Anda di halaman 1dari 16

LATIHAN 5.

SUHU TUBUH DAN PENGATURANNYA

I.

Tujuan
Pada Akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
Mengukur suhu ketiak (axilla) dan suhu mulut seseorang
Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut

seseorang
Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh binatang
poikilotermik.

II. Dasar Teori


A. Termoregulasi Suhu Tubuh
Aktivitas kehidupan berlangsung hanya didalam perubahan suhu yang sempit. Hal
ini bervariasi yaitu antara 0oC sampai dengan 40oC. Faktor ini membatasi distribusi
hewan hewan di dunia karena adanya perubahan suhu yang besar disekelilingnya.
Walaupun demikian ada beberapa hewan yang dapat hidup pada suhu 0oC sedang yang
lain dapat hidup pada suhu 50oC.
Peranan suhu dapat ditinjau dari dua hal :
1. Suhu tubuh merupakan hasil akhir dari poses metabolism yang diperoleh dari
hasil pembakaran (oksidasi) bahan makanan.
2. Suhu tubuh merupakan kondisi optimal untuk berlangsungnya proses proses
biologis/fisiologis di dalam tubuh.
Mamalia da naves mempunyai suhu tubuh yang konstan pada batas batas
tertentu, sedangkan hewan hewan yang lain suhu tubuhnya bervariasi antara 36,9
37,3oC. batas suhu ini juga konstan pada kebanyakan mamalia. Suhu tubuh aves sedikit
lebih besar dari pada suhu tubuh manusia/mamalia dan umumnya berkisar antara 39
41oC.
Pada suhu 0oC hampi semua proses biologis di dalam tubuh manusia berhenti.
Pada suhu 44 45oC susunan syaraf pusat berhenti bekerja, sedangkan jantung berhenti

berdenyut pada suhu 48oC. Dengan naiknya suhu reaksi biologis berlangsung lebih cepat.
Hal ini sesuai dengan hokum Vant Hoff dan Armenius yaitu : Peningkatan suhu 10 oC,
menyebabkan kecepatan reaksi meningkat 2 3 kali lipat ( Rumus Q10 = koefisien
Vant Hoff ). Kenaikan ini juga berlaku pada proses biologis di dalam tubuh sampai batas
tertentu.
Berdasarkan kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh, khususnya auhu
organ dalam terhadap perubahan suhu lingkungan dilakukan penggolongan poikilotermik
dan homoitermik. Pada manusia sebenarnya sangat sukar untuk menetapkan secara tepat
suhu bagian mana ari tubuh yang dapat disebut suhu tubuh. Untuk memudahkan
dinyatakan dalam 3 cara, ialah :
1. Suhu inti tubuh (core temperature) yang maksudnya untuk menggambarkan suhu
organ organ dalam.
2. Suhu perifer (surface temperature) yang maksudnya untuk menggambarkan suhu
kulit dan jaringan subkutan.
3. Suhu tubuh rata rata yang menurut Guyton dapat dihitung dengan rumus :
Suhu rata rata = 0,7 suhu inti + 0,3 suhu perifer.
Pada manusia untuk mendapatkan gambaran suhu tubuh dilakukan pengukuran yang
dapat dipilih di 3 tempat pengukuran : ketiak/axilla, mulut/oral dan rectum.
Manusia adalah makhluk homeotermik, makhluk berdarah panas dimana suhu
tubuhnya relatif konstan terhadap perubahan suhu disekitarnya. Suhu tubuh manusia
(suhu inti / core temperature) dipertahankan dalam batas normal dalam suatu limit yang
kecil, tidak lebih dari 0,4 C yaitu sekitar 36,7-37,1 C, bahkan dalam suatu keadaan
lingkungan yang buruk oleh suatu sistem yang disebut termoregulasi.
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi
yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan
suhu dingin atau hangat. Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh
karena itu jika hipotalamus terganggu maka mekanisme pengaturan suhu tubuh juga akan
terganggu dan mempengaruhi thermostat tubuh manusia.
Manusia membutuhkan keadaan normotermia untuk mempertahankan fungsi-fungsi
tubuh berjalan normal. Saat tubuh tidak dapat dipertahankan normal, fungsi metabolisme

tubuh terganggu dan dapat berakibat fatal. Suhu tubuh dipertahankan konstan dengan cara
memproduksi panas atau meningkatkan pengeluaran panas. Suhu tubuh dipertahankan
oleh sistem termoregulasi berkisar 24-45C. Jika suhu tubuh berubah menjadi kurang dari
24C atau lebih dari 45C maka termoregulasi akan hilang dan berakibat fatal (Anonim,
2013a).
Menurut Anonim, 2013a Perubahan suhu tubuh di pengaruhi oleh berbagai
factor, sehingga menyebakan Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif.
Hal - hal tersebut adalah :

Exercise
semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet
dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.

Hormon
Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal
metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat
meningkatkan metabolisme rate 5-15%.

Sistem syaraf
selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom
terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla
adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.

Suhu tubuh
meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 %
suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.

Asupan makanan
makanan dapat meningkatkan 10 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi protein.
Berbagai macam faktor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.
B. Pengertian Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh
tubuh dengan panas yang dikeluarkan. Suhu tubuh manusia secara kasar dibagi menjadi 2
yaitu : suhu inti (core temperature) dan suhu perifer/suhu kulit.
Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital yang baik perfusinya. Suhu ini relatif
sama. Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga

suhu pada beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian tersebut secara fisik
terletak di kepala dan dada.
Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu
merupakan bagian dari suhu perifer. Suhu kulit/ perifer berbeda dengan suhu inti, naik
dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan tangan.
Suhu perifer ini biasanya 2-4C di bawah suhu inti (Anonim, 2013a).
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan
panas yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju
hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila
kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun (Anonim, 2013).
Menurut Anonim, 2013a pengukuran suhu tubuh diambil berdasarkan suhu inti
dan suhu perifer. Suhu ini disebut suhu tubuh rata-rata. Rumus yang digunakan adalah :
T body = 0,66 T core + 0,34 T skin
Suhu kulit di seluruh tubuh berbeda. Untuk menentukan suhu kulit dibutuhkan 4
tempat berbeda. Sedangkan suhu inti dapat diambil dari suhu pada membran timpani,
esofagus distal atau arteri pulmonalis. Selain itu, juga dapat diambil dari suhu di
nasofaring, rektal atau vesika urinaria. Suhu tubuh bervariasi tergantung dari bagian
tubuh yang diukur, waktu pengukuran, aktivitas dan umur. Suhu kulit di pergelangan kaki
sekitar 20C, di pinggang sekitar 30C pada temperatur lingkungan 22,2C. Suhu aksila
sekitar 1F (0,6C) lebih rendah daripada suhu oral dan suhu rektal sekitar 1F lebih tinggi
daripada suhu oral. Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal, suhu tubuh rendah pada
pagi hari (terendah sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari
antara jam 03.00-07.00 malam (Anonim, 2013a).
C. Antomi Fisiologi yang terkait
Menurut Anonim, 2013b Suhu diatur oleh sistem syaraf dan sistem endokrin.
a. Sistem syaraf
1) Pemanasan dan pendinginan kulit menstimulasi ujung syaraf yang sensitif
terhadap suhu dengan menghasilkan respon yang tepat menggigil untuk
kedinginan, berkeringat untuk kepanasan.
2) Hipotalamus pada otak berespon terhadap suhu dari darah yang mengalir
melewati kapiler-kapiler nya. Hipotalamus mengadung 2 pusat pengaturan suhu.
Hipotalamus bagian anterior berespon terhadap peningkatan suhu dengan
menyebabkan vasoladitasi dan karena nya panas menguap. Hipotalamus bagian

posterior berespon terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokontriksi


dan mengaktivasi pembentukan panas lebih lanjut. Melalui hubungan dengan otak
tersebut, hipotalamus menerima stimulus dari talamus dan dapat melewati sistem
syaraf otonom memodifikasi aktivitas humoner, sekresi keringat aktivitas kelenjar
dan otot-otot.
b. Sistem Endokrin
a) Medula adrenal : dingin meningkatkan sekresi adrenalin yang menstimulasi
metabolisme dan karena nya dapat meningkatkan pembentukan panas.
b) Kelenjar tyroid : dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan meningkatkan
metabolisme dan pembentukan panas.
D. Produksi Panas dan Kehilangan Panas Tubuh
a. Produksi panas
Termoregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi panas.
Panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme yaitu reaksi kimia
dalam seluruh sel tubuh. Makanan merupakan sumber utama bahan bakar untuk
metabolisme.

Aktivitas

yang

memburuhkan

reaksi

kimia

tambahan

akan

meningkatkan laju metabolic yang juga akan menambah produksi panas. Saat
metabolism menurun, panas yang dihasilkan juga lebih sedikit. Produksi panas terjadi
saat intirahat, gerakan volunter dan termogenesis tanpa mengigil (Anonim, 2013b).
1) Metabolism basal berperan terhadap panas yang dihasilkan oleh tubuh saat
istirahat total. Laju metabolism basal atau basal metabolic rate (BMR) biasanya
bergantung pada area permukaan tubuh. BMR juga dipengaruhi oleh hormone
tiroid. Dengan merangsang penguraian glukosa dan lemak, hormone tiroid
meningkatkan reaksi kimia dalam sel tubuh. Saat hormone tiroid disekresikan
dalam jumlah besar, BMR dapat meningkat 100%. Ketiadaan hormone tiroid
akan menurunkan BMR menjadi setengahnya, sehingga terjadi pengurangan
produksi panas. Hormen seks testoteron meningkatkan BMR sehingga pria
memiliki BMR yang lebih tinggi dari pada wanita.
2) Gerakan volunter sperti aktivitas otot pada olahraga membutuhkan energi
tambahan. Laju metabolic meningkat saat aktivitas, terkadang meningkatkan
produksi panas hingga 50 kali lipat.

3) Menginggil adalah respon tubuh involunter terhadap perbedaan suhu dalam


tubuh. Gerakan otot lurik saat menginggil membutuhkan energi yang cukup
besar. Menginggil menghasilkan produksi panas 4 sampai 5 kali lipat dari normal.
Panas ini akan membantu menyeimbangkan suhu tubuh sehingga menginggil
akan berhenti.
4) Termogenesis tanpa mengigil terjadi pada neonatus. Neonatus tidak dapat
mengigil sehingga jaringan coklat vasukuler yang ada saat lahir dimetabolisme
untuk produksi panas. Jaringan tersebut sangat terbatas jumlahnya.
b. Kehilangan panas tubuh
Struktur kulit dan pajanan terhadap lingkungan mengakibatkan kehilangan panas
normal yang konstan melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.
1) Radiasi adalah transfer panas dari permikaan suatu objek ke permukaan objek
lainnya tanpa kontak langsung antara keduanya. Panas pada 80% area luas
permukaan tubuh diradiasikan ke lingkungan.
2) Konduksi adalah transfer panas dari dan melalui kontak langsung antara dua
objek. Benda padat, cair dan gas mengonduksikan panas melalui kontak. Saat
kulit yang hangat menyantuh objek yang lebih dingin, panas akan hilang.
3) Konveksi adalah transfer panas melalui garakan udara, contohnya adalah kipas
angin. Kehilangan panas konveksi meningkat jika kulit yang lembab terpapar
dengan udara yang bergerak.
4) Evaporasi adalah transfer energy panas saat cairan berubah menjadi gas. Tubuh
kehilangan panas secara continue melalui evaporasi. Sekitar 600-900 cc air tiap
harinya menguap dari kulit dan paru-paru sehingga terjadi kehilangan air dan
panas.
E. Mekanisme Pengaturan Respon Tubuh
Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan balik
(feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh. Suhu tubuh
dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan reseptor-reseptor suhu
perifer dan sentral.
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus
anterior dan hipotalamus posterior.
Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas,
vasodilatasi dan menimbulkan keringat.

Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,


menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,
meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine

serta meningkatkan basal metabolisme rate.


Fungsi pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi tersebut dibedakan menjadi 3 fase,
yaitu: termal aferen, regulasi sentral dan respon eferen (Anonim, 2013a).
Respon terhadap Dingin
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang
membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat
meningkatkan suhu tubuh ke arah normal. Manusia pada umumnya mulai merasa tidak
nyaman ketika suhu kulit sekitar 7C atau lebih di bawah suhu inti. Hal ini akan
menimbulkan respon tubuh untuk mempertahankan panas tubuh dengan melakukan
mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal.
F. Proses Respon Terhadap Dingin
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus
mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic ( kumpulan neuron-neuron di bagian anterior
hypothalamus yang merupakan Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai
termostat tubuh ) dan pusat peningkatan panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory
hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai
tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya
merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid
stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan
beberapa organ efektor (Anonim, 2013a).
Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk
mencapai nilai normal, diantaranya adalah :
Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf simpatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi
menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke
kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh
internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas (Anonim,
2013a).

Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan

Piloereksi . Piloereksi adalah

berdirinya rambut karena rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang
melekat di folikel rambut berkontraksi. Hal ini tidak terlalu penting pada manusia,
tetapi pada hewan berdirinya rambut memungkinkan mereka untuk membentuk

lapisan tebal insulator udara (Anonim, 2013a).


Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang
pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya,
menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi

panas (Anonim, 2013a).


Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Rangsangan hipotalamus terhadap shivering atau menggigil
terletak pada bagian dorsomedial hipotalamus posterior. Pada awalnya terjadi
peningkatan tonus otot rangka di seluruh tubuh. Saat tonus meningkat diatas tingkat
kritis tertentu, proses menggigil dimulai.

Selama proses menggigil, pembentukan

panas tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali dari normal (Anonim, 2013a).
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon
tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan
meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh (Anonim, 2013a).

G.

Respon Terhadap Panas


Sistem pengaturan suhu menggunakan 3 mekanisme penting untuk menurunkan

panas tubuh, yaitu pengeluaran keringat (sweating), vasodilatasi dan penurunan


pembentukan panas oleh tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran
mekanisme feed back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas pada
mekanisme respon pada dingin. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang
mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat
penurun panas dan menghambat pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat
penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan
kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan
peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin.
Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil.
Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis

hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin.
Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh
kembali normal (Anonim, 2013a).
III.Alat yang diperlukan :
1. Kodok, papan fiksasi kodok dan tali.
2. Thermometer kimia dengan skala 10oC sampai + 50oC dan thermometer dengan
skala 10oC sampai 100oC, dan thermometer klinik.
3. Air es, air hangat, alcohol dan kapas.
IV. Cara Kerja :
a. Pengukuran suhu mulut
1. Bersihkan thermometer klinik dengan alcohol.
2. Turunkan miniskus air raksa ampai di bawah skala dengan mengayun sentakkan
thermometer tersebut beberapa kali.
3. Letakkan reservoir thermometer di bawah lidah dan OP menutup mulutnya rapat
rapat.
4. Setelah 5 10 menit baca dan catat suhu mulut OP.
b. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut
1. Turunkan miniskus air raksa sampai di bawah skala.
2. Letakkan thermometer di bawah lidah OP.
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit.
4. Tanpa menurunkan miniskus air raksa letakkan kembali thermometer di bawah
lidah OP.
5. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit.
6. OP bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil menutup lubang hidung.
Segera setelah ini diulangi percobaan 1 s/d 5.
7. OP berkumur berulang ulang dengan air es selama 1 menit. Segera setelah ini
diulangi percobaan 1 s/d 5.
c. Pengukuran suhu axilla
1. Keringkan ketiak OP, dan OP berbaring telentang.
2. Seperti prosedur I. 1. 2. Letakkan kembali thermometer di bawah ketiak dan
dijepit dengan baik.
3. Setelah 10 menit baca dan catat suhu ketiak OP.
d. Pengaruh suhu lingkungan pada suhu tubuh binatang poikilotermik.
1. Tetapkan suhu ruang dengan thermometer kimia.
2. Ikat dengan tali seekor kodok telentang di atas papan fiksasi.
3. Masukkan thermometer kimia ke dalam esofagusnya.

4. Baca dan catat suhu kodok setelah 5 menit.


5. Dengan thermometer masih tetap di dalam esofagusnya, benamkan kodok itu ke
dalam air es selama 5 menit.
6. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.
7. Keluarkan thermometer dari esophagus kodok dan tetapkan suhu air es.
8. Keluarkan kodok dari air es dan biarkan beberapa menit dalam suhu ruang,
sementara itu siapkan air hangat.
9. Masukkan kembali thermometer ke dalam esophagus kodok. Benamkan kodok itu
sekarang ke dalam air hangat setinggi lehernya.
10. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.
V.

Hasil Percobaan (Data)


A. Suhu tubuh manusia
Nama OP
: Ade Auliandi (L)
Umur
: 30 th
I. Suhu mulut
Suhu mulut setelah 5 10
II. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es
Suhu mulut setelah 5
Suhu mulut setelah 10
Suhu mulut setelah bernafas 2 dalam 5
Suhu mulut setelah bernafas 2 dalam 10
Suhu mulut setelah berkumur air es selama 1 dalam 5
III.Suhu axilla
Suhu axilla setelah 10
B. Suhu rubuh binatang poikilotermik (kodok)
Suhu tubuh kodok pada suhu ruangan
Suhu tubuh kodok setelah dibenam air es
Suhu tubuh kodok setelah dibenam air hangat

= 37oC
= 37oC
= 37oC
= 37,2oC
= 37,2oC
= 36,7oC
= 36,2oC
= 27 oC
= 25 oC
= 30 oC

Pertanyaan :
1. Mengapa ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diukur suhunya?
2. Apakah ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa sebabnya?
3. Apakah ada perbedaan suhu kodok pada waktu dibenamkan dalam air es dan air
hangat?
Jawaban :

1. Karena keringat yang terdapat pada ketiak akan melembabkan ketiak dan akan
memberikan suhu rendah palsu.
2. Ada. Suhu ketiak lebih rendah dari pada suhu mulut karena pada mulut ada
pengaruh dari proses respirasi, baik yang melalui hidung atau melalui mulut. Yang
berakibat pada pengeluaran hawa panas dari hasil respirasi sehingga suhu mulut
ikut terpengaruh.
3. Ada. Karena kodok adalah binatang poikilotermik sehingga akan mengikuti atau
beradaptasi terhadap suhu lingkungan disekitarnya.
Gambar Praktikum
Gambar kegiatan

keterangan

Kodok

binatang

oikilotermik

di

posisikan menghadap keatas agar mudah


untuk di ukur suhu tubuhnya, kemudian di
ikat namun tidak terlalu kencang agar
kodok masih bias bernafas

Kemudian kodok di rendam ke air hangat /


dingin , untuk melihat apakah kodok dapat
beradaptasi pada suhu tersebut.

Pengukuran suhu tubuh manusia, dengan


meletakan thermometer di bawah lidah.

VI. Pembahasan
Pada status faali manusia, setelah melakukan kegiatan yanitu berupa lari-lari kecil
segala halnya meningkat mulai dari denyut jantung, denyut nadi, respirasi, dan
temperatur. Hal ini disebabkan tubuh mengalami serangkaian aktivitas fisik dan kimiawi,
yang menyebabkan tubuh akan menjaga kestabilandalam dirinya. Maka jantung bekerja
lebih keras untuk menyalurkan asupan nurtrisi ke saluruh tubuh guna pembentukan
energi. Karena jantung bekerja lebih cepat maka pembuluh blaik juga akan mengalirkan
darah kotor ke jantung dengan lebih cepat pula, untuk keseimbanagn tubuh, yang akan
menyebabkannaiknya denyut nadi. Begitu pula dengan respirasi udara dalam pau-paru,
karena tubuh memerlukan energi yang banyak, maka diperlukan oksigen yang banyak
pula, dan menghasilkan karbon yang banyak, sehingga kerja paru-paru meningkat dari
keadaan normal. Dengan meningkatnya keseluruhan kerja organ-organ tubuh maka akan
menghasilkan panas tubuh yang berlebih yang nantinya kan dikeluarkan oleh tubuh,
melalui keringat dan uap udara lewat mulut dan hidung, sehingga temperatur tubuh pun
naik.
Pada thermoregulasi atau pengaturan suhu tubuh pada manusia dan katak.
Terdapat perbedaan pengaturan suhu tubuh antara kedua objek ini. Pada manusia,suhu
tubuh normal dan suhu tubuh ketika diberikan rangsangan berupa air hangat dan air
dingin hambir tidak berubah. Sedang pada katak, antara suhu tubuh normal dan suhu
tubuh setelah diberi rangsangan ada perubahan suhu tubuh, pada saat diberi air dingin
maka suhu tubuh katak akan menurun, dan pada saat diberi air hangat suhu tubuh katak
akan naik
Praktikum kali ini bertujuan untuk Mengukur suhu ketiak (axilla) dan suhu
mulut seseorang, Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es
pada suhu mulut seseorang dan Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu
tubuh binatang poikilotermik
Sistem pengaturan suhu terlepak pada hipotalamus. Hipotalamus ini yang
mengatur suhu tubuh manusia agar dipertahankan secara konstan berkisar di suhu 37
0,5C dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan yang terjadi. Bila

suhu lingkugan turun, maka tubuh akan memproduksi panas untuk beradaptasi kembali
dan begitu sebaliknya. Yang dilakukan oleh tubuh biasanya adalah dengan melakukan
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) atau vasokontriksi (penyempitan pembuluh
darah).
Pengukuran yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah pengukuran suhu
tubuh dan pengukuran suhu lingkungan. Jadi menggunakan 2 buah thermometer. Yang
satu thermometer tubuh, yang satu thermometer ruangan.
Pengukuran suhu tubuh pada praktikum ini dilakukan pada daerah ketiak (aksila)
dan mulut. Untuk mengetahui suhu tubuh probandus melalui daerah daerah pengukuran
tersebut. Serta membedakan suhu di dua lokasi tersebut. Pada probandus Ade (Lk, 30 th)
didapatkan suhu axilla 370C dan pada suhu mulut setelah 5 10 menit adalah 37 0C.
Sebelum dilakukan pengukuran sebaiknya ketiak dilap terlebih dahulu dengan tissue
karena kelembaban didaerah ketiak lebih tinggi yang dapat menurunkan suhu tubuh inti.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut,
hal ini disebababkan karena suhu ketiak dipengaruhi oleh kelembaban yang dapat
menurunkan suhu inti (mulut).
Pada praktikum ini juga diukur suhu mulut, suhu mulut setelah bernafas dan suhu
mulut setelah berkumur dengan air es. Hasil suhu mulut probandus setelah 5 adalah
370C, suhu mulut probandus setelah 10 menit adalah 370C, suhu mulut setelah bernafas 2
dalam 5 adalah 37,20C, suhu mulut setelah bernafas 2 dalam 10 adalah 37,2 0C dan suhu
mulut setelah berkumur air es selama 1 dalam 5 adalah 36,7 0C. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi perbedaan antara suhu mulut setelah bernafas dengan suhu mulut setelah
berkumur dengan air es disebabkan karena ada pengaruh lingkungan dan pembuluh darah
itu sendiri.
Pada praktikum ini juga dilakukan pengukuran suhu tubuh pada binatang
poikilotermik yang disini digunakan adalah hewan katak. Hewan poikilotermik adalah
hewan yang suhu tubuhnya berubah ubah mengikuti suhu lingkungan disekitarnya.
Pada percobaan ini digunakan untuk menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap

suhu tubuh binatang poikilotermik. Katak diukur suhu tubuhnya pada suhu ruang
hasilnya adalah 27,00C (suhu ruang 27,00C) kemudian suhu tubuh katak diukur setelah
dibenamkan di air es hasilnya adalah 25,0 0C (suhu es 200C), dan juga katak diukur suhu
tubuhnya setelah dibenam di air hangat hasilnya adalah 30,00C (Suhu air hangat 30,00C).
dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa katak termasuk hewan poikilotermik
karena suhu tubuh katak berubah ubah menyesuaikan suhu lingkungannya.
VII. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan hasil pengukuran suhu tubuh antara suhu ketiak (axilla) dan suhu
mulut seseorang
2. Ada pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut seseorang
3. Katak merupakan binatang poikilotermik karena suhu tubuhnya berubah ubah
mengikuti suhu lingkungan disekitarnya.

VIII. Saran
1. Praktikan / Probandus yang melakukan praktikum ini sebaiknya dalam
keadaan sehat agar bisa mendapatkan suhu tubuh valid di setiap waktu
pengukuran.
2. Hewan katak dipertahankan supaya tetap hidup pada saat pengukuran suhu
tubuhnya.

IX. Daftar pustaka


Anonim, 2013a. Sumber: http://deyra.wordpress.com/2012/12/26/
tanggal 26 Oktober 2015

diakses

Anonim,2013b.Sumber:http://eliskasih.wordpress.com/2012/10/13/pengaturansuhu-tubuh/ diakses tanggal 26 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai