Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang.

Tirto sebagai
pendiri aqua pertama juga melakukan analisis sebelum ia memulai usahanya. Tirto mendapatkan
ide ketika ia bekerja di pertamina ketika itu, Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan
Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang
disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih melalui hal tersebutkah dimulai adanya
peluang. Analisis lingkungan eksternal adalah dengan salah satunyan melakukan peramalan
(forecasting). Aqua juga melakukan peramalan, terbukti bahwa pemilik atau pendiri aqua
meramalkan pada saat itu bahwa pada masa yang akan datang Indonesia akan kekurangan air
bersih yang siap untuk diminum, dan hal tersebut terbukti bahwa
Di Pulau Sumatera, dari ketersediaan air sebesar 111.178 juta Meter Kubik per tahun, maka pada
tahun 2015 kebutuhan air akan menjadi 49.583 juta meter kubik/tahun, atau masih surplus
sebdasar 61.494 juta meter kubik/tahun.
Di Pulau Jawa, dengan ketersediaan air sebesar 38.569 juta meter kubik/tahun, maka kebutuhan
air pada tahun 2015 akan mencapai 164.672 juta meter kubik/tahun atau defisit sebesar 134.103
juta meter kubik/tahun. Kemudian, di Sulawesi, dengan ketersediaan air sebesar 34.788 juta
meter kubik/tahun, di tahun 2015 kebutuhan air akan menjadi 77.305 juta meter kubik/tahun atau
defisit sebesar 42.518 juta meter kubik/tahun. Pulau Bali, dengan ketersediaan air hanya sebesar
1.067 juta meter kubik/tahun, maka di tahun 2015 akan menjadi 28.719 juta meter kubik/tahun
atau defisit hingga 27.652 juta meter kubik/tahun. Begitupun di Nusa Tenggara Timur, dengan
ketersediaan air sebesar 4.251 juta meter kubik/tahun, maka di tahun 2015 kebutuhan air akan
menjadi 8.797 juta meter kubik/tahun atau defisit sebesar 4.546 juta meter kubik/tahun.
Cuma di Papua yang surplus air mencapai 349.279 juta meter kubik/tahun. Tapi tidak mungkin
memindahkan kelebihan air di Papua untuk Jawa. Karena itu dibutuhkan pemerataan penduduk
guna pemerataan penggunaan air di Indonesia.
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa asumsi atau peramalan pemilik aqua ini tepat,
usahanya dengan memproduksi air minum kemasan ini dapat membantu masyarakat dalam
mendapatkan air minum untuk kebutuhan konsumsinya.

Bukan hanya itu saja namun Tirto juga meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di
Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand.
Selain itu Aqua juga memperhatikan variabel lingkungan makro seperti letak wilayah sehingga
Aqua mendirikan pabrik di beberapa wilayah Indonesia demi memperlancar usahanya.
Kesuksesan Aqua, menarik beberapa perusahaan lain untuk membuat nama di air mineralnya
dengan nama Aqua. Bahkan jika kita berniat membeli air mineral kemasan botol, selalu
menyebut dengan mau membeli Aqua, padahal yang diberikan kadangkala bukan merek Aqua,
tetapi itulah Aqua sudah menjadi brand image yang baik di mata konsumen.
Beberapa pesaing utama Aqua adalah

PT. Parmargha dengan Ades

PT. Santa Rosa dengan Oasis.

Sedangkan hal yang dilakukan aqua untuk bertahan dan tidak kalah bersaing adalah dengan
meluncurkan beberapa varian lain