Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(Depdikbud 1988) memiliki dua
pengertian, yaitu: Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu di bidang(pengetahuan)
tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan sebagainya.
Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi,
akhirat, lahir batin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, lahir, batin, dan
sebagainya.
Pengetahuan dapat diartikan secara luas mencakup segala sesuatu yang
diketahui. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, yang terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam,sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
tunduk patuh,mempunyai makna tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa
seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan
islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan
manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu
manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang
sama lain.
Ilmu

bukan

sekedar

pengetahuan

(knowledge),

tetapi

merangkum

sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara


sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha

berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan


adalah produk dari epistemologi. Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi,
merupakan salah satu hal yang tidak dapat kitalepaskan dalam kehidupan kita.
Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu
anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak
untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran
tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar,
akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita
gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun,
dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan
beberapa hal yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk
kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan bahan berbahaya bagi
kesehatanlingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan
hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di
bumi, seperti dalamfirman-Nya dalam (Q.S. Al-Araf : 56).
Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang orang yang berbuat baik.
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya
agar tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah
dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali
lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Bahkan malaikat pun pernah protes lantaran Adam memiliki jabatan sebagai
khalifah. Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34

Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada
Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis enggan dia dan menyombongkan diri,
karena dia adalah dari golongan makhluk yang kafir.
Dengan surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir itulah yang
membuatmanusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini jika dibandingkan
dengan malaikatyang kita ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa. Bisa
disimpulkan bahwauntuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih menyebut asmaNya tapi jugakemampuannya dalam mengenali lingkungannya dan berfikir.Ini
adalah karunia yangbesar bagi kita.Seharusnya kita bersyukur dan mampu
memanfaatkannya dengan baik.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. sudut pandang islam tentang ilmu pengetahuan
Islam juga menghendaki umatnya untuk memiliki ilmu pengetahuan, baik
ilmu pegetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum. Dalam pandangan
Islam, ilmu itu tergolong suci. Ilmu merupakan barang yang sangat berharga
bagi kehidupan seseorang, Ilmu itu bagaikan lampu atau cahaya. Bahwa tidak
dapat seseorang berjalan di malam yang gelap, kecuali dengan lampu.
Demikian pula halnya, tidak dapat seseorang membedakan yang baik dengan
yang buruk, kecuali dengan ilmu.
Pada zaman Nabi Muhammad Swt. pada permulaan abad VII Masehi negeri
yang terjauh yang terkenal di Arab adalah Cina tempat asal barang-barang
mewah seperti kain sutra, porselin atau keramik. Ilmu itu amatlah luas. Jika
dipelajari tidak pernah akan selesai. Selama bumi masih berpurtar, selam
hayat di kandung badan, selama itu pula manusia memerlukan ilmu
pengetahuan. Islam tidak hanya cukup pada perintah menuntut ilmu, tetapi
menghendaki agar seseorang itu terus-menerus, melakukan belajar.
Manusia hidup di dunia perlu senantiasa menyesuaikan dengan alam, dan
perkembangan zaman terus berkembang, maka manusia akan tertinggal oleh
zaman, sehingga tidak dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman. Ilmu
dunia yang terlalu luas ini memungkinkan manusia tersesat. Oleh karena itu,
perlu diimbangi dengan ilmu agama untuk memilih dan memilih mana yang
baik dan yang benar, untuk mengetahui mana yang haram dan mana yang
halal.
Untuk menjadikan kebudayaan yang islami maka jadikanlah Alquran dan
Sunnah sebagai sumber atau dasar dalam menentukan status undang-undang
dan hukum tindakan tersebut.
Ilmu

pengetahuan

bertujuan

untuk

mengonseptulisasikan

fenomena-

fenomena alam dalam sebab-sebabnya, dalam uruan-urutan sebab akibat dan


mencari asas-asas umum. Suluruh proses ilmu pengetahuandari 3000 tahun

terakhir ke arah kepastian. Sebab-sebab simbolis atau mitologis makin lama


makin di ganti oleh sebab-sebab yang pasti yang dapat di ferivikasikan.
Dengan itu manusia menemukan tata tertib objektif dalam kosmos yang
pretictable : kejadian yang akan datang dapat di hitungkan sebelumnya dan
demikian di bimbing, dipergunakan atau dihalang-halangi menurut keperluan
yang lebih mendesak. Allah menyuruh manusia untuk menuntut ilmu
pengetahuan, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, seperti ilmu
alam, ilmu pasti, ilmu-ilmu sosial dan budaya serta teknologi.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana
seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan
ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan
ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih
dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus
diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran,
yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran
objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang
penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan

terjadinya

penyimpangan

dalam

mencari

kebenaran.

Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani Metodos
yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.

Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat


merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmuilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Pengembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang
yang beriman maupun yang tidak beriman, asalkan memiliki sikap intelektual dan
kemampuan metodologi ilmiah, sebab ayat-ayat Allah bersifat:
1. Pasti (Al-Furqan 2)
2. Tidak pernah berubah (Al-Fath 23)
3. Objektif (Al-Anbiya 105)
Dampak positif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.


Mengurangi pemakaian bahan bahan alami yang semakin langka.
Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat
Membawa manusia kearah lebih modern.
Menyadarkan kita akan keesaan Allah SWT
Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang kita melalui
penelitian ilmiah.

Sedangkan dampak negatif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :


1. Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah, menyebabkan orang orang
2.
3.
4.
5.

menjadi malas berusaha sendiri.


Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh IPTEK itu sendiri.
Melupakan keindahan alam.
Masyarakat lebih menyukai yang instan.
Dengan memanipulasi makanan yang ada, menyebabkan masyarakat kurang
gizi.

6. Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK yang semakin maju menyebabkan


peradaban baru.
Sumber ilmu pengetahuan adalah alam. Alam adalah gudang inspirasi, ide,
dan motivasiuntuk mengarahkan seseorang mencapai suatu peradaban yang lebih
tinggi. Dalam autobiografi seorang pelaut yang terkenal di zaman dynasti China
yaitu Laksamana Chengho (seorang jenderal) yang pernah melakukan pelayaran
ke Afrika dan Asia menyebutkan, alam telah memberikan motivasi, semangat, dan
arahan kepadanya untuk melakukan penjelajahan ke dunia lain untuk menemukan
hal-hal baru. Suatu ide, gagasan, dan motivasi pada awalnya bersumber dari rasa
keingintahuan kita akan sesuatu hal. Rasa keingintahuan ini kemudian dirangsang
oleh alam melalui akal pikiran kita sehingga timbul suatu ide, motivasi, dan
semangat dalam diri.Rasa keingintahuan inilah yang mendasari untuk
berkembangnya ilmu dan pengetahuan.
B. Motivasi Islam dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling
Pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (Al-'Alaq : 1-5).
Ayat tersebut diatas mendorong Umat Islam untuk pandai membaca,
berfikir dan berkreasi.semakin banyak membaca, semakin banyak manfaat yang
diperoleh. Ilmu akan bertambah, bahasa makin baik, dan wawasan makin luas.
Bacalah

alam

ini.Bacalah

Al

Qur'an

ini.Bacalah

buku-buku

ilmu

pengetahuan.Jadi, membaca merupakan kunci pembuka untuk mempelajari ilmu


pengetahuan.
Islam

sangat

menghargai

ilmu

pengetahuan

sebagaimana

yang

dicerminkan dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad


SAW tersebut diatas.Begitu besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan,

sehingga setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk
menuntut ilmu.
Sabda Nabi : "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan
perempuan" (HR. Ibnu Abdil Bar). Dimanapun ilmu berada, Islam memerintahkan
untuk mencarinya. Sabda Nabi : "Carilah ilmu meskipun di negeri Cina" (HR Ibnu
'Adi dan Baihaqi). Menuntut ilmu dalam Islam tidak berhenti pada batas usia
tertentu, melainkan dilaksanakan seumur hidup. tegasya dalam hal menuntut ilmu
tidak ada istilah "sudah tua". Selama hayat masih dikandung badan, manusia
wajib menuntut ilmu.Hanya caranya saja hendaklah disesuaikan dengan keadaan
dan kemampuan masing-masing.Perintah menuntut ilmu sepanjang masa ini
diterangkan dalam Hadits Nabi SAW. "Carilah ilmu sejak buaian sampai ke liang
lahad".
Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya
dibanding dengan yang tidak berilmu. Atau dgn kata lain, kedudukan mulia tidak
akan dicapai kecuali dengan ilmu.
Firman Allah SWT : "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat" (Al Mujadilah : 11)
Dan firman Allah SWT : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui" (Az-Zumar : 9). Sementara itu,
penghormatan terhadap penuntut ilmu dijelaskan pula dalam beberapa Hadits
Nabi SAW. diantaranya : "Tidaklah suatu kaum berkumpul disalah satu rumah
Allah, sambil membaca al Qur'an dan mempelajarinya kecuali mereka dinaungi
oleh para malaikat, mereka diberikan ketenangan, disirami rahmat dan selalu
diingat Allah".
"Sesungguhnya, malaikat akan meletakkan sayapnya (menaungi) pada pencari
ilmu karena senang apa yang sedang dituntutnya".

Menurut hadits tersebut diatas, tempat-tempat majlis ilmu itu dinaungi


malaikat, diberikan ketenangan (sakinah), disirami rahmat dan dikenang Allah di
singgasana-Nya.Begitulah penghormatan yang diberikan kepada orang-orang
yang menuntut ilmu pengetahuan itu.
C. Ilmu Memperkuat Iman
Ilmu pengetahuan dapat memperluas cakrawala dan memperkaya bahan
pertimbangan dalam segala sikap dan tindakan. Keluasan wawawasan, pandangan
serta kekayaan informasi akan membuat seseorang lebih cenderung kepada
obyektivitas, kebenaran dan realita. Ilmu yang benar dapat dijadikan sarana untuk
mendekatkan kebenaran dalam berbagai bentuk. Tentunya bagi seorang muslim,
dibalik wajah-wajah kebenaran itu tersirat kebenaran yang mutlak adalah Allah
SWT. Dengan kata lain, ilmu yang benar mendorong seseorang beriman kepada
Allah SWT. Bahkan lebih dari itu, ilmu yang benar dapat pula memperkuat dan
meningkatkan keimanan seseorang.Ilmu dapat memperkuat iman, dan iman
melahirkan kepatuhan dan tawadhu' kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT : "Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini
Al Qur'an itulah yang hak (petunjuk yang benar) dari Tuhanmu, lalu mereka
beriman dan tunduk hati mereka kepada-Nya" (al Hajj : 54).
Dari salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud : "Dari Abu
Darda' berkata, saya mendengar Rasulallah SAW bersabda : 'Kelebihan seseorang
alim dari seseorang 'abid (banyak ibadah) seperti kelebihan bulan pada bintangbintang".
Menurut hadits ini orang yang berilmu melebihi dari orang yang banyak
ibadah laksana bulan melebihi bintang-bintang.Ilmu manfaatnya tidak terbatas,
bukan hanya bagi pemiliknya. Tapi ia membias ke orang lain yang
mendengarkannya atau yang membaca karya tulisnya. Sedangkan ibadah
manfaatnya terbatas hada pada sipelakunya.

Ilmu atasar dan pengaruhnya tetap abadi dan lestari selama masih ada orang
yang memanfaatkannya, meskipun sudah beberapa ribu tahun. Tetapi orang yang
melakukan shalat, puasa, zakat, haji, bertasbih, bertakbir dll tetap diberi pahala
oleh Allah SWT, akan tetapi semua ini segera berakhir dengan berakhirnya
pelaksanaan dan kegiatan.
Sabda Nabi : "Jika manusia meninggal dunia, semua amalnya terputus kecuali tiga
: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendo'akan
kedua orang tuanya" (HR. Muslim).
Marilah kita perhatikan intisari ajaran Al-Quran tentang sains dan teknologi.
Pertama, Allah menciptakan alam semesta dengan haqq (benar) kemudian
mengaturnya dengan hukum-hukum yang pasti (Al-A`raf 54, An-Nahl 3, Shad
27).Kedua, manusia diperintahkan Allah untuk meneliti dan memahami hukumhukum Allah di alam semesta (Ali Imran 190-191, Yunus 101, Al-Jatsiyah
13).Ketiga, dalam memanfaatkan hukum-hukum Allah di alam semesta yang
melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia harus berwawasan
lingkungan dan dilarang untuk merusak atau membuat pencemaran (Al-Qasas 77,
Ar-Rum 41).Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kita harus memiliki sikapsikap intelektual yang diperintahkan Allah dalam Al-Quran.
Pertama, kritis terhadap permasalahan yang dihadapi, sebagaimana tercantum
dalam Surat Al-Isra ayat 36: Dan janganlah engkau ikuti sesuatu yang tiada
padamu pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan isi
hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.Kedua, bersedia menerima
kebenaran dari mana pun datangnya, sebagaimana tercantum dalam Surat AzZumar ayat 18: Maka gembirakanlah hamba-hamba-Ku yang menginventarisasi
pendapat-pendapat, lalu mengikuti yang terbaik. Mereka itulah yang memperoleh
petunjuk Allah dan mereka itulah kaum intelektual.Ketiga, menggunakan daya
nazhar (nalar) semaksimal mungkin, sebagaimana tercantum dalam Surat Yunus
ayat 101: Katakan: nalarilah apa yang ada di langit dan di bumi. Dan tidaklah
berguna segala ayat dan peringatan itu bagi kaum yang tidak percaya.

Menurut Surat Ali Imran 191-194, seorang ilmuwan atau intelektual Muslim
harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Senantiasa dalam kondisi zikir, memelihara komitmen kepada ajaran Allah.


Mengembangkan daya fikir dalam menalari ciptaan Allah.
Memanfaatkan potensi dan kesempatan yang disediakan Allah.
Menjauhi perilaku menyimpang dari ajaran Allah.
Siap membela kebenaran dan keadilan serta memberantas kezaliman.
Teguh beriman kepada Allah dan Rasul dalam sikap dan perilaku.
Menyadari kekhilafan dan berusaha meningkatkan kemampuan diri.
Ikhlas berkorban mempersembahkan bakti hanya kepada Allah.
Berwawasan masa depan untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Terdapat tiga alasan pokok, mengapa kita perlu menguasai iptek, yaitu :
a. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negaranegara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
b. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di
negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
c. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan
klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar
sendiri.

D. Sumber Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Islam


Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu
pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk
belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada
ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan
dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan
memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya
sebagai berikut:
1. Al-Quran dan Sunnah
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan alQuran dan Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini
dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam

pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala


vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang
Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya,
disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayatayat-Nya (QS 12/1-3) dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam
segala hal (QS 33/21).
2. Alam semesta
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam
semesta (QS 3/190-192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat
darinya, diantara ayat2 yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern
seperti :
a. Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).
b. Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari
kumpulan H dan He yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat
medan magnetik yang menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang
dan matahari) pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C lalu
menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi)
panas turun menimbulkan kondensasi baru membentuk air baru
mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan).
c. Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3),
matahari sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.
d. Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).
e. Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama ad-dunya)
(QS 37/6).
f. Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya
(nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).
g. Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7).
h. Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88).
i. Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS
55/5) dan garis edar sendiri2 yang tetap (QS 36/40).
j. Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi
(QS 39/5).
k. Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).

l. Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (ini


bedakan dengan lau) dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).
m. Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS
24/43).
n. Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).
o. Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen)
tumbuhan (QS 15/22).
p. Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan
bunga betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).
q. Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts)
lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu
dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad
setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.
r. Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran
(QS 76/2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat
spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani),
prostrate
(pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat
dan lendir).
s. Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5),
dengan
tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel dpada rahim.
t. Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) zygote
yang melekat (alaqah) segumpal daging/embryo (mudhghah) dibungkus
oleh tulang dalam misenhyme (izhama) tulang tersebut dibalutoleh otot
dan daging (lahma) (QS 23/14).
3. Diri manusia:
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang
proses penciptaannya, baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun
psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10).
4. Sejarah
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyuNya melalui lembar sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan
kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka

perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Firaun,dan sebagainya, yang


kesemuanya keberadaannya dibenarkandalam sejarah hinggasaat ini.
Bila diteliti bahwa ayat pertama turun adalah (Iqra, artinya baca) QS.
96, Al Alaq 1-5. Membaca dan menulis, adalah jendela ilmu pengetahuan.
Dijelaskan, dengan membaca dan menulis akan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui (allamal-insana maa lam
yalam). Ilham dan ilmu belum berakhir.Wahyu Allah berfungsi sebagai
sinyal dan dorongan kepada manusia untuk mendalami pemahaman sehingga
mampu membaca setiap perubahan zaman dan pergantian masa. Adapun
keistimewaan ilmu, menurut wahyu Allah, antara lain :
a. Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan
b.
c.
d.
e.

orang-orang yang dalam ilmunya (QS.2:7)


Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18)
Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu (QS.12:76)
Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7)
Jangan engkau turuti apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang

itu (QS.17:36)
f. Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit sekali (QS.17:85)
g. Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah (QS.20:114)
h. Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai tentang
akhirat (QS.27:66)
i. Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti (QS.29:43)
j. Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28)
k. Tuhan meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang berilmu
beberapa tingkatan (QS.58:11)
l. Tuhan mengajarkan dengan pena (tulis baca) dan mengajarkan kepada
manusia ilmu yang belum diketahuinya (QS.96:4-5)
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus,
diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:
Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang
tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar [39] : 9).

Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan)


kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi alHikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari
firman-firman Allah. (QS. Al-Baqarah [2] : 269).
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Mujaadilah [58] :11)
Rasulullah SAW pun memerintahkan para orang tua agar mendidik
anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Didiklah anak-anakmu, karena
mereka itu diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari
zamanmu kini. (Al-Hadits Nabi SAW).Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi
setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu. (AlHadits Nabi SAW).

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
a. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerapkan gejala-gejala tertentu di bidang(pengetahuan) tersebut, seperti
ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan sebagainya.
b. Pengetahuan dapat diartikan secara luas mencakup segala sesuatu yang
diketahui. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, yang terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.
c. Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam,sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
tunduk patuh,mempunyai makna tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah.
d. Alquran dan Al Sunnah merupakan sumber ilmu pengetahuan yang utama
dalam islam.
e. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan mewajibkan kepada
ummatnya untuk senantiasa mencari ilmu.

DAFTAR PUSTAKA
Ravertz, Jerome R. 2007. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.
Banda Aceh: Pustaka Pelajar UNSYIAH.
The Liang Gie. 1998. Lintasan Sejarah Ilmu. Yogyakarta: PUBIB.

Anda mungkin juga menyukai