Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
3. Standar penilaian harus ditetapkan terlebih dahulu untuksebagai acuan penilaian dengan
tujuan mengurangi ketidakpuasan orang yang dinilai
4. Menetapkan Siapa yang menilai
5. Menetapkan Siapa yang dinilai
6. Waktu penilaian yaitu Kapan harus menilai
7. Melakukan Pelatihan bagi penilai untuk mendapatkan pemahaman yang sama atas
instrument penilaian
8. Umpan balik dan mengimplikasikan penilaian
Pengertian Penilaian Kinerja
Dalam buku yang berjudul :Manajemen Sumber Daya Manusia (1995:327), menurut
Henry Simamora kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Yang dimaksud dengan sistem penilaian kinerja ialah proses yang mengukur kinerja
karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan adalah :
1.
2.
3.
4.
Karakteristik situasi
Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja pekerjaan,
Tujuan-tujuan penilaian kinerja,
Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi
Tujuan Evaluasi
Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan dengan menggunakan ratings
deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan
promosi, demosi, terminasi dan kompensasi.
Tujuan Pengembangan
Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan
datang. Sedangkan tujuan pokok dari si stem penilaian kinerja karyawan adalah: sesuatu yang
menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota
organisasi atau perusahaan.
Selain itu, menurut Nurmianto dan Wijaya (2003) tujuan penilaian prestasi kinerja dapat
dilihat dari tujuan yang berorientasi pada masa lalu dan masa depan.
Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa lalu :
membantu karyawan untuk semakin banyak mengerti tentang perannya dan mengetahui
secara jelas fungsi-fungsinya
membantu karyawan mengerti kekuatan dan kelemahan dirinya dikaitkan dengan peran
dan fungsi dalam perusahaan
menambah adanya kebersamaan antar karyawan dan penyelia sehingga setiap karyawan
memiliki motivasi, rasa senang bekerja, dan sekaligus mau memberikan kontribusi pada
perusahaan
memberi peluang bagi karyawan untuk mawas diri dan evaluasi diri, serta menetapkan
sasaran pribadi sehingga terjadi pengembangan yang direncanakan dan dimonitor sendiri
Manfaat bagi pekerja : terutama sebagai feedback (umpan balik) tentang prestasi
kerjanya selama ini c sangat berguna bagi pekerja untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan yang ada pada dirinya, untuk tujuan pengembangan diri lebih lanjut
Manfaat bagi perusahaan : antara lain sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang
promosi
(jabatan/gaji),
transfer
(mutasi),
demosi,
PHK,
atau
untuk
fisik dan psikologis, seperti meningkatnya ketidakhadiran dan turnover karyawan. Jika terjadi
kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan perusahaan dan individu berkurang daya
kompetisinya dan menimbulkan kegelisahan, perasaan bersalah, dan suasana yang tidak nyaman
di kalangan karyawan.
Masalah mendasar yang senantiasa dihadapi oleh manajer adalah bagaimana seorang bawahan mau
berusaha mengerahkan segenap kemampuan, sesuai dengan kepentinganperusahaan. Penyelesaian terhadap
masalah ini dapat dilakukan dengan menerapkansistem penilaian kinerja (system of performance appraisal) dan
menciptakan hubunganantara imbalan (reward) dengan tingkat kinerja yang dicapai. Sistem
penilaian kinerjamempunyai dua elemen pokok, yakni:
1. spesifikasi pekerjaan yang harus dikerjakan oleh bawahan dan kriteria yangmemberikan
penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good performance) dapat dicapai (sebagai contoh :
anggaran operasi, target produksi tertentu)
2. adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan mengenai cukuptidaknya perilaku
yang terjadi dalam kenyataan dibandingkan dengan kriteria yangberlaku ( sebagai contoh:
laporan bulanan manajer dibandingkan dengan anggaran danrealisasi kinerja ( budgeted and actual
performance)atau tingkat produksi dibandingkandengan angka penunjuk atau meteran suatu
mesin).
Memberikan imbalan kepada pegawai sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya serta hasil kerjanya, merupakan suatu cara untuk membantu perusahaan berfungsi
lebih baik dan cara memperlakukan sumber daya manusia secara adil. Kompensasi yang adil
dapat memiliki dampak yang penting terhadap kepuasan kerja pegawai, karena itu kompensasi
harus memenuhi azas keadilan internal dan eksternal.
1. Keadialan internal adalah bagaimana suatu perusahaan menempatkan suatu nilai relatif
terhadap harga/nilai dari pekerjaan pada level yang sama dalam perusahaan, keadilan
internal bukanlah berarti perusahaan harus memberikan kompensasi yang sama besarnya
kepada
pegawai,
tetapi
kompensasi
yang
ditetapkan
untuk
pegawai
harus
perusahaan telah memberikan kompensasi yang tidak jauh lebih rendah dari pada tingkat
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lainnya yang sejenis untuk pekerjaan yang
sama. Selain itu, kompensasi yang ditetapkan untuk pegawai harus memperhatikan
ketaatan pada peraturan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah, antara lain: bahwa
tingkat upah tidak boleh lebih rendah dari pada upah minimum regional (UMR), ketaatan
tarif lembur dan tunjangan tertentu. Untuk menilai efektifitas azas keadilan eksternal,
maka tingkat gaji yang ditetapkan perusahaan perlu dibandingkan dengan data survey
gaji wilayah setempat.
Penyusunan sistem kompensasi/imbalan yang adil dan bersaing merupakan pertimbangan
penting untuk mempermudah perekrutan pegawai dalam suatu perusahaan yaitu memperoleh
SDM yang berkualitas dan system kompensasi yang baik dapat pula diberikan untuk memotivasi
pegawai agar kinerjanya meningkat dan mempertahankan karyawan yang potensial
karena kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya dihargai
oleh organisasi , serta merupakan faktor yang dapat menarik calon karyawan yang berkualitas
untuk bergabung.
Jenis-Jenis Kompensasi
Sofyandi (2008) menyatakan bahwa, Kompensasi dapat dikategorikan ke dalam dua
golongan besar, yaitu:
1. Kompensasi Langsung (Direct Compensation). Kompensasi langsung adalah suatu balas
jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan karena telah memberikan prestasinya
demi kepentingan perusahaan. Kompensasi ini diberikan, karena berkaitan secara
langsung dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Sebagai contoh:
upah/gaji, insentif/bonus,
2. Kompensasi Tidak Langsung (Indirect Compensation). Kompensasi tidak langsung
adalah pemberian kompensasi kepada karyawan sebagai tambahan yang didasarkan
kepada kebijakan pimpinan dalam rangka upaya meningkatkan kesehjahteraan karyawan.
Tentunya pemberian kompensasi ini tidak secara langsung berkaiatan dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Sebagai contoh: tunjangan hari raya, tunjangan
pensiun, termasuk fasilitas-fasilitas dan pelayanan yang diberikan perusahaan.
Komponen-komponen Kompensasi
1. Gaji, merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai
konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan
tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan organisasi/ perusahaan. Atau, dapat juga
dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam
sebuah perusahaan
2. Upah, merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan
berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan, atau banyaknya pelayanan yang
diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat
berubah-ubah, bergantung pada keluaran yang dihasilkan
3. Insentif, merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena
kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Merupakan kompensasi tetap berdasarkan
kinerja (pay for performance plan)
4. Manfaat Merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan
perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
karyawan. Contohnya: fasilitas asuransi, tunjangan-tunjangan, uang pensiun, dll.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Ada
beberapa
faktor
dasar
yang
mempengaruhi
rancangan
suatu
rencana
Kompensasi/pembayaran, yaitu:
1. Legal, Intervensi pemerintah untuk menentukan besarnya kompensasi sangat diperlukan
dengan berbagai undang-undang menetapkan berbagai hal seperti upah minimum, upah
kerja lembur, dan tunjangan.
2. Serikat Pekerja, para karyawan yang tergabung dalam suatu serikat, dapat
perusahaan, seperti mengusahan gaji di atas harga pasar dalam upaya menghadapi
persaingan, atau kebijakan untuk selalu memperhatikan serikat pekerja untuk mencegah
terjadinya kerusuhan. Kemampuan organisasi untuk memberi kompensasi baik berupa
financial maupun non financial, disesuaikan dengan dana yang tersedia.
4. Produktivitas kerja. Produktivitas pegawai merupakan factor yang mempengaruhi
penilaian prestasi kerja, sedangkan prestasi kerja merupakan factor yang diperhitungkan
dalam penetapan kompensasi,
5. Biaya hidup. Penyesuaian besarnya kompensasi dengan biaya hidup pegawai beserta
keluarganya sehari-hari merupkan suatu hal yang layak/wajar dan perlu mendapatkan
perhatian dalam penetapan kompensasi,
6. Keadilan, hal terakhir tetapi juga penting adalah bahwa tidak ada orang yang suka
berpikir bahwa ia dibayar kurang daripada hak mereka. Keadilan baik secara eksternal
atau internal, adalah sangat penting dalam menentukan pembayaran (Dessler, 2005).
Kompensasi harus berdasarkan pada kondisi riil yang telah dikerjakan oleh pegawai,
artinya disesuaikan dengan kemampuan, kecakapan, pendidikan, jenis pekerjaan, risiko
pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja, memenuhi peryaratan internal dan jasa yang
telah ditunjukkan pegawai kepada organisasi,
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu Program pemberian upah dan gaji harus ditetapkan
atas asas adil dan layak serta memperhatikan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.
Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya upah dan gaji
yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan
Asas Adil, Besarnya upah dan gaji yang dibayarkan kepada setiap karyawan harus
disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab,
jabatan pekerja, dan memenuhi peryaratan internal konsistensi. Jadi, ADIL bukan berarti
setiap karyawan menerima upah dan gaji yang sama besarnya. Dengan asas adil, akan
tercipta suasana kerjasama yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilitas
karyawan akan lebih baik.
Asas Layak dan Wajar Upah dan gaji yang diterima karyawan dapat memenuhi
kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif,
penetapan besarnya upah dan gaji didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan
eksternal konsistensi yang berlaku. Manajer SDM diharuskan selalu memantau dan
menyesuaikan upah dan gaji dengan eksternal konsistensi yang sedang berlaku. Hal ini
penting agar semangat kerja karyawan yang qualified tidak berhenti, tuntutan Serikat
Pekerja dikurangi, dan lain-lain.
berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar
didapat hasil evaluasi yang valid.
4. Tahap keempat: developing/rewarding. Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan
penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action yang
dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan, pemberian
reward/punishment, melanjutkan suatu kegiatan/prosedur yang telah ada, dan penetapan
anggaran.
tujuan dan standar kinerja dan memotivasi kinerja individu di waktu berikutnya. Penilaian
kinerja menjadi basis bagi keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi,
pemberhentian, pelatihan, transfer, dan kondisi kepegawaian lainnya.
Penilaian kinerja berbicara tentang kinerja karyawan dan akuntabilitas. Ditengah
kompetisi global, perusahaan menuntut kinerja yang tinggi. Seiring dengan itu, kalangan
karyawan membutuhkan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman perilakunya di masa
depan.
Kinerja
Karyawan
Penilaian
Kinerja
Umpan
Balik
Karyawan
Ukuran Kinerja
Standar
Kinerja
Keputusan
SDM
Dokumen
Karyawan
Gambar : Hubungan manajemen kinerja dan timbal balik
2.
Manfaat dan Pentingnya umpan balik manajemen kinerja bagi penilai (manajer, supervisor,
HRD) dan karyawan, adalah:
1.
Meningkatkan Kinerja
Penilaian kinerja yang bertujuan pengembangan juga mencakup pemberian pedoman
kepada karyawan untuk kinerjanya di masa depan. Umpan balik ini mengenali kekuatan dan
kelemahan kinerja masa lalu dan menentukan arah apa yang harus diambil karyawan guna
memperbaikinya. Karyawan biasanya ingin mengetahui bagaimana mereka dapat menanjak di
masa depan. Karena penilaian kinerja dirancang untuk menanggulangi kesulitan kinerja yang
buruk, penilaian sepatutnya dirancang untuk mengembangkan karyawan yang lebih baik.
Penyelia dapat memakai penilaian kinerja untuk menetapkan cara-cara dimana para karyawan
dapat bekerja lebih baik di masa mendatang. Penyelia dapat menunjuk kekuatan dan kelemahan
serta membantu para karyawan mengidentifikasi kiat yang lebih efektif untuk merampungkan
tugas penting. Lebih jauh, penyelia dapat membahas sasaran kerja dengan karyawan dan
menyetujui daftar untuk mencapai tujuan tersebut.
3.
menyikapi kebutuhan yang bersifat pengembangan dari anggota organisasi, termasuk keahlian,
pengalaman, atau pengetahuan yang dibuyuhkan seseorang supaya melaksanakan pekerjaan saat
ini secara lebih baik, keahlian atau pengetahuan yang harus dicapai seseorang untuk menunaikan
pekerjaan di masa depan, dan tipe tanggung jawab yang harus di delegasikan kepada seseorang
guna mempersiapkannya untuk penugasan di masa yang akan datang.
4.
Menentukan Tujuan Progesi Karir
Sesi penilaian kinerja merupakan kesempatan bagi penyelia dan karyawan untuk
membahas tujuan dan rencana karir jangka panjang. Penyelia dapat melontarkan saran yang
perlu diambil untuk meraih tujuan ini. Berdasar kinerja masa lalu, penyelia dapat memberi saran
jangka pendek spesifik tentang kiat meningkatkan kinerja dengan cara yang akan membantu para
karyawan mencapai tujuan karir jangka panjang.
5.
spesialis sumber daya manusia dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan di seluruh organisasi.
Beberapa organisasi menggunakan penilaian kinerja sebagai sumber analisis kebutuhan
pelatihan. Kelemahan keahlian atau kebutuhan pengembangan dicantumkan didalam formulir
penilaian kinerja. Setelah itu manajer pelatihan memakai formulir ini untuk menentukan jenis
pekatihan seperti apa yang sebaiknya ditawarkan oleh perusahaan dan siapa yang perlu
mengikutinya. Bahkan, meskipun perusahaan tidak memiliki program formal untuk menilai
kebutuhan semacam itu, manajer sering menemukan bahwa program pelatihan dapat digunakan
untuk menolong karyawan mengatasi kelemahan kinerja. Dengan demikian, kebutuhan
pembenahan ditemukan selama penilai kerja, manajer mencari program untuk membantu
karyawan memecahkan masalahnya.
Penilaian kinerja dapat menentukan kebutuhan pelatihan masing-masing karyawan.
Karyawan tertentu tidak berkinerja sesuai harapan, program pelatihan dapat memampukan para
karyawan mengoreksi setiap kekurangan keahlian dan pengetahuan mereka. Karyawan yang
berprestasi diatas rata-rata dapat dimasukkan dalam program pengembangan yang akan
menyiapkan mereka untuk promosi ke jenjang jabatan yang lebih tinggi. Penilaian kinerja juga
memasok informasi yang akurat dalam membuat program pelatihan yang akan selaras dengan
kebutuhan sebagian besar karyawan. Sebagai contoh, apabila keahlian komunikasi para
karyawan dinilai rendah, perusahaan dapat membuat program yang menekankan kebutuhan ini.
Umpan balik yang baik antara lain:
1.
Menghubungkan umpan balik pada tujuan kinerja yang ada dan harapan yang jelas
2.
3.
4.
5.
Memberikan umpan balik positif untuk perbaikan proses kinerja, informasi akurat dan
kredibel
2.
3.
4.
Keluhan pekerja karena harus mengumpulkan dan mencatat data umpan balik
5.
ditarik Kesimpulan bahwa umpan balik yang disertai dengan pengarahan dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Dimana para karyawan membutuhkan informasi (umpan balik)
mengenai kinerja mereka, disertai dengan arahan dalam meraih tingkat hasil berikutnya. Tanpa
umpan balik yang baik, kecil kemungkinan para karyawan mengetahui bahwa perilaku tersebut
tidak singkron dengan tujuan yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dansite.wordpress.com/2009/04/10/pengertian-tujuan-dan-manfaat-penilaian-
kinerja-karyawan/
http://juliharyono.wordpress.com/2012/01/08/penilaian-kinerja/
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjAA&url
=http%3A%2F%2Fblog.ub.ac.id%2Fkharismawidi%2Ffiles%2F2013%2F03%2F1makalah-manajemen-penilaian-kinerja.doc&ei=M01-VN3NoaNuASzv4GADQ&usg=AFQjCNHULvyKchyiRybOUcaCYwFsm1Dpg&sig2=Vkgf9mTHihSxMfY6rqqPcA