2-Syamsul - Manhaj Tarjih 21-01-2012
2-Syamsul - Manhaj Tarjih 21-01-2012
Syamsul Anwar
dan tahayul.
Tajdid di bidang muamalat duniawiyah (bukan akidah dan
ibadah khusus), berarti mendinamisakikan kehidupan masyarakat
sesuai dengan capaian kebudayaan yang dicapai manusia di bawah
semangat dan ruh al-Quran dan Sunnah. Bahkan dalam aspek ini
beberapa norma di masa lalu dapat berubah bila ada keperluaan
dan tuntutan untuk berubah. Misalnya di zaman lampau untuk
menentukan masuknya bulan kamariah baru, khususan Ramadan,
Syawal, dan Zulhijah, digunakan rukyat sesuai dengan hadis-hadis
rukyat dalam mana Nabi saw memerintah melakukan rukyat.
Namun pada zaman sekarang tidak lagi digunakan rukyat
melainkan hisab, sebagaimana dipraktikkan dalam Muhammadiyah.
Contoh lain, di masa lalu perempuan tidak dibolehkan menjadi
pemimpin karena hadis Abu Bakrah yang melarangnya, maka di
zaman sekarang terjadi perubahan ijtihad hukum di mana
perempuan boleh menjadi pemimpin sebagaimana ditegaskan
dalam Putusan Tarjih tentang Adabul Marah fil-Islam.
Perubahan itu dapat dilakukan dengan memenuhi beberapa
syarat, yaitu (1) ada tuntutan untuk berubah dalam rangka
dinamisasi kehidupan masyarakat, (2) perubahan baru harus
berlandaskan suatu kaidah syariah juga, (3) masalahnya
menyangkut muamalat duniawiah, bukan menyangkut ibadah
murni (khusus), dan (4) ketentuan lama bukan merupakan
penegasan yang Qat.
Toleran artinya bahwa putusan Tarjih tidak menganggap
dirinya saja yang benar, sementara yang lain tidak benar. Dalam
Penerangan tentang Hal Tarjih yang dikeluarkan tahun 1936,
dinyatakan, Keputusan tarjih mulai dari merundingkan sampai
kepada menetapkan tidak ada sifat perlawanan, yakni menentang
atau menjatuhkan segala yang tidak dipilih oleh Tarjih itu [HPT:
371].
Terbuka artinya segala yang diputuskan oleh tarjih dapat
dikritik dalam rangka melakukan perbaikan, di mana apabila
ditemukan dalil dan argumen lebih kuat, maka Majelis Tarjih akan
membahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai
kurang kuat. Dalam Penerangan tentang Hal Tarjih ditegaskan,
Malah kami berseru kepada sekalian ulama supaya suka
membahas pula akan kebenaran putusan Majelis Tarjih itu di mana
kalau terdapat kesalahan atau kurang tepat dalilnya diharap
supaya diajukan, syukur kalau dapat mermberikan dalil yang lebih
kuat dan terang, yang nanti akan dipertimbangkan pula, diulang
penyelidikannya, kemudian kebenarannya akan ditetapkan dan
.
Artinya:
Dasar mutlak dalam penetapan hukum Islam adalah al-Quran
dan al-Hadits asy-Syarif.
1. Metode Ijtihad
Metode
untuk
menemukan
suatu
norma
syariah
menggunakan ijtihad, dan dalam praktik Muhammadiyah biasanya
digunakan ijtihad kolektif. Penegasan penggunaan ijtihad ini tersirat
dalam rumusan tentang qiyas dalam HPT, di mana ditegaskan.
.
Artinya:
Bilamana perlu dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan
dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang tak
.
Hadis maukuf murni tidak dapat dijadikan hujjah.
Kaidah 2
)(
)
.(
Hadis maukuf termasuk kategori marf apabila terdapat karinah
yang daripadanya dapat difahami kemarfannya kepada Rasulullah
saw, seperti pernyataan Ummu Athiyyah: Kita diperintahkan
supaya mengajak keluar wanita-wanita yang sedang haid pada
Hari Raya dan seterusnya bunyi hadis itu, dan sebagainya.
Kaidah 4
Hadis mursal Tabi murni tidak dapat dijadikan hujjah.
Kaidah 5
.
Hadis mursal Tabi dapat dijadikan hujjah apabila besertanya
terdapat karinah yang menunjukkan kebersambungannya.
Kaidah 6
.
Hadis mursal Shahabi dapat dijadikan hujjah apabila padanya
terdapat karinah yang menunjukkan kebersambungannya.
Kaidah 7
.
Jarah (cela) didahulukan atas tadil setelah adanya keterangan
yang jelas dan sah secara syara.
Kaidah 8
Kaidah 9
.
Penafsiran Shahabat terhadap lafal (pernyataan) musytarak dengan
salah satu maknanya wajib diterima.
Kaidah 10