Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di setiap kegiatan ataupun organisasi, pastinya memliki unsur manajemen di
dalamnya. Dengan adanya manajemen maka semua kegiatan dari organisasi
tersebut dapat di jalankan secara sisitematis, rapi dan sesuai dengan apa yang di
inginkan untuk mencapai tujuan.
Seperti

halnya

organisasi

yang

memiliki

unsur

manajemen

di

dalamnya, maka dalam sebuah praktik pelayanan kesehatan pun terdapat unsur
manajemen di dalamnya. Unsur-unsur manajemen dalam pelayanan keperawatan
antara lain ialah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan penilaian, serta pencatatan dan pelaporan.
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian merupakan proses akhir dari proses
manajemen, dimana dalam pelaksanaannya proses pengawasan dan pengendalian
saling keterkaitan dengan proses-proses yang lain terutama dalam perencanaan.
Dalam proses manajemen ditetapkan suatu standar yang menjadi acuan,
diantaranya yaitu : visi-misi, standar asuhan, penampilan kinerja, keuangan, dan
lain sebagainya. Dengan demikian dalam pelaksanaannya perlu dilakukan
pengawasan apakah setiap tahapan proses manajemen telah sesuai dengan
standar atau tidak dan jika ditemukan adanya penyimpangan maka perlu
dilakukan pengendalian sehingga kembali sesuai standar yang berlaku.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.


Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang
baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi
terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan
(preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent
control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses
pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam,
yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan
Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan
Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan
Tindakan Koreksi. Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses
pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur
agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau
direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat
bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat
langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat
menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang
keberhasilan dari suatu tujuan organisasi diantaranya.
2

1.2 Perumusan Masalah


Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan fokus masalah mengenai unsur
manajemen dalam pelayanan kesehatan yaitu pelayanan keperawatan tentang
pengawasan, pengendalian, dan penilaian antara lain :
Apa yang di maksud dengan manajemen pelayanan keperawatan?
Apa pengertian dari pengawasan?
Apa saja jenis-jenis pengawasan?
Apa saja tipe-tipe pengawasan?
Apa kah tujuan dari adanya pengawasan?
Apa saja tahap-tahap prosese pengawasan?
Apa yang menjadi prinsip pengawasan?
Seberapa penting di adakannya pengawasan?
Bagaimana karakter dari pengawasan?
Apa saja manfaat dari di adakannya pengawasan?
Apa yang di maksud dengan pengendalian?
Bagaimana langkah-langkah dalam pengendalian?
Apa saja yang menjadi jenis-jenis pengendalian?
Bagaimana karakteristik dari pengendalian?
Apa yang di maksud dengan penilaian?

Apa manfaat dari diadakannya penilaian?


Apa saja metode yang dapat dilakukan dalam proses penilaian?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini, agar:
Mahasiswa dapat mengetahui apa yang di maksud dengan manajemen
pelayanan Keperawatan
Agar mahasisiwa mengetahui apa yang dimaksud dengan pengawasan.
Mengetahui apa saja jenis-jenis pengawasan.
Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe pengawasan.
Untuk menegetahui apa yang menjadi tujuan dari adanya pengawasan.
Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap prosese pengawasan.
Untuk mengetahui prinsip pengawasan.
Mengetahui bagaimana karakter dari pengawasan.
Mengetahui apa saja manfaat dari di adakannya pengawasan.
Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pengendalian.
Menegetahui langkah-langkah dalam pengendalian.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi jenis-jenis pengendalian.
Agar menegetahui bagaimana karakteristik dari pengendalian.

Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan penilaian.


Untuk mengetahui apa manfaat dari diadakannya penilaian.
Mengetahui apa saja metode yang dapat dilakukan dalam proses penilaian

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan
tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Sedangkan Proses Pengendalian
manajemen adalah proses dimana manajer pada seluruh tingkatan memastikan
bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang di
maksud.
Proses pengendalian bertujuan megukur kemajuan kearah tujuan dan
memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada
waktunya untuk mengambil tindakan perbaikan.
2.2 Langkah-Langkah Dalam Proses Pengendalian
Definisi Mockler membagi pengendalian dalam empat langkah:
1. Penetapan standar dan metode untuk pengukuran prestasi
Langkah ini mencakup standart dan ukuran untuk segala hal

2. Pengukuran Prestasi
Langkah ini merupakan proses yang berkesinambungan, berulang-ulang
dengan frekuensi yang actual tergantung pada jenis aktifitas yang sedang
diukur.
3. Membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan target atau standard
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika prestasi sesuai dengan standar, manajer dapat mengasumsikan bahwa
Segala sesuatu telah berjalan secara terkendali, ia tidak perlu ikut campur
secara aktif dalam operasi organisasi
4. Mengambil tindakan perbaikan
Ini dilakukan jika prestasi turun di bawah standard dan analisis
menunjukan perlunya diambil tindakan. Tindakan perbaikan ini dapat
berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau lebih banyak aktivitas
dalam operasi organisasi. Para manajer hanya memonitor prestasi kerja dan
bukan melakukan pengendalian.
Proses pengendalian harus dilaksanakan oleh manajer diseluruh organisasi.
Karena pentingnya pengendalian keuangan, ada sebagian orang mengangap
bahwa tangungjawab pengendalain ini untuk sebagian besar dapat
diserahkan kepada akuntan atau kontroler. Akan tetapi semua manajer perlu
mengadakan pengendalian, agar pelaksanaan operasinya dapat berhasil.
2.3 Faktor-Faktor Yang Menciptakan Kebutuhan Akan Pengendalian
Faktor-faktor itu meliputi :
6

1.

Perubahan.
Merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam lingkungan
organisasi manapun. Melalui fungsi pengendalian, manajer mendeteksi
perubahan yang mempengaruhi produk atau jasa perusahaan. Ia kemudian
dapat mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman atau memanfaatkan
peluang yang muncul akibat perubahan tersebut.

2.

Kerumitan.
Yang menambah sifat komplek organisasi zaman sekarang ialah
desentralisasi. Desentralisasi dapat mempermudah usaha pengendalian
organanisasi, karena operasi organisasi tidak perlu lagi dikontrol oleh
kantor pusatnya.

3.

Kesalahan.
Tidak dapat dipungkiri sebagai manusia anggota organisasi juga dapat
membuat kesalahan, dengan system pengendalian memungkinkan manajer
untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan sebelum menjadi gawat.

4.

Delegasi.
Hal ini merupakan salah satu cara manajer untuk menentukan apakah
bawahanya melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya dengan
menerapkan system pengendalian.

2.4 Elemen-Elemen Sistem Pengendalian


1. Pelacak ( Detector) atau sensor, sebuah perangkat yang mengukur apa yang
sebenarnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
7

2. Penaksir ( assessor), suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari


peristiwa actual dengan membandingkanya dengan bebrapa standar atau
ekspetasi dari yang sebenarnya terjadi.
3. Effektor, suatu perangkat(yamg sering disebut feedback) yang mengubah
perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan yang dipenuhi.
4. Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan informasi antara detector
dan assessor dan antara assessor dan effektor.
2.5 Jenis-Jenis Metoda Pengendalian
Metode-metode pengendalian dapat dikelompokan menjadi :
1.

Pengendalian pra-tindakan.
Pengendalian pratindakan memastikan bahwa sebelum suatu tindakan
diambil maka sumber daya manusia, bahan dan keuangan yang diperlukan
telah dianggarkan.

2.

Pengendalian Kemudi, atau Pengendalian Umpan Kedepan.


Pengendalian kemudi dirancang untuk mendeteksi penyimpanganpenyimpangan dari standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan
tindakan perbaikan diambil sebelum suatu urutan tertentu dirampungkan.

3.

Pengendalian Penyaringan
Pengendalian penyaringan merupakan suatu proses dimana aspek-aspek
spesifik dari suatu prosedur harus disetujui atau syarat tertentu harus
dipenuhi sebelum kegiatan dapat dilanjutkan. Pengendalian penyaringan
menjadi sangat berguna sebagai alat pengecekan ulang.
8

4.

Pengendalian Purna Tindakan


Pengendalian purna tindakan mengukur hasil-hasil dari suatu tindakan yang
telah dirampungkan.

2.6 Karakteristik Sistem Pengendalian Yang Efektif


System-sistem pengendalian yang dapat dihandalkan dan yang efektif
mempunyai karakteristik tertentu yang sama. Arti penting relative dari
karakteristik tersebut akan berbeda-beda menurut keadaan masing-masing, tetapi
sebagian besar system pengendalian diperkuat oleh kehadiranya.
1.

Akurat, informasi tentang hasil prestasi harus akurat.

2.

Tepat waktu. Informasi harus dikumpulkan, diarahkan dan segera


dievaluasi jika hendak diambil tindakan tepat pada waktunya untuk
menghasilkan perbaikan Obyektif dan Konprehensif,

3.

informasi dalam system pengendalian harus dapat dipahami dan dianggap


onyektif oleh individu yang mengunakanya.

4.

Dipusatkan

pada

tempat-tempat

pengendalian

strategic.

Sistem

pengendalian sebaiknya dipusatkan pada bidang-bidang yang paling


banyak akan terjadi penyimpangan dari standar atau yang akan
menimbulkan kerugian paling besar. Dari segi ekonomi realistis, biaya
untuk mengimpletasi system pengendalianya sebaiknya lebih sedikit atau
maksimal sama dengan keuntungan yang diperoleh dari system itu.
5.

Realistis dari segi organisasi

6.

Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi.


9

7.

Luwes. Sistem pengendalian harus mengandung sifat luwes, sehingga


organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahanperubahan yang merugikan atau menfaatkan peluang-peluang baru.

8.

Persepektif dan Operasional. Sitem pengendaliaan yang efektif dapat


mengidentifikasi, setelah terjadi penyimpangan dari standar, tindakan
perbaikan yang perlu diambil.

9.

Diterima oleh para anggota organisasi. Pengendalian harus berkaitan


dengan tujuan yang berarti dan dapat diterima. Agar pengendalian bisa
berlangsung

seperti

yang

diinginkan,

Newman

menganjurkan bahwah,standar itu juga harus diterima oleh para anggota


organisasi sebagai bagian integral dan adil dari pekerjaan mereka.
2.7 Masalah Dalam Penetapan Sistem Pengendalian Yang Efektif
Sejumlah masalah yang menggangu akan merintangi efektifitas system
pengendalian yang sering timbul:
1. Factor-faktor yang dengan mudah diukur terlalu banyak dititikberatkan,
sementara hal-hal yang sulit diukur tidak diberi perhatian yang cukup.
2. Factor-faktor jangka pendek mungkin terlalu berlebihan ditekankan dengan
mengorbankan

10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pelayanan kesehatan salah satunya pelayanan keperawatan, tentunya
mengandung unsur-unsur manajemen di dalamnya. Salah satu unsurnya dalah
pengawasan, pengendalian dan penilaian. Ketinga unsur ini sangat berperan
penting selain unsur perencanaan di dalam pencapaian tujuan pelayanan
keperawatan yang optimal.
Pengawasan,
karena perubahan

pengendalian
lingkungan

organisasi, meminimalisasikan

dan

penilaian

organisasi,
tingginya

sangat penting
Peningkatan

disebabkan
kompleksitas

kesalahan-kesalahan, kebutuhan

manager untuk mendelegasikan wewenang, sebagai media komunikasi


dan menilai informasi serta untuk mengambil tindakan dan koreksi.
3.2 Saran
Pengawasan, pengendalian dan penilaian harus selalu di terapkan dan
dilaksanakan secara rutin oleh anggota-anggota/ tenaga kesehatan dalam memberi
pelayanan kesehatan. Dan di lakukan oleh seseorang yang memeng layak untuk
mengemban tanggung jawab tersebut seperti seorang manejer atau ketua tim.

11

Daftar Pustaka
1.

A.A. Gde Manunjaya. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.

2.

Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan.Yogyakarta: Gajah


Mada University Press

3.

H. Moh. Isa. 1980. Beberapa Bacaan tentang Dasar-dasar Manajemen.


Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI.

4.

T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.

5.

.http://rinafitriasari.blogspot.com/2012/10/pengawasan-pengendalian-danpenilaian.html
Diuduh pada tanggal 24 Oktober 2015 , Pukul 12.08 Wita

12

Anda mungkin juga menyukai