Anda di halaman 1dari 8

WARTA RIMBA

Volume 2, nomor 8
Januari, 2015

SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA LAHAN AGROFORESTRI


DI DESA SULI KECAMATAN BALINGGI
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Eki Zikrullah1, Wardah2 , Husain Umar2.
Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
2
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Abstract
The soil function utizilations as the plants media started since human civilization turns from
nomadic collecting food to live permanent living in settlement begin to moving food plant/non
food to the close area with the place they live. In the next stage, the understandingof soil function
grows as nutrient supplier for the plants it self so the productions would be reached depends on
the soil capacity in providing the nutrient (soil fertility). This research aims to find out the
characteristics of physical and chemistry on soil of agroforestry land nyatoh based, cacao based
and agroforestry complex in Suli village Balinggi sub district Parigi mouton regensi during Mei
ti July 2014. The method employed was field survey, soil sample, soil sample analysis in
laboratory and data analysis.The location selection was done through purposive sampling. The
result indicates that physical and chemistry soil characteristics in each agroforestry land in the
village has 10 colors of yellow-red, permeability value classified little late on nyatoh based,
cacao based classified little late as well and on agroforestry land with 15 cm depth and classified
very late on 30 cm depth. The porosity value of each usage type of land classified moist with
bulk density value quite enough and low organicmaterial value in each land usage type and pH
value on agroforestry land nyatoh based in 15 cm dept shows netral pH but in 30 cm dept pH
becomes little alkalis then in agroforestry land cacao based and agroforestri complex pH is sour.
Keywords: Soil, Physical and Chemistry on Soil, Agroforestry

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanfaatan fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari
manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang mulai melakukan
pemindahan tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada tahap berikutnya, mulai
berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut sehingga produksi
yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).
Dengan berkembangnya areal pemukiman/perkotaan, terjadi benturan kepentingan antara kebutuhan
lahan untuk sarana transportasi dan pendirian bangunan dengan kebutuhan lahan pertanian, yang sering

WARTA RIMBA
Volume 2, nomor 8
Januari, 2015
kali menyebabkan tergusurnya lahan pertanian yang produktif semata-mata karena alasan finansial
(Hanafia, 2005).
Lahan agroforestri memiliki peran penting dalam melindungi sifat fisika dan kimia tanah, peran ini
tergantung pada pola agroforestri yang diterapkan. Sebagai tempat tumbuh tanaman, peranan tanah adalah
sebagai tempat tegaknya tanaman, tempat menyediakan unsur-unsur makanan, air bagi tanaman, dan
tempat menyediakan udara bagi pernafasan akar (Aak, 2005).
Tanah memiliki fungsi sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai tempat dari akar
tumbuhan dan air tanah tersimpan (Simanjuntak, 2012). Tanah ternyata mampu menjalankan peranannya
yang sangat rumit bagi kehidupan tanaman. Dengan demikian, kehidupan tanaman sangat ditentukan oleh
sifat-sifat tanah yang merupakan lingkaran hidup sistem perakarannya (Aak, 2005).
Tanah memiliki sifat fisik, kimia dan biologi yang berbeda pada lingkungan yang berbeda pula.
Demikian halnya pada lahan agroforestri berbasis tanaman nyatoh, dan tanaman kakao serta agroforestri
kompleks. Keadaan sifat fisik dan kimia tanah yang baik dapat memperbaiki lingkungan untuk perakaran
tanaman dan secara tidak langsung memudahkan penyerapan hara. sehingga relatif menguntungkan
pertumbuhan tanaman.
Menurut Didin at.al (2000) Perkembangan tanah dicirikan oleh terjadinya diferensiasi horizon sebagai
wakil proses pedogen baik fisik, kimia dan biologi yang oleh reaksi dalam profil tanah terjadi
penambahan bahan organik dan mineral berupa bahan padatan, cair atau gas, menghilangnya bahan diatas
tanah, alih tempat bahan dari satu bagian ke bagian lain dalam tubuh tanah, alih rupa senyawa mineral
dan bahan organik di dalam tubuh tanah.
Penggunaan lahan yang berbeda di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong, yaitu
penggunaan lahan yang berupa pola agroforestri berbasis tanaman nyatoh, agroforestri tanaman kakao
dan agroforestri kompleks dapat menghasilkan unsur fisika dan kimia tanah yang berbeda. Oleh karena
itu, penting dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi tanah dari berbagai penggunaan lahan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal di atas, masalahnya adalah bagaimanah sifat fisika dan kimia tanah pada lahan
agroforestri di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisika dan kimia tanah pada lahan Agroforestri
berbasis tanaman nyatoh dan kakao serta agroforesri kompleks di Desa Suli Kecamatan Balinggi
Kabupaten Parigi Moutong.
Kegunaan penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penggunaan lahan untuk pengembangan
hutan rakyat di masa mendatang di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014, di Desa Suli Kecamatan
Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Analisis sifat fisika dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang diambil dari lokasi penelitian, air dan zat-zat kimia
yang digunakan dalam proses analisis di Laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sekop, sendok semen, kutter, ring, penumbuk ring,
mistar penggaris, parang, kantong plastik, alat tulis, kamera dan GPS.
Metode penelitian
Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan dengan metode survei lapangan pada lahan agroforestri, analisis
sampel tanah dilakukan di laboratorium.
Penentuan lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan secara purposive sampling pada lahan
agroforestri berbasis tanaman nyatoh dan kakao serta agroforestri kompleks. Untuk titik petak contoh
diambil 6 sampel tanah diulang sebanyak 3 kali dengan keseluruhan adalah 18 sampel tanah.

WARTA RIMBA
Volume 2, nomor 8
Januari, 2015
Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lahan hutan rakyat. Sampel tanah utuh digunakan untuk
menganalisis bobot isi, warna tanah, permeabilitas tanah, porositas tanah yang dilakukan dengan cara
meletakkan ring sampel di atas tanah yang telah dibersihkan dari seresah dan rumput. Sampel tanah tidak
utuh (komposit) digunakan untuk menganalisis pH tanah dan bahan organik tanah.
Berikut langkah-langkah dalam pengambilan sampel tanah utuh antara lain:
Tanah-tanah yang akan diambil sampelnya diratakan dan dibersihkan kemudian ring sampel
diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah tersebut dan kemudian dipukul (ring tersebut hingga
tertanam sampai pada kedalaman yang telah ditentukan) .
Tanah di sekeliling ring digali dengan pisau atau sendok semen mendekati ring.
Tanah diiris dengn pisau atau cutter sampai mendekati tabung 1 (satu) cm dari tabung.
Ring sampel ditekan atau dipukul dengan pelan mengunakan palu kayu sampai tiga perempat
bagianya masuk kedalam tanah.
Ring lain diletakkan tepat di atas ring pertama, kemudian ditekan lagi sampai bagian bawah dari
ring kedua masuk kedalam tanah.
Kedua ring beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop atau cangkul.
Kedua ring dipisahkan dengan hati-hati dengan mengunakan gergaji triplek, kemudian kelebihan
tanah bagian atas dan bawah ring dipotong/diiris dengan cutter sampai rata.
Ring sampel yang telah berisi tanah ditutup dengan penutup ring, atau kantong plastik kemudian
diberi label dan nama sampel dengan kertas label selanjutnya disimpan di dalam kotak tempat
menyimpan ring.
Ring smpel yang digunakan berdiameter 4,5 cm dengan tinggi 5,0 cm.Teknik pengambilan sampel
tanah komposit:
Setelah menentukan lokasi pengambilan sampel.
Contoh tanah terganggu (campuran) diambil dengan menggunakan sekop pada kedalaman 15-30 cm
Contoh tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik, diikat, dan kemudian diberi label
Tanah diambil dari 3 titik, dicampurkan, dan kemudian diaduk.
Sampel tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik besar, diberi label lokasi, waktu, dan
kedalamannya.
Kemudian dianalisis dilaboratorium.
Perlakuan untuk identifikasinya antara lain :
Penentuan tempat pengambilan sampel tanah
Analisis sampel tanah dilaboratorium
Analisis data lapangan dan data laboratorium
Analisis Data
Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako. Sampel tanah utuh digunakan untuk menganalisis bobot isi, permeabilitas tanah, porositas
tanah,warna tanah, pH tanah dan bahan organik tanah, Selanjutnya dideskriptifkan secara detail hasil
pengamat yang telah dianalisis di laboratorium mengenai sifat fisik dan kimia tanah yang meliputi kelas
permeabilitas tanah, warna tanah, porositas tanah, ph tanah dana bahan organik tanah yang terkandung
dalam tanah, sehingga diperoleh kesimpulan umum mengenai perbedaan sifat tanah dan kimia tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis yang dilakukan di lapangan maupun di laboratorium hasil sifat fisika dan kimia tanah
pada hutan rakyat di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong ialah disajikan pada
tabel:
Tabel 1. Sifat Fisika Tanah pada Beberapa Pola Agroforestri
Pola

Kedala

Hasil Analisis

WARTA RIMBA
Volume 2, nomor 8
Januari, 2015
Agrofore
stri

man

Warna
Tanah

Permeabil
itas
(cm/jam)

Porosi
tas
(%)

Top Soil
15 cm

10 YR
5/2

0,73
Agak
Lambat

46,78
Lemb
ab

Sub Soil
30 cm

10 YR
5/2

0,85
Agak
Lambat

56,92
Lemb
ab

Top Soil
15 cm

10 YR
4/1

0,39
Lambat

45,62
Lemb
ab

Sub Soil
30 cm

10 YR
5/2

0,10
Lambat

39,33
Lemb
ab

Top Soil
15 cm

10 YR
5/2

0,28
Lambat

43,91
Lemb
ab

Sub Soil
30 cm

10 YR
5/2

0,05
Sangat
Lambat

47,59
Lemb
ab

Nyatoh

Kakao

Agrofore
stri
Komplek
s

Bulk
Densi
ty
(gr/c
m)
1,41
Cuku
p
Tingg
i
1,40
Cuku
p
Tingg
i
1,40
Cuku
p
Tingg
i
1,58
Cuku
p
Tingg
i
1,49
Cuku
p
Tingg
i
1,47
Cuku
p
Tingg
i

Darmawidjaya et.al (2009), mengatakan bahwa warna tanah merupakan pernyataan tentang: (a) jenis
dan kadar bahan organik, (b) keadaan pengatusan dan aerasi tanah yang berhubungan dengan hidratasi,
oksidasi dan proses pencucian, (c) tingkat perkembangan tanah, (d) kadar air tanah termasuk pula
dalamnya permukaan air tanah, dan atau (e) adanya bahan bahan tetentu. Warna tanah dipengaruhi oleh
empat jenis bahan, yaitu senyawa-senyawa besi, senyawa mangan dan magnesium, kuarsa dan feldspar,
dan bahan organik. Menurut Njuruman dkk (2008) Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah
makin gelap.
Dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart bahwa warna tanah yang terdapat pada lahan
agroforestri di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong yaitu pada masing-masing
penggunaan lahan baik pada lahan agroforestri berbasis tanaman nyato, tanaman kakao dan lahan
agroforestri kompleks menunjukkan warna tanah yang hampir sama yaitu menunjukkan pada variabel 10
YR (yellow-red).
Nilai permeabilitas yang terdapat pada lahan hutan rakyat berpola agroforestri di Desa Suli
Kecamatam Balinggi Kabupaten Parigi Moutong memiliki nilai permeabelitas yang cukup kecil. Pada
lahan Hutan Rakyat berbasis tanaman nyato yaitu pada lapisan top soil menunjukkan nilai permeabilitas
0,73 cm/jam dan lapisan sub soil 0,85 cm/jam, pada lahan hutan rakyat berbasis tanaman kakao yaitu
pada lapisan top soil menunjukkan nilai permeabilitas 0,39 cm/jam dan lapisan sub soil 0,10 cm/jam dan
pada lahan hutan rakyat berbasis agroforestri kompleks pada lapisan top soil menunjukkan nilai
permeabilitas 0,28 cm/jam dan pada lapisan sub soil 0,05.
Permeabilitas merupakan unsur penelitian untuk keperluan pengolahan tanah, yaitu untuk
memperbaiki kondisi pergerakan air dan daya serap air tanah. Bila permeabilitas pada lapisan olah
tertentu cepat, berakibat tanah cenderung cepat mengering sehingga daya serap air tanah rendah.
Sebaliknya bila lambat, air limpasan akan mudah terbentuk pada lahan miring atau tergenang pada lahan
datar (Manfarizah dkk, 2011).
Pori-pori tanah atau porositas tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi oleh bagian bahan padat
tanah, tapi diisi oleh udara dan air tanah. Pori tanah yang diisi oleh udara disebut dengan pori kasar atau
pori makro, sedangkan pori-pori yang berisi air adalah pori yang halus atau pori mikro. Pori makro dan

WARTA RIMBA
Volume 2, nomor 8
Januari, 2015
pori mikro di dalam tanah mudah sekali mengalami perubahan tergantung pada cuaca atau curah hujan
(Meizal, 2008).
Hasil analisis porositas tanah di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong
menunjukkan bahwa porositas tanah pada lahan hutan rakyat berbasis tanaman nyato, hutan rakyat
berbasis tanaman kakao dan lahan hutan rakyat berbasis agroforestri kompleks menunjukkan nilai
porositas yang hampir sama, dengan nilai porositas pada hutan rakyat berbasisi tanaman nyato pada
lapisan top soil yaitu 46,76 % dan sub soil 46,92 % kemudian pada lahan hutan rakyat berbasisi tanaman
kakao pada lapisan top soil 45,62 % dan sub soil 39,33 % serta pada lahan hutan rakyat berbasis
agroforestri kompleks nilai porositas pada lapisan top soil 43,91 % dan sub soil 47,59 %. Menurut
Nugroho (2009) Porositas tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara
dan air), porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah dan tekstur tanah.
Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanahtanah yang berstruktur massive (pejal). Porositas tanah mempengaruhi laju infiltrasi terhadap tanah. Oleh
karena itu tanah harus dihindari dari tekanan-tekanan yang dapat menghilangkan kestabilan pada
porositas tanah. Tekanan pada tanah ini akan menimbulkan penyempitan ruang pori tanah tersebut. Bila
gaya-gaya di dalam tanah tidak dapat menahan gaya yang diberikan oleh traktor, maka akan menimbulkan
efek samping pada tanah tersebut seperti kompaksi yang dapat menghilangkan kestabilan ruang pori
dalam tanah (Kepner at.al 1982). Makin tinggi tingkat kepadatan tanah maka makin berkurang persentase
pori makro dan resistensi tanah terhadap penetrasi akar makin meningkat (Haridjaja dkk, 2010).
Hasil analisis menunjukan bahwa nilai Bulk density pada lahan hutan rakyat di Desa Suli Kecamatan
Balinggi Kabupaten Parigi Moutong hampir sama pada setiap bentuk penggunaan lahan, dan masih dalam
kondisi ideal, dengan nilai bulk density pada masing-masing lahan dan masing-masing kedalaman
menunjukkan nilai yang cukup seragam. Nilai bulk density pada lahan hutan rakyat berbasis tanaman
nyato pada lapisan top soil 1,41 gr/cm dan sub soil 1,40 gr/cm kemudian nilai bulk density pada lahan
hutan rakyat berbasis tanaman kakao pada lapisan top soil 1,40 gr/cm dan sub soil 1,58 gr/cm dan nilai
bulk density lahan hutan rakyat berbasis agroforestri kompleks pada lapisan top soil 1,49 gr/cm dan sub
soil 1,47 gr/cm. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Semakin padat suatu tanah semakin
tinggi nilai bulk density, hal ini berarti semakin sulit tanah meneruskan air atau semakin sulit penetrasi
akar ke dalam tanah (Meizal, 2008).
Menurut Sudaryono (2001) Semakin padat lapisan tanah maka berat volumenya semakin besar. Berat
volume tanah cenderung naik jika semakin dalam karena kandungan bahan organik yang semakin rendah,
kurangnya agregrasi dan terjadinya pemadatan. Arabia dkk (2012) Menyatakan bobot isi sangat erat
kaitannya dengan permeabilitas dan porositas, jika bobot isi tinggi maka permeabilitas dan porositas
rendah dan sebaliknya jika permeabilitas dan porositas tinggi maka bobot isi rendah. Semakin tinggi
bobot isi maka semakin padat tanah, sehingga semakin rendah permeabilitas tanah.
Tabel 2. Sifat Kimia Tanah pada Beberapa Pola Agroforestri
Hasil Analisis
Pola
Agroforestri

Bahan
Organik (%)

pH Tanah
(1:2,5)
H2O

Top Soil

1,87 %
Rendah

7,24
Netral

Sub Soil

1,55 %
Rendah

Top Soil

1,55 %
Rendah

7,75
Agak
Alkalis
5,05
Masam

Sub Soil

0,84 %
Rendah

5,18
Masam

Top Soil

1,70 %
Rendah

5,33
Masam

Kedalaman

Nyatoh

Kakao

Kompleks

WARTA RIMBA
Volume 2, nomor 8
Januari, 2015
Sub Soil

1,01 %
Rendah

5,59
Masam

Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisi-sisa tanaman dan binatang yang telah
mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif
dan menjadi jasad mikro. Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan
bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitanya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik,
biologis, dan sifat kimia tanah serta bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan
sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil (Tolaka, 2013).
Hasil analisis bahan organik pada lahan hutan rakyat di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten
Parigi Moutong menunjukan kandungan bahan organik yang rendah pada masingmasing tipe
penggunaan lahan yakni berkisar antara 0,84% - 1,87 %. menurut Prasetyo (2007) kandungan bahan
organik umumnya tergolong rendah, berkisar antara 0.06 hingga 4.46% dan menurun dengan kedalaman
tanah. Oleh karna itu menurut Arifin (2010) bahan organik berfungsi sebagai bahan sementasi sehingga
berpengaruh positip terhadap sifat fisik tanah. Bahan organik juga bersifat koloidal sehingga mempunyai
luas permukaan jenis yang besar yang berfungsi sebagai pengikat air, sehingga kemampuan tanah
mengikat air lebih banyak, hal ini akan menurunkan limpasan permukaan apabila terjadi hujan, disamping
fungsi lain sebagai penambah nutrisi bagi tanaman.
Reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat- sifat elektrokimia koloidkoloid tanah. Istilah ini menunjukkan pada kemasaman dan kebasaan tanah, yang derajatnya ditentukan
oleh kadar ion hidrogen dalam larutan tanah. Reaksi tanah (nilai pH) dapat berpengaruh terhadap
penyediaan hara untuk tanaman.(Nugroho, 2009).
Reaksi tanah/pH tanah menggambarkan tingkat ketersediaan unsur hara makro maupun mikro dalam
tanah yang akan menjadi unsur tersedia bagi pertumbuhan tanaman (Njuruman dkk, 2008).
Makin rendah nilai angkanya makin tinggi tingkat kemasamannya, makin tinggi nilai angkanya makin
tinggi nilai alkalinitasnya Arabia dkk (2012).
Dari hasil analisis yang di lakukan, pH tanah yang terdapat di lahan hutan rakyat di Desa Suli
Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong menunjukkan nilai pH yang begitu beragam pada
masing-masing lahan yang berbeda. Agroforestri berbasis tanaman nyato pada lapisan 15-30 cm
memiliki kondisi pH yang netral pada lapisan 15 cm yaitu 7,24 dan agak alkali pada lapisan 30 cm yaitu
7,75 kemudian pada hutan rakyat berbasis tanaman kakao memiliki pH yang masam pada lapisan 15 cm
yaitu 5,05 dan lapisan 30 cm yaitu 5,18 hal yang sama terjadi pada lahan agroforestri kompleks dengan
tingkat pH yang masam yaitu 5,33 dan 5,59. Menurut Prasetyo (2007) Reaksi tanah berkisar antara agak
masam hingga netral (pH 5.5 to 7.4).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulan bahwa sifat fisika tanah yang
terdapat pada lahan agroforestri di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong yaitu pada
masing-masing tipe penggunaan lahan menunjukkan nilai permeabilitas yang tergolong agak lambat pada
lahan agroforestri berbasis nyatoh, tergolong lambat pada agroforesri berbasis kakao dan tergolong lambat
pada agroforestri komples dengan lapisan 15 cm serta sangat lambat pada kedalaman 30 cm. Nilai
porositas pada masing masing tipe penggunaan lahan tergolong lembab dengan nilai bulk density yang
cukup tinggi serta warna tanah menunjukkan variabel 10YR (Yellow-Red).
Sifat kimia tanah yang terdapat pada lahan agroforestri di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten
Parigi Moutong menunjukkan nilai bahan organic yang rendah pada masing masing tipe penggunaan
lahan dan nilai pH pada lahan agroforestri berbasis nyatoh pada lapisan 15 cm menunjukkan nilai pH
yang netral tetapi pada lapisan 30 cm nilai pH menjadi agak alkalis kemudian pada lahan agroforestri
berbasis kakao dan agroforestri kompleks nilai pH menunjukkan tingkat pH yang masam.
Saran

WARTA RIMBA
Volume 2, nomor 8
Januari, 2015
Pola penggunaan lahan di Desa Suli Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong perlu
diperhatikan oleh semua pihak untuk tercapainya lingkungan yang baik dan dapat menjaga kualitas tanah
yang baik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menghargai dan mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat Penulis Aswad dan
Faisal R yang telah membantu pengambilan data di lapangan. Ucapan terima kasih yang sama ditujukan
pula kepada Yasin Madeten dan Marhana selaku orang tua saya yang selalu memberikan dukungan dan
bantuan baik moril dan materi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadi, B. 2012. Analisis Sifat Fisika Tanah Akibat Lintasan dan Bajak Traktor Roda Empat. Jurnal
Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 1, Nomor 1, Juni 2012: hal. 43-53.
Arifin M, 2010. Sifat Fisika Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam Hubungannya dengan
Pendugaan erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April
2010 : 72 144
Arabia T, Zainabun., 2012. Karakteristik Tanah Salin Krueng Raya Kecamatan Masjid Raya Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 1, Nomor 1, Juni 2012: hal. 32- 42.
Jurnal.Unsyiah.ac.ad/MSDL/article/view/848. . Di akses pada tanggal 27 November 2014.
Simanjuntak A F. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian Kompos Terhadap Kebutuhan Air Tanaman
Beberapa
Jenis
Kacang.
Fakultas
Teknologi
Pertanian
Universitas
Udayana.http:/pilnas.ristek.go.id/jurnal/index.php/record/view/59507. Di akses pada tanggal 27
November 2014.
Njuruman, Hidayatullah. 2008. Kondisi Tanah pada Sistem Kaliwu dan Mawar di Timor dan
Sumba.Jurnal Info Hutan Vol. V No. 1 : 45-51.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Haridjaja, Hidayat., 2010. Pengaruh Bobot Isi Tanah Terhadap Sifat Fisika Tanah dan Perkecembahan
Benih Kacang Tanah dan Kedelai. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Desember 2010, hlm. 147-152
Vol. 15 No.3.
Aak, 2005. Tanah dan Pertanian. Percetakan Kanisius.
Meizal, 2008. Pengaruh Kompos Ampas Tebu dengan Pemberian Berbagai Kedalaman Terhadap Sifat
Fisika Tanah pada Lahan Tembakau Deli. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu Vol. 1 No. 1 September 2008.
Manfarizah, 2011. Karekteristik Sifat Fisika Tanah di University Farm Stasiun Bener Meriah. Agrista
Vol.15 No. 1,2011.
Prasetyo, 2007. Perbedaan Sifat-Sifat Tanah Vertisol dari Berbagai Bahan Induk. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian Indonesia. Volume 9, No. 1, 2007, Hlm. 20 - 31
Sudaryono, 2001. Pengaruh Pemberian Bahan Pengkondisi Tanah Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tanah
pada Lahan Marginal Berpasir. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.2, No. 1, 106-112.
Ulfiyah, A. R., 2009. Kajian Tingkat Perkembangan Tanah pada Lahan Persawahan di Desa Kaliku
Tinggu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Jurnal Agroland 16 (1) : 45 52.
Tolaka, W., 2013. Sifat Fisika Tanah pada HUtan Primer, Agroforestri dan Kebun Kakao di Subdas Wera
Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. WARTA RIMBA Volume
1, Nomor 1 Desember 2013.
Nugroho, Y., 2009. Analisis Sifat Fisika-Kimia dan Kesuburan Tanah pada Lokasi Rencana Hutan
Tanaman Industri PT Prima Multibuana. Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 27.

WARTA RIMBA
Volume 2, nomor 8
Januari, 2015

Anda mungkin juga menyukai