Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Indonesia terkenal dengan sebutan geographic is denstiny, dimana


secara alami merupakan negara kepulauan. Penegasan UUD 1945 Pasal
25 A bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara
kepulauan berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan haknya
ditetapkan dalam undang-undang. Sehingga menjadi kewajiban bagi
seluruh bangsa untuk memanfaatkan dan menjaga kelestarian lingkungan
hidup pesisir dan laut.

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL adalah pedagang
yang di dalam usahanya mempergunakan sarana dan atau perlengkapan yang
mudah dibongkar pasang atau dipindahkan serta menggunakan bagian jalan,
trotoar, dan atau tempat

untuk kepentingan umum yang bukan

diperuntukkan bagi tempat usaha secara tetap. Para pedagang kaki lima yang
melakukan kegiatan usaha dan menggunakan tempat-tempat usaha wajib
memiliki izin dan kartu identitas dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
Pada kenyataan yang ada, para pedagang kaki lima terkhusus di
Makassar selama ini banyak yang menggunakan trotoar atau pinggir jalan
untuk dijadikan sebagai tempat usaha. Setiap para pedagang kaki lima
mempunyai satu izin tempat usaha. Para pedagang kaki lima dilarang untuk
mendirikan bangunan permanen atau semi permanen di lokasi pedagang
kaki lima yang telah ditetapkan. Berdasarkan kondisi yang seperti ini
diharapkan para pedagang kaki lima yang membuka tempat usaha dapat
memperhatikan peraturan yang diberikan oleh pemerintah setempat.
Para pejabat pemerintah daerah Sukoharjo sudah mencoba berbagai cara
untuk menertibkan para pedagang kaki lima yang membuka usahanya secara
liar dipinggir-pinggir jalan tanpa ada izin dari pemerintah. Kendala yang
dihadapi adalah susah diaturnya para pedagang kaki lima. Susahnya para
pedagang kaki lima yang merasa bahwa tempat usaha yang digunakan
adalah tempat yang sudah pas buat usahanya. Tempat tersebut sudah

memberikan banyak rejeki bagi para pedagang kaki lima tersebut. Tidak
jarang para pedagang kaki lima yang ricuh dengan para Satpol PP yang
bertugas membersihkan atau menertibkan tempat usaha para pedagang
kaki lima.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengidentifikasikan masalah-masalah PKL (Pedagang kaki
Lima) yang berkaitan dengan manajemen perkotaan
2. Bagaimana PKL sebagai barang publik
3. Bagaimana PKL dan kaitannya serta kaitannya dengan kota
berkelanjutan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi berbagai masalah PKL yang berkaitan
dengan manajemen perkotaan
2. Mengetahui perspektif PKL sebagai barang publik
3. Untuk mengetahui PKL dilihat dari konsep kota berkembang
1.4 Manfaat
1.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) adalah mereka


yang melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau
kelompok yang dalam menjalankan usahanya menggunakan
tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar, pingir-pingir
jalan

umum,

dan

lain

sebagainya.Pedagang

yang

menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka tertentu


dengan

menggunakan

sarana

atau

perlangkapanyang

mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan


lahan fasilitas umum sebagai tempat usaha seperti kegiatan
pedagang- pedagang kaki lima yang ada di JL.Dr.Mansur
Kelurahan Padang Bulan kecamatan Medan Baru Kota Medan
Kegiatan Perdagangan dapat menciptakan kesempatan
kerja melalui dua cara .Pertama ,secara langsung , yaitu
dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja yang benar .
Kedua , secara tidak langsung , yaitu dengan perluasan
pasar yang di ciptakan oleh kegiatan perdagangan disatu
pihak dan pihak lain dengan memperlancar penyaluran dan
pengadaan bahan baku (Kurniadi dan Tangkilisan , 2002:21).
Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli
barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas
inisiatif dan tanggung jawab sendiri dengan konsumen untuk
membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau per satuan
(Sugiharsono dkk,2000:45).
Universitas Sumatera Utara
Pedagang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dibagi atas
dua yaitu : pedagang besar dan pedagang kecil .Pedagang kecil

adalah pedagang yang menjual barang dagangan dengan


modal yang kecil (KBBI,2002:230).
Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948 , Pedagang adalah orang
atau badan membeli , menerima atau menyimpan barang
penting dengan maksud untuk di jual diserahkan , atau dikirim
kepada orang atau badan lain , baik yang masi berwujud barang
penting asli , maupun yang sudah dijadikan barang lain
(Widodo,2008:285-286).

2.2 Konsep Perkotaan


2.3 Pembangunan Berkelanjutan
2.4 Manfaat

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Eksisting


Indonesia terkenal dengan sebutan geographic is denstiny, dimana
secara alami merupakan negara kepulauan. Penegasan UUD 1945
Pasal 25 A bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
Negara kepulauan berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan haknya ditetapkan dalam undang-undang. Sehingga menjadi
kewajiban bagi seluruh bangsa untuk memanfaatkan dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup pesisir dan laut.
3.2 Permasalahan
3.3 Permasalahan Manajemen
3.4 Arahan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Indonesia terkenal dengan sebutan geographic is denstiny, dimana
secara alami merupakan negara kepulauan. Penegasan UUD 1945
Pasal 25 A bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Negara kepulauan berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas


dan haknya ditetapkan dalam undang-undang. Sehingga menjadi
kewajiban bagi seluruh bangsa untuk memanfaatkan dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup pesisir dan laut.
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2014). Bantaeng dalam Angka. Pemerintah
Kabupaten Bantaeng.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Perda Nomor 12 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Bantaeng. Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Hardjowigeno S, Widiatmaka. (2001). Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tata Guna Tanah. Fakultas Pertanian . IPB.
Panjara, B. (2004). Kesesuaian Lahan Budidaya Tambak di Kecamatan
Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tengara. Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau.

Satria, A. (2009). Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor: IPB Press.
Suparjo, M.N. (2008). Lingkungan Daya Dukung Perairan Tambak Desa
Mororejo Kabupaten Kendal. Jurnal Saintek Perikanan,4(1).
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/1980 dan No.
683/KPTS/UM/8/1982 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan
Lindung.
Sutanto, R. (2005). Dasar-Dasar llmu Tanah Konsep dan Kenyataan.
Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai