bagian timur lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah
pohon pada bagian Barat, namun volume
pohon pada pada Bagian barat lebih besar
( 253.18 m3/ha) dibandingkan dengan
bagian timur ( 251.84 m3/ha).
2. Pohon dibagian barat memiliki tinggi dan
diameter lebih besar dibandingkan dengan
pohon dibagian timur, sehingga potensi
tegakan pada bagian Barat lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Idris, Latifah, Aji, Wahyuningsih, Indriyatno,
Ningsih. (2013). Studi vegetasi dan
cadangan karbon dikawasan hutan
dengan tujuan khusus (KHDT)
Senaru,Bayan Lombok Utara. Jurnal
ilmu kehutanan vol VII No. 1
Faisal (2013). Analisis Model Proses
Inkremental Dalam Perancangan
Sistem Informasi Geografis Berbasis
Web
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/teknosains/ar
ticle/view/226
Suharjo Pengantar Suharjo 2014. Analisis
Potensi Tegakan Pada Berbagai
Kelerengan Di Hutan Lindung Di Desa
Tilung Kecamatan Tomini Kabupaten
Parigi Moutong Provinsi Sulawesi
Tengah (tidak di publikasikan)
Jamria (2012). Pemetaan Tutupan Lahan Dari
Proses Deliniasi Menggunakan Sistem
Informasi Geografi (SIG) laporan
magang (tidak dipublikasikan)
Samsuri (2004) Pembuatan Peta Dan Analisis
Kesesuaian Dengan Metode Sistem
Informasi
Geografis
(Sig).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
23456789/1038/3/hutan amsuri.pdf.txt
Sidabutar, Zain A, Arianingsih. (2012)
Analisis Indeks Vegetasi Di Kawasan
Hutan Lindung Menggunakan Citra
Landsat 7ETM + (Studi Kasus
Wilayah Sub DAS Miu, DAS Palu)
http://foresteruntad.blogspot.com/2014_02_01_arch
ive.html

Jumlah
50
Pada tabel 11. terlihat bahwa distribusi
volume pohon pada bagian barat gunung
menunjukkan jumlah pohon yang paling
banyak yaitu 0,33 2,92 m3 berjumlah 22
pohon. Diantaranya Pterospermum Celebicum
Miq, Palaquium Obovatum (Griff.) Engl,
Aglaia Sp, Celtis Phillippensis Blanco, Litsea
Sp, Syzygium Sp, Pangium Edule Reinw,
Sterculia Sp, Bischofia Javanica Blume.
Sedangkan jumlah volume yang paling sedikit
yaitu 10,73 13,32, 13,33 15,92 dan 15,93
18,52 dengan 16 19 m3 masing masing
berjumlah 1 pohon yaitu Pterospermum Sp,
Goniothalamos Sp, Dan Ficus Minahassae
(Teijsm.& Vriese Miq).
Setelah dilakukan pengukuran diatas maka
dapat disimpulkan bahwa volume pohon pada
bagian barat gunung yaitu sekitar 253.18
m3/ha

WARTA RIMBA
Volume, 2 nomor 6
Januari, 2015
Suharjo (2010). Analisis Potensi Tegakan
Pada Berbagai Kelerengan Di
Hutanlindung Di Desa Tilung
Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi
Moutong Provinsi Sulawesi Tengah
Subiakto (2005). Pedoman Pembibitan Jenis
Dipterokarpa
http://www.scribd.com/doc/71939212/
Atok-Subiakto#scribd
Stevenson (2012). Proses Pemetaan Hasil Tata
Batas Fungsi Kawasan Hutan Pada
Kantor Dinas Kehutanan Provinsi
Sulawesi Tengah. Laporan Magang
(tidak dipublikasikan)

Winata dan Yuliana (2010). Potensi Tegakan


Sebagai
Indikator
Tingkat
Keberhasilan Pengelolaan Hutan
Bersama
Masyarakat
(PHBM)
Perhutani.
http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/ind
ex.php?
option=com_content&view=article&i
d=2306:penilaian-potensi-tegakansebagai-indikator-tingkatkeberhasilan-pengelolaan-hutanbersama-masyarakat-phbmperhutani&catid=126&Itemid=518

Anda mungkin juga menyukai