Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. Sebagai pangkalan pengeluaran dalam pasaran dunia melalui penghapusan halangan tarif dan bukan tarif dalam ASEAN.Dengan tidak adanya pajak impor, maka pergerakan barang di ASEAN itu diharapkan akan menjadi semakin cepat. Sekarang seluruh Negara ASEAN diminta untuk mengindentfikasi hambatan-hambatan non-tarif apa saja yang selama ini masih menjadi penghambat lancarnya perdagangan dan arus barang. Produk yang di kategorikan dalam General Exception adalam produk-produk yang secara permanen tidak perlu dimasukan kedalam
CEPT-AFTA, karena alas an keamanan
nasional, kesalamatan, atau kesehatan bagi manusia, binatang dan tumbuhan, serta untuk melestarikan obyek-obyek arkeologi dan budaya. Menurut Deklarasi Singapura 1992 (28 Januari 1992), Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN ditubuhkan menggunakan Skim CEPT sebagai mekanisme utama mulai 1 Januari 1993 dengan tariff istimewa asas dari 0% hingga 5% dalam lingkungan masa 15 tahun. Majlis yang bertaraf cabinet juga ditubuhkan untuk mengawasi, menyelaras, dan meninjau perlaksanaan Perjanjian Skim CEPT untuk AFTA. Pada 31 Januari 2003, perjanjian AFTA dipindah dalam perkara yang berkaitan dengan penghapusan duti-duti import.