DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
diperuntukkan bagi tempat usaha secara tetap. Para pedagang kaki lima yang
melakukan kegiatan usaha dan menggunakan tempat-tempat usaha wajib
memiliki izin dan kartu identitas dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
Pada kenyataan yang ada, para pedagang kaki lima terkhusus di
Makassar selama ini banyak yang menggunakan trotoar atau pinggir jalan
untuk dijadikan sebagai tempat usaha. Setiap para pedagang kaki lima
mempunyai satu izin tempat usaha. Para pedagang kaki lima dilarang untuk
mendirikan bangunan permanen atau semi permanen di lokasi pedagang
kaki lima yang telah ditetapkan. Berdasarkan kondisi yang seperti ini
diharapkan para pedagang kaki lima yang membuka tempat usaha dapat
memperhatikan peraturan yang diberikan oleh pemerintah setempat.
Para pejabat pemerintah daerah Sukoharjo sudah mencoba berbagai cara
untuk menertibkan para pedagang kaki lima yang membuka usahanya secara
liar dipinggir-pinggir jalan tanpa ada izin dari pemerintah. Kendala yang
dihadapi adalah susah diaturnya para pedagang kaki lima. Susahnya para
pedagang kaki lima yang merasa bahwa tempat usaha yang digunakan
adalah tempat yang sudah pas buat usahanya. Tempat tersebut sudah
memberikan banyak rejeki bagi para pedagang kaki lima tersebut. Tidak
jarang para pedagang kaki lima yang ricuh dengan para Satpol PP yang
bertugas membersihkan atau menertibkan tempat usaha para pedagang
kaki lima.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
umum,
dan
lain
sebagainya.Pedagang
yang
menggunakan
sarana
atau
perlangkapanyang
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Indonesia terkenal dengan sebutan geographic is denstiny, dimana
secara alami merupakan negara kepulauan. Penegasan UUD 1945
Pasal 25 A bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2014). Bantaeng dalam Angka. Pemerintah
Kabupaten Bantaeng.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Perda Nomor 12 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Bantaeng. Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Hardjowigeno S, Widiatmaka. (2001). Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tata Guna Tanah. Fakultas Pertanian . IPB.
Panjara, B. (2004). Kesesuaian Lahan Budidaya Tambak di Kecamatan
Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tengara. Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau.
Satria, A. (2009). Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor: IPB Press.
Suparjo, M.N. (2008). Lingkungan Daya Dukung Perairan Tambak Desa
Mororejo Kabupaten Kendal. Jurnal Saintek Perikanan,4(1).
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/1980 dan No.
683/KPTS/UM/8/1982 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan
Lindung.
Sutanto, R. (2005). Dasar-Dasar llmu Tanah Konsep dan Kenyataan.
Yogyakarta: Kanisius.