Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

Drg. Awan berencana membuat praktek dokter gigi di daerah perkotaan dengan
lokasi tempat praktek di pinggir jalan dan aksesnya mudah. Tempat tersebut terdiri
dari 2 kamar ukuran 3x3, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan tempat parker yang
cukup luas, tetapi tempat tersebut masih memerlukan banyak renovasi agar
memenuhi prinsip ergonomik. Penduduk di wilayah tersebut rata-rata menengah
ke atas tapi masih ada penduduk miskin. Penduduk dengan usia balita dan anakanak cukup banyak yang bermasalah dengan giginya. Di wilayah tersebut terdapat
3 praktek dokter gigi umum yang praktek swasta pribadi, 1 praktek dokter gigi
spesialis ortodontik dan 1 puskesmas. Drg. Awan hanya mempunyai dana untuk
membeli 1 dental unit, alat-alat material kedokteran gigi, serta sarana universal
precaution. Sarana pengolahan limbah belum tersedia. Sumber daya manusia yang
ada hanya 2 dokter gigi dan 1 perawat gigi. Pembuatan surat ijin praktek sedang
dalam proses melengkapi persyaratan yang belum terpenuhi. Rekam medis dan
informed consent belum disiapkan untuk kebutuhan administrasi dan menghindari
masalah etik dan hokum kesehatan/kedokteran. Untuk menjalankan praktek drg.
Awan masih mempertimbangkan model praktek yang sesuai dengan sumber daya
yang tersedia dan strategi pemasaran yang tepat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa drg Awan mengalami
masalah-masalah dalam merencanakan pendirian praktek dokter gigi, yaitu:
1

1) Tempat praktek membutuhkan banyak renovasi


2) Masih ada penduduk miskin di daerah tempat praktek
3) Terdapat 3 praktek dokter gigi umum swasta pribadi, 1 praktek dokter gigi
spesialis ortodoktik dan 1 puskesmas di daerah tempat praktek
4) Dana terbatas, hanya mampu membeli 1 dental unit, alat-alat dan material
5)
6)
7)
8)

kedokteran gigi serta sarana universal precaution.


Sarana pengolahan limbah belum tersedia
SDM kurang, hanya ada 2 dokter gigi dan 1 perawat gigi.
Rekam medis dan informed consent belum disiapkan
Model praktek belum ditentukan

Mekanisme yang terjadi dalam kasus ini yaitu:

Belum menentukan model praktek dokter


gigi yang sesuai
SDM belum lengkap

Dana terbatas
Sarana kurang (dental
unit kurang 1)
Tempat praktek harus
direnovasi
Kondisi wilayah
tempat praktek

Rekam medis &


informed consent
belum disiapkan

BAB II
ISI
1. Tahapan studi kelayakan
1.1 Penemuan Ide
Drg. Awan berencana akan membuka praktik dokter gigi swasta. Praktik
gigi ini akan didirikan di daerah perkotaan dengan lokasi tempat praktik di
pinggir jalan dan aksesnya mudah.
1.2 Penelitian (Pengolahan dan Analisis Data)
Data yang diperoleh dari wilayah tempat praktik yang akan didirikan oleh
drg. Awan dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek studi kelayakan di
antaranya :
1) Aspek Pasar dan Pemasaran
(1) Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap jasa pelayanan kesehatan
cukup tinggi karena rata-rata penduduk di wilayah tersebut penduduk
menengah ke atas walau masih terdapat penduduk miskin, serta
penduduk usia balita dan anak-anak banyak mengalami masalah gigi.
3

(2) Di wilayah tersebut terdapat 3 praktik dokter gigi umum yang praktik
swasta pribadi , 1 praktik dokter gigi spesialis orthodontik, dan 1
puskesmas.
2) Aspek Teknis dan Pelayanan
(1) Bentuk pelayanan yang diberikan berupa mass product yakni
pelayanan untuk meminimumkan biaya pelayanan rata-rata. Hal ini
merupakan salah satu usaha untuk menarik pelanggan (pasien) tanpa
mengabaikan sikap profesionalisme dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
(2) Dana yang tersedia hanya untuk membeli 1 dental unit, alat-alat dan
material kedokteran gigi.
(3) Sarana pengolahan limbah belum tersedia.
(4) Pengaturan jadwal kerja dengan mempertimbangkan faktor kebutuhan
dan kemmapuan pnyediaan pelayanan agar tidak terjadi perselisihan di
antara 2 dokter gigi.
3) Aspek Finansial (Keuangan)
(1) Dana pribadi
(2) Dana yang tersedia hanya untuk membeli 1 dental unit, alat-alat dan
material kedokteran gigi, serta sarana universal precaution.
4) Aspek Yuridis (Hukum)
(1) Pembuatan surat izin praktek sedang dalam proses melengkapi
persyaratan yang belum terpenuhi.
Berdarakan Undang-undang No. 29 Tahun 2004 BAB VI mengenai
Regsitrasi Dokter dan Dokter Gigi pada pasal 29 dijelaskan bahwa setiap
dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia
wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi
dokter gigi. Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter
gigi diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda
registrasi dokter gigi harus memenuhi persyaratan berupa memiliki ijazah
dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi spesialis, mempunyai
surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter atau dokter gigi,
4

memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental, memiliki sertifikat


kompetensi, dan membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
Berdasarkan Undang-undang No. 29 Tahun 2004 pasal 36, setiap
dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia
wajib memiliki surat izin praktik. Pada pasal 37 dinyatakan bahwa surat
izin praktik dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota

tempat

praktik

kedokteran

atau

kedokteran

gigi

dilaksanakan dan hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat,


serta satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
Pada pasal 38 dinyatakan bahwa untuk mendapatkan surat izin praktik,
dokter atau dokter gigi harus memiliki surat tanda registrasi dokter atau
surat tanda registrasi dokter gigi yang masih berlaku, mempunyai tempat
praktik dan memiliki rekomendasi dari organisasi profesi. Surat izin
praktik masih tetap berlaku sepanjang surat tanda registrasi dokter atau
surat tanda registrasi dokter gigi masih berlaku, dan tempat praktik masih
sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin praktik.
Berdasarkan Permenkes No. 9 Tahun 2014 mengenai BAB IV tentang
Perizinan pasal 25 dinyatakan bahwa setiap penyelenggaraan Klinik wajib
memiliki izin mendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Izin operasional diberikan oleh
pemerintah

daerah

kabupaten/kota

atau

kepala

dinas

kesehatan

kabupaten/kota.
Pada pasal 26 dijelaskan bahwa untuk mendapatkan izin mendirikan,
penyelenggara klinik harus melengkapi persyaratan identitas lengkap
pemohon, salinan/fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha,
kecuali untuk kepemilikan perorangan, salinan/fotokopi yang sah sertifikat
tanah, bukti kepemilikan lain yang disahkan oleh notaris, atau bukti surat
kontrak minimal untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dokumen SPPL untuk
Klinik rawat jalan, atau dokumen UKL-UPL untuk Klinik rawat inap
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, dan profil Klinik yang
5

akan didirikan meliputi pengorganisasian, lokasi, bangunan, prasarana,


ketenagaan, peralatan, kefarmasian, laboratorium, serta pelayanan yang
diberikan, dan persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah
setempat.
(2) Rekam medis dan informed consent belum disiapkan untuk kebutuhan
administrasi dan menghindari masalah etik dan hukum kesehatan
kedokteran.
Pada pasal 35 Permenkes No. 9 tahun 2014 dinyatakan bahwa setiap
klinik berkewajiban untuk memperoleh atas persetujuan atas tindakan yang
akan dilakukan (informed consenti) dan menyelenggarakan rekam medis.
Pada pasal 46 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 dinyatakan bahwa
setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis. Rekam medis harus segera dilengkapi setelah
pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. Setiap catatan rekam medis
harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan
pelayanan atau tindakan
5) Aspek Lingkungan
(1) Wilayah tempat praktik terletak di daerah perkotaan dengan lokasi
tempat praktik di pinggir jalandan aksesnya mudah.
(2) Tempat praktik terdiri dari 2 kamar ukuran 3x3 m 2, 1 ruang tamu, 1
kamar mandi, dan tempat parkir cukuo luas, tetapi masih perlu
dilakukan renovasi untuk memenuhi prinsip ergonomis.
Terdapat juga aspek-aspek lain di antaranya :
1) Aspek Manajemen
(1) Banyaknya persaingan yakni terdapat 3 praktik dokter gigi umum
yang praktik swasta pribadi , 1 praktik dokter gigi spesialis
orthodontik, dan 1 puskesmas.

(2) Perlu ada pembagian tugas karena sumber daya manusia yang tersedia
terdiri dari 2 dokter gigi dan 1 perawat.

2) Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


(1) Penduduk di wilayah tersebut rata-rata menengah ke atas, walau masih
terdapat penduduk miskin.
3) Aspek Sumber Daya Manusia
(1) Sumber daya manusia terdiri 2 dokter gigi dan 1 perawat gigi.
Aspek-aspek studi kelayakan tersebut, kemudian akan diolah dan
dianalisis. Sebelum dilakukan analisis, tentunya data-data yang dibutuhkan harus
dikumpulkan dan dicari terlebih dahulu. Data-data dapat berupa data primer
ataupun data sekunder.
Drg. Awan dapat melakukan pencarian dan pengumpulan data-data
sekunder melalui badan ataupun lembaga yang ada terdapat di kota tersebut.
Salah satunya melalui Badan Pusat Statistik, dapat diperloleh data statistik
kependudukan, fasilitas kesehatan, distribusi dan rasio dokter, indikator
ekonomi, indikator kesehatan dan lingkungan dan sebagainya.
Masih minimnya publikasi data mengenai daerah-daerah di Indonesia,
sebaiknya data dapat diambil secara mandiri. Metode wawancara secara
terstruktur dengan masyarakat yang akan menjadi pasien ataupun wawancara
mendalam dengan tokoh-tokoh kunci yang memilki pengaruh cukup kut dalam
masyarakat dapat dilakukan untuk mengumpulkan data primer ini.

Metode analisis data yang dapat dilakukan oleh drg.Awan, dapat


dilakukan berdasarkan berbagai aspek-aspek studi kelayakan sebagai berikut:
1) Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran, yang paling mendekati
kenyataan pasar adalah melakukan survei khusus untuk bisa
memperoleh informasi tentang :
a. Perilaku konsumsi masyarakat (pasien) terhadap macam
pelayanan kesehatan yang tersedia saat ini.
b. Pengetahuan pasien terhadap jasa pelayanan kesehatan.
c. Keinginan dan rencana pasien dalam memenuhi kebutuhan jasa
pelayanan kesehatan.
d. Motif pasien dalam menggunakan jasa pelayanan kesehatan.
e. Kepuasan pasien terhadap jasa pelayanan kesehatan di suatu
daerah hingga saat ini.
f. Kebutuhan jasa pelayanan kesehatan yang belum terpenuhi.
g. Sikap pasien terhadap berbagai jasa pelayanan kesehatan.
h. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat di daerah tersebut,
umumnya meliputi faktor umur, tingkat penghasilan, pekerjaan,
tempat tinggal dan sebagainya.

2) Analisis

Aspek

Teknis

dan

Pelayanan,

dilakukan

dengan

menggunakan alat analisis berikut :


a. Analisis perilaku biaya, yaitu untuk mengidentifikasi unsurunsur dan fungsi biaya
8

b. Analisis perbandingan biaya untuk memilih alternatif bentuk


pelayanan yang paling efektif dan efisien.
c. Metode skoring untuk menentukan pilihan lokasi dengan
analisis perbandingan biaya
d. Metode transportasi untuk menentukan biaya pencapaian lokasi
DPS dari tempat tinggal masyarakat.

3) Analisisi aspek keuangan, dilakukan dengan mempergunakan


beberapa alat analisis berikut :
a. Metode penilaian investasi, dengan melihat kebutuhan dana,
bauik modal kerja maupun aktiva tetap dan memperhitungkan
darimana (sumber dana ) diperoleh.
b. Metode pemilihan sumber dana, dengan melihat struktur modal
dan biaya keseluruhan DPS , yang juga digunakan untuk analisis
rentabilitas modal sendiri dan pertimbangan aspek likuiditas.
c. Analisis break event point yaitu untuk menghitung titik impas
usaha, dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian usaha dan
penilaian profitabilitas investasi.
d. Proyeksi aliran anggaran kas untuk memperkirakan kemapuan
memenuhi kewajiban finansial.
1.3 Penilaian Studi Kelayakan
Untuk memudahkan penilaian studi kelayakan, dapat dibuat rangkuman
berbagai data yang diperoleh degan meggunakan tabel.
9

Tabel 1.1 Rangkuman Aspek Penilaian, Indikator, Metode, Analisis, Sumber


Data dan Kriteria Penilaian Studi Kelayakan
NO

1.

ASPEK

INDIKTOR

METODE

SUMBER

KRITERIA

PENILAIAN

PENILAIAN

ANALISIS

DATA

PENILAIAN

STUDI

STUDI

STUDI

KELAYAKAN

KELAYAKAN

Aspek pasar a. Pasar

Karakteristik

Data

Tingginya

dan

pasar dan staus

primer

tingkat kesadran

sosial ekonomi

dari survei

kesehatan

dan

masyarakat

potensial

pemasaran

skunder
b. Pertumbuhan

Perilaku

Data

Tingginya angka

tingkat

konsumsi

primer dan pertumbuhan

permintaan

terhadap

survei

pasar

Ketersediaan

Data

Pasar yang

pelayanan

skunder

terbuka dan

pelayanan
kesehatan
c. Kondisi
persaingan

kesehatan yang
ada

10

sehat

d. Kebijakan
pemasaran

Strategi pesaing

Data

Strategi

dan terobosan

primer dan pencapaian

baru yang perlu

survei

pasar yang
efektif

2.

Aspek teknis a. Lokasi klinik

Tingkat

Data

dan

kemudahan

primer dan srategis dan

pelayanan

untuk mencapai

survei

lokasi klinik
b. Skala
pelayanan

mudah
terjangkau

Analisis

Data

Pelayanan yang

perbandingan

skunder

terjangkau

biaya
c. Teknologi

Lokasi yang

secara ekonomis

Analisisi biaya

Data

Teknologi yang

yang

dan tingkat

skunder

mampu dibayar

digunakan

kembalian

oleh pasien

investasi
d. Pengaturan
jadwal kerja

Metode time

Data

Skedul kerja

and motion

skunder

yang realistis

study

dan sesuai
keinginan klien

3.

Aspek
keuangan

a. Biaya
investasi

Metode penilian

Data

Profitabilitas

investasi

skunder

komersial cukup
tinggi

b. Sumber dana

Metode

Data

Likuiditas dan

pemilihan

skunder

rentabilitas yang

11

sumber dan

cukup tinggi

penggunan
modal
c. Taksiran

Metode aliran

Data

Tingginya

pendapatan

anggaran kas

skunder

kemampuan

dan rugi/laba

(cash flow)

memenuhi
kewajiban
financial

d. Proyeksi

Analisis titik

Data

Ketepatan waktu

kembalian

impas (break

skunder

untuk

investasi

event point)

mengendalikan
dana investasi

4.

Aspek
manajemen

a. Manajemen

Analisis

Data

Pembangunan

pembangunan

efisiensi biaya

skunder

fasilitas yang

klinik

dan efektivitas

efektif dan

waktu

efisien

Analisis struktur Data

Struktur

organisasi

organisasi yang

b. Manajemen
organisasi

skunder

usaha

sesuai dengan
kebutuhan

c. Manajemen

Analisis jabatan

Data

Jabatan beban

sumber daya

dan pembagian

skunder

kerja yang

manusia

beban kerja

sesuai dengan
kemampuan

12

5.

Aspek
hokum

a. Bentuk badan
usaha

b. Jaminan usaha
yang dimilki

Mempelajari

Data

Memilih bentuk

badan usaha

skunder

yayasan atau

yang paling

perseroan

sesuai

terbatas

Inventarisasi

Data

Jaminan usaha

jaminan usaha

skunder

besar dan

yang dimilki

memiliki

pemodal

kepastian
hukum

c. Perizinan,

Pengurusan

Data

Kepastian

kontak

surat ijin dan

skunder

hukum dari

kerjasama dan

kontrak

surat ijin dan

akte

kerjasama

bentuk
kerjasama

5.

Aspek sosial a. Dampak


ekonomi

b. Dampak
sosial

1.4

Analisis

Data

Tingginya

penyesuaian

skunder

dampak positif

manfaat

terhadap

komersial

ekonomi daerah

Analisis

Data

Rendahnya

manfaat dan

skunder

dampak negatif

pengorbanan

terhadap kondisi

sosial

masyarakat

Penyusunan Laporan

13

Laporan disusun setelah berbagai tahap-tahap tersebut dilakukan. Dalam


sebuah laporan, hasil-hasil yang perlu didapatkan dari studi kelayakan
tentunya harus tercantum. Data-data yang harus tercantum diantaranya
mengenai:
1) Ruang lingkup kerja DPS, meliputi seberapa luas pelayanan yang akan
diberikan (misal: hanya memberikan pelayanan kesehatan umum atau
spesialis)
2) Cara-cara kegiatan DPS dilakukan, meliputi siapa yang akan mengelola
DPS tersebut, apakah dikelola sendiri, bekerjasama atau diserahkan
pada pihak lain.
3) Evaluasi terhadap faktor-faktor yang menentukan keberhasilan DPS,
baik faktor internal maupun eksternal, sehingga dapat diketahui
seberapa besar peluang yang dimiliki untuk mengembangkan usaha
tersebut.
4) Sarana dan prasarana yang diperlukan oleh DPS, meliputi kebutuhan
fasilitas pendukung seperti lokasi yang baik, ruang praktek, jalan
penghubung, dan peralatan medis.
5) Standar pelayanan kesehatan DPS dan besar biaya yang harus
ditanggung pasien untuk memperoleh pelayanan tersebut.
6) Langkah-langkah untuk menyelenggarakan DPS, jadwal kegiatan, dan
besar investasi yang diperlukan hingga DPS siap beroperasi.

14

2. Tahapan Perencanaan Bisnis Praktek Dokter Gigi yang Bersifat


Strategis
Faktor-faktor penting yang berperan dalam perencanaan bisnis meliputi
rencana yang bersifat strategis, rencana pemasaran, rencana manajemen
keuangan, dan rencana manajemen opreasional. Dalam faktor rencana yang
bersifat strategis termasuk didalamnya ialah faktor persaingan yang akan
mempengaruhi kesuksesan dari bisnis sehingga dapat dianalisis bagaimana
memposisikan diri yang tepat di tengah usaha sejenis. Analisis untuk memilih
posisi yang tepat (model praktik) dapat dilakukan dengan melakukan penilaian
analisis lingkungan usaha yang terdiri dari analisis lingkungan eksternal,
analisis lingkungan internal, dan analisis SWOT.
Pada kasus dapat ditemukan:
1.

2.

Faktor Persaingan
1) 3 praktek dokter gigi umum yang praktek swasta pribadi.
2) 1 praktek dokter gigi spesialis ortodontik.
3) 1 puskesmas.
Analisis Lingkungan Usaha
1) Analisis Lingkungan Eksternal
(1) Karakteristik pasar dan kelompok pasar sasaran
i. Penduduk menengah ke atas, tapi masih ada
penduduk miskin.
ii. Penduduk usia balita dan anak-anak banyak.
(2) Segmen pasar : menurut kelompok pendapatan dan
kelompok umur.
(3) Pesaing
i. 3 praktek dokter gigi umum yang praktek swasta
pribadi.
ii. 1 praktek dokter gigi spesialis ortodontik.
iii. 1 puskesmas.
15

(4) Kebijakan pemerintah


i. Pembuatan SIP sedang dalam proses melengkapi
persyaratan yang belum terpenuhi.
ii. Rekam medis dan informed consent harus disiapkan
untuk kebutuhan administrasi dan menghindari
masalah etik dan hukum kesehatan / kedokteran.
2) Analisis Lingkungan Internal
(1) Lokasi
i. Daerah perkotaan
ii. Pinggir jalan
iii. Akses mudah
(2) Strategi pemasaran
(3) Kemampuan pemodalan (tingkat survival)
i. Hanya mempunyai dana untuk membeli 1 dental
unit dan alat-alat serta material kedokteran gigi.
ii. Sumber daya manusia : 2 dokter gigi dan 1 perawat.
(4) Tingkat laba
(5) Kemampuan operasional DPS
(6) Kebijakan usaha
3) Analisis SWOT
(1) Strength
i. Lokasi strategis.
(2) Weakness
i. Tempat belum ergonomis.
ii. Hanya ada 1 perawat.
(3) Opportunity
i. Banyak penduduk usia balita dan anak-anak yang
mengalami masalah dengan giginya.
(4) Threat
i. Sarana pengolahan limbah belum tersedia.
Prioritas Rencana

K
Strategi Balik Arah
E
L
E
Strategi Pertahanan
M
A
H
A
N

Strategi agresif
PELUANG

Strategi Diversivikasi
16

K
E
K
U
A Tantangan
T
A
N

3. Model Praktik
Model praktik yang digunakan adalah Model Praktik Gigi Bersama.
Keuntungan dari model praktik bersama antara lain:
1) Pengeluaran modal awal dari masing-masing dokter gigi dapat
2)
3)
4)
5)

menjadi lebih sedikit tetapi jumlah modalnya bisa lebih besar.


Pendapatan kemungkinan lebih besar.
Ada pengganti jika tidak dapat praktek karena suatu halangan.
Konsultasi ke rekan sejawat lebih mudah.
Dalam satu grup, ada kemungkinan terdapat dokter spesialis yang

6)

dapat diandalkan.
Tanggung jawab manajemen tempat praktek lebih kecil.

Dikarenakan SDMnya masih kurang, drg. Awan harus mencari lagi


SDM sehingga memenuhi syarat untuk praktik dokter gigi bersama
(minimal 3 dokter gigi). Walaupun ruangan hanya ada terdiri dari 2
ruangan, praktik tetap dapat berjalan dengan 2 dokter setiap harinya dan
dapat dijadwalkan/disesuaikan secara bergantian.
3. Strategi Pemasaran Praktik Dokter Gigi
3.1 Tahapan Strategi Pemasaran
1. Pengenalan Pasar (Segmentasi Pasar)
2. Penetapan Pasar Sasaran
3. Menetapkan Strategi Pemasaran yang Tepat

3.2 Strategi Pemasaran


1. Strategi Pelayanan (service)
Perawatan gigi diutamakan untuk anak-anak yang memiliki lebih
banyak keluhan pada masyarakat tempat dokter gigi praktik.

17

2. Strategi Tarif (price)


Tarif disesuaikan untuk kelompok menengah (harga terjangkau).
3. Promosi (promotion)
Dengan strategi PENCILS
1. Publikasi (publications): dengan menerbitkan artikel pada majalah
atau rubrik setempat, juga dengan siaran di stasiun radio local
2. Kegiatan (event): mengadakan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut serta pemeriksaan gigi gratis
3. Pemberitaan (news): pemberitaan grand launching praktik drg.
Awan dengan mengundang wartawan local
4. Keterlibatan komunitas (communityinvolvement): mengundang
tokoh masyarakat setempat saat grand launching
5. Pencantuman identitas (identity media): mencantumkan logo
praktik drg. Awan pada kertas resep, kartu nama, kertas status,
amplop, dan sebagainya
6. Pendekatan pribadi (lobbying): dengan bekerjasama dengan
perusahaan asuransi kesehatan dan BPJS

3.3 Strategi Saluran Pelayanan (placement)


Melakukan kerjasama dengan UKGS atau

Rumah Sakit, dan

apotek.

4. Perencanaan Manajemen Keuangan Praktek Dokter Gigi

18

4.1 Sumber pembiayaan


1. Dana pribadi sebesar Rp130.000.000,00
2. Lembaga keuangan (bank) sebesar Rp120.000.000,00

4.2 Kebutuhan modal


Sumber dana untuk kebutuhan modal didapat dari pinjaman bank dengan
metode angsuran pinjaman agar pembayaran cicilan dapat dilakukan per bulan
dan dengan nominal yang konstan. Angsuran pinjaman dilakukan dalam jangka
waktu 5 tahun, dengan bunga per tahunnya sebesar 7%.
Jumlah pinjaman

Rp120.000.000,00

Total bunga /tahun

7% x Rp120.000.000,00 : 5 = 0,07 x
Rp24.000.000,00 = Rp1.680.000,00

Cicilan /bulan

(Rp24.000.000,00 + total bunga /tahun) : 12


= (Rp24.000.000,00 + Rp1.680.000,00) : 12
= Rp25.680.000,00 : 12 = Rp2.140.000,00

Dengan perhitungan demikian, dokter gigi Awan harus membayar cicilan


perbulannya sebesar Rp2.140.000,00.

4.3 Tujuan dan Target


No.

Goals

Survival

Growth

3.

Profitability

Tahun Kerja
2 3 4 5

x
x

19

x
x

4.4 Perhitungan Biaya Praktik


1 hari 8 pasien:
1 minggu 6 hari kerja: 6 x 8 = 48 pasien
1 bulan: 48 x 4 = 192 pasien
1 tahun: 192 x 12= 2304 pasien

Tabel 1.2 Perhitungan Biaya Praktik


BIAYA TIDAK LANGSUNG (DALAM WAKTU 1 TAHUN)
No.

Keterangan

Thn

Jumlah

Satuan

1.

Sewa Gedung

25.000.000

10.850,7

2.

Renovasi

15.000.000

2.170,1

3.

Kursi Tunggu Pasien

2.000.000

434,0

4.

Lampu Ruangan

300.000

130,2

5.

Selang Kompressor

50.000

21,7

6.

Meja Kursi Dokter

1.000.000

108,5

7.

Pasang Listrik

600.000

86,8

8.

Lemari Kaca Besar

1.500.000

130.2

9.

Lemari Kaca Kecil

800.000

69,4

10.

Emergency Lamp

300.000

65,1

11.

Pasang Telepon

500.000

72.3

12.

Kompressor

3.000.000

434,0

13.

Continuing Education

5.000.000

2.170,1

14.

Dental Unit

10

80.000.000

3.472,2

20

15.

Meja Kursi Resepsionis

700.000

60,8

16.

ATK

1 bulan

200.000

1.041,7

17.

Listrik

1 bulan

600.000

3.125

18.

Air

1 bulan

150.000

781,25

19.

Telepon

1 bulan

250.000

1.302,1

20.

Gaji Perawat Gigi

1 bulan

1.200.000

6.250

21.

Resepsionis

1 bulan

800.000

4.166,7

TOTAL 36.942,85

Tabel 1.3 Biaya Langsung Pencabutan Gigi


BIAYA LANGSUNG PENCABUTAN GIGI
No.

Nama Barang

Jumlah

Harga

Perpasien

Pasien
1.

Sarung Tangan

50

45.000

900

2.

Masker

100

35.000

350

3.

Cotton Roll

20

15.000

750

4.

Cotton pellet

20

5.000

250

5.

Sabun cuci

300

12.000

400

6.

Alkohol

120

15.000

125

7.

Instrumen Diagnosis

10.000

600.000

60

8.

Larutan Saline

50

20.000

400

9.

Tissue

25

15.000

600

10.

Tang

10.000

5.000.000

500

11.

Spuit

1500

1500

12.

Bahan Anestesi

100

250.000

2500

21

13.

Bein

10.000

250.000

25

14.

Sitoject

2000

1.500.000

750

15.

Cryer

10.000

300.000

30

16.

Zink oxide

500

25000

50

17.

Spongostan

50

150.000

2000

18.

Benang jahit

500

50.000

100

19.

Jarum jahit

2000

2000

20.

Needle holder

2500

25.000

10

21.

Slaber

100

150.000

1500

TOTAL 14.800

Tabel 1.3 Biaya Total Pencabutan Gigi


HARGA CABUT GIGI
Biaya tidak langsung

36.942,85

Biaya langsung (bahan)

14.800

Jasa medik

100.000

TOTAL BIAYA

151.742,85

Tabel 1.4 Biaya Langsung Restorasi Komposit


BIAYA LANGSUNG RESTORASI KOMPOSIT
No.

Nama Barang

Jumlah

Harga

Perpasien

Pasien
1.

Sarung Tangan

50

45.000

900

2.

Masker

100

35.000

350

22

3.

Cotton Roll

20

15.000

750

4.

Cotton pellet

20

5.000

250

5.

Sabun cuci

300

12.000

400

6.

Alkohol

120

15.000

125

7.

Instrumen Diagnosis

10.000

600.000

60

8.

Tissue

25

15.000

600

9.

Bur

20

180.000

9.000

10.

Alat poles

10

120.000

1.200

11.

Spuit

1500

1.500

12.

Bahan Anestesi

100

250.000

2.500

13.

Slaber

100

150.000

1.500

14.

Light cure

5000

1.500.000

3.000

15.

Bahan komposit

100

500.000

5.000

16.

Instrumen plastik

2000

120.000

60
TOTAL 27.195

Tabel 1.5 Total Biaya Restorasi Komposit


HARGA RESTORASI KOMPOSIT
Biaya tidak langsung

36.942,85

Biaya langsung (bahan)

27.195

Jasa medik

100.000

TOTAL BIAYA

164.137,85

Tabel 1.6 Biaya Langsung Scaling


BIAYA LANGSUNG SCALING
23

No.

Nama Barang

Jumlah

Harga

Perpasien

Pasien
1.

Sarung Tangan

50

45.000

900

2.

Masker

100

35.000

350

3.

Cotton Roll

20

15.000

750

4.

Cotton pellet

20

5.000

250

5.

Sabun cuci

300

12.000

400

6.

Alkohol

120

15.000

125

7.

Instrumen Diagnosis

10.000

600.000

60

8.

Tissue

25

15.000

600

9.

Instrumen scaling

2.000

500.000

250

10.

Betadine

20

7.000

140

11.

Minosep

20

10.000

500

12.

Alat poles

20

100.000

5.000

13.

Slaber

100

150.000

1.500

14.

Pasta gigi

50

8.000

160
TOTAL 10.985

Tabel 1.7 Total Biaya Scaling


HARGA SCALING
Biaya tidak langsung

36.942,85

Biaya langsung (bahan)

10.985

Jasa medik

100.000

TOTAL BIAYA

147.927,85

4. Desain Tempat Praktik


24

Tempat praktik terdiri dari satu ruang pemeriksaan, satu ruang sterilisasi,
satu kamar mandi dan satu ruang tunggu.

Gambar 1.2 desain tempat praktik


Desain ruang praktik atau pemeriksaan dibuat dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Adanyabatas area antara area bersihdan area terkontaminasi
2. Ruang perawatan memiliki pencahayaan yang cukup
3. Ruang
perawatan
tidakmenggunakankarpet&lantaidengan
(sambungan)
4. Ventilasiharusbaik (pergantian udara)

25

batas

4.1 Perencanaan Manajemen Operasional Praktik Dokter Gigi


4.1.1 Konsep Four Handed Dentistry
untuk memperpendek waktu perawatan gigi yang diberikan kepada
pasien dan meningkatkan kualitas pekerjaan
Prinsip-prinsip:
1) Pemanfaatan asisten
Dokter gigi menggunakan keterampilan chairs ide asisten secara penuh.
2) Organisasi perawatan
Setiap aspek dari perawatan pasien adalah perlakuan tugas sederhana yang
berulang-ulang dan diatur untuk mengambil keuntungan maksimum dari
waktu chairside yang tersedia.
3) Penataan peralatan
Peralatan yang digunakan dipilih secarahati-hati dan diletakan pada posisi
yang benar untuk mengaktifkan kinerja tim dengan menggunakan prinsipprinsip kerjasama dan gerakan ekonomik yang efisien.

Gambar 1.3

Pembagian zona

kerja
Ada 4 zona pada

posisi kerja

berdasarkan arah
1. Zona operator

jarum jam:
berada pada posisi

arah jarum jam 7-12


2. Zona asisten berada pada posisi arah jarum jam 2-4
3. Zona statis (untuk instrumen dan bahan) berada pada posisi arah jarum jam
12-2
4. Zona transfer berada pada posisi arah jarum jam 4-7

26

4.1.2 Pengendalian Infeksi


Infeksi dalam pelayanan kesehatan gigi ditularkan dari satu orang
keorang lain melalui tiga model penyebaran infeksi sebagai berikut :
1. Penularan melalui kontak
a. langsung dengan mikroorganisme pada sumber infeksi, contoh
mulut pasien.
b. tidak langsung dengan permukaan benda matt, misalnya
instrumen, alat dan permukaan terkontaminasi
2.`Penularan melalui droplet yaitu percikan saliva yang mengandung
mikroorganisme.
3. Penularan melalui udara yang terkontaminasi mikroorganisme, misalnya
aerosol.
Dental unit dan dental chair adalah benda utama yang menjadi perhatian
pasien yang memasuki suatu ruangan pelayanan kedokteran gigi. Jadi alat-alat
tersebut harus selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai.
Tempat-tempat yang harus mendapat perhatian pada dental unit:
a) Meja instrument, harus bersih dan diulas dengan alkohol 70%.
b) Handpiece harus bersih dan diberi pelumas sesudah digunakan.
c) Three way syringe.
d) Penghisap saliva dibersihkan dengan disnfektan lalu dikeringkan dengan
handuk kertas
e) Penghisap darah (vacuum tip) dibersihkan dengan disnfektan lalu
dikeringkan dengan handuk kertas
f) Spittoon cuspidor bowl.
Spittoon bowl, disiram dengan lisol kemudian disiram dengan air
bersih lalu disikat dengan deterjen dan dibilas kembali.
g) Pegangan lampu harus bersih dan diulas dengan alkohol 70%.
Beberapa alat-alat lain seperti :
1. Kursi yang tidak terpercik darah atau tersentuh selama merawat pasien
dibersihkan dengan menggunakan deterjen. Lengan kursi yang terkontaminasi
dan kursi yang tidak terlindungi sebaiknya menggunakan handuk kertas yang
dibasahi disinfektan
27

2. Tempat pembuangan air kumur & saliva siram dengan Larutan Natrium
hipoklorit 0,5% lalu bilas dengan air mengalir, hingga seluruh cairan Natrium
hipoklorit terangkat.
4.1.3 Prosedur Pembuangan Limbah
1. Pemisahan limbah
Sebelum dilakukan pembuangan akhir, harus dilakukan pemisahan
antara limbah medis dan limbah non medis.
Limbah nonmedis adalah limbah yang dihasilkan dari rumah
sakit/pelayanan kesehatan lainnya di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran,taman,dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali jika
tersedia teknologinya.
Sedangkan limbah medis adalah bahan yang dihasilkan dari diagnosis
pasien, perawatan atau imunisasi dalam fasilitas medis ataupun dental.
Limbah infeksius adalah bagian kecil (diperkirakan 3% dari total) limbah
medis yang menunjukkan kemampuan mentransmisikan penyakit infeksius.
Tipe limbah ini disebut juga regulated medical waste atau limbah yang
membutuhkan penanganan khusus, , neutralisasi, dan disposal.
Tabel. Regulated Waste menurut OSHA(Sumber:Miller, C. H. 2014. Infection Control and
Management of Hazardous Materials for the Dental Team. 5th ed. St. Louis: Elsevier Mosby.
Hal 194)
Limbah

Contoh di Kedokteran Gigi

Darah liquid atau semiliquid atau

Darah liquid atau saliva

OPIM
Benda

terkontaminasi

yang

akan

28

2 x 2s atau cotton rolls yang basah

melepaskan darah atau OPIM dalam

dengan saliva atau darah

keadaan liquid atau semiliquid jika


ditekan
Benda yang kering oleh darah atau

2 x 2s atau cotton rolls yang

OPIM yang daat melepasan bahan ini

basah/kering dengan darah atau saliva

selama penanganannya
Benda tajam yang terkontaminasi

Menggunakan jarum, scalpel, kawat


ortodonti,

instrumen

tajam

yang

jaringan

yang

rusak, bur
Limbah patologis atau mikrobiologis

Spesimen

biopsi,

yang terdiri dari darah atau OPIM

dieksisi, gigi yang diekstraksi yang


tidak dikembalikan pada pasien

Darah atau cairan tubuh lain harus dibuang melalui drainase yang
terhubung ke sistem selokan sanitasi atau septic tanks.

2. Penampungan sementara
Regulated medical waste harus diberi perlakuan khusus biasanya dengan
pengaplikasian panas atau dengan insinerasi. Seandainya praktek drg. Awan
tidak memiliki insinerator, maka harus bekerja sama dengan rumah sakit yang
memilikinya. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan mengenai tempat
penampungan sementara sebelum pembuangan akhir.
Limbah patologi yang berpotensi menyebarkan infeksi seperti gigi harus
dimasukkan dalam sebuah wadah tahan bocor dengan kode warna dan label
atau bisa juga dimasukkan dalam sharp container.

29

Bentuk

lain

regulated

medical

waste

yang

diketahui

dapat

mentransmisikan penyakit adalah benda tajam yang terkontaminasi. Benda


tajam adalah item yang dapat mempenetrasi kulit utuh atau jaringan lain.
Jangan buang benda tajam begitu saja ke dalam tempat sampah, membuang
benda tajam ke dalam toilet atau membuangnya ke dalam sampah daur ulang.
Segera setelah digunakan, benda tajam disposable ditempatkan ke dalam
wadah yang dapat ditutup, tahan kebocoran, dan resisten terhadap tusukan.
Wadah ini harus diberi label dengan symbol biohazard dank ode warna untuk
pengidentifikasian yang mudah. Tindakan pencegahan ketika menggunakan
wadah benda tajam (Miller, 2014) :
1) Menggunakan FDA-cleared containers
2) Memperhatikan kalimat peringatan pada wadah benda tajam
3) Menggunakan wadah dengan bagian bawah besar agar tidak mudah
4)
5)
6)
7)
8)

tumpah
Jangan melebihi garis batas yang direkomdasikan
Hindari memaksa benda tajam masuk ke dalam wadah
Letakan syringe secara horizontal
Tidak memakai wadah untuk benda lain selain benda tajam
Tutup wadah sebelum dipindahkan

9) Ganti wadah segera setelah terisi penuh

Jika bisa dilakukan prosedur in house sterilization untuk container


benda tajam menggunakan moist heat sterilizer, maka prosedurnya adalah
sebagai (Miller, 2014):
1) Gunakan wadah khusus dan berlabel dapat disterilisasi sehingga tidak
meleleh ketika diproses

30

2) Secara regular lakukan tes spora dengan steam atau unsaturated chemical
vapor
3) Lakukan prosedur yang direkomendasikan berikut ini:
(1) Tidak boleh melebihi tiga perempat wadah
(2) Biarkan terbuka
(3) Letakan dalam posisi tegak dalam ruang sterilisasi
(4) Wadah diproses selama 40 sampai 60 menit (biasanya dua siklus)
untuk mengakali perbedaan ukuran wadah, tipe, dan fill level, serta
model dan status operasional penggunaan sterilizer
(5) Pindahkan wadah setelah diproses, biarkan mendingin, tutup kembali

3. Transportasi limbah
Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke dalam kendaraan
pengangkut harus diletakkan dalam container yang kuat dan tertutup.
Kantong limbah medis ini harus aman dari jangkauan manusia dan
binatang.Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung
diri yang terdiri dari topi, masker, pelindung mata, pakaian panjang
(coverall), apron untuk industry, pelindung kaki/sepatu boot, dan sarung
tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).
4.2 Organizing

31

JOB ANALYSIS

ORGANIZING
JOB ANALYSIS

REQRUITMENT

TRAINING

SELECTION

INDUCTION

DISCHARGE

CHANNELSOF
COMMUNICATION

1. Analisis Pekerjaan
Penentuan pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap anggota dari dental
praktik dilakukan melalui wawancara. Disini, dokter gigi mewawancara karyawan
yang akan bekerja untuk mengumpulkan informasi dan menganalisisnya, sehingga
dapat ditentukan pekerjaan yang sesuai dari masing-masing karyawan.
2. Reqruitment
Metode reqruitment yang digunakan pada praktik dental ini adalah metode
media periklanan. Dimana metode ini dapat menyebarkan informasi secara cepat
dan luas.
3. Selection
Dokter gigi memilih pegawai dari para pelamar pekerjaan. Pegawai yang
dipilih dengan pertimbangan serius kemudian ditelpon oleh dokter gigi, lalu calon
32

pegawai diminta datang dan diminta mengisi formulir aplikasi pegawai dihadapan
dokter secara langsung. Disini dokter dan calon pegawai dapat mengobservasi
satu sama lain.
4. Induksi
Setelah calon pegawai diterima menjadi pegawai, maka ia melakuakn
masa percobaan kerja di dental praktik. Disini dokter gigi mengamati kelemahan
dan kelebihan dari pegawai yang kemudian dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan training.
5. Training
Dokter gigi melakukan pelatihan langsung kepada pekerja barunya. Jenis
pelatihan yang dilakukan dapat berupa demonstrasi langsung oleh dokter gigi,
misalnya cara untuk memanipulasi suatu bahan material kedokteran gigi. Tujuan
training ini adalah untuk mengembangkan atau meningkatkan keahlian dari
pekerja
6.Discharge-retirement
Dokter gigi dapat memberikan suatu pujian bila layak dan menguntungkan
bahkan dokter gigi dapat memberikan kenaikan gaji dan tunjangan lainya, namun
sebaliknya jika kinerja pegawai tidak sesuai bisa dilakukan pemecatan
4.3 Actuating / Pelaksanaan Dental Praktik
1. Understanding patient
Untuk mengerti keinginan atau kebutuhan yang dimiliki oleh pasien,
dokter gigi menggunakan teori hierarki kebutuhan maslow dan teori rogers client
33

centered therapy, yang menyatakan bahwa pasien bukan benda atau objek
penelitian melainkan individu yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak
bisa ditekan.
2. Barriers to communication
Hambatan komunikasi terhadap pasien seperti mendengarkan tapi tidak
memperhatikan, keasyikan, ketidakperdulian, dan ketidaksabaran diatasi
dengan cara meninggalkan semua pikiran selain yang berhubungan dengan
praktik saat akan datang ketempat praktik baik bagi dokter gigi maupun
asisten.
3. Pembiayaan pasien
Sistem pembiayaan pasien berbentuk fee of service, dimana pasien
membayar sesuai dengan layanan yang dicari dan diterimanya kepada rumah
sakit atau dokter.
4. Medical record
Rekam medis di tempat praktik ini disimpan sekurang-kurangnya 2 tahun
terhitung dari waktu terakhir pasien berobat. Rekam medik diatur oleh satu
orang khusus (sebaiknya).
5. Etika dan Hukum
Pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh dokter gigi ini harus mengikuti
etika dan hukum yang berlaku. Dokter mengikuti peraturan mengenai

34

transaksi terapetik, membuat informed consent, dan menyimpan atau


merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, dan
melakukan rujukan bila menghadapi kasus-kasus yang diluar kemampuannya.
4.4 Evaluasi Praktik Dokter Gigi
1. Bidang Finansial
1) Anggaran
Sudah dibahas pada poin perencanaan keuangan.
2) Pernyataan Pemasukan
Mendata pemasukan bersih selama periode waktu tertentu. Dalam kasus
ini, drg. Awan dapat melakukan pendataan dalam periode waktu satu
bulan.
Pemasukan merupakan hasil pengurangan fee yang diterima atas jasa
yang diberikan kepada pasien oleh biaya pelayanan yang dikeluarkan,
termasuk biaya sewa dan gaji.
3) Cash Flow
Cash flow dapat diartikan sebagai aliran masuk uang (inflow) ataupun
aliran keluar uang (outflow).
Inventory control. Menyediakan laporan yang akurat dari persediaan
yang ada seperti daftar peralatan dental yang sudah dimiliki dan juga
melaporkan bila dibutuhkan pembelian barang-barang tambahan.
Modal kerja. Daripada melakukan pinjaman baru untuk menutupi
masalah modal kerja, akan lebih baik jika drg. Awan : (1) menghasilkan

35

pemasukan tambahan dengan memberikan pelayanan lebih, (2)


menaikkan tarif, (3) mengurangi pengeluaran praktik.
Rekening Giro. Mengawasi rekening giro kantor dengan melakukan
peninjauan untuk mencegah penggelapan dana.
4) Biaya
Biaya atau penentuan tarif dilakukan dengan meninjau survei biaya
nasional setiap beberapa tahun dalam suatu wilayah geografis tertentu.
Menurunkan biaya untuk layanan seperti radiologi, pemeriksaan
(termasuk pengukuran tekanan darah) untuk menarik pasien.
5) Gaji
Karena dalam kasus ini tidak termasuk dalam praktik kelompokkecil,
maka rasio gaji untuk anggota staff adalah 15 20% omset.

2. Bidang Non Finansial


1) Jaminan Kualitas
(1) Memberikan kualitas pelayanan terbaik
(2) Melatih perawat untuk mengenali kekurangan dalam praktik drg.
Awan untuk meningkatkan kualitas staff
(3) Membagikan kuisioner kepada pasien setelah perawatan untuk
meningkatkan tingkat kepuasan pasien sehingga drg. Awan dapat
memperbaiki kekurangan kekurangan yang dikeluhkan pasien dan
pada akhirnya dapat membuat pasien tersebut kembali.
2) Produksi

36

Mengacu pada total nilai pelayanan dental yang telah diberikan. Salah
satu cara untuk mengukur produktivitas adalah dengan membagi
pendapatan dalam waktu satu bulan atau satu tahun dengan jumlah waktu
dokter gigi bekerja.
3) Efisiensi Pengiriman
Penggunaan konsep four handed dentistry yang tepat

4) Kinerja Staf
Selalu mengevaluasi cara kerja staff secara teliti, baik saat diberikan
tugas maupun keahlian mereka dalam menambah ilmu dan kemampuan
baru.
5) Appointment schedule
Appointment atau janji kontrol dibuat di buku appointment dan berisi data
dari pasien yang akan melakukan appointment. Kemudian pasien
dibuatkan kartu appointment yang dapat dibawa pulang, berisi identitas
pasien, identitas dokter waktu appointment dan peraturan pembatalan
appontment.
6) Recall system
Jenis recall system atau penjadwalan kontrol rutin pasien yang digunakan
pada praktik dental ini ada beberapa macam yaitu Advanced appointment
system (recall appointments dijadwalkan sebelum pasien meninggalkan

37

kantor) dan Telephone recall system (perawat administrasi menghubungi


setiap pasien melalui telefon untuk menjadwal perjanjian recall).

38

BAB III
KESIMPULAN

Dalam merencanakan pendirian praktek pribadi ada beberapa hal yang


harus dilakukan sebelum menjalankan praktek tersebut, yaitu melakukan studi
kelayakan tempat, membuat perencanaan bisnis praktek dokter gigi yang bersifat
strategis, merencanakan strategi pemasaran praktek dokter gigi, merencakan
manajemen keuangan dan manajemen operasional praktek dokter gigi.
Dalam membuka tempat praktik dokter gigi, ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Setelah
perizinan,

melakukan aspek management planning serta

maka dokter gigi harus menjalankan aspek selanjutnya yaitu

organizing, meliputi perekrutan tenaga kerja (SDM) untuk membantu


menjalankan tempat praktiknya yang disebut tahap staffing. Dalam staffing,
terkandung beberapa komponen yaitu

job analisis, recruitment, selection,

induction, training, serta discharge-retirement.


Proses selanjutnya adalah memenuhi aspek actuating, yaitu pelaksanaan
praktik dokter gigi , meliputi aspek manajemen pasien yang terdiri dari melakukan
perawatan yang disusaikan dengan kebutuhan pasien ( teori Maslow dan Rogers),
melakukan komunikasi dokter-pasien, mengatur penjadwalan pasien, mengatur
recall system, menentukan system pembayaran dan aspek managemen rekam
medis. Dalam menjalankan praktik dokter gigi, juga harus diperhatikan tahap
controlling/Evaluating.

39

Setelah 1 tahun

melaksanakan praktik dokter gigi, maka dilakukan

evaluasi untuk mengetahui apakah praktik yang dijalankan sudah sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dalam proses planning sebelumnya. Evaluasi
dilakukan baik dalam aspek keuangan (financial) maupun non-keuangan (nonfinancial).
Dengan melaksanakan seluruh aspek management yang terdiri dari
planning, organizing, actuating, serta evaluating, maka akan mempermudah
seorang dokter gigi untuk membuka tempat praktik yang sesuai dengan aspek etik
dan hukum.

40

Anda mungkin juga menyukai