Judul : Lipida
II. Tujuan
:
II.1Uji Kelarutan Lipid
Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
II.2Uji Pembentukan Emulsi
Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
II.3Uji Keasaman Lemak
Mengetahui sifat asam basa dari minyak kelapa.
II.4Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
Mengetahui sifat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak.
II.5Uji Penyabunan Minyak
Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali.
III.
Landasan Teori
Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang
menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipida merupakan golongan
senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira
40% dari makanan yang dimakan setiap hari. Lipida mempunyai sifat umum
sebagai berikut:
- Tidak larut dalam air.
- Larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform,
-
dan karbontetraklorida.
Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-
Alat
Pipet tetes
Pipet ukur
Penjepit tabung
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Bahan :
- Minyak kelapa
- Alkohol 96%
- Kloroform
- Eter
- Air suling (aquades)
- Larutan Na2CO3 0,5%
IV.2
Alat
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
Bahan :
- Minyak kelapa
- Larutan Na2CO3 0,5%
- Larutan sabun
Bahan
- Minyak kelapa
- Minyak kelapa tengik
Alat
- Pipet tetes
- Erlenmeyer
- Lampu spritus
- Korek
- Tabung reaksi
- Penjepit tabung
- Spatula kecil
- Rak tabung reaksi
- Neraca analitis
Bahan :
- Minyak kelapa
- Asam asetat encer (5M)
- Larutan alkohol 95%
- Larutan deterjen
- Larutan CaCl2 5%
- Larutan MgSO4 5%
- Larutan Pb-asetat 5%
- NaOH
V. Prosedur Kerja
V.1 Uji Kelarutan Lipid
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum.
2. Menyediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan secara berurutan
masukkan ke dalam setiap tabung reaksi dengan air suling, alkohol
96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml, dan
beri label pada setiap tabung reaksi sesuai dengan nama larutannya.
3. Menambahkan pada masing masing tabung reaksi dengan
minyak kelapa sebanyak 2 tetes.
4. Kemudian kocok hingga homogen, lalu biarkan beberapa saat.
VI.
Tabung 1
1 ml
2 tetes
Tidak larut
Tabung 2
1 ml
2 tetes
Tabung 3
1 ml
2 tetes
Tabung 4
1 ml
2 tetes
Larut tidak
Larut
Larut
Emulsi
sempurna
Sempurna
sempurna sempurna
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelarutan Lipid
I.1.1
Uji Pembe
Tabung 5
1 ml
2 tetes
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Air
2 ml
2 ml
2 ml
Minyak kelapa
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
Na2CO3 0,5%
Larutan sabun
2 tetes
Larutan protein
2 ml
Setelah dikocok dengan kuat dan dibiarkan beberapa saat
Emulsi tidak Emulsi tidak Emulsi tidak Emulsi stabil
Hasil:
emulsi
stabil
stabil
stabil
stabil/tidak stabil
Tabel 2. Dokumentasi hasil
5 larutan uji yang belum ditetesi lipida
(minyak kelapa)
warna
pada
No
Zat Uji
1.
Minyak Kelapa
Asam Lemah
2.
Minyak Tengik
Asam Lemah
kertas indikator pH
Sifat Asam/Basa
Tabel 4. Dokumentasi
Minyak Kelapa
Tabung 1
2 tetes
4 ml
Tabung 2
Satu ujung spatel
4 ml
iodium dan
perubahan warna
yang terjadi
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Larutan Sabun
2 ml
2 ml
2 ml
Larutan CaCl2 5%
5 ml
Larutan MgSO4 5%
5 ml
Larutan Pb-asetat 5%
5 ml
Tidak ada
endapan
Ada endapan
Tidak ada
endapan
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
2 ml
2 ml
2 ml
Larutan Detergen
Larutan CaCl2 5%
5 ml
Larutan MgSO4 5%
5 ml
Larutan Pb-asetat 5%
5 ml
Tidak ada
Tidak ada
Ada
endapan
Tabel 7. Dokumentasi
Sebelum di tetesi larutan
Larutan sabun 2ml
Larutan Sabun
Setelah ditetesi larutan
Larutan CaCl2
Larutan MgSO4
Larutan Pb-asetat
Larutan Deterjen
Sesudah ditetesi larutan
Larutan CaCl2
Larutan MgSO4
Larutan Pb-asetat
6.2. Pembahasan
6.2.1. Uji Kelarutan Lipid
6.2.2. Uji Pembentukan Emulsi
6.2.3. Uji Keasaman Minyak
Pada praktikum kali ini, minyak kelapa murni dan minyak
tengik masing-masing diteteskan pada porselen tetes. Kemudian
diuji dengan menggunakan kertas indikator pH. Dari perubahan
warna yang dihasilkan dapat diketahui bahwa pH minyak kelapa
lebih tinggi dari minyak tengik yaitu minyak kelapa murni
menunjukkan pH 6 sedangkan minyak kelapa tengik menunjukkan
pH 5. Hal tersebut disebabkan karena minyak tengik yang
digunakan pada saat praktikum belum terlalu tengik. Dimana dalam
minyak tengik tersebut belum mengalami oksidasi yang sempurna
yang dapat menyebabkan sifat kimia maupun sifat fisikanya
mengalami perubahan.
Minyak atau lemak yang mengandung asam lemak tidak jenuh
(berasal dari tumbuhan) dapat teroksidasi dari oksigen yang
menghasilkan
suatu
senyawa
peroksida.
Apabila
minyak
menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol lebih cepat tengik dari
pada minyak karena gliserol mengalami dehidrasi menjadi akrolein,
sedangkan asam lemak akan mengalami oksidasi menjadi keton
dan aldehida. Minyak kelapa murni yang sering digunakan disebut
juga minyak jelantah.
Minyak jelantah sangat berbeda dengan minyak sawit yang
belum digunakan untuk menggoreng. Pada minyak sawit terdapat
sekitar 45,5% asam lemak jenuh yang didominasi
oleh asam
lemak palmitat dan sekitar 54,1 % asam lemak tak jenuh yang
didominasi oleh asam lemak oleat. Sedangkan pada minyak
jelantah, angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada angka
asam lemak tidak jenuhnya. Kadar asam lemak tidak jenuhnya
akan semakin menurun dengan semakin seringnya minyak dipakai
secara berulang, dan kadar
akan
digunakan
dan
dikonsumsi
pun
sudah
tidak
sehat
lagi.
sering
mengkonsumsi
makanan
dari
hasil
baku
lemak
nabati.
Margarin
dibuat
melalui
paling
banyak
memerlukan
iodium
untuk
dapat
kali
ini
(uji
penyabunan)
bertujuan
untuk
sabun,
kami
di
dalam
air
mengakibatkan
sabun
akan
tegangan
permukaan
air
sehingga
dapat
VII.
Simpulan
Adapun simpulan dari praktikum dengan judul lipida adalah, secara
umum praktikum telah berjalan dengan baik. Hanya saja beberapa hasil uji
yang didapatkan tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut mungkin dikarenakan
akibat kurangnya keterampilan dan ketelitian yang dimiliki oleh masing
masing mahasiswa. Dengan adanya paraktikum lipida ini, mahasiswa dapat
membuktikan sifat sifat yang dimiliki oleh lipida pada umumnya dan lemak
serta minyak pada khususnya.
terebinthia laricina.
Emulsi dengan bromoforfum
Cara membedakan tipe emulsi yaitu :
a. Dengan Pengenceran, Tipe O/W dapat diencerkan dengan air,
Tipe W/O dapat diencerkan dengan minyak
b. Cara Pengecatan, Tipe O/W dapat diwarnai
dengan
lainnyasebelum
dilakukan
emulsifikasi
dengan
stroke.
Minyak goreng yang digunakan lebih dari empat kali akan
mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi tersebut akan
membentuk gugus peroksida dan monomer siklik. Penelitian
pada hewan percobaan menunjukkan gugus peroksida dalam
dosis yang besar dapat merangsang terjadinya kanker kolon.
yang
dapat
menimbulkan
rasa
gatal
pada
minyak
jelantah
ini
menyebabkan
kandungan
dinamakan
liofil
(atau
hidrofil
bila
medium
IX.
Daftar Pustaka
Biokimia.