I.
Tujuan
Pada Akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
Mengukur suhu ketiak (axilla) dan suhu mulut seseorang
Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut
seseorang
Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh binatang
poikilotermik.
berdenyut pada suhu 48oC. Dengan naiknya suhu reaksi biologis berlangsung lebih cepat.
Hal ini sesuai dengan hokum Vant Hoff dan Armenius yaitu : Peningkatan suhu 10 oC,
menyebabkan kecepatan reaksi meningkat 2 3 kali lipat ( Rumus Q10 = koefisien
Vant Hoff ). Kenaikan ini juga berlaku pada proses biologis di dalam tubuh sampai batas
tertentu.
Berdasarkan kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh, khususnya auhu
organ dalam terhadap perubahan suhu lingkungan dilakukan penggolongan poikilotermik
dan homoitermik. Pada manusia sebenarnya sangat sukar untuk menetapkan secara tepat
suhu bagian mana ari tubuh yang dapat disebut suhu tubuh. Untuk memudahkan
dinyatakan dalam 3 cara, ialah :
1. Suhu inti tubuh (core temperature) yang maksudnya untuk menggambarkan suhu
organ organ dalam.
2. Suhu perifer (surface temperature) yang maksudnya untuk menggambarkan suhu
kulit dan jaringan subkutan.
3. Suhu tubuh rata rata yang menurut Guyton dapat dihitung dengan rumus :
Suhu rata rata = 0,7 suhu inti + 0,3 suhu perifer.
Pada manusia untuk mendapatkan gambaran suhu tubuh dilakukan pengukuran yang
dapat dipilih di 3 tempat pengukuran : ketiak/axilla, mulut/oral dan rectum.
Manusia adalah makhluk homeotermik, makhluk berdarah panas dimana suhu
tubuhnya relatif konstan terhadap perubahan suhu disekitarnya. Suhu tubuh manusia
(suhu inti / core temperature) dipertahankan dalam batas normal dalam suatu limit yang
kecil, tidak lebih dari 0,4 C yaitu sekitar 36,7-37,1 C, bahkan dalam suatu keadaan
lingkungan yang buruk oleh suatu sistem yang disebut termoregulasi.
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi
yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan
suhu dingin atau hangat. Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh
karena itu jika hipotalamus terganggu maka mekanisme pengaturan suhu tubuh juga akan
terganggu dan mempengaruhi thermostat tubuh manusia.
Manusia membutuhkan keadaan normotermia untuk mempertahankan fungsi-fungsi
tubuh berjalan normal. Saat tubuh tidak dapat dipertahankan normal, fungsi metabolisme
tubuh terganggu dan dapat berakibat fatal. Suhu tubuh dipertahankan konstan dengan cara
memproduksi panas atau meningkatkan pengeluaran panas. Suhu tubuh dipertahankan
oleh sistem termoregulasi berkisar 24-45C. Jika suhu tubuh berubah menjadi kurang dari
24C atau lebih dari 45C maka termoregulasi akan hilang dan berakibat fatal (Anonim,
2013a).
Menurut Anonim, 2013a Perubahan suhu tubuh di pengaruhi oleh berbagai
factor, sehingga menyebakan Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif.
Hal - hal tersebut adalah :
Exercise
semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet
dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
Hormon
Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal
metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat
meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
Sistem syaraf
selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom
terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla
adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
Suhu tubuh
meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 %
suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.
Asupan makanan
makanan dapat meningkatkan 10 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi protein.
Berbagai macam faktor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.
B. Pengertian Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh
tubuh dengan panas yang dikeluarkan. Suhu tubuh manusia secara kasar dibagi menjadi 2
yaitu : suhu inti (core temperature) dan suhu perifer/suhu kulit.
Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital yang baik perfusinya. Suhu ini relatif
sama. Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga
suhu pada beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian tersebut secara fisik
terletak di kepala dan dada.
Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu
merupakan bagian dari suhu perifer. Suhu kulit/ perifer berbeda dengan suhu inti, naik
dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan tangan.
Suhu perifer ini biasanya 2-4C di bawah suhu inti (Anonim, 2013a).
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan
panas yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju
hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila
kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun (Anonim, 2013).
Menurut Anonim, 2013a pengukuran suhu tubuh diambil berdasarkan suhu inti
dan suhu perifer. Suhu ini disebut suhu tubuh rata-rata. Rumus yang digunakan adalah :
T body = 0,66 T core + 0,34 T skin
Suhu kulit di seluruh tubuh berbeda. Untuk menentukan suhu kulit dibutuhkan 4
tempat berbeda. Sedangkan suhu inti dapat diambil dari suhu pada membran timpani,
esofagus distal atau arteri pulmonalis. Selain itu, juga dapat diambil dari suhu di
nasofaring, rektal atau vesika urinaria. Suhu tubuh bervariasi tergantung dari bagian
tubuh yang diukur, waktu pengukuran, aktivitas dan umur. Suhu kulit di pergelangan kaki
sekitar 20C, di pinggang sekitar 30C pada temperatur lingkungan 22,2C. Suhu aksila
sekitar 1F (0,6C) lebih rendah daripada suhu oral dan suhu rektal sekitar 1F lebih tinggi
daripada suhu oral. Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal, suhu tubuh rendah pada
pagi hari (terendah sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari
antara jam 03.00-07.00 malam (Anonim, 2013a).
C. Antomi Fisiologi yang terkait
Menurut Anonim, 2013b Suhu diatur oleh sistem syaraf dan sistem endokrin.
a. Sistem syaraf
1) Pemanasan dan pendinginan kulit menstimulasi ujung syaraf yang sensitif
terhadap suhu dengan menghasilkan respon yang tepat menggigil untuk
kedinginan, berkeringat untuk kepanasan.
2) Hipotalamus pada otak berespon terhadap suhu dari darah yang mengalir
melewati kapiler-kapiler nya. Hipotalamus mengadung 2 pusat pengaturan suhu.
Hipotalamus bagian anterior berespon terhadap peningkatan suhu dengan
menyebabkan vasoladitasi dan karena nya panas menguap. Hipotalamus bagian
Aktivitas
yang
memburuhkan
reaksi
kimia
tambahan
akan
meningkatkan laju metabolic yang juga akan menambah produksi panas. Saat
metabolism menurun, panas yang dihasilkan juga lebih sedikit. Produksi panas terjadi
saat intirahat, gerakan volunter dan termogenesis tanpa mengigil (Anonim, 2013b).
1) Metabolism basal berperan terhadap panas yang dihasilkan oleh tubuh saat
istirahat total. Laju metabolism basal atau basal metabolic rate (BMR) biasanya
bergantung pada area permukaan tubuh. BMR juga dipengaruhi oleh hormone
tiroid. Dengan merangsang penguraian glukosa dan lemak, hormone tiroid
meningkatkan reaksi kimia dalam sel tubuh. Saat hormone tiroid disekresikan
dalam jumlah besar, BMR dapat meningkat 100%. Ketiadaan hormone tiroid
akan menurunkan BMR menjadi setengahnya, sehingga terjadi pengurangan
produksi panas. Hormen seks testoteron meningkatkan BMR sehingga pria
memiliki BMR yang lebih tinggi dari pada wanita.
2) Gerakan volunter sperti aktivitas otot pada olahraga membutuhkan energi
tambahan. Laju metabolic meningkat saat aktivitas, terkadang meningkatkan
produksi panas hingga 50 kali lipat.
berdirinya rambut karena rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang
melekat di folikel rambut berkontraksi. Hal ini tidak terlalu penting pada manusia,
tetapi pada hewan berdirinya rambut memungkinkan mereka untuk membentuk
panas tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali dari normal (Anonim, 2013a).
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon
tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan
meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh (Anonim, 2013a).
G.
hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin.
Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh
kembali normal (Anonim, 2013a).
III.Alat yang diperlukan :
1. Kodok, papan fiksasi kodok dan tali.
2. Thermometer kimia dengan skala 10oC sampai + 50oC dan thermometer dengan
skala 10oC sampai 100oC, dan thermometer klinik.
3. Air es, air hangat, alcohol dan kapas.
IV. Cara Kerja :
a. Pengukuran suhu mulut
1. Bersihkan thermometer klinik dengan alcohol.
2. Turunkan miniskus air raksa ampai di bawah skala dengan mengayun sentakkan
thermometer tersebut beberapa kali.
3. Letakkan reservoir thermometer di bawah lidah dan OP menutup mulutnya rapat
rapat.
4. Setelah 5 10 menit baca dan catat suhu mulut OP.
b. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut
1. Turunkan miniskus air raksa sampai di bawah skala.
2. Letakkan thermometer di bawah lidah OP.
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit.
4. Tanpa menurunkan miniskus air raksa letakkan kembali thermometer di bawah
lidah OP.
5. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit.
6. OP bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil menutup lubang hidung.
Segera setelah ini diulangi percobaan 1 s/d 5.
7. OP berkumur berulang ulang dengan air es selama 1 menit. Segera setelah ini
diulangi percobaan 1 s/d 5.
c. Pengukuran suhu axilla
1. Keringkan ketiak OP, dan OP berbaring telentang.
2. Seperti prosedur I. 1. 2. Letakkan kembali thermometer di bawah ketiak dan
dijepit dengan baik.
3. Setelah 10 menit baca dan catat suhu ketiak OP.
d. Pengaruh suhu lingkungan pada suhu tubuh binatang poikilotermik.
1. Tetapkan suhu ruang dengan thermometer kimia.
2. Ikat dengan tali seekor kodok telentang di atas papan fiksasi.
3. Masukkan thermometer kimia ke dalam esofagusnya.
= 37oC
= 37oC
= 37oC
= 37,2oC
= 37,2oC
= 36,7oC
= 36,2oC
= 27 oC
= 25 oC
= 30 oC
Pertanyaan :
1. Mengapa ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diukur suhunya?
2. Apakah ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa sebabnya?
3. Apakah ada perbedaan suhu kodok pada waktu dibenamkan dalam air es dan air
hangat?
Jawaban :
1. Karena keringat yang terdapat pada ketiak akan melembabkan ketiak dan akan
memberikan suhu rendah palsu.
2. Ada. Suhu ketiak lebih rendah dari pada suhu mulut karena pada mulut ada
pengaruh dari proses respirasi, baik yang melalui hidung atau melalui mulut. Yang
berakibat pada pengeluaran hawa panas dari hasil respirasi sehingga suhu mulut
ikut terpengaruh.
3. Ada. Karena kodok adalah binatang poikilotermik sehingga akan mengikuti atau
beradaptasi terhadap suhu lingkungan disekitarnya.
Gambar Praktikum
Gambar kegiatan
keterangan
Kodok
binatang
oikilotermik
di
VI. Pembahasan
Pada status faali manusia, setelah melakukan kegiatan yanitu berupa lari-lari kecil
segala halnya meningkat mulai dari denyut jantung, denyut nadi, respirasi, dan
temperatur. Hal ini disebabkan tubuh mengalami serangkaian aktivitas fisik dan kimiawi,
yang menyebabkan tubuh akan menjaga kestabilandalam dirinya. Maka jantung bekerja
lebih keras untuk menyalurkan asupan nurtrisi ke saluruh tubuh guna pembentukan
energi. Karena jantung bekerja lebih cepat maka pembuluh blaik juga akan mengalirkan
darah kotor ke jantung dengan lebih cepat pula, untuk keseimbanagn tubuh, yang akan
menyebabkannaiknya denyut nadi. Begitu pula dengan respirasi udara dalam pau-paru,
karena tubuh memerlukan energi yang banyak, maka diperlukan oksigen yang banyak
pula, dan menghasilkan karbon yang banyak, sehingga kerja paru-paru meningkat dari
keadaan normal. Dengan meningkatnya keseluruhan kerja organ-organ tubuh maka akan
menghasilkan panas tubuh yang berlebih yang nantinya kan dikeluarkan oleh tubuh,
melalui keringat dan uap udara lewat mulut dan hidung, sehingga temperatur tubuh pun
naik.
Pada thermoregulasi atau pengaturan suhu tubuh pada manusia dan katak.
Terdapat perbedaan pengaturan suhu tubuh antara kedua objek ini. Pada manusia,suhu
tubuh normal dan suhu tubuh ketika diberikan rangsangan berupa air hangat dan air
dingin hambir tidak berubah. Sedang pada katak, antara suhu tubuh normal dan suhu
tubuh setelah diberi rangsangan ada perubahan suhu tubuh, pada saat diberi air dingin
maka suhu tubuh katak akan menurun, dan pada saat diberi air hangat suhu tubuh katak
akan naik
Praktikum kali ini bertujuan untuk Mengukur suhu ketiak (axilla) dan suhu
mulut seseorang, Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es
pada suhu mulut seseorang dan Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu
tubuh binatang poikilotermik
Sistem pengaturan suhu terlepak pada hipotalamus. Hipotalamus ini yang
mengatur suhu tubuh manusia agar dipertahankan secara konstan berkisar di suhu 37
0,5C dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan yang terjadi. Bila
suhu lingkugan turun, maka tubuh akan memproduksi panas untuk beradaptasi kembali
dan begitu sebaliknya. Yang dilakukan oleh tubuh biasanya adalah dengan melakukan
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) atau vasokontriksi (penyempitan pembuluh
darah).
Pengukuran yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah pengukuran suhu
tubuh dan pengukuran suhu lingkungan. Jadi menggunakan 2 buah thermometer. Yang
satu thermometer tubuh, yang satu thermometer ruangan.
Pengukuran suhu tubuh pada praktikum ini dilakukan pada daerah ketiak (aksila)
dan mulut. Untuk mengetahui suhu tubuh probandus melalui daerah daerah pengukuran
tersebut. Serta membedakan suhu di dua lokasi tersebut. Pada probandus Ade (Lk, 30 th)
didapatkan suhu axilla 370C dan pada suhu mulut setelah 5 10 menit adalah 37 0C.
Sebelum dilakukan pengukuran sebaiknya ketiak dilap terlebih dahulu dengan tissue
karena kelembaban didaerah ketiak lebih tinggi yang dapat menurunkan suhu tubuh inti.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut,
hal ini disebababkan karena suhu ketiak dipengaruhi oleh kelembaban yang dapat
menurunkan suhu inti (mulut).
Pada praktikum ini juga diukur suhu mulut, suhu mulut setelah bernafas dan suhu
mulut setelah berkumur dengan air es. Hasil suhu mulut probandus setelah 5 adalah
370C, suhu mulut probandus setelah 10 menit adalah 370C, suhu mulut setelah bernafas 2
dalam 5 adalah 37,20C, suhu mulut setelah bernafas 2 dalam 10 adalah 37,2 0C dan suhu
mulut setelah berkumur air es selama 1 dalam 5 adalah 36,7 0C. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi perbedaan antara suhu mulut setelah bernafas dengan suhu mulut setelah
berkumur dengan air es disebabkan karena ada pengaruh lingkungan dan pembuluh darah
itu sendiri.
Pada praktikum ini juga dilakukan pengukuran suhu tubuh pada binatang
poikilotermik yang disini digunakan adalah hewan katak. Hewan poikilotermik adalah
hewan yang suhu tubuhnya berubah ubah mengikuti suhu lingkungan disekitarnya.
Pada percobaan ini digunakan untuk menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap
suhu tubuh binatang poikilotermik. Katak diukur suhu tubuhnya pada suhu ruang
hasilnya adalah 27,00C (suhu ruang 27,00C) kemudian suhu tubuh katak diukur setelah
dibenamkan di air es hasilnya adalah 25,0 0C (suhu es 200C), dan juga katak diukur suhu
tubuhnya setelah dibenam di air hangat hasilnya adalah 30,00C (Suhu air hangat 30,00C).
dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa katak termasuk hewan poikilotermik
karena suhu tubuh katak berubah ubah menyesuaikan suhu lingkungannya.
VII. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan hasil pengukuran suhu tubuh antara suhu ketiak (axilla) dan suhu
mulut seseorang
2. Ada pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut seseorang
3. Katak merupakan binatang poikilotermik karena suhu tubuhnya berubah ubah
mengikuti suhu lingkungan disekitarnya.
VIII. Saran
1. Praktikan / Probandus yang melakukan praktikum ini sebaiknya dalam
keadaan sehat agar bisa mendapatkan suhu tubuh valid di setiap waktu
pengukuran.
2. Hewan katak dipertahankan supaya tetap hidup pada saat pengukuran suhu
tubuhnya.
diakses