Anda di halaman 1dari 10

Fisiologi, Anatomi, dan Biokimia Merupakan Faktor

Pemeriksaan Spirometri.
Nanda Tri Yulisa Putri R.
102011076
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
e-mail: nandatriyulisaputrirumdan@yahoo.co.id
Pendahuluan
Latar Belakang
Respirasi bermakna sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan
orang dewasa normal berkisar 12-16 kali per menit yang mengangkut kurang lebih 5 liter
udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran normal sering kali
menunjukan mal fungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa
spirometer atau spirometri, sedang hasil rekamannya disebut spirogram.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang
pemeriksaan spirometri dan hal-hal yang lebih jelas akan dijelaskan pada makalah ini.
Contoh Kasus
Seorang polwan umur 37 tahun diusulkan untuk menerima kenaikan pangkat. Untuk
melengkapi persyaratan ia diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan. Oleh dokter ia
diminta untuk menjalani pemeriksaan spirometri.
Mind Mapping

FISIOLOGI
ANATOMI
(MIKRO
DAN
MAKRO)

BIOKIMIA

PEMERIKSAAN

SPIROMETRI

Gambar 1.

TRANSPOR
O2

TRANSPOR
CO2

BIOKIMIA

Gambar 2.

VOLUME DAN
KAPASITAS
PARU
ALAT DAN
MEKANISME
KERJA
SPIROMETRI

MEKANISME
PERNAPASAN

FISIOLOGI

Gambar 3.

STRUKTUR
SISTEM
PERNAPASAN
(MAKRO
ANATOMI)

SISTEM
PERNAPASAN
(MIKRO
HISTOLOGI)

ANATOMI
DAN
HISTOLOGI

Gambar 4.
Anatomi Sistem Pernapasan
Anatomi saluran pernapasan terdiri atas saluran pernapasan bagian atas (rongga
hidung, sinus paranasal, dan faring), saluran pernapasan bagian bawah (laring, trakhea,
bronkhus, dan alveoli), sirkulasi pulmonal (ventrikel kanan, arteri pulmonar, arteriola
pulmonar, kapiler pulmonar, venula polmonar, vena pulmonar, dan atrium kiri), paru (paru
kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus), rongga pleura, dan otot-otot pernapasan.
Saluran Pernapasan Bagian Atas
Rongga Hidung
Hidung terdiri atas dua nostril yang merupakan pintu masuk menuju rongga hidung.
Rongga hidung adalah dua kanal sempit yang satu sama lainnya dipisahkan oleh septum.
3

Dinding rongga hidung dilapisi oleh mukpsa respirasi serta sel epitel batang, bersilia, dan
berlapis semu. Mukosa tersebut merupakan bagian dari rongga hidung yang berambut dan
berfungsi menyaring partikel-partikel asing berukuran besar agar tidak masuk ke saluran
pernapasan bagian bawah. Dalam hidung juga bagian ini dikenal dengan nasolakrimalis.
Kantung nasolakrimalis ini berfungsi untuk mengalirkan air melalui hidung yang berasal dari
kelenjar air mata, jika seseorang menangis.
Sinus Paranasal
Sinus paranasal berperan dalam menyekresi mukus, membantu pengaliran air mata
melalui saluran nasolakrimalis, dan membantu dalam menjaga permukaan rongga hidung
tetap bersih dan lembap. Sinus paranasal juga termasuk dalam wilayah pembau bagian
posterior rongga hidung. Wilayah pembau tersebut terdiri artas permukaan inferior platum
kribriform, bagian superior septum nasal, dan bagian superior konka hidung. Reseptor di
dalam epitel pembau ini akan merasakan sensasi bau.
Faring
Faring (tekak) adalah pipa berotot yang bermula dari dasar tengkorak dan berakhir
sampai bersambungnya dengan esofagus dan batas tulang rawan. Faring terdiri atas tiga
bagian yang dinamai berdasarkan letaknya, yakni nasofaring (di belakang hidung), orofaring
(di belakang mulut), dan laringofaring (di belakang laring).

Laring
Laring (tenggorok) terletak antara faring dan trakea. Berdasarkan letak vertebrata
servikalis, laring berada di ruas le-4 atau ke-5 dan berakhir di vertebrata servikalis ruas ke-6.
Laring disusun oleh 9 kartilago yang disatukan oleh ligamen dan ototo rangka pada tulang
holid di bagian atas dan trakhea di bwahanya. Kartilago yang terbesar adalah kartilago tiroid,
dan di depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun yang terlihat
nyata pada pria. Kartilago tiroid dibangun oleh dua lempeng besar yang bersatu di bagian
anterior membentuk sebuah sudut seperti huruf V yang disebut tonjolan laringeal.

Trakhea
Trakhea adalah sebuah tabung yang berdiameter 2,5 cm dengan panjang 11 cm.
Trakhea terletak setelah laring dan memanjang ke bawah setara dengan vertebrata torakalis
ke-5. Ujung trakhea bagian bawah bercabang menjadi dua brokhus (bronkhi) kanan dan kiri.
Percabangan brokhus kanan dan kiri dikenal sebagai karina (carina). Trakhea tersusun atas
16-20 kartilago hialin berbentuk huruf C yang melekat pada dinding trakhea dan berfungsi
untuk melindungi jalan udaara. Kartilago ini juga berfungsi untuk mencegah terjadinya
kolaps atau ekspansi berlebihan akibat perubahan tekanan udara yang terjadi dalam sistem
pernapasan. Bagian terbuka dari bentuk C kartilago trakhea ini saling berhadapan secara
posterior ke arah esofagus dan disatukan oleh ligamen elastis dan otot polos.
Brokhus
Brokhus mempunyai struktur serupa dengan trakhea. Brokhus kiri dan kanan tidak
simestris. Bronkhus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan arahnya hampir vertikal dengan
trakhea. Sebaliknya, brokhus kiri lebih panjang, lebih sempit, dan sudutnya pun lebih
runcing.
Diahphragma
Di interior, thorax terbuka ke arah abdomen melalui sebuah lubang besar. Lubang ini
dibatasi oleh symphysisi xiphosternalis, arcus costae, dan corpus vertebra thoracica XII.
Lubang ini ditutupi oleh sebuah septum muskular dan tendinosa, diapharagma, yang
ditembus oleh alat-alat yang berjalan antara thorax dan abdomen. Diahpharagma merupakan
otot utama respirasi. Bentuknya seperti kubah dan terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tengah
dan pinggir. Bagian pinggir merupakan bagian otot yang berasal dri pinggir apertura thoracis
inferior, sedangkan bagian tengah merupakan tendonya.
Pleura
Batas-batas cavisitas pleuralis dapat dilukiskan sebagai garis-garis pada permukaan
tubuh. Garis-garis yang menunjukkan batas-batas pleura parientalis yang letaknya dekat
dengan permukaan tubyh dinamakan garis lipat. Pleura cervicales menonjol ke atas ke dalam
leher dan mempunyai petunjuk permukaan yang identik dengan garis apex pulmonaris.

Pembuluh Darah Thorax


Arcus cortae, pangkal arteria brachiocephalica, dan arteria carotis communis sinitra
terletak di belakang maanubrium sterni. Vena cava superior dan bagian terminal vena
brachiocephalica dextra dan sinitra juga bermula di belakang manubrium sterni. Arteria, vena
thoracica interna berjalan vertikal ke bawah, posterior terhadap cartilago costalis, inci (1,3
cm) lateral terhadap pinggir sternum, sampai spatium intercostale VI. Vena, arteria, nervus
intercostales merupakan susunan dari atas ke bawah terletak tepat di bawah costa yang sesuai.
Pendarahan Paru
Bronchi , jaringan ikat paru, dan pleura visceralis meneriam darah dari arteriae
bronchiales yang merupakan cabang aorta descendens. Venae bronchiales mengalirkan
darahnya ke vena azygos dan vena hemiaazygos. Alveoli menerima darah teroksigenasi dari
cabang-cabang terminal arteriae pulmonales. Darah yang teroksigenasi meninggallkan
kapiler-kapiler alveoli masuk ke cabang-cabang venae pulmonales yang mengikuti jaringan
ikat septa intersegmentalis ke radix pulmonis. Dua venae pulmonales meninggalkan setiap
radix pulmonis untuk bermuara ke dalam atrium sinistrum cor.
Persarafan Paru
Pada radix setiap paru terdapat plexus pulmonalis yang terdiri atas serabut eferen dan
aferen saraf otonom. Plexus dibentuk dari cabang-cabang truncus symphaticus dan menerima
serabut-serabut

parasimpatis

dari

nervus

vagus.

Serabut-serabut

eferen

simpatis

mengakibatkan brochodilatasi dan vasokonstriksi. Serabut-serabut eferen parasimpatis


mengakibatkan bronkokonstriksi, vosodilatasi, dan peningkatan sekresi kelenjar. Impuls
aferen yang berasal dari mukosa bronchus dan dari receptor regang pada dinding alveoli
berjalan ke susunan saraf simpatis dan parasimpatis.
Trakhea (Histologi)
Gambaran khas trkhea adalah rangka bebentuk C terdiri atas tulang rawan hialin
berjumlah 16-20 buah. Cincin-cincin tulang rawan satu dengan yang lain dihubungkan oleh
jaringan penyambung padat fibroelastis dan retikulin disebut ligamentum anulare untuk
mencegah agar lumen trakea jangan meregang berlebihan sedang otot polos berperan untuk
mendekatkan kedua tulang rawan. Bagian trakea yang mengandung tulang rawan disebut pars
kartilagenia dan bagian trakea yang mengandung otot disebut pars membranasae.
6

Paru-Paru
Paru-paru ada sepasang, paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu superior, medius,
inferior dan paru kiri terdiri dari 2 lobus yaitu superior dan inferior. Selaput pembungkus
paru-paru disebut pleura. Terdapat 2 pleura yaitu pleura viseralis dan pleura parientalis. Di
antara pleura terdapat kavum pleura, yang normal berisicairan serosa. Pleura disusun oleh
jaringan ikat fibrosa dengan serat elastin dan kolagen dan sel fibroblas, dila[isi oleh selapis
mesotel.
Mekanika Pernapasan
Inspirasi dan Ekspirasi
Paru dan dinding dada adalah struktur elastik. Pada keadaan normal, hanya ditemukan
selapis tipis cairan di antara paru dan dinding dada. Paru dengan mudah dapat bergeser
sepanjang dinding dada, tetapi sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti halnya dua
lempengan kaca yang direkatkan dengan air dapat digeser tetapi tidak dapat dipisahkan.
Tekanan di lam ruang antara paru dan dinding dada (tekanan intrapleura)bersifat
subatmosferik. Apabila dinding dada dibuka, paru akan kolaps, dan apabila paru kehilangan
elastisitasnya, dada akamn mengembang menyerupai bentuk gentong (barrel shaped).
Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot-otot akan inspirasi akan meningkatkan
volume intratorakal. Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada dalam keadaan
lemas, tidak ada udara yang mengalir, dan tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan
atmosfer. Otot inspirasi utama otot yang berkontraksi untuk melakukan inpirasi sewaktu
bernaps tenang adalah diafragma dan otot interkostal eksternal. Pada awitan inspirasi, otototot ini dirangsang sehingga rongga thoraks membesar. Otot inspirasi utama adalah
diagfragma, suatu lembaran otot rangka yang membentuk lantai rongga thoraks dan disarafi
oleh saraf prenikus. Diafragma dlam keadaan melemas berbentuk kubah yang menonjol ke
atas ke dalam thoraks. Ketika berkontraksi (pada stimulasi oleh saraf frenikus), diafragma
turun dan memperbesar volume thoraks dengan meningkatkan ukran vertikal (atas bawah).
Dinding abdomen, jika melemas, menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma yang
turun menekan isi abdomen ke bawah dan ke depan. Tujuh puluh lima persen pembesaran
rongga thoraks sewaktu bernapas tenang dilakukan oleh kontraksi daifragma. Dua set otot
interkostal terletak antara iga-iga. Otot interkostal eksternal terletak di atas otot interkostal
internal. Kontraksi otot intekostal eksternal, yang seratnya berjalan ke bawah dan depan
antara dua iga yang berdekatan, memperbesar rongga thoraks dalam dimensi lateral dan
7

antero posterior. Ketika berkontraksi, otot interkostal eksternal mengangkat iga dan
selanjutnya sternum ke atas dan ke depan. saraf interkostal mengaktifkan otot-otot interkostal
ini. Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi sebelumnya tekanan intra-alveolus sama dengan
tekanan atmosfer, sehingga tidak ada udara mengalir masuk atau keluar paru. Sewaktu rongga
thoraks membesar, paru juga dipaksa mengembang untuk mengisi rongga thoraks yang lebih
besar. Sewaktu paru membesar, tekanan intra-alveolus turun karena jumlah molekul yang
sama kini menempati volume paru yang lebih besar. Pada gerakan inspirasi biasa, tekanan
intra-alveolus turun 1mm Hg menjadi 759 mm Hg. Karena tekanan intra-alveolus sekarang
lebih rendah daripada tekanan atmosfer maka udara mengalir ke dalam paru mengikuti
penurunan gradien tekanan dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke paru sampai
tidak ada lagi gradien yaitu sampai tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer.
Karena itu, ekspansi paru tidak disebabkan oleh udara masuk ke dalam paru, udaara mengalir
ke dalam paru karena turunnya tekanan intra-alveolus yang ditimbulkan oleh ekspansi paru.
Sewaktu inspirasi, tekanan intrapleura turun menjadi 754 mm Hg akibat ekspansi thoraks.
Peningkatan gradien tekanan transmural yang terjadi sewaktu inspirasi memastikan bahwa
paru teregang untuk mengidi rongga thoraks yang mengembang.
Volume dan Kapasitas Paru
Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan ekspirasi
dapat diukur melalui spirometer. Nilai volume paru memperlihatkan suhu tubuh standar dan
tekanan ambien serta diukur dalam militer udara.
1 . Volume
a. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang masuk dan keluar pari-paru selama
ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda sehat berkisar 500 ml untuk laki-laki
dan 380 ml untuk perempuan.
b. Volume cadangan inspirasi (VCI) adalah volume udara ekstra yang masuk ke paruparu dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal. CDI berkisar 3.100 ml pada
laki-laki dan 1.900 ml pada perempuan.
c. Volume cadangan ekspirasi (VCE) adalah volume ekstra udara yang dapat dengan
kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal. VCE biasanya berkisar 1200 ml
pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.
d. Volume residual (VR) adalah volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi kuat. Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat

jeda pernapasan. Rata-rata volume ini pada laki-laki sekitar 1200 ml dan perempuan
1000 ml.
2 . Kapasitas Paru
a. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah permukaan volume residual dan volume
cadangan ekspirasi (KRF = VR+VCE). Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa
dalam sistem respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200 ml.
b. Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan
inspirasi (KI = VT+VCI). Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml.
Alat dan Mekanisme Kerja Spirometri
Spirometer adalah alat yang mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan,
alat ini terdiri dari sebuah drum/tong berisi udara yang mengapung dalam wadah berisi air.
Sewaktu subyek menghirup dan menghembuskan udara dari drum melalui sebuah selang
penghubung, drum bergerak naik dan turun dan gerakan ini direkam sebagai suatu spirogram,
yang dikalibrasikan terhadap besar perubahan volume. Spirometri standar harus bisa
memeriksa kemampuan aliran udaara seperti kapasitas vital paru, volume tidalm kapasitas
vital paksa, volume ekspirasi paksa dalam satu detik, dan volume ventilasi maksimal.
Transpor Oksigen dan Karbon Dioksida pada Sistem Pernapasan
Oksigen yang larut menurut hukum Henry adalah 0,393 mL/100 mL darah. Dan pada
keadaan sebenarnya adalah 20 mL/100 mL darah. Perbedaan yang besar ini karena
kemampuan hemoglobin dalam transportasi oksigen. Ikatan oksigen dan hemoglobin disebut
ikatan fisis. Karbon dioksida terdapat di dalam sel darah merah dan plasma. Bentuk
pengakutan karbon dioksida sebagai karbon dioksida yang larut dalam plasma (sedikit, 6%),
asam karbonat (sedikit 4%), ikatan karbamino (20%), ion bikarbonat dalam plasma (70%).

Daftar Pustaka
1. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
pernapasan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika, 2008.
2. Snell S. R. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran Ed.6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC,2005.
3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem, Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2009.
4. Ganong F. W. Buku ajar fisiologi keokteran, Ed. 20. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2003.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2004.

10

Anda mungkin juga menyukai