1. Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah dokter muda dari Wina mengemukaakan gagasan bahawa
kesadaran itu hanyalah sebagian kecil saja dari kehidupan mental, sedangkan bagian
terbesarnya adalah justru kesadaran atau alam tak sadaryang diibaratkan sebagai gunung
es yang terapung dimana bagian yang muncul dipermukaan air (alam sadar) yang lebih
kecil daripada bagian yang tenggelam (alam tak sadar). Menurut hukum kelangsungan
,energi bisa berubah dari suatu keadaan atau bentuk kekeadaan yang lainnya tetapi tidak
akan hilang dari sistem komik secara keseluruhan , Freud mengajukan gagasannya bahwa
energi fisik bisa diubah menjadi energi psikis dan sebaliknya adapun yang menjembatani
energi fisik dengan kepribadian adalah (kepribadian yang paling dasar) dengan naluri
naluri.
Freud adalah teoritisi pertama yang memusatkan perhatiannya kepada
perkembangn kepribadian dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal-anak
dalam membentuk karakter seseorang. Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian
sudah terbentuk pada usia 5 tahun dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun
sebagian besar hanya merupakn elborasi dari struktur dasar tadi. Anehnya, Freud jarang
sekali meneliti anak secara langsung. Dia mendasari teorinya dari analisis
mengeksplorasi jia pasien antara lain dengan mengembalikan mereka ke pengalaman
masa kanak-kanaknya.
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi 3 tahapan yakni tahap infatil
(0 - 5 tahun), tahap laten (5 - 12 than) dan tahap genital (> 12 tahun). Tahap infatil yang
faling menentukan dalam membentuk kepribadin, terbagi menjadi 3 fase, yakni fase oral,
fase anal, dan fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan oleh perkembangan
insting seks, yang terkait dengan perkembangan bilogis, sehingga tahp ini disebut juga
tahap seksual infatil. Perkembangan insting seks berarti perubahan kateksis seks dan
perkembangan bilogis menyiapkan bagian tubuh untuk dipilh menjadi pusat kepuasan
seksul (arogenus) zone). Pemberian nama fase-fase perkembangan infatil sesuai dengan
bagian tubuh daerah erogen yang menjadi kateksis seksual pada fase itu. Pada tahap
laten, impuls seksual mengalami represi, perhatian anak banyak tercurah kepada
pengembangan kognitif dan keterampilan. Aru sesudah itu, secara bilogis terjadi
perkembangan puberts yang membangunkan impuls seksual dari represinya untuk
berkembang mencapai kemasakan. Pada umumnya kemasakan kepribadian dapat dicapi
pada usia 20 tahun.
1. Fase Oral (usia 0 1 tahun)
Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah
kepuasan seksual yang dipilih oleh insting seksual. Makan/minum menjadi sumber
kenikmatannya. Kenikmatan atau kepuasan diperoleh dari ransangan terhadap bibirrongga mulut-kerongkongan, tingkah laku menggigit dan menguyah (sesudah gigi
tumbuh), serta menelan dan memuntahkan makanan (kalau makanan tidak
memuaskan). Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas menyuap/menelan (oral
seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai perganian kateksis obyek
yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus
complex, yang diikuti fenomena castration anxiey (pada laki-laki) dan penis envy
(pada perempuan).
Odipus kompleks adalah kateksis obyek kepada orang tua yang berlawanan jenis serta
permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan
menyingkirkan ayahnya; sebaliknya anak perempuan ingin memilki ayahnya dan
menyingkirkan ibunya.
Pada mulanya, anak (laki dan perempuan) sama-sama mencintai ibuny yang
telah memenuhi kebutuhan mereka dan memandang ayah sebagai saingan dalam
merebut kasih sayang ibu. Pada anak laki-laki, persaingan dengan ayah berakibat
anak cemas kalau-kalau ayah memakai kekuasaannya untuk memenangkan
persaingan merebut ibunya. Dia cemas penisnya akan dipotong oleh ayahnya. Gejala
ini disebut cemas dikebiri atau castrationanxiety. Kecemasan inilah yang kemudian
mendorong laki-laki mengidentifikasi iri dengan ayahnya. Identifikasi ini mempunyai
beberpa manfaat :
1. anak secara tidak langsung memperoleh kepuasan impuls seksual kepada ibunya,
seperti kepuasan ayahnya.
2. perasaan erotik kepada ibu 9yang berbahaya) diubah menjadi sikap
menurut/sayang kepada ibu.
3. identifikasi kemudian menjadi sarana tepenting untuk mengembangkan superego
adalah warisan dari oedipus complex.
4. identifikasi menjadi ritual akhir dari odipus kompleks, yang sesudah itu
ditekan(repressed) ke ketidaksadaran.
Pada anak perempuan, rasa sayang kepada ibu segera berubah menjadi kecewa dan
benci sesudah mengetahui kelaminnya berbeda dengan anak laki-laki. Ibuya dianggap
bertanggung jawab tergadap kastrasi kela innya, sehingga anak perempuan itu
mentransfer cintanya kepada ayahnya yang memiliki organ berharga (yang juga ingin
dimilikinya). Tetapi perasaan cinta itu bercampur dengan perasan iri penis (penis
elvy) baik kepada ayah maupun kepada laki-laki secara umum. Tidak seperti pada
laki-laki, odipuskompleks pada wanita tidak direpres, cinta kepada ayah tetap
menetap walaupun mengalami modifikasi karena hambatan realistik pemuasan
seksual itu sendiri. Perbedaan hakekat odipus kompleks pada laki-laki dan wanita ini
(disebut oleh pakar psikoanalisis pengikut freud : electra complex) merupakan dasar
dari perbedaan psikologik di antara pria dan wanita. Electra complex menjadi reda
ketika gadis menyerah tidak lagi mengembangkan seksual kepad ayahnya, dan
mengidentifikasikan diri kembali kepada ibunya. Proses peredaan ini berjalan lebih
lambat dibanding pada anak laki-laki dan juga kurang total atau sempurna. Enerji
untuk mengembangkan superego adalah enerji yang semula dipakai dalam proses
odipus. Penyerahan enerji yang lamban pada wanita membuat superego wanita lebih
lemah/lunak, lebih fleksibel, dibanding superego laki-laki. Perbadinganantara odipus
kompleks laki-laki dan perempuan, diikhtisarkan pada tabel 2.
Anak Laki-laki
Identifikasi/mencintai ibu
Identifikasi/mencintai ibu
Fenis envy
Cemas dikebiri
kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.
Terjadi perubahan dari anak yang narkistik menjadi dewasa yang berorientasi sosial,
realistik dan altruistik.
Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak
perkembangan seksual dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan
kepibadian. Ini ditandai dengan kemasaka tanggung jawab seksual sekaligus
tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual
tanpa diikuti dengan perasaan berdosa atau perasaan bersalah. Pemasan impuls libido
melalui hubungan seksual memungkinkan kontrol fisiologis terhadap impuls genital
itu; sehinggaakan membebaskan begitu banyak enerji psikis yang semula dipakai
untuk mengontrol libido, merepres perasaan berdosa, dan dipakai dalam konflik
antara id-ego-superego dalam menagani libido itu. Enerji itulah yang kemudian
dipakai untuk aktif menangani masalah-masalah kehidupan dewasa; belajar bekerja,
menunda kepuasan, menjadi lebih bertanggung jawab. Penyaluran kebutuhan insting
ke obyek di luar yang altruistik itu telah menjadi cukup stabil, dalam bentuk
kebiasaan-kebiasaan melakukan pemindahan-pemindahan,sublimasi-sublimasi dan
identifikasi-identifikasi. Berikut beberapa gambaran tingkah laku dewasa yang
masak, ditinjau dari dinamika kepribadian Freud :
1. Menunda kepuasan : dilakukan karena obyek pemuas yang belum tersedia, tetapi
lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa
yang akan datang.
2. Tanggung jawab : kontrol tingkah laku dilakukan oleh superego berlangsung
efektif, tidak lagi harus mendapat bantuan kontrol dari lingkungan.
3. Pemindahan/sulimasi : mengganti kepuasan seksual menjadi kepuasan dalam
bidang seni, budaya dan keindahan.
4. Identifikasi memiliki tujuan-tujuan kelompok, terlibat dalam organisasi sosial,
politi dan kehidupan sosial yang harmonis.
2. Jean Piaget
Perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolg
Swiss yang hidup tahun 1896 1980. Teorinya memberkan banyak konsep utama dalam
lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh tehadap perkembangan konsep
kecerdasan, yang bagi Piaget berarti, kemampuan untuk secara lebih cepat
merefresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang
berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata -sekema tentang bagaimana seseorang merefresi lingkungannya dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam mempresentasikan informasi
secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstrktivisme, yang berarti tidak seperti,
teori Nativisme (yang menggambarkn perkembangan kognitif sebagai pemunculan
pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan konitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap
lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piagetmemperoleh Erasmus Prize. Piaget
membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode
utama yang berorelasi dengan dan semakin canggih seiring penambahan usia :
1. Periode Sensorimotor (usia 0 2 tahun)
2. Periode Praoperasional (usia 2 7 tahun)
3. Periode Operasional Konkrit (usia 8 11 tahun)
4. Periode Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
1. Periode Sensorimotor (usia 0 2 tahun)
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks
bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode.
Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan
pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan
berhubungan terutama dengan refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat
bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai
sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan
dan pemaknaan.
4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan
sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek
sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari
sudut berbeda (permanensi objek).
5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai
delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru
untuk mencapai tujuan.
6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan
awal kkreativitas.
2. Tahapan praoperasional (usia 2 7 tahun)
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan
mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua
tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran
(Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental
terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan
secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih
bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak
dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua
benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat
walau warnanya berbeda-beda.
pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat
memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu
hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya.
Dilihat dari faktor biologis,. tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai
perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis,
kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.
Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini,
sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap
menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Informasi umum mengenai tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya
selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang
mundur.
Universal (tidak terkait budaya)
Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
2.
Praoperasional
3..Operasi
Konkret
4..Operasi
Formal
Rousseau
USIA
DESKRIPSI PERKEMBANGAN
0-2 tahun Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik
dengan orang atau objek (benda). Skema-skemanya
baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti :
menggenggam atau mengisap
2-6 tahun Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk
merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif.
Simbol-simbol itu seperti : kata-kata dan bilangan yang
dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan
(tingkah laku yang nampak)
6-11 tahun Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental
atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat
menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini
memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah
secara logis.
11 tahun Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Di
sampai sini anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan
dewasa peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya
dengan objek-objek konkret. Remaja sudah dapat
berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui
pengujian semua alternatif yang ada.
4. Strecungsperiode II
Yaitu pada umur 13;0 20;0. Pada saat ini kondisi fisik anak kembali langsing.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol .2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
E.Kowara.1986. Teori Teori Kepribadian. Bandung : PT .Erosco
Syamsu Yusuf IN dan Juntika Nuriichsan .2007. Teori Kepribadian . Bandung .UPI .
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.