Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 3

Overview Case 1
Pasangan muda tersebut aktif bertanya pendapat
kepada berbagai ahli
Menggali informasi mendalam kepada pasangan
tersebut (Autonomy Pasien)
Menggali nilai-nilai apa yang dianut/ budaya sebelum
memberikan pertimbangan/saran
Pasangan tersebut ingin mencari tahu posisi kita
(sebagai operator)
Decision :
Pasien
Operator

Posisi dokter sebagai apa?


Dokter keluarga? Advice ?
Dokter team/ Obgyn sebagai pendeteksi langsung

Terdapat tiga nilai yang terkandung :


1. Nilai-nilai dokter (sebagai second
opinion)
2. Harapan pasien untuk memiliki anak
(anak mahal)
3. Decision maker

Anak mahal : tidak mengizinkan


aborsi

Dokter sebagai Second


Opinion
Ethical Statement :
Jika sebagai dokter didatangi pasangan muda
untuk dimintai 2nd opinion mengenai aborsi
terhadap janin dengan kelainan kongenital
SMA 1, pada usia kehamilan 14 minggu,
maka saya menyarankan pemeriksaan ulang
terlebih dahulu pada janin dan pemeriksaan
genetik pada pasangan. Apabila janin
terkonfirmasi SMA 1, dan pasangan adalah
carrier, maka disarankan untuk aborsi.

Profesional
Aborsi Karena SMA tipe I berisiko

Lebih tenang

Teknologi
Kedokteran ada
keberutungan
(tidak sakit)

Secara UndangUndang diperbolehkan


(indikasi)
Masih muda, Bisa
SMA Human Error
hamil lagi
Secara Agama tidak
boleh aborsi
dosa/hubungan
menjadi tidak baik dlm
keluarga

Suggestion
Medis
Aborsi Rechek anak berapa akan ada
lagi SMA, atau tidak, jika Ya akan ada
SMA lagi Adopsi anak
Perkembangan : Lingkungan

Humanities
Agama
Legal : UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan
Kesukuan/kebudayaan
Tipe keluarga : keputusan orang tua/kakek

Risiko berulang permasalahan kehamilan


yang sama
Faktor ekonomis : proses aborsi/
mempertahankan bayinya. Contoh :
asuransi

Prinsip Etik yang


terkandung
Beneficience :
Orang tua
Calon anak/janin

Non Maleficience
Autonomy : ditangan Pasien
Justice : ada UU yang melindungi

Case no. 2
1. Should the experiment be ended Ya
Should the remaining patient put on the new
treatment immediately Tidak Standard Treatment

2. Should dr. L decline to provide BW with the


requested information Ya menolak
memberikan informasi
3. Does dr. L have an obligation to his patient, BW
which should take precedence over concerns
about establishing the validity of the RCT
Tidak, karena ada conflict of interest. Tidak
harus memberikan informasi

Kritisi terhadap kasus


Seharusnya penelitian ini tidak muncul/lolos
etik.
Informed consent tidak jelas
Kesalahan metode (penggunaan placebo
pada RCT, tidak double blind)
Setiap adverse event dan kematian pada RCT
harus segera dilaporkan kepada Komisi etik.
Dr. L seharusnya mencegah conflict of
interest dengan proses blinding
Harus melindungi subjek penelitian.

Kritisi terhadap penelitian


Beneficence
Manfaat < risiko

Non Maleficence
Penelitian dilakukan pada penyakit yang 70% fatal
menggunakan Placebo

Autonomy
Hak subjek penelitian ?
Informed consent ?

Justice
Randomisasi subjek penelitian ?
Conflict of interest
Perlindungan terhadap seluruh subjek penelitian

Peneliti , Sponsor, Komisi


Etik
Harus segera melaporkan serious
adverse event kepada sponsor
Sponsor segera mencari kausanya
dan melaporkan kepada komisi etik
penelitian
Issue atrisi berkaitan dengan
banyaknya drop out

Anda mungkin juga menyukai