Anda di halaman 1dari 4

KASIBA (KAWASAN SIAP BANGUN )

adalah sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan


perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap
bangun atau lebih, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih
dahulu dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan
sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota dan memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana
dan sarana lingkungan, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta Rencana
Tata Ruang Lingkungannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.

LISIBA ( LINGKUNGAN SIAP BANGUN )


adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari Kasiba yang telah
dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga
sesuai dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah
matang. Selain itu, terdapat pula Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri,
selanjutnya disebut Lisiba yang Berdiri Sendiri, adalah Lisiba yang bukan
merupakan bagian dari Kasiba, yang dikelilingi oleh lingkungan perumahan yang
sudah terbangun atau dikelilingi oleh kawasan dengan fungsi-fungsi lain.
Dalam rangka peningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan bagi setiap
keluarga Indonesia, pembangunan perumahan dan permukiman sebagai bagian
dari pembangunan nasional perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara
terpadu, terarah, berencana, dan berkesinambungan.
Dalam 20 tahun terakhir ini, pembangunan perumahan di Indonesia cukup pesat
perkembangannya. Namun demikian hasil pembangunan tersebut belum mampu
memenuhi kebutuhan rumah yang memang sangat besar (data Bappenas menyebut
backlog rumah pada 2009 sebanyak 7,4 juta unit) dan belum mampu dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Adanya KETIDAK SEIMBANGAN antara kebutuhan dan pasokan serta harga yang tidak
terjangkau oleh MBR itu menjadi salah satu faktor yang mendorong sebagian masyarakat
mengisi lahan-lahan kosong yang bukan milik mereka dan tidak sesuai dengan
peruntukannya untuk membangun rumah. Pembiaran itu menyebabkan kekumuhan kota
meningkat, perkembangan kota kedaerah pinggiran menjadi tidak terkendali, dan
penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien. Pembangunan perumahan yang tidak
terpadu dan terintegrasi dengan infrastruktur kota juga menimbulkan permasalahan
seperti pelayanan infrastruktur tidak optimal, banjir, kemacetan, sanitasi buruk, dan harga
tanah yang tak terkendali.
Karena itu, perlu strategi atau pendekatan pembangunan perumahan yang mampu
mengurangi berbagai permasalahan tersebut. Salah satu pendekatan yang dilakukan
Kementerian Perumahan Rakyat, seperti tercantum dalam UU No 4/1992 tentang
Perumahan dan Permukiman, adalah pengembangan permukiman berbasis kawasan.

Pendekatan kawasan ini dibagi dua, yakni pengembangan permukiman skala besar
melalui pola pembangunan kasiba (kawasan siap bangun) dan pengembangan
permukiman berdasarkan pola lisiba BS (lingkungan siap bangun berdiri sendiri). Secara
teknis kasiba dan lisiba akan menampung rumah dalam jumlah yang besar. Kasiba
mampu memuat sekitar 3.000 -10.000 unit, lisiba berkisar 1.000 -3.000 unit dan lisiba BS
1.000 - 2.000 unit.

TUJUAN KASIBA dan LISIBA


1. Kasiba/Lisiba adalah alat untuk pengembagan ekonomi lokal dan alat bagi

perkembangan kota
2. Kasiba/Lisiba adalah alat bagi penyediaan prasarana dan sarana yang memenuhi
pembakuan pelayanan serta sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
3. Kasiba/Lisiba alat untuk penyediaan kavling tanah matang beserta rumah dengan
pola hunian yang berimbang, terencana dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat
4.
Kasiba/Lisiba adalah alat untuk pengendali harga tanah

KRITERIA KASIBA/LISIBA
1. Penyelenggaraan meliputi :
a. Pembentukan panitia penetapan lokasi
b. Pembentukan Badan Pengelola
c. Perolehan tanah
d. Perencanaan dan pengawasan pembangunan
e. Penertiban dan pengawasan pembangunan
2.
Kasiba untuk membangun 3000-10.000 unit
3.
Lisiba untuk membangun 1000-3000 unit
4. Penyelenggara Lisiba yaitu badan usaha Pembangunan Perkim yang dilakukan
melalui kompetisi Persyaratan Kasiba dilengkapi jaringan primer dan sekunder
prasarana lingkungan

KRITERIA LISIBA BERDIRI SENDIRI


1.

. Lisiba BS untuk membangun 1000-2000 unit

2.

. Penyelenggara Lisiba BS yaitu badan usaha pembangunan


Perkim atau masyarakat pemilik tanah dengan penunjukan oleh Kepala
Daerah
3.

Lokasi Lisiba BS ditetapkan dalam kawasan permukiman yang


bukan dalam skala besar pada kawasan perkotaan/kawasan tertentu
yang terletak dalam 1 Kabupaten/Kota

4.

Persyaratan dan standar perencanaan Lisiba BS :


a. Persyaratan prasarana lingkungan dalam Lisiba BS
b. Persyaratan sarana lingkungan dalam Lisiba BS
c. Persyaratan utilitas umum dalam Lisiba BS

ILUSTRASI KAWASAN PERMUKIMAN BARU SERTA KASIBA & LISIBA

PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KASIBA DAN LISIBA YANG BERDIRI SENDIRI

JENIS INFRASTRUKTUR

Pada survey jalan irigasi banyak pemukiman warga yang belum mengikuti konsep KASIBA/LISIBA
berhubung area tempat pemukiman merupakan area aliran sungai BEKALA dan merupakn tanah
garapan.

NAMA : MUHAMMAD HADI SYAH PUTRA


NIM : 130406008
DOSEN PEMBIMBING : SAYMSUL BAHRI

Anda mungkin juga menyukai