Anda di halaman 1dari 11

Sintesis dan Karakterisasi Polianilin dan Poli(anilin-N,N-dimetilanilin)

sebagai Bahan Sensor Tekanan


Suwardi, Crys Fajar Partana, dan Das Salirawati
Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi polianilin dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin) sebagai bahan sensor tekanan.
Polianilin disintesis melalui polimerisasi anilin terdistilasi dalam medium HCl
(pH = 1, T= 0oC) dengan pengoksidasi larutan kalium persulfat jenuh yang
diasamkan dengan HCl (pH = 1, T= 0oC) dalam volum yang sama selama 12 jam.
Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) disintesis melalui polimerisasi campuran anilinN,N-dimetilanilin terdistilasi dengan pengoksidasi larutan kalium persulfat jenuh
yang diasamkan dengan HCl (pH = 1, T= 0 oC) dalam volum yang sama selama 12
jam.
Hasil sintesis dan karakterisasi menunjukkan bahwa serbuk polianilin dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin) terdoping berwarna hijau, berdasarkan spektra FTIR
struktur kedua polimer mengandung gugus C=C quinoid (1573,8 cm-1), C=C
benzenoid (1556,4 cm-1) sedangkan berdasarkan spektra UV-vis puncak serapan
polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) bentuk basa dalam pelarut NMP
terlihat pada panjang gelombang 631,0 nm (transisi eksitasi molekular) dan 396,0
nm (transisi
*); 631,0 nm (transisi eksitasi molekular) dan 393,0 nm
(transisi
*), daya hantar listrik serbuk polianilin terdoping HCl sekitar
1,1 x 10-4 S.cm-1 dan 6,25 x 10-6 S.cm-1 untuk serbuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin)
terdoping HCl, kelarutan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dalam pelarut NMP, THF,
etanol, aseton dan kloroform relatif lebih besar daripada polianilin.
Kata kunci : kopolimerisasi, polianilin, oksidasi
Abstract
The aim of this research was to synthesize and characterize polyaniline and
poly(aniline-N,N-dimethylaniline) as pressure sensor material.
Polyaniline was synthesized by polymerization of distilled aniline in HCl medium
(at pH = 1, T=0oC) using acidified saturated persulfate potassium solution with
HCl (at pH = 1, T = 0oC) as an oxidant in equal volume ratio for 12 hours.
Poly(aniline-N,N-dimethylaniline) was synthesized by polymerization of distilled
aniline-N,N-dimethylaniline mixtures in HCl medium (at pH = 1, T=0 oC) using
acidified saturated persulfate potassium solution with HCl (at pH = 1, T = 0 oC)
as an oxidant in equal volume ratio for 12 hours.
The results of synthesis and characterization showed that powdered doping
polyaniline and poly(aniline-N,N-dimethylaniline) were green color, based on
FTIR spectra structure of both polymers contained C=C quinoid (1573,8 cm -1),
C=C benzenoid (1556,4 cm-1) groups while based UV-vis spectra absorption
peaks of form base polyaniline and poly(aniline-N,N-dimethylaniline) in NMP
solvent appeared at 631,0 nm (molecular excition transition) dan 396,0 nm

(
* transition ); 631,0 nm (molecular excition transition) dan 393,0 nm
(
* transition) wave lengths, the conductivity of HCl doping powdered
polyaniline about 1,1 x 10-4 S.cm- 1 and 6,25 x 10- 6 S.cm- 1 for HCl doping
powdered poly(aniline-N,N-dimethylaniline), the solubilities of poly(aniline-N,Ndimethylaniline) in NMP, THF, ethanol, aceton, and chloroform solvents were
larger than polyaniline.
Key Word : Copolymerization, polyaniline, oxidation

PENDAHULUAN
Polianilin (PANI) telah menarik perhatian sejak Mac Diarmid dkk
menyelidiki bahan ini sebagai polimer konduktif karena sintesisnya sederhana,
stabilitas di lingkungan, dan konduktivitas listriknya cukup baik. Sifat listrik
polianilin dapat dikontrol secara dapat balik melalui charge-transfer doping dan
protonasi. Pembuatan polimer yang

dilakukan pada temperatur

kamar

menunjukkan berat molekul yang rendah dan tapak yang cacat (defect sites).
Polianilin biasanya disintesis melalui oksidasi monomer anilin secara
kimia atau elektrokimia. Polianilin yang disintesis secara elektrokimia sulit untuk
diproses karena kelarutannya yang rendah, sedangkan polianilin yang disintesis
secara kimia memiliki berat molekul yang rendah, yang berakibat pada kekuatan
mekaniknya rendah. Saat ini terdapat usaha-usaha untuk mengembangkan metoda
baru untuk mensintesis polianilin agar memperoleh sifat mekanik yang lebih baik
sementara mempertahankan konduktivitas yang tinggi. Strategi yang paling umum
yang diimplementasikan adalah mengubah agen pengoksidasi yang digunakan
dalam reaksi polimerisasi kimia. Sebagai contoh, telah ditunjukkan bahwa bila
(NH4)S2O8 atau K2Cr2O7 digunakan, berat molekul yang tinggi dapat dicapai
dengan menurunkan temperatur polimerisasi sampai di bawah 0oC. Berat molekul
rata-rata berat yang telah dilaporkan menggunakan pendekatan ini adalah pada
orde 105 (Liu G., 1997 : 5660).
Peningkatan kelarutan dapat dicapai dengan memasukkan substituen alkil
yang meruah pada tulang punggung polianilin. Penghalusan yang intensif sering
digunakan untuk mendisperi serbuk polianilin dalam pembuatan film freestanding. Dengan mensubstitusi gugus alkil pada tulang punggung polimer,
peningkatan kelarutan dapat dicapai, tetapi keterbatasan kemudian terjadi pada

konduktivitas polimer yang dihasilkan. Sebagai contoh, poli(o-toluidine),


disintesis dari anilin tersubstitusi-metil, larut dengan cepat dalam tetrahidrofuran
dan khloroform, berlawanan dengan polianilin tak tersubstitusi yang tidak larut.
Akan tetapi konduktivitas dari poli(o-toluidin) yang terdoping asam hanya 0,010,1 S.cm-1, sedang konduktivitas polianilin terdoping berkisar dari 1-100 S.cm-1.
Kombinasi konduktivitas polianilin dengan kelarutan polianilin tersubstitusi
adalah penting dan dapat dicapai melalui kopolimerisasi. Sebagai contoh,
kopolimer anilin dengan o-toluidin atau m-toluidin dan N-butilanilin telah
dilaporkan. Kopolimer anilin dengan anilin tersubstitusi menunjukkan kelarutan
pelarut yang meningkat, sementara mempertahankan kondutivitas listrik tinggi.
Lagi pula, konduktivitas kopolimer ini dapat dengan mudah dihasilkan dengan
memvariasi komposisi kopolimer (Conklin, J.A.dkk, 1995 : 6522).
Hal lain yang penting untuk pembentukkan film dan kemampuan
pemrosesan polianilin adalah stabilitas termal dari polimer dalam bentuk serbuk
basa dalam periode waktu lama. Polianilin adalah polimer penghantar listrik
dengan stabilitas yang tinggi, turun secara pelan-pelan kelarutannya dalam NMP
terhadap waktu telah teramati. Sebagai contoh, jika serbuk polianilin disimpan di
udara pada temperatur kamar untuk beberapa minggu, hilang kelarutannya dalam
NMP dan lebih sulit untuk memproses menjadi film yang koheren (Conklin,
J.A.dkk, 1995 : 6522).
Ada beberapa studi tentang stabilitas termal dari bentuk basa emeraldin
polianilin telah dilaporkan. Basa emeraldin adalah bentuk yang paling berguna
dari polianilin untuk pemrosesan serbuk menjadi film karena kelarutan yang
rendah dari bentuk lain dari polianilin dalam pelarut umumnya. Untuk itu penting
untuk menyelidiki sifat termal yang mempengaruhi bentuk basa emeraldin.
Bentuk basa juga memberikan sebuah sistem sederhana untuk menginvestigasi
perilaku termal tanpa kerumitan tambahan yang disebabkan oleh counterion.
Kopolimerisaai kimia dari anilin dan o-etilanilin dan sifat-sifat termal dari bentuk
basa emeraldin dari kopolimer dan homopolimer telah dilaporkan. Serbuk
kopolimer yang dihasilkan dengan mudah larut dalam banyak pelarut organik
untuk menghasilkan film standing free kualitas tinggi. Konduktivitas film terdadah
asam berubah dengan komposisi kopolimer (Conklin, J.A.dkk, 1995 : 6523).

Penelitian ini menggambarkan sintesis dan karakterisasi polianilin dan


poli(anilin-N,N-dimetilanilin)

melalui

polimerisasi

anilin

terdistilasi

dan

campuran anilin-N,N-dimetilanilin terdistilasi dalam medium HCl menggunakan


pengoksidasi larutan kalium persulfat jenuh pada temperatur 0oC selama 12 jam
Polimer polianilin yang dibuat secara oksidasi kimia pada temperatur
kamar memiliki berat molekul yang rendah dan juga kelarutan dalam pelarut
organik rendah. Hal ini merupakan masalah, karena berat molekul polimer yang
rendah menyebabkan sifat mekaniknya lemah sedang kelarutan yang rendah
mengakibatkan pemrosesan yang sulit. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan
maksud memecahkan satu masalah yaitu

kelarutan polimer polianilin yang

rendah tersebut, dengan cara melakukan kopolimerisasi pada kondisi tertentu.


Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi
polianilin, mensintesis dan mengkarakterisasi poli(anilin-N,N-dimetilanilin),
mengetahui kelarutan polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) hasil sintesis
dalam pelarut NMP, THF, etanol, aseton dan kloroform, dan mengetahui besar
daya hantar listrik serbuk/film polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) hasil
sintesis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi material polimer, juga dapat
diaplikasikan antara lain untuk pembuatan bateri rechargeable, sensor molekular,
sensor tekanan dan pelapis untuk pelindung dari korosi.

METODE PENELITIAN
Objek, subjek, dan variabel penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah karakter polimer PANI dan poli(anilinN,N-dimetilanilin) sedang subjek penelitiannya adalah polimer PANI dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
temperatur, waktu polimerisasi dan konsentrasi dopant (HCl) sedangkan variabel
terikatnya adalah karakter polimer.
Prosedur Penelitian
Sintesis polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin)

Sintesis polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dilakukan dengan


metode oksidasi kimia. Oksidator yang digunakan adalah larutan kalium persulfat
jenuh yang diasamkan dengan larutan HCl 1 M sedangkan monomer yang
digunakan adalah anilin dan N,N-dimetilanilin yang didistilasi.
Sintesis Polianilin
Polianilin disintesis dengan cara mencampurkan secara bertetes tetes
larutan kalium persulfat jenuh yang telah diasamkan dengan larutan HCl 1 M
sampai pH = 1 pada temperatur 0oC ke dalam larutan anilin yang diasamkan
dengan larutan HCl 1 M sampai pH = 1 pada temperatur 0oC dalam volum yang
sama dan diaduk dengan pengaduk magnetik selama 12 jam. Endapan yang
berwarna hijau yang terbentuk kemudian disaring, dicuci dengan larutan HCl 1 M
beberapa kali sampai filtrat tak berwarna lagi. Endapan dikeringkan di udara
selama satu hari. Serbuk bentuk basa dan asam diperoleh dengan merendam
endapan ini ke dalam larutan NH3 1 M dan larutan HCl 1 M selama 12 jam, yang
kemudian masing-masing endapan yang direndam tersebut disaring dan
dikeringkan di udara selama satu hari.
Sintesis Poli(anilin-N,N-dimetilanilin)
Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) disintesis dengan cara mencampurkan
secara bertetes tetes larutan kalium persulfat jenuh yang telah diasamkan dengan
larutan HCl 1 M sampai pH = 1 pada temperatur 0 oC ke dalam campuran anilin
dan N,N-dimetilanilin yang diasamkan dengan larutan HCl 1 M sampai pH = 1
pada temperatur 0oC dan diaduk dengan pengaduk magnetik selama 12 jam.
Endapan yang berwarna hijau yang terbentuk kemudian disaring, dicuci dengan
larutan HCl 1 M beberapa kali sampai filtrat tak berwarna lagi. Endapan
dikeringkan di udara selama satu hari. Serbuk bentuk basa dan asam diperoleh
dengan merendam endapan ini ke dalam larutan NH 3 1 M dan larutan HCl 1 M
selama 12 jam, yang kemudian masing-masing endapan yang direndam tersebut
disaring dan dikeringkan di udara selama satu hari.
Karakterisasi Polimer
a. Uji Kelarutan

Kelarutan polimer bentuk basa diuji dengan cara sebagai berikut ; Bentuk
basa setiap serbuk polimer digerus dalam mortar dengan alat penumbuk (pestle).
Serbuk seberat 0,001 g yang telah digerus kemudian ditambahkan ke dalam 6 mL
setiap jenis pelarut (NMP, THF, etanol, aseton, dan kloroform) dan diaduk secara
magnetik selama 1 jam sebelum penyaringan melalui kertas Whataman No. 42 ke
dalam labu. Labu penyaring ditimbang terlebih dahulu, dan filtrat dibiarkan
menguap pada temperatur kamar (untuk aseton, etanol, dan THF) atau pada 110
C (untuk NMP) sebelum penimbangan labu tersebut lagi. Kenaikkan berat setiap
labu setelah penguapan sempurna digunakan untuk menentukan jumlah serbuk
yang terlarut dalam pelarut
b. Daya Hantar Listrik (konduktivitas)
Daya hantar listrik polianilin diukur pada film terdoping-asam
menggunakan multitester sedangkan untuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin) diukur
pada serbuknya.
c. Spektra FTIR, UV-vis
Spektra FT-IR polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dibuat dengan
sampel berupa serbuk dengan teknik pelet KBr. Spektra UV-vis polianilin dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dibuat dalam pelarut NMP.
Teknik Analisis Data
Data kelarutan polianilin dan kopolimer dalam suatu pelarut dibandingkan,
apakah kelarutan kopolimer meningkat atau tidak. Jika kelarutan polimer hasil
kopolimerisasi meningkat maka dapat disimpulkan bahwa gugus substituen
berperan dalam meningkankan kelarutan.
Daya hantar kopolimer dibandingkan dengan homopolimernya, apakah
terjadi peningkatan atau penurunan. Jika terjadi penurunan, apakah penurunan ini
signifikan atau tidak dibanding dengan daya hantar listrik polianilin
Dengan mengetahui bahwa kopolimer yang dihasilkan mudah larut dalam
pelarut dan daya hantar listrik relatif tinggi dibanding daya hantar listrik polianilin
maka diharapkan polimer ini dapat dibuat film yang baik, yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan sebagai sensor tekanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Polimer polianilin (PANI) telah berhasil disintesis secara kimia melalui
oksidasi anilin dengan larutan kalium persulfat jenuh. Hasil polimer bentuk asam
yang diberi perlakuan dengan HCl berupa serbuk berwarna hijau sedang bentuk
basanya berwarna biru. Demikian juga untuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin).
Serbuk yang telah diperoleh dibuat film, kemudian direndam dalam NH3
1M untuk memperoleh film bentuk basa. Film bentuk asam diperoleh dengan
merendam film bentuk basa dalam larutan HCl 1 M selama 12 jam. Daya hantar
listrik pada film-film ini telah ditentukan dengan multitester. Hasil pengukuran
daya hantar listrik bagi film tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut,
Tabel 1 Daya hantar listrik film polianilin bentuk basa dan asam

Daya hantar listrik film polianilin (ohm-1 cm-1)


Bentuk basa

Bentuk asam

1,25 x 10-4

0,833

5,0 x 10-5

1,00

5,0 x 10-5

1,00

Dari data ini ternyata daya hantar bentuk basa sangat kecil dan bersifat penyekat
sedangkan daya hantar listrik untuk bentuk asam relatif besar dan bersifat
penghantar. Hasil ini masih identik dengan yang diperoleh Conklin yaitu daya
hantar polianilin terdoping berkisar dari 1-100 S.cm-1. Daya hantar listrik
polianilin juga diukur pada sampel berupa serbuk. Besarnya adalah sekitar 1,1 x
10-4 S.cm-1 sedangkan daya hantar listrik serbuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin)
besarnya sekitar 6,25 x 10-6 S.cm-1. Dengan demikian daya hantar poli(anilinN,N-dimetilanilin) lebih kecil daripada daya hantar polianilin.
Tabel 2 Data kelarutan polianilin dalam pelarut NMP, THF, etanol, aseton, dan
kloroform
No

Pelarut

Kelarutan (g/ml)

1
2
3
4
5

1,1 x 10-4
3,6 x 10-5
1,6 x 10-5
6,0 x 10-6
Hampir tidak larut

NMP
Tetrahidrofuran
Etanol
aseton
kloroform

Tabel 3 Data kelarutan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dalam pelarut NMP, THF,


etanol, aseton, dan kloroform
No
1
2
3
4
5

Pelarut
NMP
Tetrahidrofuran
Etanol
aseton
kloroform

Kelarutan (g/ml)
1,58 x 10-4
5,6 x 10-5
3,6 x 10-5
1,2 x 10-5
Hampir tidak larut

Kelarutan polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) ditunjukkan dalam tabel 2


dan 3. Dari data tersebut ternyata kelarutan polimer poli(anilin-N,N-dimetilanilin)
meningkat dibanding polianilin dalam pelarut yang sama, kecuali dalam
kloroform yang menunjukkan hampir tidak larut.

Gambar 1. Spektra UV-vis monomer anilin, dan dimetilanilin


Gambar 1 menunjukkan spektrum UV-Vis anilin dan N,N-dimetilanilin sebelum
dipolimerisasi. Puncak serapan terjadi pada panjang gelombang sekitar 400 nm
akibat transisi

(C=C). Spektrum polianilin dan poli(anilin-N,N-

dimetilanilin) hasil polimerisasi ditunjukkan pada gambar 2. Terdapat dua puncak


serapan khas dari kedua gambar ini. Pada spektrum gambar 2 terlihat puncak
serapan pada panjang gelombang 393 nm dan 631 nm akibat adanya transisi
ke * dan transisi eksitasi molekular. Hal ini identik dengan spektrum polianlin
yang diperoleh Kim, E.O.
Spektrum poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dalam pelarut NMP menunjukkan
beberapa puncak sekitar 430 nm, 550 nm dan 750 nm dapat dilihat pada gambar 2
juga. Puncak 430 nm disebabkan oleh transisi

* sedang puncak pada

panjang gelombang 550 nm dan 750 nm mungkin disebabkan oleh transisi eksitasi
molekular.

Gambar 2. Spektrum a. poli(anilin-N,N-dimetilanilin) b. Polianilin


dalam pelarut NMP
Spektrum FT-IR polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) ditunjukkan pada
gambar 3. Kedua spektra menunjukkan adanya perbedaan gugus fungsi yang
terdapat dalam struktur polimer. Spektra FTIR ini menunjukkan serapan gugus
fungsi yang khas. Serapan pada 1573,8 cm-1, 1556,4 cm-1, 1539,1 cm-1, 700 cm-1
berturut-turut menunjukkan adanya gugus C=C qunoid, C=C benzenoid, C-N dan
tekuk C-H. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh oleh

Kim dkk. Dari gambar 3 terlihat puncak serapan pada 2339,5 dan 2358,8 cm -1
kemungkinan besar adalah serapan dari gugus CN dalam polimer.

Gambar 3. Spektrum FTIR a. Polianilin, b.poli(anilin-N,N-dimetilanilin)


KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari data hasil penelitian adalah, polianilin dapat
disintesis melalui oksidasi anilin terdistilasi dengan larutan kalium persulfat
jenuh pada kondisi polimerisasi, pH = 1, temperatur 0 oC, dan waktu
polimerisasi 12 jam. Daya hantar listrik serbuk polianilin bentuk asam relatif
besar dibanding dengan serbuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin) bentuk asam.
Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) bentuk basa lebih mudah larut dibanding
polianilin bentuk basa dalam pelarut NMP, THF, etanol, aseton, dan
kloroform

DAFTAR PUSTAKA

10

Conklin, J.A., Huang, S.C, Wen, T., Kaner, R.B.1995. Thermal Properties of
Polyaniline and Poly(aniline-co-o-ethylaniline). Macromolecules, 28
Kim, E.O., Heo, S., Park, S.B., Lee, S.J. 2001. Light Emitting Diodes Based on
Polyaniline. Journal of the Korean Chemical Society, 45, 156-159
Liu G, Freund, M.S. 1997. New Approach for the Controlled Cross-Linking of
Polyaniline : Synthesis and Characterization. Macromolecules, 30,
5660-5665
Ormecon.1995. a conduvtive polymer an organic metal.zipperling Kessler &
Co., : USA
Roy, B.C, Gupta, M.D. 2001. Synthesis and Characterization opf Poly(2,5dymethoxyaniline) and Poly(aniline-co-2,5-dymethoxyaniline) : the
Processable Conducting Polymers. Bull. Matter Sci. 24, 389-396
Varela, H., Torresi, R.M., Buttry, D.A. 2000. Study of Charge Compensation
During the Redox Process of Self-Doped Polyaniline in Aqueous
Media. J. Braz. Chem. Soc. 11, 32-38

11

Anda mungkin juga menyukai