PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Logam-logam yang kita temui dalam situasi keseharian tampak rapat dan tidak
reaktif. Namun,unsur golongan 1,yaitu logam alkali,mempunyai kerapatan (densitas)
rendah (beberapa mengapung di air)dan sangat reaktif, misalnya,bereaksi hebat
dengan air. Logam alkali (alkali metal),relatif melimpah. Beberapa senyawa telah
diketahui dan dimanfaatkan sejak zaman prasejarah.
Namun, unsur-unsur ini tetap tidak terungkap sampai sekitar 200 tahun yang lalu.
Senyawa logam alkali sukar terurai dengan cara kimia biasa,sehingga penemuan
unsur-unsur ini harus menunggu pengembangan ilmiah baru. Natrium (1807)
ditemukan melalui elektrolisis. Sesium (1860) dan rubidium (1861) diidentifikasi
sebagai unsur baru melalui spektrum emisinya. Fransium (1939) diisolasi dari produk
peluruhan radioaktif aktinium.
Unsur-unsur golonga IA memiliki kelimpahan di alam yang cukup
besar sehingga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan unsur golongan IA mencakup beberapa bidang, antara
lain bidang lingkungan, industri, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk
memahami
seputar
logam
alkali
lebih
lanjut,
penulis
akan
logam
1.2.
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.
1.2.5.
1.2.6.
1.2.7.
1.2.8.
1.2.9.
Rumusan Masalah
Bagaimana penggolongan logam alkali?
Bagaimana kecendrungan logam alkali?
Bagaimana sifat-sifat umum logam alkali?
Bagaimana sifat-sifat senyawa logam alkali?
Bagaimana kelarutan garam-garam alkali?
Bagaimana warna nyala logam alkali ?
Bagaimana oksida logam alkali?
Bagaimana kemiripan litium dengan logam alkali tanah?
Bagaimana Ekstraksi logam alkali? Dan apa saja kegunaan
logam alkali?
1.3.
1.3.1.
1.3.2.
1.3.3.
1.3.4.
1.3.5.
1.3.6.
1.3.7.
1.3.8.
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Tujuan
mengetahui tentang penggolongan logam alkali
mengetahui tentang kecendrungan logam alkali
mengetahui tentang sifat-sifat umum logam alkali
mengetahui tentang sifat-sifat senyawa logam alkali
mengetahui tentang kelarutan garam-garam alkali
mengetahui tentang warna nyala logam alkali
mengetahui tentang oksida logam alkali
mengetahui tentang kemiripan litium dengan logam
1.3.9.
alkali tanah
Untuk mengetahui tentang Ekstraksi kegunaan logam alkali
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggolongan Logam Alkali
natrium
2,
19
kalium
2,
37
rubidium
2,
55
caesium
87
fransium
2,
2,
Logam-logam
8,
8,
8,
8,
8,
8,
[He]2s1
1
18,
18,
18,
[Ar]4s1
8,
18,
32,
[Ne]3s1
1
8,
18,
[Kr]5s1
8,
[Xe]6s1
[Rn]7s1
batu).
Latin,
sodanu: obat sakit kepala). Asal simbol Na berasal dari kata Latin
natrium. Dia menemukan dengan cara mengisolasi melalui
larutan air, dimana kation tersebut dihidrasi oleh molekul air yang
ada disekelilingnya.6
Logam-logam yang ada pada golongan 1A yang biasa disebut
logam alkali ini mempunyai sifat yang sangat elektropositif dan
bereaksi langsung dengan sebagia besar unsure lain dan banyak
senyawaan dengan pemanasan. Lithium biasanya yang paling
kurang reaktif dan cesium yang paling reaktif. Lithium bereaksi
lambat dengan air pada 250 C dan tidak menggantikan hydrogen
asam yang lemah dalam C6H5CH sedangkan yang lainnya dapat.
Meskipun demikian, Li secara unik reaktif terhadap N 2, lambat pada
250, tetapi cepat pada 4000, membentuk nitrida kristal berwarna
merah rubi.7
2.3. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali
Secara umum, sifat-sifat unsur-unsur logam alkali adalah sebagai berikut :8
a. Logam alkali lunak dibandingkan dengan logam-logam lain
b. Logam alkali titik lebur dan titik yang relatif rendah. Dari litium ke sesium
titik didihnya semakin rendah.
c. Logam alkali berwarna putih
d. Logam alkali sangat reaktif dan tidak pernah ditemukan dialam dalam bentuk
unsur-unsur bebas.
e. Logam alkali merupakan reduktor yang kuat, yaitu logam alkali dapat
memberikan sebuah electron dengan mudah dan bereaksi hebat dengan air
untuk membentuk gas hidrogen dan hidroksidsa-hidroksida, basa kuat.
6 Ibid.,h.321.
7 Cotton dan Wilkinson, Kimia Anorganik Dasar, UI Press, 1989, h.252-253
8 Sunardi, Kimia Bilingual Untuk SMA/Ma, Cv. Yrama Widya , Bandung.
2008, H. 105
f. Energ ionisasi logam alkali relatif rendah. Dari litium ke sesium, energi
ionisasi semakin rendah. Hal ini disebabkan semakin besar jari-jari atomnya.
g. Perbedaan energy ionisasi pertama dan energy ionisasi kedua logam alkali
sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam senyawanya, logam alkali
sangat stabil.
h. Logam alkali merupakan unsur-unsur yang ringan. Berdasarkan massa
jenisnya, litium, natrium, dan kalium terapung di air.
i. Potensial elektroda logam alkali negatif . hal ini menunjukkan bahwa logam
alkali merupakan reduktor yang kuat.
Semua logam alkali tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras karet penghapus,
dapat diiris dengan pisau) dan ringan (massa jenis Li, Na, K kurang dan 1 g cm -3 ).
Logam alkali mempunyai satu electron valensi yang mudah lepas, sehingga
merupakan kelompok logam yang paling aktif, dapat terbakar di udara dan bereaksi
hebat dengan air. Kereaktifan logam alkali bertambah dari litium ke fransium9.
Unsur
Jari-jari
Jari-jari
74
102
138
149
170
1.194
Energi
Kelektroneg
Bilangan
ionisasi
atifan
oksidasi
(kJ/mol)
520
496
419
403
376
380
1,0
0,9
0,8
0,8
0,7
0,7
+1
+1
+1
+1
+1
+1
Unsur
Litium
Natrium
Kalium
Rubidium
Sesium
Fransium
Kerapatan Kekerasan
Titik
Titik
(kg/m3)
leleh
didih
(C)
530
970
860
1.530
1.880
-
(Mohs)
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
-
181
98
63
39
29
27
Hfus
Hv
Daya
Daya hant
(kJ/mol)
hantar
listrik (M
(C)
panas
1.342
883
760
686
669
677
(W/cmK)
0,847
1,41
1,02
0,582
0,359
0,150
3,00
2,60
2,33
2,19
2,09
-
146
97
80
72
68
-
Dari table diatas, kita dapat melihat adanya keteraturan sifat-sifat fisis logam alkali.
Secara umum, keteraturan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.10
a. Kerapatan bertambah dari Li ke Fr
Nilai kerapatan bergantung pada massa atom, jari-jari atom, dan faktor
kerapatan atom per unit sel. Nilai kerapatan semakin besar dengan pertambahan
massa atom dan faktor kerapatan, dan sebaliknya semakin kecl dengan pertambahan
jari-jari atom. Semua logam alkali memiliki nilai faktor kerapatan atom per unit sel
yang sama. Jadi, nilai kerapatan logam alkali hanya dipengaruhi massa atom dan jarijari atom.
b. Kekerasan berkurang dari Li ke Fr
Penurunan nilai kekerasan dapat dijelaskan dari penurunan kekuatan ikatan
logam dari Li ke Fr. Hal ini disebabkan tarik-menarik antara ion positif dengan awan
electron semakin melemah akibat bertambahnya jari-jari atom dari Li ke Fr.
c. Titik leleh dan Hfus berkurang dari Li ke Fr
10 J.M.C Johari M. Rachmawati, KIMIA 3 SMA dan MA untuk kelas XII ,
ESIS, 2008, h.110-111
cm-1)
0,108
0,210
0,139
0,078
0,040
0,030
Penurunan nilai titik leleh dan Hfus dari Li ke Fr dapat dijelaskan dengan cara
yang sama, seperti halnya penurunan kekerasan di atas.
d. Titik didih dan Hv berkurang dari Li ke Fr
Penurunan nilai titik leleh dan Hv dari Li ke Fr dapat dijelaskan dengan cara
yang sama, seperti halnya penurunan kekerasan di atas.
e. Daya hantar listrik dan daya hantar panas secara umum berkurang dari Li ke
Fr
Logam alkali memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik karena ikatan
logamnya. Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron valensi yang bergerak
bebas. Daya hantar panas dan listrik logam alkali ditentukan oleh pergerakan
elektron-elektron valensi bebasnya. Sebaliknya semakin sulit elektron-elektron ini
bergerak, semakin berkurang pula daya hantar listrik dan panasnya.
2.4.
10
senyawanya juga sangat rendah. Ion Li+ misalnya, mempunyai energi hidrasi sebesar
519 kJ mol1, sedangkan ion Mg2+ energi hidrasinya 1920 kJ mol1. Energi hidrasi
semakin kecil dengan kenaikan jari-jari ion.
3. Kelarutan; sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air, walaupun
kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium klorida (LiCl)
mempunyai konsentrasi 14 mol L1, tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li 2CO3)
mempunyai kosentrasi hanya 0,18 mol L1.
2.5. Kelarutan Garam Alkali
Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat sebagai
pereaksi di laboratorium. Namun demikian, kelarutan ini sangat bervariasi
sebagaimana ditunjukkan oleh seri natrium halida. Untuk menjelaskan kecenderungan
larutan tersebut, diperlukan pemahaman siklus energi yang melibatkan pembentukan
suatu larutan dari fase padatan yang bersangkutan.
Table Data kelarutan, energi kisi, entalpi hidrasi, dan selisih entalpi seri natrium
halide
Senyawa
Kelarutan
NaF
NaCl
NaBr
NaI
mol L1)
0,099
0,62
0,92
1,23
Hidrasi H (dalam kJ
(dalam kJ mol1)
-929
-784
-753
-713
mol)
+1
+4
-1
-9
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi,
entalpi hidrasi kation dan anion dan juga perubahan entropi yang bersangkutan.
Dari formula G = H - T S, harga G harus negatif agar suatu garam dapat
larut dengan mudah. Data ekperimen menunjukkan bahwa energi kisi relatif sama
dengan entalpi hidrasi.
Apabila dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi (S), ternyata
diperoleh data bahwa kecuali natrium fluorida, harga entropi yang dicapai oleh ionion ketika dibebaskan dari kisi kristal lebih besar daripada entropi yang hilang ketika
11
ion-ion dalam keadaan gas terhidrat dalam larutan. Apabila kedua besaran ini
dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi bebas (G) pada proses
pelarutan, ternyata diperoleh kecenderungan yang benar-benar paralel dengan
kecenderungan kelarutannya.
Table 3.4 Faktor entropi (dalam besaran TS), H, dan G hitungan pada
proses pelarutan seri natrium halida
Senyawa
NaF
NaCl
NaBr
Na I
Entropi (s)
Kisi/ kJ
Hidrasi/ kJ
mol
+72
+68
+68
+68
mol
-74
-55
-50
-45
TS/kJ
H/ kJ
G/ kJ
mol1
mol1
mol1
-2
+13
+18
+23
+1
+4
-1
-9
+3
-11
-19
-32
12
181 pm, sedangkan jari-jari anion F dan I masing-masing adalah 119 dan 206 pm.
Perbedaan jari-jari yang terlalu besar antara katin dan anion pasangannya dalam LiI
mengakibatkan padatan ini lebih mudah larut daripada LiF yang mempunyai jari-jari
ionik tidak terlalu besar bedanya. Sebaliknya CsI lebih sukar larut dibandingkan
dengan CsF.12
2.6. Warna Nyala Logam Alkali
Pernahkah kalian menyalakan korek api batangan ? Apakah warna
nyalanya dan apa yang terdapat pada korek api tersebut ? Logam
alkali bila dipanaskan dapat memancar warna nyala yang khas,
yang dapat dipakai untuk mengenali jenis logam alkali dalam
senyawa tersebut.
Di dalam laboraturium kita dapat melakukan uji reaksi nyala
sebagai berikut. Misalnya yang akan diamati adalah warna nyala
dari logam alkali natriun (Na). ambil senyawa natrium klorida padat
dengan menggunakan kawat nikrom yang sudah dibersihkan
dengan larutan HCL pekat. Kemudian bakar kawat nikrom tersebut
dalam nyala api Bunsen. Ternyata, warna yang tampak dari
pembakaran senyawa garam natrium tersebut adalah kuning.
Dalam kehidupan sehari-hari warna nyala logam alkali dapat
diihat pada lampu. Berbagai macam warna logam alkali yang
didapatkan dari eksperimen yang telah dilakukan dapat dilihat pada
Tabel13.
No.
1.
Warna Nyala
Merah Tua
12 Ibid., h.107-109.
13 Jaya Paragonatama,Kimia SMA/MA Kelas XII,Bumi Aksara, Jakarta,Mei
2009,h.115
13
2.
3.
4.
5.
Na+
K+
Rb+
Cs+
Kuning
Ungu
Merah Biru
Biru
14
Warna
14 Brady.James E, Op.Cit.,h.319
15 S.Syukri,Kimia Dasar,Penerbit ITB,Bandung,1999, h.605
14
Nyala kuning terang natrium merupakan salah satu sifat dari unsure
ini yang mempunyai nilai komersial: digunakan dalam lampu uap
natrium.16 Warna kuning nyala natrium banyak dipakai di jalan raya
karena murah biayanya dibandingkan lampu pijar17, seperti bola
lampu yang biasa digunakan, banyak energy cahaya yang hilang
karena membentuk sinar inframerah yang tidak terlihat. Oleh
karena itu, energi listrik yang banyak digunakan terbuang sia-sia.
Ada lampu uap natrium dalam tabung pengurai gas yang hanya
berisi uap natrium, sebagian besar energy listrik muncul sebagai
cahaya kuning. Cahaya ini sama dengan sepasang garis yang
sangat tipis dari spectrum emisi natrium.18
Perbedaan energy antara orbital s dan p kulit-valensi dari logam
golongan 1 sesuai dengan perbedaan energy pada panjang
gelombang tertentu dari cahaya yang tampak. Akibatnya, bila
dipanaskan dalam nyala, senyawa golongan 1 menghasilkan warnawarna nyala yang khas. Misalnya, bila NaCl diuapkan dalam nyala,
pasangan ion akan terkonversi menjadi atom-atom gas. Atom Na (g)
akan tereksitasi ke energy yang lebih tinggi, dan cahaya dengan
panjang gelombang 589 nm (kuning) diemisikan ketika atomtereksitasi (Na*) kembali ke konfigurasi electron-dasar.
Na+Cl- (g)
Na (g)
Na(g) + Cl(g)
Na*(g)
15
[Ne]3s1
[Ne]3p1
Na*(g)
16
Reaksi ini dapat dipakai untuk membuat alat bantu pernapasan, misalnya bagi
orang yang bekerja di ruang yang beracun. Gas CO 2 yang dihembuskannya masuk
kedalam alat dan bereaksi dengan KO 2 untuk menghasilkan O2. Oksigen yang
dihasilkan ini dapat dihisap untuk pernapasan kembali. Jadi pemakai tidak perlu
berhubungan dengan udara luar. Alkil hidroksida Natrium kabonat (NaOH), yang
disebut juga soda sapi dapat dibuat dengan mengelektrolisis NaCl. Soda api dipakai
dalam pembuatan sabun, detergen, kertas, tekstil dan menurunkan kadar belerang
minyak bumi dan menetralkan asam. Kalium hidroksida (KOH) dapat dibuat dengan
elektrolisis larutan KCl dapat dipakai dalam baterai. 20
Jadi, perbedaan mendasar pada oksida logam alkali terdapat pada ukuran
kation yang ditunjukkan oleh reaksi dengan O2. Lithium hanya memberikan Li2O
(membentuk ion Oksida (O2-)) dengan sedikit runutan Li2O2. Natrium biasanya
memberikan peroksida (O22-), Na2O2, tetapi akan berlnjut dengan adanya O 2 di bawah
tekanan serta panas, menghasilkan superoksida,(O2-) NaO2. Kalium, Rb, dan Cs
membentuk superoksida MO2.21
Spesies O22-(Peroksida) lebih mudah terpolarisasi daripada O2-, dan daya
mempolarisasi Na+ lebih kuat daripada ion K+. oleh karena itu dapat dipahami bahwa
oksidaNatrium stabil ebagai dioksida (2-) atau peroksida, dan oksida kalium stabil
sebagai dioksida (1-) atau superoksida. Peroksida bersifat diamagnetic dan
superoksida bersifat paramagnetic.22
17
fosfatnya rendah
Kemampuannya membentuk nitride (Li3N)
Pembentukan oksida normal (Li2O), bukan peroksida atau
superoksida
Jika dipanaskan, terjadi penguraian senyawa karbonat dan
hidroksidanya menjadi oksida.
senyawa
dikarbida(2-),
Li2C2
yang
sering
senyawa
organometalik
Jari-jari
Rapatan
Ion
Jari-jari
muatan
Rapatan
muatan
Li+
73
98
(Be2+)
59
1100
Na+
116
24
Mg2+
86
120
K+
152
11
Ca2+
114
52
Rb+
166
Sr2+
132
33
Cs+
181
Ba2+
149
23
kemiripan
sifat-sifat
unsure
Periode
dengan
unsure
19
20
3.
4.
5.
6.
7.
[ LiAl ( SiO ) 3 ]
Natrium (Na)
Kalium (K)
Rubidium (Rb)
Sesium (Cs)
Li2CO3 + 2HCl
2LiCl + H2O + CO2
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl sebagai berikut:
Katoda : Li+ + eLi
Anode : Cl Cl2 + eKarena titik leleh LiCl tinggi (> 600C),biaya elektrolisis menjadi
mahal. Namun, biaya dapat ditekan dengan cara menambahkan KCl
( 55% LiCl dan 45 % KCl) yang dapat menurunkan titik leleh menjadi
430C.
Metode elektrolisis
Sumber utama logam Na adalah garam batu dan air laut. Na hanya
dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl mengunakan sel Down.
Katode : Na+ + eNa
Anode : Cl Cl2 + eMetode reduksi
Sumber utama logam K adalah silvit (KCl). Logam K diperoleh dengan
metode reduksi dimana lelehan KCl direaksikan dengan Na.
Na + KCl
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena K yang terbentuk
mudah menguap, maka K dapat dikeluarkan dari sistem dan
kesetimbangan akan bergeser ke kanan untuk terus memproduksi K.
Metode reduksi
Logam Rb dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa RbCl
Na + RbCl
Rb + NaCl
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena Rb mudah menguap,
maka Rb dapat diproduksi terus dengan cara yang sama seperti K
Metode reduksi
Logam Cs dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl
Na + CsCl
Cs + NaCl
Reaksi berada dalam kesetimbangan. Karena Cs mudah menguap,
maka Cs dapat diproduksi terus dengan cara yang sama seperti K.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
22
tanah.
Logam alkali banyak manfaatnya bagi kehidupan, karena
sifatnya yang reaktif, logam alkali ini dapat diekstraksi
dengan cara elektrolisis dan reduksi.
3.2. Saran
Agar pembaca dapat mengetahui lebih lanjut tentang Logam
Alkali, sebaiknya tidak hanya cukup dengan membaca makalah
ini, karena makalah ini masih jauh dari kata Sempurna, dan
penulis mohon
23
DAFTAR PUSTAKA
https://erwantoindonesia.wordpress.com/2012/05/09/golongan-ia/,
diunduh pada 09 Maret 2015
Sunarya, Yayan. 2011. Kimia Dasar 2. Bandung: CV Yrama Widya.
Sutresna, Nana. 2007.
24
25