Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

PERHITUNGAN PENAMPANG KABEL DAN PENGAMAN (MCB)

4.1 Tujuan Perhitungan KHA Penghantar dan Pengaman (MCB)


Setiap mesin di PT. Macanan Jaya Cemerlang memiliki karakteristik
beban peralatan yang berbeda-beda. Hal ini tergantng dari kebutuhan masingmasing beban peralatan listrik yang berbeda-beda. Tiap gedung memiliki
beban motor-motor listrik dan kompresor untuk menggerakkan mesin.
Dalam kegiatan kerja praktek ini penulis diberi tugas untuk menganalisa
instalasi mesin-mesin yang ada pada masing-masing gedung. Mulai dari
update terakhir mesin-mesin yang terpasang pada tiap gedung beserta
pengkabelan hingga breaker yang digunakan.
4.2 Dasar teori
Pada sistem instalasi listrik PT. Macanan Jaya Cemerlang terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah tegangan pengenal,
KHA (Kuat Hantar Arus), kapasitas MCB dan juga faktor koreksi terhadap
suhu, tata letak dan jumlah inti kabel yang digunakan. Berikut acuan dalam
perhitungan instalasi listrik sesuai PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik):
KHA (Kuat Hantar Arus) Penghantar
KHA menyatakan arus maksimum yang dapat dialirkan dengan
kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan
kenaikan suhu yang melampaui nilai tertentu.
Pada PUIL 2000 disebutkan bahwa KHA penghantar sirkit akhir yang
menyuplai motor tunggal tidak boleh memiliki KHA kurang dari 125%
arus pengenal beban penuh.

Gambar 4.1 Screenshot PUIL 2000 pasal 5.5.3.1


Pada sistem instalasi listrik pada PT. Macanan Jaya Cemerlang
sendiri menggunakan penghantar bawah tanah.
Berikut adalah KHA untuk penghantar kabel bawah tanah:

29

30

Gambar 4.2 Screenshot KHA untuk kabel tanah


Tegangan Pengenal
Tegangan pengenal adalah tegangan yang disyaratkan oleh suatu
instalasi atau oleh bagian daripadanya. Pada sistem instalasi listrik PT.
Macanan Jaya Cemerlang menggunakan teganagn pengenal tegangan

rendah yaitu 230/400 volt.


Pengaman MCB
Sakelar mekanis yang mampu menghubungkan, mengalirkan dan
memutuskan arus pada kondisi sirkit normal dan juga mampu
menghubungkan, mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan
memutuskan secara otomatis arus pada kondisi sirkit tidak normal,
seperti pada kondisi hubung singkat.

Faktor Koreksi
Faktor koreksi berhubungan dengan kekuatan suatu penghantar
dalam mengalirkan arus pada keadaan normal. Pada keadaan normal,
suatu penghantar dapat mengalirkan arus sebesar 100% dari KHA,

31
namun pada kondisi tertentu KHA suatu penghantar dapat menurun.
Menurunnya KHA suatu penghantar dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal.
Pada instalasi

listrik

PT. Macanan

Jaya

Cemerlang

yang

menggunakan kabel tanah, beberapa faktor koreksi yang harus


diperhatikan adalah faktor suhu, faktor tata letak dan jumlah inti pada
kabel.
Suatu penghantar dikatakan dalam kondisi normal ketika bekerja pada
suhu keliling 30 celcius. Berikut faktor koreksi terhadap suhu

Gambar 4.3 Screenshot Faktor koreksi terhadap suhu keliling


Penataan kabel penghantar dalam tanah juga berpengaruh terhadap
KHA penghantar, berikut faktor koreksi terhadap tata letak kabel:

Gambar 4.4 Screenshot Faktor Koreksi terhadap tata letak dan


jumlah inti
4.3 Rumus Perhitungan Daya
Rumus Daya:
P= 3 * V * I * cos phi * eff
Keterangan:
P
= Daya (kw)
V
= Tegangan (volt)
I
= Arus (ampere)
Cos = faktor daya
Eff
= efisiensi (diasumsikan 0,8)
4.4 Perhitungan Penghantar Kabel dan Pengaman (MCB)
Gedung A
Tabel 4.1 Data Beban pada Gedung A

32
GEDU
NG
A
A
A

MESI
N
Lexus
Poton
g
Kanto
r

DAYA
(kW)
16

COS
PHI
0,8

TEGANGAN
(V)
380

9,86

0,8

380

36

0,8

380

f.k.
suhu
1
1

f.k.
tata
letak
0,79
0,79

0,79

a. Lexus
=

P
3Vcos phieff

16000
33800,80,8

=30,38 A
KHA pada mesin Lexus mejadi:
KHA=1,25
KHA=30,381,25
KHA=37,984 A

Maka akan didapatkan KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh
suatu kabel penghantar setelah dikalikan dengan faktor koreksi
adalah
KHA baru=

37,984
10,79

KHA baru=48,08 A
Dengan KHA sebesar 48,08 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 10 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 63 A.
b. Potong
=

P
3Vcos phieff

9860
33800,80,8

33
=18,726 A
KHA pada mesin Potong mejadi:
KHA=1,25
KHA=18,7261,25
KHA=23,4 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
23,4
KHA baru=
10,79
KHA baru=29,6 A
Dengan KHA sebesar 29,6 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 4 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 32 A.
c. Kantor
=

P
3Vcos phieff

36000
33800,80,8

=68,37 A

KHA pada beban kantor mejadi:


KHA=1,25
KHA=68,371,25

KHA=85,46 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
85,46
KHA baru=
10,79
KHA baru=108,18 A

34
Dengan KHA sebesar 108,18 A, maka dipakai kabel tanah berinti
tiga dengan luas penampang 25 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 125 A.

Gedung B
Tabel 4.2 Data Beban pada Gedung B

Gedun
g
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

Beban
CD-102
SM-102
SM-102
SM-74
MO
ROLAND
SOLNA 125 A
D-300b
D-300k
D-380
Kompressor
ABC
Pracetak
PPIC
D-30

a.

Daya
(kW)
48
31,56
31,56
35,5
16,44
7,43
4,93
38,13
42,73
40,76

Cos
Phi
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8

Tegangan
(V)
380
380
380
380
380
380
380
380
380
380

56,21
18,41
11
41,42

0,8
0,8
0,8
0,8

380
380
380
380

f.k.
suhu
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

f.k.
tata
letak
0,79
0,79
0,79
0,79
0,79
0,79
0,79
0,79
0,79
0,79
0,79

1
1
1

0,79
0,79
0,79

CD-102

P
3Vcos phieff

48000
33800,80,8

=91,16 A

KHA pada mesin CD-102 mejadi:


KHA=1,25
KHA=91,161,25

KHA=113,95 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah

35
KHA baru=

113,95
10,79

KHA baru=144,24 A
Dengan KHA sebesar 144,24 A, maka dipakai kabel tanah berinti
tiga dengan luas penampang 35 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 150 A.
b.

SM-102

P
3Vcos phieff

31560
33800,80,8

=59,94 A

KHA pada mesin SM-102 mejadi:


KHA=1,25
KHA=59,941,25

KHA=74,92 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
74,92
KHA baru=
10,79
KHA baru=94,84 A

Dengan KHA sebesar 94,84 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 25 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 100 A.
c.

SM-74

P
3Vcos phieff

35500
33800,80,8

36
=67,42 A
KHA pada mesin SM-74 mejadi:
KHA=1,25
KHA=67,421,25
KHA=84,276 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
84,276
KHA baru=
10,79
KHA baru=106,68 A
Dengan KHA sebesar 106,68 A, maka dipakai kabel tanah berinti
tiga dengan luas penampang 25 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 125 A.
d.

MO

P
3Vcos phieff

16440
33800,80,8

=31,2 A

KHA pada mesin MO mejadi:


KHA=1,25
KHA=31,21,25

KHA=39,03 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
39,03
KHA baru=
10,79
KHA baru=49,4 A

37
Dengan KHA sebesar 49,4 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 10 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 63 A.
e.

ROLAND

P
3Vcos phieff

7430
33800,80,8

=14,11 A

KHA pada mesin ROLAND menjadi:


KHA=1,25
KHA=14,111,25
KHA=17,64 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
17,64
KHA baru=
10,79
KHA baru=22,32 A
Dengan KHA sebesar 22,32 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 2,5 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 32 A.
f.

SOLNA 125

P
3Vcos phieff

4930
33800,80,8

38
=9,36 A
KHA pada mesin SOLNA 125 mejadi:
KHA=1,25
KHA=9,361,25
KHA=11,7 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
11,7
KHA baru=
10,79
KHA baru=14,81 A
Dengan KHA sebesar 14,81 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 1,5 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 16 A.
g.

D-300b

P
3Vcos phieff

38130
33800,80,8

=72,42 A

KHA pada mesin D-300b mejadi:


KHA=1,25
KHA=72,421,25

KHA=90,52 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
90,52
KHA baru=
10,79
KHA baru=114,58 A

39
Dengan KHA sebesar 114,58 A, maka dipakai kabel tanah berinti
tiga dengan luas penampang 25 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 125 A.
h.

D-300k

P
3Vcos phieff

42730
33800,80,8

=81,15 A
KHA pada mesin D-300k mejadi:
KHA=1,25
KHA=81,151,25
KHA=101,44 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
101,44
KHA baru=
10,79
KHA baru=128,4 A
Dengan KHA sebesar 128,4 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 35 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 150 A.
i.

D-380

P
3Vcos phieff

40760
33800,80,8

=77,41 A

40
KHA pada mesin D-380 mejadi:
KHA=1,25
KHA=77,411,25

KHA=96,76 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
96,763
KHA baru=
10,79
KHA baru=122,49 A

Dengan KHA sebesar 122,49 A, maka dipakai kabel tanah berinti


tiga dengan luas penampang 35 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 150 A.
j.

Pracetak

P
3Vcos phieff

18410
33800,80,8

=34,96 A
KHA pada beban kantor Pracetak mejadi:
KHA=1,25
KHA=34,961,25
KHA=43,7 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
43,7
KHA baru=
10,79
KHA baru=55,32 A
Dengan KHA sebesar 55,32 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 10 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 63 A.

41

k.

PPIC

P
3Vcos phieff

11000
33800,80,8

=20,9 A
KHA pada beban ruang PPIC mejadi:
KHA=1,25
KHA=20,91,25
KHA=26,1 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
26,1
KHA baru=
10,79
KHA baru=33,05 A
Dengan KHA sebesar 33,05 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 4 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 40 A.
l.

D-30

P
3Vcos phieff

41420
33800,80,8

=78,66 A

KHA pada mesin D-30 mejadi:


KHA=1,25
KHA=78,661,25

42
KHA=98,33 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
98,33
KHA baru=
10,79
KHA baru=124,47 A

Dengan KHA sebesar 124,47 A, maka dipakai kabel tanah berinti


tiga dengan luas penampang 35 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 150 A.

Gedun
g
C
C
C
C

Gedung C
Tabel 4.3 Data Beban pada Gedung C

Beban
UV
LIPAT
Jahit
Benang
Gathering

a.

Daya
(kW)
32,87
23,01

Cos
Phi
0,8
0,8

Tegangan
(V)
380
380

7,89
10,85

0,8
0,8

380
380

f.k.
suhu
1
1
1

f.k.
letak
0,79
0,79
0,79

0,79

tata

UV

P
3Vcos phieff

32870
33800,80,8

=62,43 A

KHA pada mesin UV mejadi:


KHA=1,25
KHA=62,431,25

KHA=78,03 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah

43
KHA baru=

78,03
10,79

KHA baru=98,77 A
Dengan KHA sebesar 98,77 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 25 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 100 A.
b.

LIPAT

P
3Vcos phief f

23010
33800,80,8

=43,7 A

KHA pada mesin LIPAT mejadi:


KHA=1,25
KHA=43,71,25

KHA=54,63 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
54,63
KHA baru=
10,79
KHA baru=69,15 A

Dengan KHA sebesar 69,15 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 10 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 80 A.
c.

Jahit Benang

P
3Vcos phieff

7890
33800,80,8

44
=14,98 A
KHA pada mesin jahit benang mejadi:
KHA=1,25
KHA=14,981,25
KHA=18,73 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
18,73
KHA baru=
10,79
KHA baru=23,7 A
Dengan KHA sebesar 23,7 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 2,5 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 25 A.
d.

Gathering

P
3Vcos phieff

10850
33800,80,8

=20,6 A

KHA pada mesin D-30 mejadi:


KHA=1,25
KHA=20,61,25

KHA=25,76 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
25,76
KHA baru=
10,79
KHA baru=32,6 A

45
Dengan KHA sebesar 32,6 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 4 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 40 A.

Gedun
g
D
D
D

Gedung D
Tabel 4.4 Data Beban Pada Gedung D

Beban
TIGRA
YOSHINO
STARBIND
ER

a.

Daya
(kW)
25,64
24,98

Cos
Phi
0,8
0,8

Tegangan
(V)
380
380

19,72

0,8

380

f.k.
suhu
1
1
1

f.k.
tata
letak
0,79
0,79
0,79

Tigra

P
3Vcos phieff

25640
33800,80,8

=48,7 A

KHA pada mesin tigra mejadi:


KHA=1,25
KHA=48,71,25

KHA=60,87 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
60,87
KHA baru=
10,79
KHA baru=77,05 A

Dengan KHA sebesar 77,05 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 16 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 80 A.
b.

Yoshino

46

P
3Vcos phieff

24980
=47,4
33800,80,8
KHA pada mesin D-30 mejadi:
KHA=1,25
KHA=47,41,25

KHA=59,3 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
59,3
KHA baru=
10,79
KHA baru=75,06 A

Dengan KHA sebesar 75,06 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 16 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 80 A.
c.

Starbinder

P
3Vcos phieff

19720
33800,80,8

=37,45 A
KHA pada mesin starbinder mejadi:
KHA=1,25
KHA=37,451,25
KHA=46,8 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah

47
KHA baru=

46,8
10,79

KHA baru=59,3 A
Dengan KHA sebesar 59,3 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 10 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 63 A.

Gedung E

Tabel 4.5 Data Beban Pada Gedung E


Gedun
g

Jahit Kawat
+
Kompressor
Potong
Poni A dan B

E
E
E

Daya
(kW)

Cos Phi

Tegangan
(V)

f.k.
suhu

f.k. tata letak

13,15

0,8

380

0,79

24,98
7,89

0,8
0,8

380
380

1
1

0,79
0,79

Beban

a. Jahit kawat dan Kompresor


=

P
3Vcos phieff

13150
33800,80,8

=24,97 A
KHA pada mesin jahit kawat dan kompresor mejadi:
KHA=1,25
KHA=24,971,25
KHA=31,22 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
31,22
KHA baru=
10,79
KHA baru=39,52 A

48
Dengan KHA sebesar 39,52 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 6 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 50 A.
b. Potong
=

P
3Vcos phieff

24980
33800,80,8

=47,44 A
KHA pada mesin starbinder mejadi:
KHA=1,25
KHA=47,441,25
KHA=59,3 A

KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
59,3
KHA baru=
10,79
KHA baru=75,06 A
Dengan KHA sebesar 75,06 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 16 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 80 A.
c. Poni A dan B
=

P
3Vcos phieff

7890
33800,80,8

=14,98 A

49
KHA pada mesin Poni A dan B mejadi:
KHA=1,25
KHA=14,981,25

KHA=18,73 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah
18,73
KHA baru=
10,79
KHA baru=23,71 A

Dengan KHA sebesar 23,71 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 2,5 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 25 A.

Gedung F
Tabel 4.6 Data Beban Pada Gedung F

Gedun
g
F

Beba
n
Shrin
k

Daya
(kW)

Cos
Phi

Tegangan
(V)

16,44

0,8

380

f.k.
suhu
1

f.k.
tata
letak
0,79

a. Shrink
=

P
3Vcos phieff

16440
33800,80,8

=31,22 A

KHA pada mesin Poni A dan B mejadi:


KHA=1,25
KHA=31,221,25

KHA=39,03 A
KHA akhir yang harus mampu ditahan oleh suatu kabel penghantar
dengan faktor koreksi adalah

50
KHA baru=

39,03
10,79

KHA baru=49,4 A
Dengan KHA sebesar 49,4 A, maka dipakai kabel tanah berinti tiga
dengan luas penampang 6 mm2, dan pengaman MCB yang
digunakan dengan kapasitas 63 A.

4.5 Perhitungan Jatuh Tegangan


Rumus :
phi
phi+ Xcsin
Rccos

L 3I

V =

Dengan :
V

: jatuh tegangan (volt)

: panjang (feet)

: arus nominal (A)

Rc

: resistansi kabel (Ohms/kft)

Xc

: reaktansi kabel (Ohms/kft)

Cos phi: Faktor Daya Beban


Sin phi : Nilai sinus dari Cos phi
Diasumsikan panjang penghantar yang digunakan 5 m.

Gedung A
a) Lexus
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin lexus menggunakan
kabel dengan luas penampang 10 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

51

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,66630,8+0,027453,13)

V =
16.404 330,38

V = 0,595 volt
b) Potong
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

potong

menggunakan kabel dengan luas penampang 4 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(1,680,8+0,0 353,13)

V = 16.404 318,7268

V = 0,724 volt
c) Kantor
Hasil perhitungan penghantar kabel pada kantor menggunakan kabel
dengan luas penampang 25 mm2. Berikut perhitungan jatuh tegangan
pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

52
(0,2 6 50,8+ 0,02553,13)

V =
16.404 368,37

V = 0,441 volt

Gedung B
a) CD-102
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

CD-102

menggunakan kabel dengan luas penampang 35 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar mesin lexus:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,190,8+0,02 553,13)

V =
16.404 391,16

V = 0,432 volt
b) SM-102
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

SM-102

menggunakan kabel dengan luas penampang 25 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,2650,8+0,02553,13)

V =
16.404 359,93

V = 0,386 volt
c) SM-74

53
Hasil

perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

SM-74

menggunakan kabel dengan luas penampang 25 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar mesin SM-74:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,2650,8+0,02 553,13)

V =
16.404 367,4

V = 0,434 volt
d) MO
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin MO menggunakan
kabel dengan luas penampang 10 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,66630,8+0,027453,13)

V =
16.404 331,22

V = 0,482 volt
e) Roland
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

Roland

menggunakan kabel dengan luas penampang 2,5 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

54

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(2,70,8+0,0 353,13)

V = 16.404 314,11

V = 0,873 volt
f) Solna 125 A
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Solna 125 A
menggunakan kabel dengan luas penampang 1,5 mm2. Berikut
perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(2,70,8+0,0 353,13)

V =
16.40439,36

V = 0,458 volt

g) D-300b
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

D-300b

menggunakan kabel dengan luas penampang 25 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

55

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,2650,8+0,02 553,13)

V =
16.404 372,41

V = 0,467 volt
h) D-300k
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

D-300k

menggunakan kabel dengan luas penampang 35 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,190,8+0,02 553,13)

V =
16.404381,15

V = 0,385 volt
i) D-380
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin D-380 menggunakan
kabel dengan luas penampang 10 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

56
(0,66630,8+0,027453,13)

V =
16.404 377,41

V = 0,4744 volt
j) Pracetak
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

Pracetak

menggunakan kabel dengan luas penampang 10 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar mesin:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,66630,8+0,027453,13)

V =
16.404 334,96

V = 0,685 volt
k) PPIC
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin PPIC menggunakan
kabel dengan luas penampang 4 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(1,680,8+0,0 353,13)

V =
16.404320,89

V = 0,81 volt
l) D-30

57
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin D-30 menggunakan
kabel dengan luas penampang 35 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,190,8+0,02 553,13)

V =
16.404378,66

V = 0,373 volt

Gedung C
a) UV
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin UV menggunakan
kabel dengan luas penampang 25 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,2650,8+0,02 553,13)

V =
16.404362,425

V = 0,402 volt
b) Lipat
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Lipat menggunakan
kabel dengan luas penampang 10 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

58

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,66630,8+0,027453,13)

V =
16.404 343,7

V = 0,856 volt
c) Jahit Benang
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Jahit Benang
menggunakan kabel dengan luas penampang 2,5 mm2. Berikut
perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(2,70,8+0, 353,13)

V = 16.404 314,98

V = 0,927 volt
d) Gathering
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Gathering
menggunakan kabel dengan luas penampang 4 mm2. Berikut
perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

59
(1,680,8+0, 0353,13)

V =
16.404320,6

V = 0,797 volt

Gedung D
a) Tigra
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Tigra menggunakan
kabel dengan luas penampang 16 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,420,8+0,02 653,13)

V =
16.404 348,7

V = 0,486 volt
b) Yoshino
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

Yoshino

menggunakan kabel dengan luas penampang 16 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,420,8+0,02 653,13)

V =
16.404 347,44

V = 0,473 volt

60
c) Starbinder
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Starbinder
menggunakan kabel dengan luas penampang 10 mm2. Berikut
perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,66630,8+0,027453,13)

V =
16.404 337,45

V = 0,734 volt

Gedung E
a) Jahit Kawat dan Kompresor
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Jahit Kawat dan
Kompresor menggunakan kabel dengan luas penampang 6 mm2.
Berikut perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(1,120,8+ 0,02853,13)

V =
16.404 324,97

V = 0,647 volt
b) Potong
Hasil perhitungan

penghantar

kabel

pada

mesin

potong

menggunakan kabel dengan luas penampang 16 mm2. Berikut


perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

61

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(0,420,8+0,02 653,13)

V =
16.404 347,44

V = 0,473 volt
c) Poni A dan B
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin Poni A dan B
menggunakan kabel dengan luas penampang 2,5 mm2. Berikut
perhitungan jatuh tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

(2,70,8+0,0 353,13)

V = 16.404314,98

V = 0,927 volt

Gedung F
a) Shrink
Hasil perhitungan penghantar kabel pada mesin shrink menggunakan
kabel dengan luas penampang 10 mm2. Berikut perhitungan jatuh
tegangan pada penghantar:

V =

phi
phi+ Xcsin
Rccos

L3I

62
(1,120,8+ 0,02853,13)

V =
16.404331,22

0,81

volt

Anda mungkin juga menyukai