Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH GEOHIDROLOGI & HIDROTHERMAL

STUDI KASUS BANJIR DI SAMARINDA

DISUSUN OLEH :
Ajian Tri Saputra

Chano Rinaldy

Emil Gemilang

Grace Roben

Melisa Adeliani

Nabila Mona Oktaviani

Nabila Mona

Rudi Irawan

Oktaviani

Sofyan Putra

Nanda Mei Lesmana


Sofyan Putra

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan YME karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalahini sebagai syarat kelulusan mata
kuliah Geohidrologi & Hidrothermal yang telah diprogramkan kepada kami
Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Andi Wijaya selaku dosen
mata kuliah Geohidrologi & Hidrothermal serta anggota kelompok ini yg telah
berkontribusi untuk menyelesaikan tugas makalah yang telah diberikan.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi penyusunan maupun
tata bahasa dalam makalah ini, sehingga diharapkan saran dan kritiknya demi
perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua guna menambah wawasan
tentang Geohidrologi & Hidrothermal, terima kasih.

Balikpapan, 8 Juni 2015

Penyusun

|2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1


KATA PENGANTAR 2...................................................................................
DAFTAR ISI

....................................................................................... 3

BAB I

STUDI KASUS............................................................................... 4

BAB II

ANALISA & PEMBAHASAN ..................................................... 16

BAB III

KESIMPULAN & SARAN............................................................ 18


3.1

Kesimpulan............................................................................. 18

3.2

Saran....................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

|3

BAB I
STUDI KASUS

PENDAHULUAN
Bencana alam, kata yang tidak asing bagi kita. Peristiwa adalah suatu peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia atau keduanya yang
mengakibatkan korban manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Gambar 1. 1 Peta Daerah Sebaran Bencana di Indonesia (Sumber BMG)


Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang
dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh globall warming menyebabkan
Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. Mulai dari tsunami yang
menerjang aceh pada awal tahun 2004 yang menelan korban jiwa begitu besar ,
kemudian gempa tektonik yang menggucang sebagian besar daerah Yogjakarta
pada Mei 2006, bajir bandang akibat jebolnya waduk Situ Gintung di Ciputat pada
maret 2009. Dan masih banyak lagi bencana alam yang terjadi di berbagai daerah
di Indonesia.

|4

Gambar 1. 2 Piechart prosentasi intesitas bencana di Indonesia (sumber: BMG)


Dari berbagai bencana yang melanda Indonesia, banjir adalah bencana yang
paling sering terjadi. Hampir setiap tahun banjir terjadi di sebagian besar daerah
di Indonesia. Bencana ini dipegaruhi oleh kondisi iklim yang tak menentu, curah
hujan yang tinggi dan kegiatan perusakan dan pembalakan liar di sejumlah area
hutan di Indonesia.

PENGERTIAN BANJIR
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan
yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan
sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan
bumi kawasan tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai
suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang
bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air
yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan,
dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Aliran Permukaan = Curah Hujan (Resapan ke dalam tanah + Penguapan
ke udara)

|5

Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi,


bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini
di mulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan,
gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut.
Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah
hulu, tengah dan hilir.
1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau perbukitan.
Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf V.
Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari
runtuhan tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu
tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai sangat tinggi. Terjadi
erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai.
2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki
gunung atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya
berbentuk huruf U. Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah
horizontal, mengerosi batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di
dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran butir kasar. Bila
debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai
yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan
keluar dari alur sungai.
3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan
bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah
dibandingkan lebar alur. Alur sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf
S yang dikenal sebagai meander. Di kiri dan kanan alur terdapat
dataran yang secara teratur akan tergenang oleh air sungai yang meluap,
sehingga dikenal sebagai dataran banjir. Di segmen ini terjadi
pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir yang
menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi
endapan sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya.

|6

Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat dikatakan bahwa :
1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai.
Dengan banjir, sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen
sangat banyak, maka pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan
muara sungai yang dikenal sebagai delta sungai.
2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan
melanda dataran di kiri dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah, banjir
hanya terjadi di dalam alur sungai.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang
terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat
terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
selokan sungai.

MACAM-MACAM BANJIR
Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah
meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber lalu
menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang
turun terus-menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung
air.
Banjir Cileunang
Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir cileunang
ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak.
Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera
mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat

|7

terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir cileunang adalah banjir
dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).

Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut
material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir
air karena seseorang tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti
ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun,
karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat
pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut
terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan
menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar.
Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di
wilayah sekitar pegunungan.
Banjir laut pasang
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti
ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya
akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol
tanggul dan menggenangi daratan.
Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini
biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian
mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada
di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air
sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman warga.
Banjir lumpur

|8

Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo.
Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur
dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi
bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia
tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur panas di
Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik, malah semakin banyak titik-titik
semburan baru di sekitar titik semburan lumpur utama.

DAMPAK YANG DITIMBULKAN OLEH BANJIR


Primer

Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk


jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan
kanal.

Sekunder

Persediaan air Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.

Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.

Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan


oleh kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung
kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah
setempat.

Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa
bernapas.

Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat


kepada orang-orang yang membutuhkan.

Dampak tersier/jangka panjang

Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi


akibat banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan;
biaya pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong
kenaikan harga, dll.
|9

Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air
skala kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air
tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir
menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah
hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran
penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan
faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran. Banjir
menambahkan banyak nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan
industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena kecocokan
dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi).

BANJIR DI KOTA SAMARINDA


Permasalahan banjir yang selama ini mendera Kota Samarinda telah dan
terus menjadi perhatian Pemerintah. Banyak program dan dana yang telah
diimplementasikan namun banjir belum kunjung surut. Kota samarinda saat ini
tengah berkembang dengan pesat, namun di tengah perkembangan ini Kota
Samarinda masih selalu didera dengan permasalahan banjir. Fenomena kejadian
banjir saat ini tidak hanya terjadi pada saat musim penghujan namun pada saat
terjadi hujan dengan durasi 3 jam saja sudah dapat mengakibatkan banjir. Kondisi
yang demikian ini sangat mengganggu aktivitas warga Kota Samarinda.Berbagai
upaya telah dilakukan, namun upaya tersebut belum optimal dalam mengatasi
masalah banjir. Upaya tersebut berupa pemeliharaan saluran drainase kota,
pembenahaan sungai-sungai yang melintasi kota, berbagai studi terkait
pengendalian banjir kota, pembangunan sarana pengendali banjir serat beberapa
aturan telah dikeluarkan untuk pengendalian banjir. Upaya-upaya tersebut ternyata
kalah cepat dengan perkembangan kota. Oleh sebab itulah maka diperlukan suatu
penataan terpadu pengendalian banjir dengan menyusun prioritas penanganan dan
pembiayaan sesuai dengan kondisi actual serata prediksi pembangunan masa
mendatang.

| 10

Sebagian besar wilayah Kota Samarinda yang bermasalah dengan banjir


adalah wilayah yang terdapat di DAS Karangmumus (320 km2). Selain itu
terdapat dua sub system lain yang juga mempunyai masalah banjir yaitu DAS
Karang Asam Besar (9,65 km2) dan DAS Karang Asam Kecil (16,25 km2).
Sungai Loa Bakung meskipun mempunyai DAS tidak masuk dalam Kota
Samarinda, namun mengingat perkembangan kota dan peningkatan pemenuhan
pemukiman, di DAS ini diprediksi akan berpotensi menjadi daerah banjir bila
tidak ada penganganan secara dini.

SUNGAI KARANG MUMUS


Sungai Karang Mumus memiliki luas DAS sekitar 36.527,73 Ha. Panjang Alur
utama sungai Karang Mumus sekitar 40 km, . Sedangkan jarak muara sungai
Karang Mumus sampai Bendung Lempake sekitar 15 km. Bendung Lempake
dibangun pada tahun 1977, dengan luas tangkapan air sekitar 195 km2.
Secara umum kondisi topografi daerah pengaliran sungai Karang Mumus
berbukit-bukit dan juga terdapat daerah datar khususnya di alur sungai Karang
Mumus yang berada dalam kota Samarinda. Di sepanjang alur sungai Karang
Mumus masuk anak-anak sungai dan juga terdapat beberapa lokasi rawa.
Beberapa anak sungai Karang Mumus antara lain sungai

Lubang putang,

sungai Siring, sungai Lantung, sungai Muang, sungai Selindung, sungai


Bayur, sungai Lingai, sungai Bengkuring dan lainnya.

| 11

DAS sungai Karang Mumus

Kondisi Bendungan Lempake yang bersisian dengan Sungai Muang

| 12

Pintu Pelimpah Bendungan Lempake Dan menuju ke Sungai Karang Mumus

| 13

Penumpukan Sampah di Sungai Karang Mumus Dekat lokasi Pasar Segiri

| 14

Pemukiman di alur sungai Karang Mumus

Pemukiman di alur sungai Karang Mumus

| 15

Secara umum permasalahan banjir terjadi akibat berlebihnya limpasan


permukaan dan tidak tertambpungnya limpasan tersebut dalam badan sungai
sehinga air meluap. Terdapat dua faktor utama penyebab banjir yaitu factor alam
(natural) dan factor manusia (man made).
Faktor alam seperti tingginya curah hujan, topografi wilayah, pasang surut
air laut, badai, dan lain-lain.Faktor alamiah ini sulit untuk dikendalikan, kalaupun
bisa memerlukan biaya yang cukup besar.Faktor kedua adalah manusia, utamanya
bersumber pada unsur pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk akan
diikuti dengan peningkatan kebutuhan infrastruktur, seperti pemukiman, sarana air
bersih, pendidikan, serta layanan masyarakat lainnya. Selain itu pertumbuhan
penduduk akan diikuti pula oleh peningkatan penyediaan lahan untuk usaha
seperti pertanian, perkebuanan maupun industri. Peningkatan kebutuhan lahan
usaha maupun penyediaan lahan untuk infrastruktur tentu akan mempengaruhi
tataguna lahan, dan berdampak menurunnya potensi serapan air ke dalam tanah.
Selain itu dengan lebih terbukanya lahan maka semakin mudah lapisan tanah
tergerus air hujan maka sedimentasi akan terjadi di sungai, dan akibatnya
kapasitas alir sungai akan menurun.
Pertumbuhan penduduk tentu akan meningkatkan produksi sampah, apabila
manajemen persampahan tidak baik maka sampah akan menimbulkan masalah
antara lain penyumbatan di saluran drainase dan sungai tersebut.

| 16

BAB II
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian di atas menurut diskusi kelompok kami permasalahan


banjir yang ada di Kota Samarinda dapat diperkirakan penyebabnya, penyebab
alamiah dan penyebab dari tindakan manusia itu sendiri.

PENYEBAB ALAMIAH
Berdasarkan data curah hujan yang ada di wilayah Kota Samarinda menunjukkan
bahwa rata-rata hujan tahunan sebesar 2.021 mm dengan hari hujan tahunan
sebanyak 146 hari. Hujan maksimum harian yang pernah terjadi di wilayah Kota
Samarinda adalah 147 mm yang tercatat di stasiun Temindung. (Sumber :
www.bmkg.go.id). Menurut kelompok kami berdasarkan kondisi yang ada
tersebut menggambarkan bahwa wilayah Kota Samarinda mempunyai rata-rata
hujan yang cukup tinggi. Tingginya curah hujan itu akan sangat mempengaruhi
kondisi banjir Kota Samarinda, apabila fasilitas drainase maupun fasilitas
pengendali banjir yang lain belum mendukung.
Di wilayah Kota Samarinda juga banyak terdapat daerah-daerah cekungan dimana
daerah tersebut pada awalnya sebagai daerah waduk pengendali banjir sementara,
namun saat ini daerah tersebut telah berubah menjadi daerah pemukiman
penduduk dan

pertokoan. Dengan perubahan itu maka daerah tersebut

dikategorikan sebagai daerah rawan banjir, padahal berdasarkan morfologi sungai


daerah tersebut sebagai daerah waduk pengendali banjir sementara .
Penyebab lainnya apabila suatu daerah mempunyai drainase dataran banjir yang
kurang memadai, maka daerah tersebut akan menjadi daerah banjir di saat musim
hujan. Daerah drainase Kota Samarinda saat ini sudah cukup luas, namun yang
menjadi permasalahan adalah kapasitas dari saluran drainase yang tidak memadai
dan semakin mengalami penurunan. (Contoh : saluran drainase di daerah
Temindung

| 17

Pasang air laut juga mempunyai efek pada masalah banjir, khususnya jika puncak
banjir bersamaan dengan air pasang tinggi. Sungai Mahakam sangat berpengaruh
terhadap kelancaran aliran anak-anak sungainya dan saluran-saluran drainase yang
pada umumnya di wilayah Samarinda mempunyai kemiringan dasar saluran yang
landai.
PENYEBAB KARENA TINDAKAN MANUSIA
Menurut kelompok kami penyebab banjir yang utama yaitu bersumber dari
tindakan manusia itu sendiri contohya perubahan daerah pengaliran sungai seperti
penggundulan hutan, pembukaan lahan untuk penyediaan lahan usaha (pertanian,
perkebunan, pertambangan) dan penyediaan

lahan untuk pemukiman dapat

menyebabkan masalah banjir. Di daerah hulu daerah aliran sungai Krangmumus


telah dilakukan penambangan batubara. Penambangan ini telah merubah daerah
yang semula sebagai perkebunan/ladang menjadi daerah terbuka, sehingga akan
sangat memepngaruhi resapan daerah aliran sungai itu sendiri.
Perumahan kumuh sepanjang alur sungai juga dapat menjadi penghambat aliran.
Rumah-rumah di tepian sungai akan menghambat aliran air di sungai selain
mempersempit alur sungai. Sungai karangmumus, sungai Karang Asam Kecil dan
Karang Asam Besar merupakan tiga sungai yang memberi efek banjir di wilayah
Kota Samarinda.
Pembuangan sampah dan kotoran juga merupakan penyebab dari banjir di
Samarinda, saluran drainase akan berkurang kapasitas alir salurannya. Sampah
yang lolos ke sungai akan menyumbat saluran daerah hilir dan akibatnya akan
menyebabkan banjir

| 18

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :
Penyebab banjir di Kota Samarinda menurut kelompok kami dikarenakan
Iklim/curah hujan, perubahan morfologi yang dahulunya berfungsi sebagai waduk
pengendali banjir namun sekarang berubah fungsi menjadi daerah permukiman
dan pertokoan, selain itu daerah drainase yang tidak memadai, pengaruh air
pasang juga menjadi salah satu penyebab, perubahan daerah pengaliran sungai
seperti penggundulan hutan, pembukaan lahan untuk penyediaan lahan usaha
(pertanian, perkebunan, pertambangan) dan penyediaan lahan untuk pemukiman,
dan penyebab yang paling utama adalah karena tindakan manusia itu sendiri
membuang sampah/kotoran ke tempat yang tidak seharusnya yang tentunya dapat
menyebabkan banjir di daerah mereka tinggal.

Saran :
Banjir bisa dicegah dan diatasi dengan cara memperketat pemanfaatan
ruang kota, memperketat proses
memperketat

pengawasan

terhadap

penataan bangunan dan lingkungan,


pertambangan

batubara,

pemerintah

menerbitkan aturan tentang kawasan resapan air dan tampungan air di dalam kota.
Mengaktifkan budaya/gerakan Jum`at Bersih untuk seluruh lapisan masyarakat
di wilayah pemukiman maupun perkotaan, melibatkan masyarakat dalam gerakan
reboisasi dan penghijauan terutama pada lahan-lahan yang buruk di daerah
resapan air. Dan yang paling utama yaitu kesadaran akan diri sendiri untuk
melakukan hal yang kecil dengan tidak membuang sampah/kotoran di sembarang
tempat.

| 19

DAFTAR PUSTAKA
http://rizkynovi99.blogspot.com/2013/05/pengertian-penyebab-dampak-dancara.html
http://kehidupan-disamarinda.blogspot.com/2008/12/sungai-karang-mumus.html
13849864-Program-ian-Banjir-Kota-Samarinda
Relokasi penduduk, upaya penanggulangan banjir atau upaya penataan kembali
DAS Karang Mumus, Laksmi Rachmawati

| 20

Anda mungkin juga menyukai