Anda di halaman 1dari 5

Global Political Economy

UNDERSTANDING THE INTERNATIONAL ECONOMIC ORDER


Robert Gilpin
Chapter One
[REVIEW]
By Vanny Mayang Sari
1210853008
Chapter one dari buku yang ditulis oleh Robert Gilplin ini menjelaskan
bagaimana tatanan baru dalam ekonomi global. Gilpin menjelaskan bahwa
ekonomi politik global dimulai pada berakhirnya perang dingin ditandai dengan
adanya globalisasi yang turut membawa peningkatan keterkaitan antar negara,
terutama dalam bidang ekonomi. Disebutkan bahwa pada era 1980-an terjadi
perubahan dalam isu ekonomi internasional, dimana perusahaan multi-nasional
(MNC) dan foreign direct investment (FDI) menempati tempat sebagai bagian dari
kajian ekonomi internasional yang turut membentuk integrasi ekonomi nasional
semakin rumit. Pada tahun 1987 buku buku terkait ekonomi internasional
mengemukakan tiga pemikiran utama dalam ekonomi politik internasional yakni,
Marxisme, liberalisme dan nasionalisme, dan analisa politik serta ekonomi sangat
penting dalam memahami jalannya ekonomi internasional.
Changes in the world economy
Setelah ekonomi internasional mengalami perubahan ditahun 1987 dan
munculnya Amerika Serikat sebagai negara yang memimpin dunia pasca perang
dingin, Amerika mulai melakukan kerjasama antar negara negara kapitalis dan
dunia diarahkan berorientasi kepada pasar serta negara dunia ketiga bersukarela
berpartisipasi dalam sistem pasar sebagai, contoh: negara negara dengan power
yang lemah akan dengan menyepakati aturan dalam World Trade Organization
(WTO). Globalisasi ekonomi memperlukan beberapa kunci pembangunan dalam;
perdagangan, keuangan, dan foreign direct investment dari MNC. Perdagangan
internasional turut menggiring ekspansi perdagangan barang dan jasa. Dengan
adanya penurunan biaya transportasi barang akan menjadi lebih laku bila dijual
dan dengan ekspansi perdagangan dunia, persaingan internasional menjadi lebih

rumit namun dengan terbukanya pasar suatu negara akan membawa kemajuan
bagi perusahaan karena perusahaan asing turut menjadi saingan sehingga
kompetisi menjadi meningkat dan memunculkan improvisasi dalam efisiensi.
Diterangkan bahwa Amerika Serikat dan negara negara industrialisasi
pada paruh terakhir abad ke dua puluh telah memulai penurunan tarif dari kisaran
40 persen menjadi 6 persen saja dan barriers perdagangan dalam jasa turut
diturunkan menjadi lebih rendah. Ditahun 1970-an, finansial diatur ulang dan
instrument baru finansial dibentuk, seperti halnya derivative, kemajuan teknologi
dalam komunikasi yang memiliki pengaruh besar dalam integrasi ketat sistem
finansial internasional. Pada penghujung 1990-an,volume dari transaksi foreign
exchange trading mencapai angka 1,5 triliyun dolar Amerika per-hari, volume
ekspor global secara keseluruhan pada 1997 mencapai 6,6 triliyun dolar Amerika
atau 25 milyar dolar perharinya. Investasi besar pada umumnya berasal dari
pinjaman dalam jumlah besar pula, sehingga pasar derivative atau aturan yang
dikemas ulang serta asset finansial memainkan peran penting dalam pasar
finansial internaisonal. Tercatat 360 triliyun dolar dikontribusikan dalam finansial
internasional.
Revolusi finansial erat kaitannya dengan ekonomi nasional dan
peningkatan kapasitas pembangunan negara. Pasar finansial menjadi pasar yang
sangat tidak stabil dikarenakan adanya spekulasi, dan perubahan besar.
Pemerintah menjadi mangsa spekulan mata uang dengan mudah, seperti yang
terjadi dalam krisis keuangan 1992 di Eropa, yang menyebabkan Inggris untuk
menarik diri dari European Exchange Rate Mechanism, dan pada tahun 19941995 runtuhnya peso Meksiko, serta hancurnya Asia bagian Timur karena krisis
keuangan di akhir 1990-an. Runtuhnya ekonomi komando Soviet, kegagalan
strategi substitusi impor Dunia Ketiga, dan keberhasilan ekonomi Amerika pada
1990-an telah mendorong penerimaan pasar global sebagai solusi untuk masalah
ekonomi masyarakat modern. Sebagai deregulasi dan reformasi lainnya peran
negara dikurangi dalam perekonomian, banyak yang percaya bahwa pasar telah
menjadi mekanisme yang paling penting menentukan ekonomi, bahkan politik
domestik dan internasional.

Para kritikus menyatakan kritikan atas high cost yang terdapat dalam
globalisasi ekonomi, hal ini dilandaskan pada kondisi angka pengangguran yang
tinggi di Eropa Barat dan wilayah lain, eksploitasi besar besaran, kerusakan
lingkungan dan konsekuensi lain yang berisiko menghancurkan perekonomian
nasional yang diakibatkan oleh perekonomian internasional yang tidak pasti.
Menurut para kritikus masyarakat nasional yang teritegrasi oleh sistem ekonomi
global dan mendapat kemajuan teknologi karena integrasi tersebut akan memiliki
kecenderungan untuk menjadi masyarakat yang tidak teratur. Kritikus turut
melihat masalah ekonomi global sebagai suatu bukti bahwa biaya yang
dikeluarkan untuk globalisasi lebih banyak dibandingkan manfaat yang
didapatkan dari globalisasi. Dalam tulisan Gilplin ini juga dinyatakan bahwa
dalam sebuah poling yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 1999, sebanyak 52
persen koresponden menyatakan negatif respon pada globalisasi.
Intellectual Perspectives
Dalam bagian ini Gilpin menyatakan bahwa dari tiga perspektif ekonomi
yang telah dijelaskan sebelumnya, saat ini yang paling berkembang adalah
liberalisme, terutama setelah tahun 1980-an, hal tersebut didorong karena adanya
penurunan relevansi paham Marxisme. Setelah Perang Dingin usai, semakin
banyak negara yang menerima prinsip-prinsip liberal karena mereka membuka
ekonomi mereka untuk impor dan investasi asing, menurunkan peran negara
dalam perekonomian, dan beralih ke strategi pertumbuhan yang dipicu oleh
ekspor. Menurut Gilpin, Marxisme tidak bertahan sebagai doktrin dalam dunia
internasional, dibuktikan dengan minoritasnya negara yang masih menerapkan
paham Marxisme dalam pemerintahannya, namun Marxisme tetap digunakan para
penstudi sebagai alat analisis dan kritik terhadap kapitalisme yang tengah
berkembang.
Dalam bagian ini Giplin turut memberikan pendapatnya mengenai ketiga
perspektif yang mainstream digunakan dalam ekonomi politik global. Gilpin
menjelaskan bahwa masing masing perspektif terdiri dari dua unsur yakni;
analitis dan normatif, misal; liberalisme ekonomi, tidak hanya alat analisis
berdasarkan teori dan asumsi ekonomi neoklasik, tetapi juga komitmen normatif

ke pasar atau ekonomi kapitalis. Dalam bagian ini Gilpin juga menyatakan bahwa
dar ia menggunakan state-centric realism sebagai pendekatannya.
My Perspective: State-Centric Realism

Beberapa tahun yang lalu, saya bertanya apakah ada perbedaan antara
realisme dan nasionalisme. Pertanyaan itu mengejutkan saya, karena saya selalu
berpikir bahwa setiap pembaca Hans Morgenthau, Hedley Bull, dan penulis realis
terkemuka lainnya akan sepenuhnya menyadari bahwa sementara ulama ini adalah
realis dalam analisis mereka dari urusan internasional dan harapan sadar mereka
mengenai kemungkinan manusia, mereka yang tidak berarti nasionalis. Realis
mendiagnosis penyakit dari kondisi manusia tidak mendukung apa yang dia
melihat ada lebih dari dokter mendukung kanker ditemukan pada pasien. Tulisan
Morgenthau, dalam kenyataannya, menyerang nasionalisme tak terkendali dan,
dalam Politik antara Nations (1972), ia ditetapkan aturan untuk perilaku
diplomatik yang bisa membantu negara-negara untuk hidup dalam damai dengan
satu sama lain pada saat yang sama bahwa mereka dijaga kepentingan nasional
mereka. Sebagai kritikus biaya, Morgenthau mungkin naif percaya bahwa adalah
mungkin untuk meresepkan prinsip-prinsip moral dan diplomatik berdasarkan
asumsi realis sendiri. Intinya, namun, untuk Morgenthau dan realis lainnya
(termasuk saya sendiri), adalah bahwa realisme dan nasionalisme tidak identik.
Nasionalis mungkin realis, tetapi realis tidak selalu nasionalis.
Gilpin dalam bagian ini menjelaskan perbedaan antara nasionalisme dan
realism dari tulisam Morgenthau, dengan hasil bahwa realisme dan nasional
sejatinya tidak sama dengan singkat kata; nasionalis mungkin realis, namun realis
tidak selalu nasionalis.
Seperti Michael Doyle mengatakan bahwa realsime terdiri dari banyak
variasi, namun seluruh realis tersebut berbagi ide-ide dasar seperti sifat anarkis
dari sistem internasional dan keutamaan negara dalam hubungan internasional.

Namun, orang harus membedakan antara dua interpretasi realis utama hubungan
internasional, yaitu, antara realisme negara-sentris dan sistem-sentris. realisme
negara-sentris adalah bentuk tradisional realisme terkait dengan Thucydides,
Machiavelli, dan Morgenthau, yang menekankan negara sebagai aktor utama
dalam urusan internasional dan fakta bahwa tidak ada otoritas unggul diantara unit
politik yang berdaulat. Realisme sistemik, atau apa yang kadang-kadang disebut
realisme struktural atau neorealisme, adalah versi yang lebih baru dari realis,
pemikiran ini terkait dengan Kenneth Waltz Teori inovatif dan pengaruh Politik
Internasional. Waltz menekankan distribusi kekuasaan dalam sistem internasional
sebagai penentu perilaku negara.
Bagi

Gilplin

interpretasi

dari

ekonomi

politik

internasional

mengasumsikan bahwa kepentingan dan kebijakan negara ditentukan oleh elit


yang mengatur politik, tekanan kelompok yang kuat dalam masyarakat, dan sifat
dari sistem nasional. Kebijakan luar negeri ekonomi suatu masyarakat
mencerminkan kepentingan nasional bangsa seperti yang didefinisikan oleh elit
dominan. Interpretasi negara-sentris ekonomi politik internasional menolak bahwa
kekuatan ekonomi dan teknologi telah mengalahkan negara-bangsa dan
menciptakan ekonomi global dimana batas-batas politik dan pemerintah negara
dianggap tidak penting lagi. Dalam ekonomi global yang sangat terintegrasi,
negara terus menggunakan power yang dimiliki untuk melaksanakan dan
menyalurkan kebijakan ekonomi dengan cara-cara yang menguntungkan
kepentingan nasional.
Purpose of Economic Activity
Daam bagian ini Gilpin menyatakan bahwa sebagian besar penstudi
ekonomi neoklasik, meyakini bahwa tujuan dari ekonomi adalah untuk
menguntungkan konsumen dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam.
Tugas dasar ekonom adalah untuk menginstruksikan masyarakat agar pasar dapat
berjalan secara efisien. Tujuan ekonomi tidak dapat dipisahkan dengan tuntutan
publik yang kemudian didelegasikan kepada negara. Pasar memiliki logika dan
aturan sendiri, yang harus diperhatikan, setiap keuntungan memiliki biaya karena
sumberdaya dunia yang terbatas.

Anda mungkin juga menyukai