Anda di halaman 1dari 9

c.

Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum klien

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda-tanda vital

Suhu

: 37,50 c

Nadi

: 100 X/Menit

Pernafasan

: 20 X/Menit

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

2) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung kering, tidak ada nyeri tekan pada
hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk leher simetris, tidak ada benjolan atau
massa, bentuk dada simetris, pernapasan 20 X/Menit, tidak terdengar suara napas tambahan,
tidak ada retraksi otot - otot dada.
3) Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi terdengar atau teraba jelas 100
X/Menit, tekanan darah 120/80 mmHg CRT<2 detik, tidak ada pembesaran area jantung.
4) Sistem perncernaan
Bentuk lembap, tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap (32), lidah bebas bergerak, refleks
menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak
teraba pembesaran hepar dan lien, terdengar bunyi timpani.
5) Sistem indra
Mata
Kesulitan membaca tulisan dengan huruf yang kecil, menjauhkan bacaan pada saat membaca,
mampu membedakan warna, bisa menggerakan bola mata kesegala arah, mata tampak bersih,
tidak ada nyeri tekan.
Hidung
-

Mampu membedakan berbagai macam aroma.


Tidak ada sekret.
Telinga

Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret dan bau pada telinga, mampu

membedakan bunyi, Telinga tampak bersih, tidak ada nyeri tekan pada telinga.
6) Sistem saraf

Nervus I (olvactorius)
: Fungsi penciuman baik.
Nervus II ( Optikus )
: Penglihatan kabur saat melihat
dekat.
Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen )

fungsi kontraksi terhadap


cahaya baik.
-

Nervus V (Trigeminus)
Nervus VII (fasialis)

: Dapat merasakan usapan


: Mampu merasakan rasa asin,

manis dan pahit.


-

Nervus VIII (Auditorius)

: Klien mengatakan tidak

bisa mendengar dengan baik.


-

Nervus IX (Glasofaringeus) : Mampu menelan


Nervus X (Vagus)
: Mampu bersuara
Nervus XI (Assesorius)
: Mampu menoleh dan
mengangkat bahu.

- Nervus XII (Hipoglosus)


7) Sistem muskuloskeletal
- Ekstremitas Atas

: Mampu menggerakan lidah.

Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4
-

Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4

8) Sistem integumen
Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada udema, kuku bersih, suhu 37,5o c.
9) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ginjal tidak teraba.
10) Sistem perkemihan
Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi kandung kemih.
d. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
Pola makan teratur, frekuensi makan 3 kali sehari, tidak ada makanan pantang.
2) Cairan
Klien mengonsumsi air putih sebanyak 5 6 gelas/hari.

3) Eliminasi ( BAB & BAK )


BAB 1-2X/hari dan BAK tidak menentu.
4) Istirahat Tidur
Klien cepat tidur dan rutin.
5) Olahraga
Klien sering main bola tapi sejak sakit klien belum berolahraga lagi.
6) Rokok / alkohol dan obat-obatan
Klien tidak merokok dan mengonsumi alkohol atau obat obat terlarang lainya.
7) Personal hygiene
Klien mandi teratur 2x sehari, gosok gigi setiap kali mandi dan keramas 3 kali seminggu.
e.
-

Data psikososial
Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di lingkunganya dan saling

membutuhkan satu sama yang lain.


f. Data psikologis
Klien tampak cemas dan gelisah. Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
g. Data spritual
Klien beragama Islam dan taat beribadah.
2. Pengelompokan data
Data subyektif :
-

Klien mengatakan susah membaca huruf pada jarak dekat


Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit kepala.
Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
Data obyektif :

- Klien tampak cemas dan gelisah


- Gangguan nervus II (Optikus)
- Kesulitan membaca huruf pada jarak dekat
- Menjauhkan bacaan pada saat membaca
- Fungsi penglihatan menurun pada jarak dekat
- Skala nyeri 3 (0-5)
3. Analisa data
No

Problem

Etilogi

Simpton

Tidak bisa melihat


pada jarak dekat

Lensa berakomodasi
terus menerus

Ds :
Klien mengatakan apabila
lama membaca dia sering
pusing dan sakit kepala.
Do :

1.

Nyeri

Gangguan
persepsi
sensori :
penglihatan

Ansietas

Kelelahan otot-otot
penggerak lensa

Nyeri
Adanya faktor
penyebap
(Sumbu utama bola
mata yang terlalu
pendek, daya
pembiasan bola mata
yang terlalu lemah,
kelengkungan kornea
dan lensa tidak
adekuat perubahan
posisi lensa)

Penurunan retraksi
lensa

Cahaya masuk yang


melewati lensa jatuh
dibelakang retina

Tidak bisa melihat


dekat

Penurunan
penglihatan

Gangguan persepsi
sensori : Penglihatan
Penurunan fungsi
penglihatan

Perubahan status
kesehatan

Merupakan stresor
psikologis

Ansietas

Skala nyeri 3 (0-5)


Ekspresi wajah tampak
meringis
Ds :
Klien mengatakan susah
membaca huruf pada jarak
dekat
Do :
Kerusakan nervus II
(Optikus)
Kesulitan mebaca tulisan
Menjauhkan bacaan pada
saat membaca
Fungsi
penglihatan
menurun pada jarak dekat

Ds :
Klien sering menanyakan
tentang penyakitnya
Do :
Klien tampak cemas dan
gelisah

4. Prioritas masalah
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kelelahan otot otot penggerak lensa
b. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan penurunan retraksi lensa

c.

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kelelahan otot otot penggerak lensa yang
ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit kepala
Do :
- Skala nyeri 3 (0-5)
- Ekspresi wajah tampak meringis.
2. Gangguan persepsi sensori : Penglihatan berhubungan dengan penurunan retraksi lensa yang
ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan susah membaca huruf pada jarak dekat
Do :
- Kerusakan nervus II (Optikus)
- Kesulitan mebaca tulisan
- Menjauhkan bacaan pada saat membaca
- Fungsi penglihatan menurun pada jarak dekat
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya
Do :
- Klien tampak cemas dan gelisah

3. Perencanaan
No.

DX

1.

Tujuan

Intervensi

Tupan :
1. Observasi keadaan, intensitas nyeri dan
1.
Setelah dilakukan tindakan
tanda-tanda vital
keperawatan selama satu minggu,
2.
Ajarkan Klien untuk mengalihkan
2.
Kelelahan otot otot penggerak lensa suasana dengan melakukan metode
berkurang.
relaksasi saat nyeri yang teramat sangat
muncul, relaksasi yang seperti menarik
Tupen :
nafas panjang.
Setelah dilakukan tindakan
3.
3.
Kolaborasi dengan dokter dalam
keperawatan selama tiga hari, nyeri
pemberian analgesic
berangsur-angsur berkurang dengan
criteria :
4.
Klien mengatakan nyeri berkurang 4.
Kolaborasi
untuk
pemeriksaan
Ekspresi wajah tenang
kemampuan otot - otot penggerak lensa.
Nyeri skala 2 (0-5

Analges
pada pas
dalam.
Penyeb
penggera
kemamp
selanjutn
1. Kaji kemampuan penglihatan dan jarak
1. Dapat
pandang klien
selanjutn
2. Anjurkan klien untuk tidak membaca
2. Membac
terlalu lama
3. Berikan penerangan yang cukup
3. Memban

Tupan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama satu minggu,
penggunaan retraksi lensa dapat
dimaksimalkan
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan
4.
keperawatan selama tiga hari, sedikit
demi sedikit gangguan penglihatan
klien teratasi, dengan kriteria :
Klien bisa membaca lagi
Penglihatan Jelas
Tupan :
1.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama dua hari, status
kesehatan klien meningkat
2.
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama satu hari, ansietas
berangsur-angsur berkurang dengan 3.
criteria :
Klien dapat mengerti tentang penyakit
yang dideritanya.
Wajah klien tampak tenang
Klien tidak gelisah

4. Implementasi Dan Evaluasi


No.
Hari/
No.
Tgl
Dx

Dapat m
selanjutn
Metode
relaksasi
klien.

Jam

Kolaborasi untuk penggunaan alat bantu


4. Kacam
penglihatan seperti kacamata
obyek ag

Observasi tingkat kecemasan klien

1.

Dapat m

selanjutn
2. Menden
Dengarkan dengan cermat apa yang di
mengena
katakan klien tentang penyakit dan
informas
tindakanya.
3. Menam
Berikan penyuluhan tentang penyakit
yang did
klien

Implementasi

Paraf

1. Mengobservasi keadaan, intensitas nyeri dan


tanda-tanda vital
Hasil : Skala nyeri 3 (0-5)
2.

Mengajarkan Klien untuk mengalihkan


suasana dengan melakukan metode relaksasi
saat nyeri yang teramat sangat muncul,
relaksasi yang seperti menarik nafas panjang.
Hasil : Klien mau melakukan saat nyeri
datang

3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian


analgesic
Hasil : Paracetamol 500 mg 3 kali satu hari
4.
2

otot - otot penggerak lensa.


1. Mengkaji kemampuan penglihatan dan jarak
pandang klien
Hasil : klien tidak bisa membaca pada jarak
dekat.
2. Menganjurkan klien untuk tidak membaca
terlalu lama
Hasil : Klien mengerti
3. Memberikan penerangan yang cukup
Hasi: menyediakan lampu khusus untuk
klien membaca
4.

Kolaborasi dalam pemeriksaan kemampuan

Berkolaborasi untuk penggunaan alat bantu


penglihatan seperti kacamata
Hasil : kacamata lensa Positif
1. Mengobservasi tingkat kecemasan klien
Hasil :
Cemas ringan
2. Mendengarkan dengan cermat apa yang di
katakan klien tentang penyakit dan
tindakanya.
Hasil :
Klien bercerita tentang penyakitnya
3. Memberikan penyuluhan tentang penyakit

klien
Hasil : Klien mengerti dengan keadaanya
dan mau menerima

Anda mungkin juga menyukai