Abstrak Polianilin
Abstrak Polianilin
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi polianilin dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin) sebagai bahan sensor tekanan.
Polianilin disintesis melalui polimerisasi anilin terdistilasi dalam medium HCl
(pH = 1, T= 0oC) dengan pengoksidasi larutan kalium persulfat jenuh yang
diasamkan dengan HCl (pH = 1, T= 0oC) dalam volum yang sama selama 12 jam.
Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) disintesis melalui polimerisasi campuran anilinN,N-dimetilanilin terdistilasi dengan pengoksidasi larutan kalium persulfat jenuh
yang diasamkan dengan HCl (pH = 1, T= 0 oC) dalam volum yang sama selama 12
jam.
Hasil sintesis dan karakterisasi menunjukkan bahwa serbuk polianilin dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin) terdoping berwarna hijau, berdasarkan spektra FTIR
struktur kedua polimer mengandung gugus C=C quinoid (1573,8 cm-1), C=C
benzenoid (1556,4 cm-1) sedangkan berdasarkan spektra UV-vis puncak serapan
polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) bentuk basa dalam pelarut NMP
terlihat pada panjang gelombang 631,0 nm (transisi eksitasi molekular) dan 396,0
nm (transisi
*); 631,0 nm (transisi eksitasi molekular) dan 393,0 nm
(transisi
*), daya hantar listrik serbuk polianilin terdoping HCl sekitar
1,1 x 10-4 S.cm-1 dan 6,25 x 10-6 S.cm-1 untuk serbuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin)
terdoping HCl, kelarutan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dalam pelarut NMP, THF,
etanol, aseton dan kloroform relatif lebih besar daripada polianilin.
Kata kunci : kopolimerisasi, polianilin, oksidasi
Abstract
The aim of this research was to synthesize and characterize polyaniline and
poly(aniline-N,N-dimethylaniline) as pressure sensor material.
Polyaniline was synthesized by polymerization of distilled aniline in HCl medium
(at pH = 1, T=0oC) using acidified saturated persulfate potassium solution with
HCl (at pH = 1, T = 0oC) as an oxidant in equal volume ratio for 12 hours.
Poly(aniline-N,N-dimethylaniline) was synthesized by polymerization of distilled
aniline-N,N-dimethylaniline mixtures in HCl medium (at pH = 1, T=0 oC) using
acidified saturated persulfate potassium solution with HCl (at pH = 1, T = 0 oC)
as an oxidant in equal volume ratio for 12 hours.
The results of synthesis and characterization showed that powdered doping
polyaniline and poly(aniline-N,N-dimethylaniline) were green color, based on
FTIR spectra structure of both polymers contained C=C quinoid (1573,8 cm -1),
C=C benzenoid (1556,4 cm-1) groups while based UV-vis spectra absorption
peaks of form base polyaniline and poly(aniline-N,N-dimethylaniline) in NMP
solvent appeared at 631,0 nm (molecular excition transition) dan 396,0 nm
(
* transition ); 631,0 nm (molecular excition transition) dan 393,0 nm
(
* transition) wave lengths, the conductivity of HCl doping powdered
polyaniline about 1,1 x 10-4 S.cm- 1 and 6,25 x 10- 6 S.cm- 1 for HCl doping
powdered poly(aniline-N,N-dimethylaniline), the solubilities of poly(aniline-N,Ndimethylaniline) in NMP, THF, ethanol, aceton, and chloroform solvents were
larger than polyaniline.
Key Word : Copolymerization, polyaniline, oxidation
PENDAHULUAN
Polianilin (PANI) telah menarik perhatian sejak Mac Diarmid dkk
menyelidiki bahan ini sebagai polimer konduktif karena sintesisnya sederhana,
stabilitas di lingkungan, dan konduktivitas listriknya cukup baik. Sifat listrik
polianilin dapat dikontrol secara dapat balik melalui charge-transfer doping dan
protonasi. Pembuatan polimer yang
kamar
menunjukkan berat molekul yang rendah dan tapak yang cacat (defect sites).
Polianilin biasanya disintesis melalui oksidasi monomer anilin secara
kimia atau elektrokimia. Polianilin yang disintesis secara elektrokimia sulit untuk
diproses karena kelarutannya yang rendah, sedangkan polianilin yang disintesis
secara kimia memiliki berat molekul yang rendah, yang berakibat pada kekuatan
mekaniknya rendah. Saat ini terdapat usaha-usaha untuk mengembangkan metoda
baru untuk mensintesis polianilin agar memperoleh sifat mekanik yang lebih baik
sementara mempertahankan konduktivitas yang tinggi. Strategi yang paling umum
yang diimplementasikan adalah mengubah agen pengoksidasi yang digunakan
dalam reaksi polimerisasi kimia. Sebagai contoh, telah ditunjukkan bahwa bila
(NH4)S2O8 atau K2Cr2O7 digunakan, berat molekul yang tinggi dapat dicapai
dengan menurunkan temperatur polimerisasi sampai di bawah 0oC. Berat molekul
rata-rata berat yang telah dilaporkan menggunakan pendekatan ini adalah pada
orde 105 (Liu G., 1997 : 5660).
Peningkatan kelarutan dapat dicapai dengan memasukkan substituen alkil
yang meruah pada tulang punggung polianilin. Penghalusan yang intensif sering
digunakan untuk mendisperi serbuk polianilin dalam pembuatan film freestanding. Dengan mensubstitusi gugus alkil pada tulang punggung polimer,
peningkatan kelarutan dapat dicapai, tetapi keterbatasan kemudian terjadi pada
melalui
polimerisasi
anilin
terdistilasi
dan
METODE PENELITIAN
Objek, subjek, dan variabel penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah karakter polimer PANI dan poli(anilinN,N-dimetilanilin) sedang subjek penelitiannya adalah polimer PANI dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
temperatur, waktu polimerisasi dan konsentrasi dopant (HCl) sedangkan variabel
terikatnya adalah karakter polimer.
Prosedur Penelitian
Sintesis polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin)
Kelarutan polimer bentuk basa diuji dengan cara sebagai berikut ; Bentuk
basa setiap serbuk polimer digerus dalam mortar dengan alat penumbuk (pestle).
Serbuk seberat 0,001 g yang telah digerus kemudian ditambahkan ke dalam 6 mL
setiap jenis pelarut (NMP, THF, etanol, aseton, dan kloroform) dan diaduk secara
magnetik selama 1 jam sebelum penyaringan melalui kertas Whataman No. 42 ke
dalam labu. Labu penyaring ditimbang terlebih dahulu, dan filtrat dibiarkan
menguap pada temperatur kamar (untuk aseton, etanol, dan THF) atau pada 110
C (untuk NMP) sebelum penimbangan labu tersebut lagi. Kenaikkan berat setiap
labu setelah penguapan sempurna digunakan untuk menentukan jumlah serbuk
yang terlarut dalam pelarut
b. Daya Hantar Listrik (konduktivitas)
Daya hantar listrik polianilin diukur pada film terdoping-asam
menggunakan multitester sedangkan untuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin) diukur
pada serbuknya.
c. Spektra FTIR, UV-vis
Spektra FT-IR polianilin dan poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dibuat dengan
sampel berupa serbuk dengan teknik pelet KBr. Spektra UV-vis polianilin dan
poli(anilin-N,N-dimetilanilin) dibuat dalam pelarut NMP.
Teknik Analisis Data
Data kelarutan polianilin dan kopolimer dalam suatu pelarut dibandingkan,
apakah kelarutan kopolimer meningkat atau tidak. Jika kelarutan polimer hasil
kopolimerisasi meningkat maka dapat disimpulkan bahwa gugus substituen
berperan dalam meningkankan kelarutan.
Daya hantar kopolimer dibandingkan dengan homopolimernya, apakah
terjadi peningkatan atau penurunan. Jika terjadi penurunan, apakah penurunan ini
signifikan atau tidak dibanding dengan daya hantar listrik polianilin
Dengan mengetahui bahwa kopolimer yang dihasilkan mudah larut dalam
pelarut dan daya hantar listrik relatif tinggi dibanding daya hantar listrik polianilin
maka diharapkan polimer ini dapat dibuat film yang baik, yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan sebagai sensor tekanan.
Bentuk asam
1,25 x 10-4
0,833
5,0 x 10-5
1,00
5,0 x 10-5
1,00
Dari data ini ternyata daya hantar bentuk basa sangat kecil dan bersifat penyekat
sedangkan daya hantar listrik untuk bentuk asam relatif besar dan bersifat
penghantar. Hasil ini masih identik dengan yang diperoleh Conklin yaitu daya
hantar polianilin terdoping berkisar dari 1-100 S.cm-1. Daya hantar listrik
polianilin juga diukur pada sampel berupa serbuk. Besarnya adalah sekitar 1,1 x
10-4 S.cm-1 sedangkan daya hantar listrik serbuk poli(anilin-N,N-dimetilanilin)
besarnya sekitar 6,25 x 10-6 S.cm-1. Dengan demikian daya hantar poli(anilinN,N-dimetilanilin) lebih kecil daripada daya hantar polianilin.
Tabel 2 Data kelarutan polianilin dalam pelarut NMP, THF, etanol, aseton, dan
kloroform
No
Pelarut
Kelarutan (g/ml)
1
2
3
4
5
1,1 x 10-4
3,6 x 10-5
1,6 x 10-5
6,0 x 10-6
Hampir tidak larut
NMP
Tetrahidrofuran
Etanol
aseton
kloroform
Pelarut
NMP
Tetrahidrofuran
Etanol
aseton
kloroform
Kelarutan (g/ml)
1,58 x 10-4
5,6 x 10-5
3,6 x 10-5
1,2 x 10-5
Hampir tidak larut
panjang gelombang 550 nm dan 750 nm mungkin disebabkan oleh transisi eksitasi
molekular.
Kim dkk. Dari gambar 3 terlihat puncak serapan pada 2339,5 dan 2358,8 cm -1
kemungkinan besar adalah serapan dari gugus CN dalam polimer.
DAFTAR PUSTAKA
10
Conklin, J.A., Huang, S.C, Wen, T., Kaner, R.B.1995. Thermal Properties of
Polyaniline and Poly(aniline-co-o-ethylaniline). Macromolecules, 28
Kim, E.O., Heo, S., Park, S.B., Lee, S.J. 2001. Light Emitting Diodes Based on
Polyaniline. Journal of the Korean Chemical Society, 45, 156-159
Liu G, Freund, M.S. 1997. New Approach for the Controlled Cross-Linking of
Polyaniline : Synthesis and Characterization. Macromolecules, 30,
5660-5665
Ormecon.1995. a conduvtive polymer an organic metal.zipperling Kessler &
Co., : USA
Roy, B.C, Gupta, M.D. 2001. Synthesis and Characterization opf Poly(2,5dymethoxyaniline) and Poly(aniline-co-2,5-dymethoxyaniline) : the
Processable Conducting Polymers. Bull. Matter Sci. 24, 389-396
Varela, H., Torresi, R.M., Buttry, D.A. 2000. Study of Charge Compensation
During the Redox Process of Self-Doped Polyaniline in Aqueous
Media. J. Braz. Chem. Soc. 11, 32-38
11