Anda di halaman 1dari 7

Universitas Riau

2015

NAMA

: BOBBY ANSYARI

NIM

: 1207136372

Mata Kuliah :
Kelas

Rekayasa Pelabuhan

: C

Longshore Transport dan Pengaruhnya Terhdap Layout


Pelabuhan
Sedimentasi
Pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang cukup bagi
pelayaran di daerah perairan perlabuhan memerlukan biaya yang cukup
besar. Pengerukan ini dapat dilakukan pada waktu membangun
pelabuhan

maupun

selama

perawatannya.

Pengerukan

selama

perawatan harus sedikit mungkin.


Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi
yang terjadi harus sedikit mungkin (kalau bisa tidak ada), karena
sedimentasi yang terjadi bisa mengakibatkan pendangkalan perairan
pelabuhan dan mengakibatkan menyulitkan pelayaran kapal-kapal
untuk masuk ke pelabuhan. Untuk itu di dalam perencanaan pelabuhan
harus ditinjau masalah sedimentasi.
Proses erosi dan sedimentasi tergantung pada sedimen dasar dan
pengaruh hidrodinamika gelombang dan arus. Jika dasar laut terdiri dari
material yang mudah bergerak, maka arus gelombang akan meng-erosi
dan membawanya searah dengan arus. Sedimen yang di transpor
tersebut bisa berupa bed load (menggelinding, menggeser di bawah
laut) seperti misalnya pasir atau melayang untuk sedimen suspensi
(lumpur, lempung). Apabila kecepatan arus berkurang (misalnya di
perairan pelabuhan) maka arus tidak mampu lagi mengangkat sedimen
sehingga akan sedimentasi di daerah tersebut. Proses sedimentasi ini
sulit ditanggulangi, oleh karena itu masalah ini harus diteliti dengan
baik untuk dapat memprediksi risiko pengendapan. Sedimen yang ada
1

Universitas Riau
2015
di daerah pantai bisa berupa pasir atau sedimen suspensi. Sedimen
suspensi biasanya berasal dari sungai-sungai yang bermuara di pantai.

Longshore Transport (Arus Angkutan Sepanjang Garis Pantai)


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa
sedimentasi

tergantung

pada

sedimen

dasar

proses erosi dan


dan

pengaruh

hidrodinamika gelombang dan arus. Jika dasar laut terdiri dari


material yang mudah bergerak, maka arus gelombang akan
meng-erosi dan membawanya searah dengan arus.
Material yang berada pada sepanjang garis pantai yang ter-abrasi
dan ter-erosi hingga terbawa mengikut arah arus gelombang dari dalam
laut inilah yang dikatakan Longshore Transport, karena material yang
terbawa akan mengikuti arus gelombang yang senantiasa bergerak
searah sepanjang garis pantai. Berikut mekanisme terjadinya peristiwa
Longshore Transport.
1. Gelombang Datang Meng-erosi
Gelombang Datang dari dalam Laut dengan arah diagonal terhadap
garis pantai akan menjadikan material tepi pantai yang mudah
bergerak (baik bed load maupun material suspensi) ataupun material
tepi pantai yang terabrasi akan terbawa atau ter-erosi mengikuti arus
gelombang.

Universitas Riau
2015
Arah gelombang datang

Material tepi pantai ter-erosi

Gambar 1. Gelombang datang searah diagonal


2. Gelombang Balik Menyeret Material Ter-erosi
Gelombang datang yang menghantam tepi pantai akan terpecah
kehilangan energi sebagian dan sebagian akan kembali memantul ke
tengah lautan. Hal itu juga diikuti oleh material tepi pantai yang
sebelumnya ikut ter-erosi di dalamnya. Material akan terseret ke
tengah lautan mengikuti sisa gelombang yang terpantul.
3. Gelombang

Datang

Berikutnya

Membawa

Material

Ter-erosi

ke

Sepanjang Garis Pantai


Gelombang kemudian akan datang lagi dari tengah laut dengan arah
yang sama yaitu diagonal searah garis pantai. Gelombang susulan ini
akan mendorong material sebelumnya yang telah terbawa ke tengah
lautan ke arah pantai lagi. Karena arah gelombang yang diagonal,
maka pergerakan material dinamis (tidak diam pada titik yang sama),
yaitu bergeser terus searah gelombang sepanjang garis pantai
(longshore transport).

Universitas Riau
2015
Arah gelombang datang
Material tepi pantai ter-erosi

Arah pantulan
gelombang

Gambar 2. Pergerakan material ter-erosi mengikuti arus gelombang


yang datang dan yang terpantul
Pengaruh Longshore Transport pada Layout Pelabuhan
Apabila peristiwa longshore transport seperti yang telah dijelaskan
di atas terus terjadi hingga mencapai daerah pelabuhan dan gelombang
kehilangan kekuatannya juga daerah pelabuhan, maka material tepi
pantai pantai yang ter-erosi dan terbawa oleh gombang akan berhenti
dan mengendap di pelabuhan, sehingga dalam waktu yang terusmenerus pelabuhan akan mengalami pendangkalan dan menjadikan
pelabuhan tidak bisa dimasuki oleh kapal.
Berikut ini di berikan beberapa contoh

pengaruh

masalah

sedimentasi akibat longshore transport di pelabuhan.


1. Pelabuhan Bengkulu
Pelabihan Bengkulu

terletak

di

pantai

barat

Sumatera.

Gelombang di Samudera Indonesia besar. Apabila gelombang datang


dengan

membentuk

sudut

terhadap

garis

pantai,

pada

saat

gelombang pecah akan terjadi arus sepanjang pantai yang dapat


mengangkut pasir pantai dalam bentuk transpor sedimen sepanjang
pantai (longshore transport). Sedimen yang bergerak sepanjang
pantai tersebut akan terhalang oleh pemecah gelombang dan
mengendap di daerah tersebut. Karena pemecah gelombang kurang
panjang maka ruang pengendapan tersebut cepat penuh dan
transpor sedimen yang terus terjadi akhirnya melintasi pemecah

Universitas Riau
2015
gelombang dan sebagian masuk ke dalam perairan pelabuhan dan
mengendap di daerah tersebut.
Penanggulangan dapat dilakukan dengan menambah panjang
pemecah gelombang dan membuat groyn di sepanjang pantai di
sebelah kiri pelabuhan. Mengingat pembuatan bangunan-bangunan
terebut mahal maka cara lain adalah dengan melakukan pengerukan.

Gambar 3. Pelabuhan Bengkulu

Gambar 4. Groyn dapat berfungsi sebagai penjebak material


transpor sedimen, sehingga memperlambat laju transpor sedimen ke
pelabuhan
2. Pelabuhan Mendara Permai
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan untuk rekreasi yang terletak
pantai sebelah barat Tanjung Priok di sepanjang Pantai Cengkareng.
Di sekitar lokasi pelabuhan banyak sungai yang membawa sedimen
suspensi.

Untuk

menghalangi

masuknya

sedimen

suspensi

ke
5

Universitas Riau
2015
perairan pelabuhan maka dibuat pemecah gombang sepanjang 930
m. Pembuatan pemecah gelombang sepanjang itu supaya sedimen
suspensi yang ada di daerah pantai tidak masuk ke kolam pelabuhan.
Air yang masuk di pelabuhan adalah air yang jernih.

Gambar 5. Pelabuhan Mendara Permai


Untuk mengurangi masalah sedimentasi di pelabuhan, maka
layout

pemecah

gelombang dibuat sedemikian rupa sehingga sedimen sulit masuk ke


perairan

pelabuhan

(Gambar 6). Dalam gambar 6.a. mulut pelabuhan dibuat tidak


menghadap ke arah transpor sedimen sepanjang pantai (longshore
transport). Sedimen yang bergerak ke kiri terhalang oleh pemecah
gelombang dan mengendap di tempat tersebut. Dalam gambar 2.5.b.
sedimen suspensi dari sungai menyebar di pantai, apabila terjadi arus
dari kanan, sedimen tersebut akan terbawa ke kiri. Apabila mulut
pelabuhan menghadap ke kanan, sedimen akan mudah masuk ke
pelabuhan dan menyebabkan terjadinya sedimentasi. Karena sifat
sedimen suspensi yang mudah terbawa arus, maka sedimen tersebut
masih bisa masuk ke pelabuhan, meskipun mulut pelabuhan telah

Universitas Riau
2015
dibuat menghadap kiri, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibanding apabila
mulut menghadap ke kanan.

Gambar 6.a

Gambar 6.b

Gambar 6. Layout pemecah gelombang terhadap tinjauan sedimentasi

Referensi:
Triatmodjo, B. 1996. Pelabuhan. Yogyakarta: Beta
Offset

Anda mungkin juga menyukai