SKENARIO 3
MENSTRUASI TIDAK TERATUR
Seorang wanita, 20 tahun, mahasiswi universitas yarsi datang ke poliklinik RS dengan
keluhan haid tidak teratur yaitu sejak 6 bulan yang lalu. Setiap haid lamanya 2-3 minggu.
Dua hari ini, haid banyak sekali (5x ganti pembalut sehari). Pasien mendapatkan haid yang
pertama sejak usia 12 tahun, teratur setiap bulan.
Pemeriksaan fisik didapatkan:
Keadaan umum
: tampak pucat
Kesadaran
: Komposmentis
TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Jantung dan paru
: dalam batas normal
Pemeriksaan luar ginekologi :
Abdomen :
Inspeksi
: perut tampak mendatar
Palpasi
: lemas, fundus uteri tidak teraba di atas simfisi
Auskultasi
: bising usus normal
Vulva/vagina : fluksus (+)
Pemeriksaan penunjang :
USG Ginekologi : uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium kanan dan kiri normal. Tidak
tampak massa pada adneksa kanan dan kiri.
Lab darah rutin: Hb 10g/dL, trombosit 300.000/uL, lain-lain normal
1. Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai
pada ostium internum tubae.
2. Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum dan merupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S.
3. Pars Isthmica, bagian tuba sebelah keluar dari dinding uterus dan merupakan bagian
tuba yang lurus dan sempit.
4. Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya menghadap ke
rongga perut, Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna sebagai alat penangkap
ovum.
Fungsi
Saluran telur (tuba uterina falopii) adalah saluran antara rongga rahim dengan indung
telur. Pada bagian ujungnya saluran telur berbentuk seperti jemari disebut fimbria berfungsi
menangkap sel telur yang dilepaskan indung telur saat ovulasi. Setiap wanita yang normal
memiliki sepasang di kiri dan kanan. Panjang masing-masing saluran ini sekitar 10-12 cm.
Saluran telur bagian ujung, sekitar dua pertiga panjang saluran, disebut ampula
yangmerupakan tempat terjadinya pertemuan antara sel telur dan sel sperma (fertilisasi).
Kemudian embrio yang berkembang akan bergerak menuju rongga rahim dengan
bantuan sapuan rambut-rambut getar (silia) di dinding saluran telur dalam waktu 7 hari.
Pendarahan
Arteria uterine merupakan cabang arteria iliaca interna sedangkan arteria ovarica cabang dari
aorta abdominalis. Vena mengikuti arteri.
Aliran Limf
Pembuluh limf mengikuti jalannya arteria dan bermuara ke nodi iliaci interni dan para aortici.
Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastricus inferior.
UTERUS
Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan berdinding tebal.
Uterus terbagi menjadi fundus, corpus, dan cervix uteri. Fundus uteri merupakan bagian
uterus yang terletak di atas muara tuba uterina. Corpus uteri merupakan bagian uterus yang
terletak di bawah muara tuba uterina.
Bagian bawah corpus menyempit, yang akan berlanjut sebagai cervix uteri. Cavitas
uteri berbentuk segitiga pada penampang koronal, berbentuk celah pada penampang sagital.
Rongga pada cervix uteri yang disebut canalis cervicis uteri melalui ostium histologicum
uteri internum dan dengan vagina melalui ostium uteri.
Fungsi
Uterus berfungsi sebagai tempat menerima, mempertahankan, dan memberi makan ovum
yang telah dibuahi. Tempat pembuatan hormon. Sebagai tempat terjadinya menstruasi.
Pendarahan
Pendarahan disuplai oleh A.uterina cabang A.iliaca interna. A.uterina beranastomosis dengan
A.ovarica dan A.vaginalis. Sistem venanya mengikuti sistem pembuluh nadinya dan
bermuara ke dalam vena iliaca interna.
Aliran Limf
Pembuluh limf dari fundus uteri berjalan bersama arteria ovarica dan mengaliran limf ke nodi
para aortici setinggi vertebrata L1. Pembuluh limf dari corpus uteri dan cervix uteri bermuara
ke nodi iliaci externi.
Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hypogastricus inferior
VAGINA
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan uterus dengan vulva dan
merupakan tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus dan
dialiri banyak pembuluh darah serta serabut saraf secara melimpah. Panjang Vagina kurang
lebih 10-12 cm dari vestibula ke uterus, dan letaknya di antara kandung kemih dan rektum.
Fungsi
Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada perempuan, tetapi juga dapat sebagai
saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah menstruasi, sebagai jalan lahir pada
waktu partus.
Pendarahan
Arteri vaginalis, cabang arteria iliaca interna dan ramus vaginalis arteria uterina. Sedangkan
pada vena, vena vagina membentuk sebuah plexus venosus vaginalis di sekeliling vagina dan
bermuara ke vena iliaca interna.
Aliran Limf
Pembuluh limf dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke nodi iliaci externi dan interni,
pembuluh limf dari sepertiga bagian tengah vagina bermuara ke nodi iliaci interni, sedangkan
sepertiga bagian bawahnya bermuara ke nodi inguinales superficiales.
Persarafan
Saraf yang mempersarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus inferior.
1.2 Mikroskopis
Fungsi ovarium :
Produksi sel germinal
Biosintesis hormon steroid
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam
keadaan istirtahat dan mengandung oosit primordial (primitif) yang dikelilingi satu lapis sel
yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di
konversi
menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang
perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas
tersisa sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat
proses mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses
mitosis berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis
pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan
menjadi matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadifolikel atresia.
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya
ovulasi pada saat folikel sudah matang (folikel dgraaf) dimana terdapat area sekeliling oosit
yang disebut zona pellucid.
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan
selnya. Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke
dalam uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium.
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakanmiometrium.
Uterus harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat
7
hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang
terdapat dalam jaringan ikat miometrium. Rongga uterus dilapisi oleh endometrium.
Endometrium merupakan organ target dan kelenjar endokrin. Dibawah pengaruh
produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada
struktur dan fungsi kelenjar.
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium
mengadakan proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami
proliferasi dan masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria
spiralis) tumbuh kedlam lapisan basal endometrium.
Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi
dominan progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi
disebut endometriumsekretorik. Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan
tampak berbuih yang menadakan adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi
eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua.Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri
spiralis yang kemudian menyebar dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca
ovulasi.
Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari
ke 13 14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai
debris menstruasi. Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan
memperpanjang produksi progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut. Stroma
endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain :
Prolaktin.
Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin like growth factor binding protein -
IGFBP-1)
Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid (parathyroid hormone-related peptide
PTHrP)
Perubahan histologis dalam endometrium akibat pengaruh hormon dapat digunakan
dan
dihubungkan
dihubungkan
dengan
dengan
dinding
uterus
panggul
oleh
dengan
ligamen
perantara
ovarii
ligamen
Tahun-tahun reproduksi normal wanita ditandai dengan perubahan ritmis bulanan kecepatan
sekresi hormon hormon wanita dan juga perubahan fisik paa ovarium serta organ seksual
lainnya, yang disebut siklus seksual bulanan wanita. Terdapat 2 hasil yang bermakna dari
siklus seksual wanita. Pertama, hanya satu ovum matang yang normalnya dikeluarkan dari
ovarium setiap bulan, sehingga normalnya hanya ada satu janin yang dapat mulai tumbuh
pada satu waktu. Kedua, endometrium uterus dipersiapkan terlebih dulu untuk implantasi
ovum
yang
telah
dibuahi
pada
saat
tertentu
dalam
bulan
tersebut.
Hormon-hormon Gonadotropik dan Pengaruhnya pada Ovarium
Perubahan ovarium yang terjadi selama siklus seksual bergantung seluruhnya pada hormonhormon gonadotropik, FSH dan LH, yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Tidak
adanya hormon-hormon tersebut membuat ovarium tidak aktif, yang merupakan keadaan
pada masa kanak-kanak. Pada saat dimulainya siklus seksual bulanan hipofisis secara
progresif mulai menyekresi lebih banyak FSH dan LH. Periode perubahan ini disebut
pubertas, dan saat terjadinya siklus menstruasi pertama disebut menarke.
FSH dan LH berikatan dengan reseptor pada membran sel ovarium target selanjutnya reseptor
yang diaktifkan akan meningkatkan laju kecepatan sekresi dari sel-sel ini biasanya sekaligus
meningkatkan
pertumbuhan
dan
proliferasi
sel.
Pertumbuhan Folikel
Ketika seorang anak perempuan dilahirkan, masing-masing ovum dikelilingi oleh selapis selsel granulosa;ovum, dengan selubung sel granulosa tersebut disebut folikel primordial.
Sepanjang masa kanak-kanak, sel granulosa diyakini berfungai memberi makanan untuk
ovum dan untuk menyekresi suatu faktor penghambat pematangan oosit, yang membuat
ovum tetap tertahan dalam keadaan primordial, dalam fase profase pembelahan meiosis.
Kemudian setelah pubertas, bila FSH dan LH dari kelenjar hipofisis anterior mulai
disekresikan dalam jumlah cukup, seluruh ovarium, bersama dengan folikelnya, akan mulai
tumbuh.
Tahap pertama pertumbuhan folikel berupa pembesaran sedang dari ovarium itu sendiri, yang
meningkatkan diameternya menjadi 2-3x lipat. Kemudian diikuti dengan pertumbuhan
lapisan sel-sel granulosa tambahan didalan beberapa folikel; folikel-folikel ini disebut folikel
primer.
Perkembangan folikel antral dan vesikular
FSH memberikan efek proliferasi sel-sel granulosa yang berlangsung cepat, menyebabkan
lebih banyak lapisan pada sel-sel tersebut. Selain itu, sel-sel berbentuk kumparan yang
dihasilkan dari interstisium ovaium berkumpul dalam beberapa lapisan diluar sel granulosa,
membentuk masa sel kedua yang disebut teka. Teka terbagi menjadi 2 lapisan. Didalam teka
interna, sel-selnya mempunyai karakteristik epitelium yag mirip dengan sel-sel granulosa dan
membentuk kemampuan untuk menyekresi hormon steroid seks tambahan (estrogen dan
10
progesteron). Lapisan luar, teka eksterna, berkembang menjadi kapsul jaringan ikat yang
sangat vaskular. Kapsular ini akan menjadi kapsul dari folikel yang sedang tumbuh.
Sesudah tahap awal pertumbuhan proliferasi, masa sel granuloma menyekresi cairan folikular
yang mengandung estrogen dalam konsentrasi tinggi, salah satu hormon kelamin wanita.
Pengumpulan cairan ini menyebabkan munculnya antrum didalam masa sel granuloma.
Pertumbuhan awal folikel primer menjadi tahap antral dirangsang oleh FSH sendiri.
Kemudian peningkatan pertumbuhan folikel secara besar besaran terjadi, menuju ke arah
pembentukan folikel yang lebih besar lagi yang disebut folikel vesikular, yang terjadi sebagai
berikut:
Estrogen disekresikan kedalam folikel dan menyebabkan sel-sel granulosa membentuk
jumlah reseptor FSH yang semakin banyak; keadaan ini ini menyebabkan suatu efek umpan
balik positif karena estrogen membuat sel-sel granulosa yang jauh lebih sensitif terhadap FSH
FSH dari hipofisis dan estrogen bergabung untuk memacu reseptor LH sel-sel granulosa
sebenernya, sehingga terjadi rangsangan LH sebagai tambahan terhadap rangsangan oleh
FSH
dan
membentuk
peningkatan
sekresi
folikular
lebih
cepat
Peningkatan jumlah estrogen dari folikel ditambah dengan peningkatan LH dari kelenjar
hipofisis anterior bersama-sama bekerja untuk menyebabkan proliferasi sel-sel teka folikular
dan juga meningkatkan sekresi folikular.
LH diperlukan untuk pertumbuhan akhir folikel dan ovulasi. Tanpa hormon ini, walaupun
ketika FSH tersedia dalam jumlah besar, folikel tidak akan berkembang ke tahap ovulasi.
Sekitar 2 hari sebelum ovulasi, laju kecepatan sekresi LH eningkat dengan pesat, menjadi 610x lipat dan mencapai puncaknya 16 jam sebelum ovulasi. FSH dan LH akan bekerja secara
sinergik untuk mengakibatkan pembengkakan folikel. LH juga mempunyai efek khusus
terhadap sel granulosa dan sel teka, yang mengubah kedua jenis sel tersebut terutama menjadi
sel yang mengekskresikan progesteron. Oleh karena itu kecepatan sekresi estrogen mulai
menurun kira-kira 1 hari sebelum ovulasi, sementara sejumlah peningkatan progesteron mulai
disekresikan.
Permulaan ovulasi
LH menyebabkan sekresi hormon-hormon steroid folikular dengan cepat yang mengandung
progesteron, sehingga terjadi peristiwa
1. Teka eksterna (kapsul folikel) mulai melepaskan enzim proteolitik dari lisosom dan
enzim tersebut mengakibatkan pelarutan dinding kapsul folikular
2. Secara bersamaan juga akan terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru yang
berlangsung cepat kedalam dinding folikel, dan pada saat yang sama prostaglandin
disekresikan
Korpus luteum-fase luteal siklus ovarium
Selama beberapa jam pertama sesudah ovum dikeluarkan dari folikel, sel-sel granulamatosa
dan teka interna yang tersisa berubah dengan cepat menjadi sel lutein. Diameter sel ini
membesar 2x atau lebih dan terisi dengan inklusi lipid yang memberi tampilan kekuningan.
Proses ini disebut lutenisasi, dan seluruh massa dari sel bersama-sama disebut sebagai korpus
luteum. Sel-sel granulosa dalam korpus luteum mengembangkan RE halus intrasel yang luas,
yang membentuk sejumlah besar hormon seks wanita
wanita progesteron (lebih banyak) dan estrogen. Sel-sel teka terutama lebih membentuk
hormon androgen, androstenedion dan testosteron daripada hormon seks wanita. Akan tetapi,
sebagian besar dari hormon-hormon tersebut akan dikonversikan oleh sel granulosa menjadi
hormon-hormon wanita. Untuk mencapai diameter 1,5 cmn dicapai dalam 7-8 hari setelah
ovulasi. Kemudian korpus luteum mulai berinvolusi dan akhirnya kehilangan fungsi sekresi
juga warna kekuningannya, dan sifat lipidnya dalam waktu kira-kira 12 hari setelah ovulasi,
menjadi korpus albikans; selama beberapa minggu, korpus albikans akan digantikan oleh
jaringan ikat dan dalam hitungan bulan akan diserap.
Fungsi Lutenisasi LH
Perubahan sel-sel granulosa dan sel teka menjadi sel lutein sangat bergantung pada LH. Pada
kenyataannya, fungsi inilah yang menyebabkan LH mendapat julukan luteinisasi, untuk
kekuningan. Luteinisasi ini juga bergantung pada pengeluaran ovum dari folikel, karena
12
pada cairan dari folikel ditemukan faktor penghambat-luteinisasi, yang berfungsi hingga
sesudah ovulasi.
Sekresi korpus luteum
Korpus luteum adalah organ yang sangat sekretorik, yang menyekresi sejumlah besar
progesteron dan estrogen. Sekali LH bekerja untuk menimbulkan luteinisasi, seterusnya
terdapat tahap lanjutan berupa (1) proliferasi, (2) pembesaran, (3) sekresi dan diikuti dengan
(4) degenerasi
Involusi korpus luteum
Estrogen dan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum selama tahap luteal dari siklus
ovarium, mempunyai efek umpan balik yang kuat terhadap kelenjar hipofisis anterior untuk
mempertahankan kecepatan sekresi FSH maupun LH yang rendah. Selain itu, sel lutein juga
menyekresi sejumlah kecil hormon inhibinm yang sama seperti inihibin yang disekresi oleh
sel sertoli pada testis pria. Hormon ini menghambat sekresi kelenjar hipofisis anterior,
khususnya sekresi FSH. Konsentrasi FSH dan LH dalam darah yang rendah terjadi, dan
hilangnya hor,on ini akhirnya menyebabkan korpus luteum berdegenerasi secara menyeluruh,
suatu proses yang disebut involusi korpus luteum.
Pada saat terjadinya involusi, penghentian tiba-tiba sekresi estrogen, progesteron dan
inhibin dari korpus luteum akan menghilangkan umpan balik halangan dari kelenjar
meningkatkan sekresi FSH dan LH kembali. FSH dan LH akan merangsang pertumbuhan
folikel baru, memulai siklus ovarium yang baru. Terhentinya sekresi progesteron dan estrogen
secara sementara pada waktu ini akan menyebabkan menstruasi oleh uterus.
FUNGSI HORMON-HORMON OVARIUM
Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel-sel khususnya didalam
tubuh yang berperan dalam perkembangan sebagian besar karakteristik kelamin sekunder
wanita. Progestin berfungsi terutama untuk persiapan uterus untuk menerima kehamilan dan
persiapan payudara untuk laktasi.
Sifat kimia hormon-hormon kelamin
Estrogen. Pada wanita normal yang tidak hamil, estrogen disekresikan dalam jumlah berarti
hanya oleh ovarium, walaupun juga disekresi dalam jumlah kecil oleh korteks adrenal.
Selama kehamilan, estrogen dalam jumlah yang sangat besar juga disekresi oleh plasenta.
Hanya tiga estrogen yang ada dalam jumlah bermakna di dalam plasma wanita: -estradiol,
estrogen dan estriol. Estrogen utama yang disekresi oleh ovarium adalah -estradiol.
Progestin. Pada wanita normal yang tidak hamil, progesteron disekresi dalam jumlah cukup
banyak hanya selama separuh akhir dari setiap siklus ovarium, ketika hormon ini disekresi
oleh korpus luteum.
Sintesis estrogen dan progesteron
13
Selama sintesis, terutama progesteron dan hormon kelamin pria, testosteron, akan disintesis
pertama kali; baru kemudian, selama fase folikular siklus ovarium, sebelum kedua hormon
permulaan ini keluar dari ovarium, hampir semua testosteron dan sebagian besar progesteron
akan diubah menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa. Selama fase luteal dari siklus, jauh lebih
banyak progesteron yang dibentuk yang semuanya akan diubah, jumlah ini berperan pada
sekresi progesteron yang banyak kedalam sirkulasi darah pada waktu tersebut.
FUNGSI ESTROGEN
Uterus dan organ kelamin wanita: ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina, semuanya
bertambah besar. Selain itu, genitalia eksterna bertambah membesar, dengan deposisi
lemak pada mons pubis dan labia mayora dan disertai pembesaran labia minora.
Tuba Fallopii: jaringan kelenjar lapisan tersebut berproliferasi, dan yang penting,
estrogen menyebabkan jumlah sel-sel epitel bersilia yang membatasi tuba fallopii
bertambah banyak.
Payudara: estrogen menyebabkan (1) perkembangan jaringan stroma payudara, (2)
pertumbuhan sistem duktus yang luas, (3) deposit lemak pada payudara
Tulang rangka: menghambat aktivitas osteoklastik dan menyebabkan terjadinya
penggabungan epifisis dengan tulang panjang.
Deposisi protein: peningkatan total protein tubuh, yang terbukti adanya kesimangan
nitrogen yang sedikit positif apabaila diberikan estrogen
Metabolisme dan penyimpanan lemak: meningkatkan laju kecepatan metabolisme
seluruh tubuh. Juga meningkatkan jumlah simpanan lemak dalam jaringan subkutan.
Pada distribusi rambut: setelah pubertas akan tumbuh rambut pada aksila dan pubis
Pada kulit: kulita berkembang menjadi tekstur yang halus dan lembut juga lebih
vaskular
Keseimbangan elektrolit: terjadinya retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
FUNGSI PROGESTERON
pengaruh estrogen, yang disekresi dalam jumlah lebih banyak oleh ovarium selama
bagian pertama siklus ovarium, sel-sel stroma dan epitel berproliferasi dengan cepat.
Permukaan endometrium akan mengalami epitelisasi kembali dalam waktu 4-7 hari
sesudah terjadinya menstruasi.
2. Fase sekretorik: selama sebagian besar separuh siklus bulanan setelah ovulasi terjadi,
progesteron dan estrogen bersama-sama disekresi dalam jumlah yang besar oleh
korpus luteum. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada
endometrium selama fase siklus ini, sedangkan progesteron menyebabkan
pembengkakan yang nyata dan perkembangan sekretorik dari endometrium. Kelenjar
makin berkelok-kelok;kelebihan substansi sekresinya bertumpuk didalam sel epitel
kelenjar. Selain it sitoplasma dari sel stroma bertambah banyak, simpanan lipid dan
glikogen sangat meningkat dalam sel stroma dan suplai darah ke dalam endometrium
lebih lanjut akan sebanding dengan perkembangan aktivitas sekresi, dengan pembuluh
darah yang menjadi sangat berkelok. Puncak fase sekretorik, sekitar 1 minggu setelah
ovulasi, ketebalan endometrium sudah menjado 5-6 mm
3. Menstruasi: jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan,
korpus luteum di ovarium akan tiba-tiba berinvolusi dan hormon-hormon ovarium
menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah. Menstruasi disebabkan
berkurangnya estrogen dan progesteron, tertutama progesteron pada akhir siklus
ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsangan terhadap sel-sel
endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi
endometrium. Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometriumdan hilangnya
rangsangan hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis. Perlahan-lahan
lapisan nekrotik bagian luar endometrium akan terlepas dari uterus. Masa jaringan
deskuamasi dan darah di kavum uteri, ditambah efek kontraksi dari prostaglandin atau
zat-zat lain di dalam lapisan yang terdeskuamasi, seluruhnya bersama-sama akan
merangsang kontraksi uteri yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.
PENGATURAN RITME BULANAN WANITA
Sekresi sebagian besar hormon-hormon hipofisis anterior diatur oleh hormon pelepas yang
dibentuk di hipotalamus dan dibawa ke kelenjar hipofisis anyerior melalui sitem porta
hipotalamus-hipofisis, yaitu GnRH. Penelitian menunjukkan bahwa hipotalamus tidak
menyekresikannya secara terus menerus, yaitu secara pursatil selama 5 sampai 25 menit yang
terjadi setiap 1-2 jam. Yang menyebabkan pengeluaran LH secara interitten setiap 90 menit.
Aktivitas saraf yang menyebabkan pelepasan GnRH dengan cara pulsatil terutama terjadi di
dalam hipotalamus mediobasal, khususnya di nukleus arkuatus daerah ini.
Dalam jumlah yang kecil, estrogen mempunyai efek yang kuat untuk menghambat
produksi LH dan FSH. Selain itu bila terdapat progesteron, efek penghambatan dari estrogen
akan berlipat-ganda. Efek umpan balik ini kelihatannya terutama bekerja pada kelenjar
hipofisis anterior secara langsung namun efek tersebut juga bekerja sedikit pada hipotalamus
untuk menurunkan sekresi GnRH, terutama dengan mengubah frekuensi pulsasi GnRH.
Peningkatan mendadak dari sekresi LH masih belum diketahui namaun diduga (1)
diperkirakan bahwa estrogen pada saat siklus ini mempunyai efek umpan balik positif khusus
untuk merangsang sekresi LH dan FSH (2) sel-sel granulosa dan folikel mulai menyekresi
15
progesteron dalam jumlah sedikit tetapi meningkat, sehari atau beberapa hari sebelum terjadi
lonjakan LH praovulasi, dan sudah diperkirakan bahwa hal ini merupakan faktor yang
merangsang kelebihan sekresi LH.
OSILASI UMPAN BALIK SISTEM HIPOTALAMUS-HIPOFISIS-OVARIUM
1. Sekresi hormon ovarium pascaovulasi dan depresi gonadotropin hipofisis
Selama fase pascar ovulasi (sebelum menstruasi), korpus luteum menyekresi sejumlah
besar progesteron dan estrogen, demikian juga inhibin. Sehingga umpan balik negatif
hingga menekan FSH dan LH dan mengurangi hormon sampai kadar terendah
2. Fase pertumbuhan folikel
2-3 hari sebelum menstruasi, korpus luteum akan mengalami regresi sampai hampir
berinvolusi secara menyeluruh dan sekresi estrogen dan progesteron serta ingibin dari
korpus luteum berkurang menjadi sangat rendah. Hal ini akan melepaskan
hipotalamus dan hipofisis anterior dari efek umpan balik negatif hormon-hormon
tersebut. Oleh karena itu, 1 hari atau lebih, kira-kira waktu dimulainya menstruasi,
sekresi LH juga sedikit meningkat, sehingga terjadi proliferasi. Pada hari ke 11-12
hari pertama dari pertumbuhan folikel ini, laju kecepatan sekresi gonadotropin, FSH
dan LH, akan berkurang sedikit akibat efek umpan balik negatif, terutama dari
estrogen, pada kelenjar hipofisis anterior. Kemudian terjadi peningkatan bermakna
sekresi LH, dengan peningkatan FSH.
3. Lonjakan LH dan FSH praovulasi menyebabkan terjadinya ovulasi
pada kurang lebih 11,5-12 hari sesudah mulainya siklus bulanan, penurunan jumlah
sekresi FSH dan LH terhenti secara mendadak. Diperkirakan bahwa kadar estrogen
yang tinggi pada saat ini mengakibatkan efek perangsangan umpan-balik positif pada
hipofisis anterior, yang menyebabkan terjadiya lonjakan hebat pada sekresi LH dan
juga sedikit peningkatan FSH. Kelebihanan LH tersebut menyebabkan terjadinya
ovulasi dan perkembangan serta sekresi lebih lanjut oleh kurpus luteum. Jadi sistem
hormonal akan memulai putaran sekresinya yang baru sampai saat ovulasi yang
berikutnya
Siklus anovulasi
Bila lonjakan LH Praovulasi tidak cukup besar, ovulasi tidak akan berlangsung, dan siklus
disebut sebagai anovulatorik. Dengan mengalami perubahan: pertama, tidak adanya ovulasi
menyebabkan korpus luteum gagal berkembang, jadi hampir tidak ada sekresi progesteron
selama bagian akhir dari skilus. Kedua, siklus akan memendek beberapa hari, tetapi ritmenya
terus berlanjut.
Pubertas dan Menarke
16
Pubertas merupakan onset dari kehidupan seksual dewasa, sedangkan menarke berarti
permulaan siklus menstruasi. Peiode pubertas terjadi karena adanya kenaikan sekresi hormon
gonadotropin oleh hipofisis yang perlahan, dimulai pada sekitar tahun kedelapan kehidupan,
dan biasanya mencapai puncak pada onset terjadinya pubertas dan menstruasi, yaitu anatara
usia 11 dan 16 tahun pada anak wanita.
Menopause
Pada usia 40 sampai 50 tahun siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur, dan ovulasi
sering tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus terhenti sama
sekali. Periode ketika siklus terhenti dan hormon-hormon kelamin wanita menghilang dengan
cepat sampai hampir tidak ada diperlihatkan pada disebut sebagai menopause.
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual
seorang wanita, kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel matang dan
berovulasi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenrasi. Pada usia sekitar 45 tahun,
hanya tinggal beberapa primordial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH, dan terlihat pada
gambar 81-10, produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial
mencapai 0. Ketika produksi estrogen forum dibawah nilai kritis, estrogen tidak dapat lagi
menghambat produksi gonadotropin FSH dan LH. gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH)
diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel tersisa
menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun secara nyata menjadi nol.
Pada saat menopause, seorang wanita harus menyesuaikan kembali kehidupannya dari
kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi estrogen dan progesteron menjadi
kehidupan yang kosong tanpa hormon-hormon tersebut. Hilangnya estrogen seringkali
menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh, termasuk (1)
rasa panas (hot flushes) dengan kemerahan kulit yang ekstrem, (2) sensasi psikis dispnea,
(3) gelisah, (4) letih, (5) ansietas, dan (6) kadang-kadang keadaan psikotik yang bermacammacam dan (7) penurunan kekuatan dan kalsifikasi tulang di seluruh tubuh. Kira-kira pada 15
persen wanita, gejala-gejala ini cukup berat sehingga membutuhkan perawatan. Jika
psikoterapi gagal, pemberian estrogen harian dalam jumlah kecil biasanya dapat meredakan
gejala, dan bila secara perlahan-lahan dosisnya diturunkan, wanita menopause tersebut
cenderung terhindar dari gejala yang berat.
Kelainan Sekresi Ovarium
Hipogonadisme. Jumlah sekresi ovarium yang kurang dari normal dapat terjadi karena
ovarium yang terbentuk kurang sempurna, tidak terbentuk ovarium, atau abnormalitas
ovarium secara genetik yang menyekresi hormon-hormon yang keliru karena tidak adanya
enzim di dalam sel-sel sekretoraknya. Jika sejak lahir tidak ada ovarium atau menjadi tidak
berfungsi sebelum pubertas, akan terjadi eunukisme wanita. Pada kondisi ini, karakteristik
seksual sekunder yang biasa tidak muncul dan organ seksual akan tetap infantil. Tanda khusus
dari kondisi ini adalah pertumbuhan tulang panjang yang lebih lama karena epifisis tidak
17
bergabung dengan batang tulang pada saat seperti yang terjadi pada wanita remaja normal.
Akibatnya, wanita eunuch pada dasarnya tinggi atau lebih tinggi dari pasangan pria yang
mempunyai latar belakang genetik yang sama.
Apabila ovarium dari seorang wanita yang sudah berkembang sempurna diangkat, organorgan kelamin beregresi sampai batas tertentu sehingga uterus menjadi hampir infantil
ukurannya, vagina menjadi lebih kecil, dan epitelium vagina menjadi tipis dan mudah rusak.
Payudara menjadi atrofi dan menjadi menggantung, dan rambut pubis menjadi lebih tipis.
Perubahan semacam ini juga pada wanita sesudah menopause.
Menstruasi yang Tidak Teratur, dan Amenore Akibat Hipogonadisme. Seperti disebutkan
pada pembicaraan terdahulu mengenai menopause, jumlah estrogen yang diproduksi ovarium
harus meningkat di atas nilai kritis agar dapat menciptakan siklus seksual yang ritmis,
akibatnya, pada hipogonadisme atau apabila gonad menyekresi sejumlah kecil estrogen
akibat faktor-faktor lain, seperti hipotiroidisme, siklus ovarium sering tidak berlangsung
normal. Sebaliknya, menstruasi mungkin tidak datang selama beberapa bulan, atau
menstruasi terhenti sama sekali (amenore). Siklus ovarium yang memanjang, yang
berhubungan dengan kegagalan ovulasi, mungkin disebabkan oleh insufisiensi sekresi LH
pada waktu lonjakan LH praovulasi yang diperlukan untuk ovulasi.
Hipersekresi Ovarium. Hipersekresi hormon ovarium yang ekstrem oleh ovarium adalah
suatu keadaan yang langka, karena sekresi estrogen yang berlebihan secara otomatis akan
menurunkan produksi gonadotropin oleh hipofisis, dan membatasi produksi hormon-hormon
ovarium. Akibatnya, hipersekresi hormon-hormon wanita biasanya hanya terdeteksi secara
klinis apabila tumor sudah berkembang
Tumor sel granulosa yang jarang dapat berkembang dalam sebuah ovarium, terjadi lebih
sering sesudah menopause daripada sebelumnya. Tumor-tumor ini menyekresi sejumlah besar
estrogen, yang memberi efek estrogenik yang biasa, termasuk hipertrofi endometrium uterus
dan perdarahan yang tidak teratur dari endometrium. pada kenyataannya, perdarahan sering
merupakan petunjuk pertama dan satu-satunya petunjuk keberadaan tumor tersebut.
Kesuburan Wanita
Periode Subur dari Setiap Siklus Seksual. Ovum akan tetap hidup dan mampu dibuahi
sesudah dikeluarkan dari ovarium mungkin tidak lebih dari 24 jam. Oleh karena itu, sperma
harus segera tersedia sesudah ovulasi agar dapat terjadi pembuahan. Beberapa sperma dapat
tetap subur di dalam saluran reproduksi wanita sampai 5 hari. Oleh karena itu, agar terjadi
pembuahan, hubungan kelamin harus dilangsungkan pada beberapa waktu antara 4 sampai 5
hari sebelum ovulasi dan sampai beberapa jam sesudah ovulasi. Jadi periode kesuburan
wanita setiap bulan termasuk singkat, sekitar 4 sampai 5 hari.
Metode kontrasepsi ritmik. Salah satu metode kontrasepsi yang umum dipraktekkan adalah
menghindari hubungan kelamin menjelang ovulasi kemudia dari metode kontrasepsi ini
adalah dalam memperkirakan waktu ovulasi dengan tepat. Namun interval dari ovulasi
sampai menstruasi berikutnya hampir selalu diantara 13 dan 15 hari. Oleh karena itu, jika
18
siklus menstruasi teratur, dengan jangka waktu 28 hari, ovulasi biasanya terjadi 1 hari
menjelang hari ke 14 dari siklus bulanan. Sebaiknya apabila periode siklus adalah 40 hari,
ovulasi terjadi antara 1 hari sebelum hari ke 26 dari siklus bulanan.
Penekanan kesuburan secara hormonal
Diketahui bahwa pemberian estrogen dan progesteron dalam jumlah cukup selama paruh
pertama siklus bulanan dapat menghambat ovulasi. Alasannya adalah bahwa pemberian salah
satu hormon tersebut dalam jumlah yang sesuai dapat mencegah lonjakan sekresi LH
praovulasi dari kelenjar hipofisis yang penting untuk menimbulkan ovulasi. \
Mengapa pemberian hormon-hormon ini dapat mencegah lonjakan sekresi LH, dicurigai
terjadi penekanan mendadak sekresi estrogen oleh folikel ovarium, dan penekanan it mungkin
merupakan sinyak yang dibutuhkan dalam menimbulkan efek umpan balik positif selanjutnya
pada hipofisis anterior yang mengarah kepada lonjakan LH tersebjt. Pemberian hormonhormon kelamin (estrogen dan progesteron dapat mencegah depresi hormonal ovarium awal
yang mungkin merupakan sinyal perangsang ovulasi.
I. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KELAINAN HAID
I.1 Definisi kelainan haid
Kelainan haid adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus
menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa (lebih banyak) atau sedikit,
terlambatnya
menarche
atau
hilangnya
siklus
menstruasi
tertentu.
Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena kehawatiran akan
pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap bulan secara
periodik. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi menstruasi 4
sampai 7 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah dengan rata-rata
35 cc. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari.
Haid pertama kali disebut menarche. Menarche diawali dengan gejala pubertas
lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche), tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan
tumbuh rambut ketiak3. Menarche diikuti oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu
regularitas siklus haid meningkat sehingga siklus haid memendek untuk mencapai masa
siklus yang tetap4. Perubahan irreguler menjadi reguler ini berhubungan dengan terjadinya
pematangan poros Hipotalamus Hipofise Ovarium4. Kemudian, saat wanita mulai
memasuki masa menopause, irreguleritas siklus terjadi kembali karena mulai didominasi
siklus-siklus yang anovulatoir.
Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu:
19
ini berguna untuk mempertahankan korpus luteum agar dapat terus menghasilkan
progesteron3. Bila tidak terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga terjadilah
menstruasi3,5. prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan menyebabkan otot uterus
kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari uterus dari dinding rongga
uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya nyeri saat haid.
Epidemiologi
Etiologi
Amenorrhea dapat terjadi akibat gangguan pada komponen yang berperan pada proses
haid. Komponen tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
o
Kelainan Kompartemen I: Kelainan saluran uterus
1 Sindrom Asherman
Pada sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini terjadi akibat kuretase
postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan perlengketan. Endometrium mungkin
memiliki tekanan yang begitu besar. Pasien dengan asherman sindrom dapat mengalamai
keluhan lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea.
Pada masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan kuretase untuk
menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan histeroskopi dengan melisiskan adhesi
dengan memotong dan membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding kuretase yang tidak
terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah terjadinya kembali perlengketan
dengan memasang IUD. Dapat juga menggunakan folley kateter pediatrik dengan
memasukan 3 cc dan baru dilepas setelah 7 hari.
2 Mullerian anomaly
Pada keadaan ini, vagina, servik dan uterus mungkin tidak ada. Atau pada keadaan
lain, uterus mungkin ada namun tidak terdapat rongga, atau terdapatnya rongga namun
endometrium sangat sedikit. Penanganan pada pasien ini dilakukannya operasi dengan
menggunakan teknik vecchietti atau teknik Frank untuk membentuk saluran vagina buatan.
Penundaan operasi dapat menyebabkan terjadinya inflamasi.
3 Insensitivitas Androgen (testicular feminization)
Insenitivitas androgen komplit didiagnosa bila didapatkan kanalis vagina namun tidak
didapatkan uterus. Pasien ini berupa pria pseudohermaprodit dimana ketentuan pria
ditentukan dari adanya kromosom XY dan pasien memilliki testes. Pseudohermaprodit berarti
genitalia berlawanan dengan gonad. Sehingga pada pasien ini secara fenotip tampak seperti
wanita tapi tidak ditemukannya rambut pubis dan rambut ketiak. Pada pasien ini terdapat
testosteron darah yang normal atau sedikit meningkat dan kenaikan LH.
Pada insensitivitas androgen inkomplit (1:10 dibandingkan yang komplit), individu mendapat
sedikit pengaruh androgen. Individu ini mungkin memiliki pembesaran klitoris, dan phallus
mungkin ada. Rambut pubis dan ketiak ada dan terdapat pertumbuhan payudara.
o Kelainan Kompartemen II
1 Kelainan ovarium
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekunder. 30-40%
amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (Gonadal disgenesis). Pasien
ini dapat terdiri dari pasien dengan kariotip 45X (50%), mosaik (25%), 46XX (25%). Wanita
dengan gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder berhubungan dengan kariotip 46xx,
mosaik, 47 xxx ,dan 45x.
2 Sindrom Turner
Pada sindrom ini terjadi kehilangan satu X. Kromososm X aktif dalam oosit untuk
menghindari percepatan kematian folikel. Karena pada pasien ini terjadi kekurangan folikel,
terjadi kekurangan hormon sex gonadal saat pubertas sehingga terjadi amenorrhea primer.
3 Kegagalan ovarium premature
Sekitar 1% wanita akan mengalami hal ini sebelum usia 40 tahun. Hal ini juga terjadi
pada wanita dengan amenorrhea. Kegagalan ovarium yang prematur dapat disebabkan
22
kelainan genetik dengan peningkatan kematian folikel. Dapat juga merupakan proses
autoimun dimana folikel dihancurkan.
4 Efek radiasi dan kemoterapi.
Efek radiasi tergantung dari umur dan dosis radiasi. Fungsi barium dapat kembali
setelah bertahun-tahun kemudian. Di lain pihak kerusakan tidak akan muncul hingga
terjadinya kegagalan ovarium prematur. Ketika radiasi diberikan di luar pelvis, radiasi tidak
memberikan resiko terjadinya kegagalan ovarium prematur. Gonad tidak dalam keadaan
bahaya ketika di dapur menggunakan oven microwave yang berdaya penetrasi rendah.
o Kelainan Kompartemen III
Gangguan pada kompartemen ini dapat berupa gangguan pada hipofise anterior.
Gangguan dapat berupa adanya tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormon
yang membuat haid menjadi terganggu. Tumor mikroadenoma dapat diterapi dengan
menggunakan agonis dopamin dimana dopamin dapat menghambat pelepasan prolaktin lebih
lanjut sehingga pembesaran tumor hipofise dan prolaktinemia dapat dicegah. Operasi dapat
dilakukan terutama bila tumor masih kecil. Namun angka rekurensi setelah operasi sangat
besar lagipula struktur tumor sulit dibedakan dengan jaringan hipofise sehat sehingga operasi
sering kali meninggalkan sisa. Pada makroadenoma dapat diberikan agonis dopamin terlebih
dahulu untuk memperkecil ukuran tumor. Setelah operasi dapat dilanjutkan dengan
pemberian radiasi namun radiasi ini dapat memicu terjadinya tumor di tempat lain pada otak.
o Kelainan Kompartemen IV
Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak
langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmiter seperti serotonin yang dapat
menghambat lepasnya gonadotropin. Gangguan pada kompartemen ini dapat terjadi pada
penderita anoreksia nervosa maupun atlet atau penari balet yang mengalami latihan dengan
ketegangan. Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain seperti penyakit
kronis (TBC), penyakit metabolik seperti penyakit tiroid, pankreas dan glandula suprarenalis,
kelainan gizi (obesitas dan underweight), kelainan hepar dan ginjal.
Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan
dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidak adekuatan
hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen
dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak
menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal iniadalah
tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior,seperti
adenoma pitiutari. Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore
primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH
yangcukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen
dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap
rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause
adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda
dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan
seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks
sekunder.Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk
23
kumpulan jaringan pengikat.Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi
hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium
dapat bekerja secarafungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya
obstruksi terhadapaliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya
abnormalitas regulasiovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary
syndrome.
Pengelolaan & prognosa
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila penyebab adalah
kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian, dapat dilakukan
terapi sulih hormon, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan.
Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas. Komplikasi
lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV
dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejalagejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis.
Langkah-langkah diagnosa bila ditemukan amenorrhea
Yang harus dilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena pada keadaan
hipotroid terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang pelepasan TRH. TRH merangsang
hipofise anterior untuk menghasilkan prolaktin dimana prolaktin akan menghambat pelepasan
GnRH. Namun pada satu waktu, saat hipofise anterior terangsang secara kronik, hipofise
anterior dapat membesar sehingga meningkatkan sekresi GnRH dan menyebabkan terjadinya
pematangan folikel yang terburu-buru sehingga terjadi kegagalan ovarium prematur.
Sehingga harus diwaspadai bila terjadi suatu tanda-tanda hipotiroid, amenorrhea dan
galaktorrhea.
Keadaan amenorrhea yang disertai keadaan galaktorrhea dapat juga terjadi pada
sindrom chiari-Frommel yang terjadi setelah kehamilan dan merupakan amenorrhea laktasi
yang berkepanjangan. Diduga keadaan ini disebabkan oleh inhibisi dari faktor imhibisi
prolaktin dari hipofise. Pada sindrom Forbes-Albright terdapat adenoma chromopob dimana
banyak dihasilkan prolaktin. Pada sindrom Ahoemada del-Costello tidak terdapat hubungan
antara kehamilan dengan tumor hipofise. Sindrom ini diduga akibat obat-obatan seperti
kontrasepsi dan fenotiazin. Pasien juga seharusnya dilakukan progesteron challenge. Bila
dengan pemberian progesteron lalu dilakukan withdrawl terjadi haid, maka dipastikan
amenorrhea disebabkan anovulasi. Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian
progesterone. Perlu juga diberikan preparat estrogen bila dengan pemberian progesteron tidak
menghasilkan haid untuk mencari apakah penyebab terjadinya amenorrhea akibat kurangnya
estrogen. Bila dengan langkah-langkah di atas tidak didapatkan hasil yang memuaskan,
lakukan pemeriksaan FSH dan LH untuk mencari apakah penyebab amenorrhea ada pada
kompartemen III
Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih. Saat dilakukan latihan berlebih,
dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
24
pembentukan hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi. Pada keadaan
tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar
dan terjadilah defisiensi estrogen dan progeteron yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada
keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorpin yang merupakan derifat morfin.
Endorpin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesteron menurun. Pada
keadaan stress berlebih, corticotropin releasing hormon dilepaskan, pada peningkatan CRH,
terjadi peningkatan opoid yang dapat menekan pemebentukan GnRH.
Oligomenorrhea
Definisi
Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang. Oligomenorrhea
terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya berkurang.
Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan
kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau
sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat pada
wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana
pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal.
Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor
yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas. Oligomenorrhea yang menetap
dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun
perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan
oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari
dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan
oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita
tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga
memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
Pengobatan
Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada oligomenorrhea
dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak
memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat
memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk
memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Pasien dengan sindrom ovarium polikistik juga
sering diterapi dengan hormonal. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin
diperlukan. Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.
Komplikasi
25
27
kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun
gangguan hormonal.
Patofisiologi
Dapat diakibatkan oleh Ashermans syndrome, kekurangan lemak tubuh untuk
membuat hormon steroid, dan faktor psikogenik
Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya
berupa spotting.
Dismenorrhea
Definisi
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid ke6,7,12,13. Dismenorrhea terdiri dari gejala
yang kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan
biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.
Klasifikasi
Dismenorrhea primer (idiopatik)
Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan
tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya2. Dismenorrhea primer
terjadi pada 90% wanita dan biasanya terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga
usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10% penderita
dismenorrhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari. Gejala nya mulai terasa pada
1 atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah haid dimulai. Biasanya nyeri berakhir setelah
diberi kompres panas atau oleh pemberian analgesic. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu
hiperaktivitas uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin dan kerusakan saraf perifer.
Hiperaktivitas uterus berhubungan dengan aliran darah uterus. Hiperaktivitas uterus
terjadi pada endometriosis dan adenomiosis. Uterus yang berkontraksi menyebabkan
angina sehingga terjadilah nyeri. Endotelin adalah uterotonin poten pada uterus yang tidak
hamil. Endotelin berperan menginduksi kontraksi otot polos pada perbatasan dengan kelenjar
endometrium. Tempat yang paling banyak mengandung ikatan endotelin adala epitel kelenjar
pada tempat tersebut. Endotelin tersebut dapat menginduksi pelepasan PGF2 dan
menginduksi kelenjar lainnya untuk menghasilkan endorpin lainnya (parakrin). Iskemi yang
terjadi akibat kontraksi selanjutnya merangsang pelepasan endorpin dan PGF2 sehingga
akan menyebabkan disperistaltis lebih lanjut.
Endometrium wanita dengan dismenorrhea menghasilkan PGF2 lebih banyak
daripada wanita normal. PGF2 adalah oksitoksi dan vasokonstriktor yang poten yang bila
diberikan pada uterus akan menghasilkan nyeri dan mengakibatkan pengeluaran darah haid.
Alasan mengapa PGF2 lebih tinggi pada wanita tertentu belum diketahui dengan pasti. Pada
beberapa wanita, prostaglandin dapat mengakibatkan otot polos dalam sistem gastrointestinal
berkontraksi sehingga menyebabkan mual, muntah dan diare.
Vasopresin merupakan vasokonstriktor yang menstimulasi miometrium berkontraksi.
Pada hari pertama menstruasi,kadar vasopresin meningkat pada wanita dengan dismenorrhea.
Kerusakan saraf perifer pada miometrium dan serviks oleh persalinan. Hal ini
menjelaskan mengapa pada wanita yang telah melahirkan dismenorrhea dapat berkurang.
29
Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche. Biasanya
disebabkan hal lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap haid namun berlangsung
lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus. Nyeri mungkin nyeri pada salah satu sisi
abdomen.
Dismenorrhea sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana jaringan uterus
tumbuh di luar uterus dan ini dapat terjadi pada wanita tua maupun muda. Implan ini masih
bereaksi terhadap estrogen dan progesteron sehingga dapat meluruh sat haid. Hasil peluruhan
bila jatuh ke dalam rongga abdomen dan merangsang peritoneum akan menghasilkan nyeri.
Endometriosis ditemukan pada 10-15% wanita usia 25-33 tahun. Dismenorrhea sekunder
dapat juga disebabkan fibroid, penyakit radang panggul; IUD; tumor pada tuba fallopi, usus
atau vesika urinaria; polip uteri; inflmatory bowel desease; skar atau perlengketan akibat
operasi sebelumnya dan adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana endometrium tumbuh
menembus myometrium
Terapi
Prolaktin primer
linoleic dan
acidnaproxen
(GLA)
Dismenorrhea
biasanya diobati oleh NSAIDGamma
seperti ibuprofen
yang dapat mengurangi nyeri pada 64% penderita dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi
menghilangkan nyeri dan gejala lainnya pada 90% penderita dengan menekan ovulasi dan
jumlah perdarahan. Terapi ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk menghilangkan gejala.
Estrogen dan progesteron
Kompres panas juga dapat mengurangi nyeri.
Gangguan metabolism prostaglandin
depresi
acne
Mood labil
30
mengalami istihadhah dan darahnya keluar terus menerus. Maka masa haidnya dihitung enam
hari pada setiap awal bulan, sedang selainnya merupakan istihadhah. Berdasarkan hadits
Aisyah bahwa Fatimah binti Abi Hubaisy bertanya kepada Nabi saw,
:
.
Ya Rasulullah, sungguh aku mengalami istihadhah maka tidak pernah suci, apakah aku
meninggalkan shalat? Nabi saw menjawab, Tidak, itu adalah darah penyakit. Namun
tinggalkanlah shalat sebanyak hari yang biasanya kamu haid sebelum itu, kemudian mandilah
dan lakukan shalat. (HR. Al-Bukhari).
2. Tidak mempunyai haid yang jelas waktunya sebelum mengalami istihadhah, karena
istihadhah tersebut terus menerus terjadi padanya mulai dari saat pertama kali dia
mendapatkan darah. Dalam kondisi ini hendaknya dia melakukan tamyiz (pembedaan),
seperti jika darahnya berwarna hitam, atau kental, atau berbau maka yang terjadi adalah haid
dan berlaku baginya hukum-hukum haid. Dan jika tidak demikian, yang terjadi adalah
istihadhah dan berlaku baginya hukum-hukum istihadhah.
Misalnya, seorang wanita pada saat pertama kali mendapat darah dan darah itu keluar terus
menerus, akan tetapi ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan darahnya berwarna hitam
kemudian setelah itu berwarna merah, atau ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan
darahnya kental kemudian setelah itu encer, atau ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan
berbau darah haid tetapi setelah itu tidak berbau. Maka haidnya yaitu darah yang berwarna
hitam (pada kasus pertama), darah kental (pada kasus kedua) dan darah yang berbau (pada
kasus ketiga). Sedangkan selain hal tersebut, dianggap sebagai darah istihadhah.
Berdasarkan sabda Nabi saw kepada Fatimah binti Abu Hubaisy:
.
Darah haid yaitu apabila berwarna hitam yang dapat diketahui. Jika demikian maka
tinggalkan shalat. Tetapi jika selainnya maka berwudhulah dan lakukan shalat karena itu
darah penyakit. (HR. Abu Dawud, an-Nasa`Abu dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban
dan al-Hakim).
3. Tidak mempunyai haid yang jelas waktunya dan tidak bisa dibedakan secara tepat
darahnya. Seperti jika istihadhah yang dialaminya terjadi terus menerus mulai dari saat
pertama kali melihat darah sementara darahnya memiliki satu sifat saja atau berubah-ubah
dan tidak mungkin dianggap sebagai darah haid. Dalam kondisi ini, hendaklah ia mengambil
kebiasaan kaum wanita pada umumnya. Maka masa haidnya adalah enam atau tujuh hari
pada setiap bulan dihitung mulai dari saat pertama kali mendapati darah. Sedang selebihnya
merupakan istihadhah.
Misalnya seorang wanita saat pertama kali melihat darah pada tanggal lima dan darah itu
keluar terus menerus tanpa dapat dibedakan secara tepat mana yang darah haid baik melalui
warna ataupun dengan cara lain. Maka haidnya pada setiap bulan dihitung selama enam hari
atau tujuh hari dimulai dari tanggal lima tersebut.
Hal ini berdasarkan hadits Hamnah binti Jahsy bahwa ia berkata kepada Nabi saw, Ya
Rasulullah, sungguh aku sedang mengalami istihadhah yang deras sekali. Lalu bagaimana
32
.
Kemudian berwudhulah kamu setiap kali hendak shalat. (Hr. Al-Bukhari)
Hal itu memberikan pemahaman bahwa wanita mustahadhah tidak berwudhu untuk shalat
yang telah tertentu waktunya kecuali jika telah masuk waktunya. Sedangkan shalat yang tidak
tertentu waktunya, maka ia berwudhu pada saat hendak melakukannya.
2. Ketika hendak berwudhu, membersihkan sisa-sisa darah dan melekatkan kain dengan
kapas (atau pembalut) pada farjinya untuk mencegah keluarnya darah. Berdasarkan sabda
Nabi saw kepada Hamnah. Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan) kapas, karena
hal itu dapat menyerap darah. Hamnah berkata, Darahnya lebih banyak dari itu. Nabi
bersabda, Gunakan kain. Kata Hamnah, Darahnya masih banyak pula. Nabi pun
bersabda, Maka pakailah penahan.
Kalaupun masih ada darah yang keluar setelah tindakan tersebut, maka tidak apa-apa
hukumnya. Karena sabda Nabi saw kepada Fatimah binti Abu Hubaisy:
.
Tinggalkan shalat selama hari-hari haidmu, kemudian mandilah dan berwudhulah untuk
setiap kali shalat, lalu shalatlah meskipun darah menetes di atas alas. (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah).
3. Jima (senggama). Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehannya pada kondisi bila
ditinggalkan tidak dikhawatirkan menyebabkan zina. Yang benar adalah boleh secara mutlak.
Karena ada banyak wanita, mencapai sepuluh atau lebih, mengalami istihadhah pada zaman
nabi, sementara Allah dan rasulNya tidak melarang jima dengan mereka. FirmanNya,
33
Hendaknya kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid (Al-Baqarah: 222).
Ayat ini menunjukkan bahwa di luar keadaan haid, suami tidak wajib menjauhkan diri dari
sitri. Kalaupun shalat saja boleh dilakukan wanita mustahadhah maka jima pun tentu lebih
boleh. Dan tidak benar jima wanita mustahadhah dikiaskan dengan jima wanita haid, karena
keduanya tidak sama, bahkan menurut pendapat para ulama yang menyatakan haram. Sebab,
mengkiaskan sesuatu dengan hal yang berbeda adalah tidak sah.
(Rujukan: Darah kebiasaan wanita, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin).
Haid (Menstruasi)
Yaitu darah yang keluar dari seorang wanita secara alami, tanpa suatu sebab dan pada
waktu-waktu tertentu.
1. Usia wanita yang mengalami haid tidak tertentu, kapan seorang wanita melihat pada
dirinya darah haid maka ia telah dianggap haid, walaupun belum berusia 9 tahun atau
berusia di atas 50 tahun.
2. Batas minimal dan maksimal masa haid tidak tentu, kapan seorang wanita melihat
darah kebiasaan tersebut bukan karena luka dan sebagainya maka darah itu adalah
darah haid tanpa diukur dengan masa tertentu. Kecuali jika haid itu berlanjut dan tidak
berhenti atau berhenti dalam waktu singkat itu disebut istihadhah.
3. Haid itu akan berhenti dengan keluarnya lender putih yaitu cairan wanita, maka
terdapat dua kemungkinan ; bila itu terjadi dalam masa haid dan ia menganggapnya
sebagai daraah haid yang ia kenal, maka itu berarti darah haid, dan bila terjadi diluar
kebiasaan waktu haid dan ia tidak menganggapnya sebagai darah haid yang ia kenal,
maka darah itu tidak ada hukumnya karena termasuk sesuatu yang sedikit (yang
dimaafkan).
34
1. Niat, karena dengan niat terbedakan dari kebiasan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar bin
Khaththab radhiallahu anhu: "bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya."{HR. Al-Jamaah}
Maknanya adalah bahwasanya sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak dianggap
syari. Yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan, jadi tidak perlu
diucapkan.
1. Membersihkan seluruh anggota badan (mandi) dalam mengamalkan firman Allah SWT: "Dan
apabila kalian junub maka mandilah. {Al-Maidah :6}
Dan juga firman Allah SWT: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid , katakanlah haid itu
kotoran yang menyakitkan) maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri) yang
sedang haiddan janganlah engkau mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)." {AlBaqarah : 222}
Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah
1. mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2. lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok kemaluan
tersebut digosokan ke bumi.
3. kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua
kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian mencuci
kedua kaki.
4. membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-jemari.
5. setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali.
6. kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri
sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki serta
menggosok bagian tubuh yang mungkin digosok.
7. selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala
berwudhu)
8. membersihkan/mengeringkan air yang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan
handuk atau lainnya)
35
DAFTAR PUSTAKA
36