DISUSUN OLEH :
1. MUHAMMAD ERWIN
2. RUSMAL
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW.
Berkat
limpahan
mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji
melalui
Berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang
selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik
itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik,
ekonomi dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pemuda yang
semangat dalam islam, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI..i
BAB I PENDAHULUAN.2
A. LATAR BELAKANG MASALAH3
B. RUMUSAN MASALAH3
BAB II PEMBAHASAN3
a) Definisi dan tempat hati..
b) Kedudukan hati
c) Perbandingan antara hati dengan pendengaran dan penglihatan..
d) Hal-hal yang memperbaiki hati
e) Hal-hal yang merusak hati
f) Yang dimaksud dengan amalan hati..
g) Hukum amalan hati dari sisi pahala dan dosa
h) Keutamaan amalan hati dibandingkan amalan jawarih (anggota tubuh)..
i) Pembagian manusia dalam mengamalkan amalan hati.
BAB III PENUTUP.....10
A. Kesimpulan........10
B. Saran......10
BAB I
PENDAHULUAN
mengingatkan, Sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya. (QS. Asy-Syams: 9-10)
B. Rumusan masalah
a) Apa definisi dan tempat hati ?
b) Bagaimana kedudukan hati ?
c) Perbandingan antara hati dengan pendengaran dan penglihatan ?
d) Hal-hal yang memperbaiki hati ?
e) Hal-hal yang merusak hati ?
f) Yang dimaksud dengan amalan hati ?
g) Hukum amalan hati dari sisi pahala dan dosa ?
h) Keutamaan amalan hati dibandingkan amalan jawarih (anggota tubuh) ?
i) Pembagian manusia dalam mengamalkan amalan hati ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan letak hati
B. Kedudukan hati.
Hanbali berkata, Dalam hadits ini ada isyarat yang menunjukkan bahwa baiknya gerakan
anggota tubuh seorang hamba, dia meninggalkan semua yang diharamkan dan menjauhi
semua syubhat, sesuai dengan baiknya gerakan hatinya. (Jami Al-Ulum Wa Al-Hikam:
1/210)
C. Perbandingan antara hati dengan pendengaran dan penglihatan.
Ketiga anggota tubuh ini merupakan anggota tubuh terpenting pada tubuh manusia
karena pada ketiganyalah semua ilmu dan pengetahuan berputar. Allah berfirman, Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra`: 36) Allah mengkhususkan penyebutkan
ketiganya di antara semua anggota tubuh lainnya karena merekalah anggota tubuh yang
paling mulia dan paling sempurna. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah menyebutkan
perbandingan ketiga anggota tubuh ini dalam Al-Majmu Al-Fatawa (9/310).
Penglihatan adalah yang terendah di antara ketiganya karena dia hanya bisa
mengetahui sesuatu yang terlihat pada saat itu, berbeda halnya dengan pendengaran dan
hati karena kedua bisa mengetahui sesuatu yang tidak terlihat, baik yang terjadi di zaman
dahulu maupun di zaman yang akan datang. Kemudian pendengaran dan hati berbeda dari
sisi: Hati itu sendiri bisa memahami sesuatu sementara pendengaran hanya berfungsi
sebagai pengantar ucapan -yang berisi ilmu- kepada hati.
D. Hal-hal yang memperbaiki hati
Jumlahnya sangatlah banyak, di antaranya:
a. Al-mujahadah (kesungguhan) dalam memperbaikinya.
Allah
keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.
(QS. Al-Ankabut: 69) Abu Hafsh An-Naisaburi berkata, Saya menjaga hatiku selama dua
puluh tahun kemudian dia yang menjagaku selama dua puluh tahun. (Nuzhah AlFudhala`: 1205)
b. Banyak mengingat kematian dan hari akhirat.
mengerjakan sesuatu pasti akan rusak kalau digunakan untuk selain dari tujuan
pembuatannya. Dan tujuan diciptakannya hati dan akal adalah untuk mentadabburi ayatayat Allah yang bersifat syari dan kauni yang darinya akan lahir amalan-amalan sebagai
tanda keimanan dia kepada Allah. Pernah ditanyakan kepada Ummu Ad-Darda`
-radhiallahu anha- tentang ibadah suaminya yang paling sering dia lakukan, maka beliau
menjawab, Berpikir dan mengambil pelajaran (darinya).
f.
Allah Taala berfirman, Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang
Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. Az-Zukhruf: 36)
Dan Allah berfirman, Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang
melihat? Allah berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka
kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan. (QS. Thaha:
124-126).
Dan Allah berfirman, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram. (QS. Ar-Rad: 28)
E. Hal-hal yang merusak hati.
Telah jelas pada pembahasan sebelumnya perkara apa saja yang merusak hati, yaitu
dengan mengetahui kebalikan semua perkara yang memperbaiki hati. Dan di sini kita
tambahkan beberapa perkara:
a.
Takatsur: 1) Dan Allah berfirman, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS.
Al-Araf: 31)
Al-Fudhail bin Iyadh berkata, Ada dua perkara yang menjadikan hati menjadi
keras: Terlalu banyak bicara dan terlalu banyak makan. (Nuzhah Al-Fudhala`: 779)
b.
Nabi bahwa beliau bersabda, Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram
maka neraka lebih pantas baginya.
c.
ketika
hatinya
meninggalkan
ibadah
tersebut
walaupun
dia
tidak
menampakkannya dalam amal perbuatannya, seperti cinta kepada Allah, keyakinan hanya
Allah yang mengetahui perkara ghaib dan semacamnya.
yang
mempersekutukan
saya
dalam
ibadahnya
maka
Saya
akan
meninggalkannya dan apa yang dia sekutukan. (HR. Muslim dari Abu Hurairah )
b. Amalan hati -yang asalnya adalah tauhid- merupakan asas untuk selamat dari
neraka dan masuk ke dalam surga.
Nabi bersabda dalam hadits Jabir riwayat Muslim:
Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak berbuat kesyirikan
sedikit pun maka dia akan masuk surga, dan barangsiapa yang berjumpa dengan Allah
dalam keadaan berbuat kesyirikan maka dia akan masuk neraka.
c. Ibadah hati lebih berat dilaksanakan daripada ibadah jawarih.
Muhammad bin Al-Munkadir berkata, Saya melatih jiwaku selama empat puluh
tahun sampai akhirnya dia bisa istiqamah. (Nuzhah Al-Fudhala`: 607) Dan Yunus bin
Ubaid -rahimahullah- juga pernah berkata, Sesungguhnya saya telah menawarkan kepada
jiwaku agar dia mencintai untuk manusia pada apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri
dan membenci untuk manusia pada apa yang yang dia benci untuk dirinya sendiri, tapi
ternyata itu sangat jauh darinya. Kemudian pada kesempatan lain saya menawarkan
kepadanya agar dia tidak menyebut-nyebut mereka (orang lain) kecuali dengan kebaikan
dan agar tidak menyebut dan tidak membicarakan mereka dengan kejelekan, akan tetapi
saya menilai puasa di siang hari yang sangat panas lebih mudah baginya (jiwa) daripada
itu. (Nuzhah Al-Fudhala`: 539)
d. Amalan hari merupakan pendorong dan penggerak dari amalan jawarih. Telah
berlalu ucapan Ibnu Abbas yang menunjukkan akan hal itu. Dan Utbah Al-Ghulam
-rahimahullah- juga pernah berkata, Barangsiapa yang mengenal Allah niscaya dia akan
mencintai-Nya, dan barangsiapa yang mencintai-Nya niscaya dia akan menaatinya.
e. Terkadang ibadah hati bisa menjadi pengganti dari ibadah jawarih. Misalnya
dalam jihad, Nabi bersabda:
:
-
g. Amalan hati ada yang terus-menerus berlanjut pada saat amalan jawarih terhenti
atau melemah.
Di dalam kubur seseorang menjawab pertanyaan kedua malaikat dengan tauhidnya,
penghuni surga senantiasa mencintai, mengagungkan dan memuliakan Allah. Akan tetapi
mereka (yang dalam kubur atau di surga) tidak lagi mengerjakan shalat, puasa dan
seterusnya dari ibadah anggota tubuh.
h. Ibadah hati penentu besar kecilnya nilai dan pahala ibadah anggota tubuh,
bahkan -dalam sebagian keadaan- dia bisa menjadi penentu diterima atau tertolaknya
ibadah anggota tubuh.
Dan mungkin bisa ditambahkan keadaan yang keempat -dan ini juga beliau
isyaratkan dalam kitab beliau yang lain-: Kelompok yang menelantarkan keduanya.
Ada beberapa tingkatan hati manusia untuk beriman kepada Allah Swt:
(a)
Qalbu
pemantapan hati atas sesuatu yang disenangi atau dikerjakan oleh manusia. Tetapi, hati ini
juga membuat manusia membenci sesuatu (pekerjaan atau seseorang).
(d) Aql ( )yaitu hati, berfungsi untuk berpikir bagi manusia ialah memikirkan
sesuatu yang tertulis, yang realistis, yang menjadi angan-angan seperti cita-cita dan
harapan. Akal manusia berfungsi untuk menangkap sesuatu atau segla yang dapat
dipikirkan, baik sesuatu yang nyata (kongkret) ataupun yang abstrak yaitu alam fisis
(nyata) dan alam metafisis (ghaib). Hasil berpikir manusia dinamakan pemikiran, konsep,
teori yang di dalamnya bias mengandung kebenaran dan juga bias mengandung kesalahan.
Pikiran yang mantap dan ragu berarti ada kerjasama antara aqal dengan qalbu, fuad, dan
syaghaf.
(e)
Hubb ( )yaitu hati, berfungsi untuk selalu mencintai dan senang mencintai
kepada Allah Swt, untuk selalu dekat dengan-Nya, juga selalu mencintai kepada sesama
manusia dan makhluk lainnya.
g) Sirr ( )yaitu hati, berfungsi untuk selalu dekat kepada Allah, manusia selalu
berzikir sirr (zikir khaufi) dengan perasaan,bukan diucap dengan lidah. Di mana pun,
kapan pun, manusia selalu berzikir kepada Allah sehingga Allah pun membuka hijab/tabir
sehingga keduanya (manusia dan Allah) saling melihat dan mengenal, dan manusia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya Islam memiliki sebuah konsep yang utuh mengenai perasaan/jiwa.
Jiwa (perasaan) merupakan unsur yang tidak tampak yang menggerakkan jasad manusia, ia
berasal dari Allah yang semestinya harus selalu dijaga agar senantiasa berada dalam
kondisi yang bersih. Ketika jiwa (perasaan) yang ada pada diri manusia tidak dibimbing
dengan cahaya kebaikan -maka ia menjerit dan mengharap kembali kepada Tuhannya.
B. Saran
Saya sangat berharap bagi para pembaca apabila ada kritik dan saran yang
sekiranya membangun kepada saya untuk menjadi lebih baik, saya akan sangat berterima
kasih kepada pembaca semua. Kemampuan saya tidak ada apa apanya tanpa dukungan dan
revisi dari para pembaca yang budiman. Semoga bermanfaat dan menjadikan hidup anda
penuh semangat.