Anda di halaman 1dari 11

A.

Pendahuluan
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan
dalam kegiatan eksplorasi seperti eksplorasi migas, bahan tambang, dan sistem
geotermal. Metode seismik ini bekerja dengan prinsip penjalaran gelombang dalam
medium di bumi seperti lapisan batuan atau struktur geologi. Alasan mengapa penulis
memilih metode seismik untuk dibahas dalam makalah ini adalah metode seismik dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas tentang keadaan geologi bawah permukaan
seperti lapisan batuan dan struktur geologi yang dapat memberi petunjuk tentang
keberadaan sistem geotermal di bawah permukaan bumi jika didukung dengan data
lainnya.

B. Teori Dasar
Metode seismik merupakan metode geofisika yang didasarkan pada konsep
penjalaran gelombang pada medium di bumi. Energi gempa merambat di dalam
medium bumi dalam bentuk gelombang seismik. Gelombang seismik adalah
perambatan gelombang elastik oleh adanya gempa bumi yang merambatkan energi
melalui pergerakan partikel penyusun material bumi.

Gambar 1. Ilustrasi Metoda Seismik Refleksi


(http://sammashuri.blogspot.com/2013/10/metode-seismik-dalam-reservoir.html).

Menurut Gylfy dan Axel (1991), ada dua jenis gelombang badan (body waves)
yang menjalar di dalam media batuan yaitu:
1. Gelombang primer (P-waves), merupakan gelombang longitudinal yang arah rambat
gelombangnya searah dengan arah getarannya.
2. Gelombang sekunder (S-waves), merupakan gelombang transversal yang arah rambat
gelombangnya tegak lurus dengan arah getarannya.
Kedua gelombang ini masing-masing memiliki sifat yang khas, dimana
gelombang primer (P-waves) dapat merambat melalui medium berfasa padat, cair, dan
gas sedangkan gelombang sekunder (S-waves) hanya dapat merambat melalui medium
berfasa padat saja.

Gambar 2. Gelombang Primer (P-wave) dan Gelombang Sekunder (S-wave)


(http://www.astro.uwo.ca/~jlandstr/planets/webfigs/earth/images/waves.gif).

Metode seismik dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sumber gelombang yang
akan diukur yaitu:
a. Metode seismik pasif
Gelombang yang diukur berasal dari sumber alami yang ada di bumi. Metode seismik
pasif meliputi:

Ground noise (mikro seismik), dimana gelombang dibangkitkan dari sistem


geotermal seperti aliran konveksi panas dan boiling (proses pendidihan air).

Micro earthquake, dimana gelombang disebabkan oleh aktivitas bidang


patahan, rekahan hidrolik dan retakan pada saat pendinginan intrusi magma.

b. Metode seismik aktif


Gelombang yang diukur merupakan respon dari gangguan yang diberikan secara buatan
seperti palu godam (sledgehammer) atau ledakan dinamit. Metode seismik aktif
meliputi:

Seismik refleksi, yaitu metode yang menggunakan prinsip pemantulan


gelombang.

Seismik refraksi, yaitu metode yang menggunakan prinsip pembiasan


gelombang.

Teleseismik, yaitu metode yang dapat memberikan informasi terkait anomali


kecepatan gelombang.

Vertical Seismic Profiling (VSP), yaitu metode yang pengukurannya dilakukan


dengan variasi kedalaman yang ada di lubang sumur.

Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang metoda seismik refleksi.
Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastis yang
dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit atau
hantaman palu godam (sledgehammer) yang umumnya digunakan di darat, sedangkan
di laut/perairan menggunakan sumber getar berupa air gun, boomer, atau sparker.
Gelombang bunyi yang dihasilkan menembus sekelompok batuan di bawah
permukaan yang nantinya akan dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang
reflektor yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan
ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang disebut geophone (di darat) atau
hydrophone (di perairan) (Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip
dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismik refleksi banyak
dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi hidrokarbon dan sistem geotermal. Seismik
refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi
geologi atau struktur seperti patahan atau rekahan. Gelombang pantul ini dapat dibagi

atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang


Stoneley, dan Gelombang Love.
Metode seismik refleksi ini akan mengukur waktu tempuh yang diperlukan
gelombang dari pemancar (transmitter) untuk sampai ke penerima gelombang
(receiver/geophone). Waktu tempuh ini dapat diperoleh dari persamaan berikut:

(berlaku untuk satu lapisan), dimana h adalah jarak yang ditempuh

gelombang dari transmitter ke batas lapisan dan v adalah kecepatan rambat


gelombang pada lapisan yang dilalui gelombang.

2 =

21
1

2(21)
2

(berlaku untuk dua lapisan), dimana:

h1 : jarak tempuh gelombang dari transmitter ke batas lapisan 1


h2 : jarak tempuh gelombang dari transmitter ke batas lapisan 2
v1 : kecepatan rambat gelombang lapisan 1
v2 : kecepatan rambat gelombang lapisan 2

Gambar 3. Sketsa Penjalaran Gelombang Seismik Pada Lapisan


(https://wingmanarrows.wordpress.com/2013/01/23/eksplorasi-geofisika-5-metoda-seismikrefleksi/).

Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu eksplorasi


prospek dangkal dan eksplorasi prospek dalam. Eksplorasi seismik dangkal biasanya
diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang serta sistem geotermal,
sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon
(minyak dan gas bumi). Kedua kelompok ini tentu saja menuntut resolusi dan akurasi
yang berbeda begitu pula dengan teknik lapangannya. Perbedaan dari kedua jenis
eksplorasi seismik ini adalah pada frekuensi gelombang yang digunakan. Metoda

seismik dangkal menggunakan frekuensi gelombang tinggi yang memiliki tingkat


penetrasi yang rendah namun akurasi yang tinggi sedangkan metoda seismik dalam
menggunakan frekuensi gelombang rendah yang memiliki tingkat penetrasi yang tinggi
namun akurasi yang rendah.
Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu
pertama adalah akuisisi data seismik yaitu merupakan kegiatan untuk memperoleh data
dari lapangan yang disurvei, kedua adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan
penampang seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk
diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah interpretasi data seismik untuk
memperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan juga untuk
memperkirakan material batuan di bawah permukaan.
Metoda seismik yang umum digunakan adalah seismik refleksi dan seismik
refraksi. Kedua metoda ini berbeda jika ditinjau dari prinsip yang digunakan. Seismik
refleksi bekerja dengan prinsip pemantulan gelombang pada batas-batas lapisan batuan
atau struktur seperti rekahan atau patahan dan menghitung jarak yang diperlukan
gelombang dari pemancar (transmitter) untuk sampai ke penerima gelombang
(receiver/geophone), sedangkan seismik refraksi bekerja dengan prinsip pembiasan
gelombang pada lapisan batuan serta batas-batasnya dan menghitung jarak yang
diperlukan gelombang dari pemancar (transmitter) untuk sampai ke penerima
gelombang (receiver/geophone) dengan memperhitungkan energi yang hilang karena
pembiasan gelombang.

Gambar 4. Ilustrasi Metoda Seismik Refleksi


(https://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/perbandingan-seismik-refraksi-danseismik-refleksi/).
5

Gambar 5. Ilustrasi Metoda Seismik Refraksi


(https://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/perbandingan-seismik-refraksi-danseismik-refleksi/).

C. Respon/Hasil Yang Diamati


Hasil yang diperoleh atau dapat diamati dari metode seismik refleksi ini berupa
perbedaan waktu tempuh gelombang pada tiap kedalaman dan hasil gema yang dari
gelombang pada batas lapisan batuan sepanjang lintasan tertentu yang akan diproses
dan menghasilkan suatu penampang. Penampang hasil refleksi gelombang seismik ini
selanjutnya diinterpretasi sebagai keadaan geologi bawah permukaan dari daerah
tersebut. Sebagai contoh, berikut adalah penampang seismik dari mud volcano:

Gambar 6. Penampang Seismik Mud Volcano a. sebelum diinterpretasi, b. setelah


diinterpretasi (terdapat sesar/patahan)
(https://rovicky.wordpress.com/2006/09/27/penampakan-mud-volcano-dalamrekaman-penampang-seismik/)
6

D. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dan kekurangan dari metode seismik secara umum adalah sebagai
berikut:

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik Secara Umum.


Kelebihan

Kekurangan

Dapat mendeteksi variasi baik lateral

Banyaknya data yang dikumpulkan

maupun kedalaman dalam parameter

dalam sebuah survei akan sangat besar

fisis yang relevan, yaitu kecepatan

jika diinginkan data yang akurat

seismik
Dapat menghasilkan citra kenampakan

Perolehan data sangat mahal baik

struktur di bawah permukaan

akuisisi dan logistik dibandingkan


dengan metode geofisika lainnya

Dapat dipergunakan untuk membatasi

Reduksi dan prosesing membutuhkan

kenampakan stratigrafi dan beberapa

banyak waktu, membutuhkan komputer

kenampakan pengendapan

mahal dan tenaga ahli yang banyak

Respon pada penjalaran gelombang

Peralatan yang diperlukan dalam

seismik bergantung dari densitas batuan

akuisisi umumnya lebih mahal dari

dan konstanta elastisitas lainnya

metode geofisika lainnya

sehingga setiap perubahan konstanta


tersebut (porositas, permeabilitas,
kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat
diketahui dari metode seismik
Memungkinkan untuk deteksi langsung

Deteksi langsung terhadap kontaminan,

terhadap keberadaan hidrokarbon atau

misalnya pembuangan limbah, tidak

sistem geotermal

dapat dilakukan

Kemudian jika kita membandingkan metode seismik refleksi terhadap seismik


refraksi, berikut adalah kelebihan dan kekurangannya:

Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik Refleksi dan Seismik Refraksi.
Seismik Refleksi

Seismik Refraksi

Kelebihan

Kekurangan

Kelebihan

Kekurangan

Pengukuran

Lokasi sumber dan

Pengamatan

Dalam pengukuran

seismik refleksi

penerima yang

refraksi

regional, seismik

menggunakan

cukup lebar untuk

membutuhkan

refraksi

offset yang lebih

memberikan citra

lokasi sumber dan

membutuhkan

kecil

bawah permukaan

penerima yang

offset yang lebih

yang lebih baik,

kecil, sehingga

lebar.

maka biaya

relatif murah

akuisisi menjadi

dalam

lebih mahal.

pengambilan
datanya

Seismik refleksi

Prosesing seismik

Prosesing refraksi

Seismik refraksi

dapat bekerja

refleksi

relatif simpel

hanya bekerja jika

bagaimanapun

memerlukan

dilakukan kecuali

kecepatan

perubahan

komputer yang

proses filtering

gelombang

kecepatan sebagai

lebih mahal, dan

untuk memperkuat

meningkat sebagai

fungsi kedalaman

sistem database

sinyal first break

fungsi kedalaman.

yang jauh lebih

yang dibaca.

handal.
Seismik refleksi

Karena banyaknya

Karena

Seismik refraksi

lebih mampu

data yang direkam,

pengambilan data

biasanya

melihat struktur

pengetahuan

dan lokasi yang

diinterpretasikan

yang lebih

terhadap database

cukup kecil, maka

dalam bentuk

kompleks

harus kuat,

pengembangan

lapisan-lapisan.

diperlukan juga

model untuk

Masing-masing

beberapa asumsi

interpretasi tidak

lapisan memiliki

tentang model

terlalu sulit

dip dan topografi.

yang kompleks

dilakukan seperti

dan interpretasi

metode geofisika

membutuhkan

lainnya.

personal yang
cukup ahli.
Seismik refleksi

Seismik

merekam dan

refraksi hanya

menggunakan

menggunakan

semua medan

waktu tiba sebagai

gelombang yang

fungsi jarak

terekam.

(offset)

Bawah permukaan

Model yang dibuat

dapat tergambar

didesain untuk

secara langsung

menghasilkan

dari data terukur

waktu jalar
teramati.

E. Cara Penentuan Lokasi Daerah Geotermal


Penentuan lokasi daerah geotermal menggunakan metode seismik refleksi
terlebih dahulu melihat kepada data-data yang didapat di lapangan penelitian seperti
adanya manifestasi panas bumi dan data dari analisis geokimia air. Setelah data yang
didapat menunjukkan kemungkinan adanya sistem geotermal di bawah permukaan,
metode seismik refleksi dapat digunakan untuk memperoleh gambaran geometri dari
sistem geotermal, dimana telah dibahas sebelumnya bahwa gelombang sekunder (Swave) tidak merambat melalui medium cair atau gas sehingga gelombang tersebut tidak
akan melalui lapisan yang mengandung fluida atau reservoir dan menghasilkan
penampang yang tampak kurang jelas pada bagian reservoir geotermal. Sebagai contoh,
Gambar 7 menunjukkan penampang seismik dari daerah prospek geotermal di Nevada,
Amerika Serikat. Dari Gambar 7 terlihat bahwa adanya indikasi intrusi pada bagian kiri
gambar terdapat lengkungan yang dapat diinterpretasi sebagai intrusi dan terdapat sesar
di sebelahnya (garis merah dan biru) yang dapat diinterpretasi sebagai saluran/jalur
air/fluida pada sistem geotermal.

Gambar 7. Penampang Seismik Daerah Prospek Geotermal Nevada, Amerika Serikat


(Louie dkk., 2011).

F. Kesimpulan
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan
prinsip perambatan gelombang pada medium di bumi. Metode seismik yang umum
digunakan diantaranya adalah seismik refleksi dan refraksi. Seismik refleksi
memanfaatkan prinsip pemantulan gelombang pada batas-batas lapisan batuan maupun
pada struktur seperti rekahan maupun patahan. Metode seismik refleksi dapat
memberikan gambaran keadaan geologi bawah permukaan maupun geometri sistem
geotermal. Penentuan prospek geotermal menggunakan metode ini akan lebih akurat
jika digabungkan dengan data lainnya seperti pemetaan manifestasi panas bumi dan
analisis geokimia air di daerah tersebut.

10

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Metoda_seismik diakses pada 19 November 2015

http://rudi.staff.uns.ac.id/2008/10/06/seismik-refleksi-untuk-eksplorasi/ diakses pada


19 November 2015

http://sammashuri.blogspot.com/2013/10/metode-seismik-dalam-reservoir.html
diakses pada 19 November 2015

http://www.astro.uwo.ca/~jlandstr/planets/webfigs/earth/images/waves.gif

diakses

pada 19 November 2015

https://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/perbandingan-seismik-refraksidan-seismik-refleksi/ diakses pada 19 November 2015

https://rovicky.wordpress.com/2006/09/27/penampakan-mud-volcano-dalamrekaman-penampang-seismik/ diakses pada 19 November 2015

https://wingmanarrows.files.wordpress.com/2013/01/clip_image0064.png

diakses

pada 19 November 2015

Louie, John N., Pullammanappallil, Satish K., Honjas, William. 2011. Advanced
seismic imaging for geothermal development.

11

Anda mungkin juga menyukai