Isi Antianemia
Isi Antianemia
PENDAHULUAN
1.1.
sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas dari keberadaan obat.
Dalam penggunaan obat kita harus mengikuti aturan-aturan tertentu, karena obat
dalam penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksin (meracuni tubuh),
sedangkan penggunaan racun dalam jumlah sedikit justru akan menjadi obat bagi
tubuh kita.
Salah satu dari obat yang telah kita ketahui adalah obat yang digunakan untuk
menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah atau sering disebut
Hematinik, obat-obatan itu tidak lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan
kesehatan terutama yang berhubungan dengan darah. Masalah yang berhubungan
dengan darah merupakan masalah yang sangat riskan, karena hubungannya sangat
erat dengan keselamatan jiwa seseorang sehingga ironis sekali apabila terjadi
kesalahan walau hanya sedikit. Hal-hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama
obat, tujuan penggunaan, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian,
serta dosis yang digunakan. Untuk menghasilkan efek terapi yang maksimal.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang calon tenaga kesehatan, dalam hal ini
sebagai seorang perawat. Di mana banyak perawat memiliki peranan penting untuk
memberikan obat kepada pasien secara delegatif. Maka dari itu penting bagi seorang
calon perawat untuk mempelajari tentang ilmu farmakologi, agar kesalahan dalam
praktik pelayanan kesehatan dapat di minimalisir. Dalam makalah ini kami
mengangkat judul Antianemia, antikoagulan dan homeostatik.
1.2.
a.
b.
c.
d.
Rumusan Masalah
Apakan yang dimaksud dengan antianemia ?
Bagaimanakah penggolangan dan mekanisme kerja dari obat-obat antianemia?
Apakan yang dimaksud dengan antikoagulan ?
Bagaimanakah penggolangan dan mekanisme kerja dari obat-obat
antikoagulan?
e. Apakan yang dimaksud dengan homeostatik ?
f. Bagaimanakah penggolangan dan mekanisme
kerja
dari
obat-obat
homeostatika?
Tujuan
1.3.
BAB II
2.1. Antianemia
2.1.a. Pengertian
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang marfologi darah dan
jaringan pembentuk darah. Salah satu contoh penyakit yang berhubungan dengan
kekurangan darah adalah Anemia. Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit hingga di bawah
normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan patofisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesa
yang seksama, pemeriksaan fisik, dan informasi laboratorium. Penyebab tersering
dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara
lain: besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam
kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan
lain-lain. Batas bawah dari nilai normal untuk wanita dan laki laki dewasa berbeda
yaitu:
1. Untuk laki laki dewasa: 13,0 gr/dl.
2. Untuk wanita dewasa: 11,5 gr/dl.
Sel darah merah (eritrosit) dibuat dalam sumsum tulangtulang pipih dan
pembentukan eritrosit ini memerlukan zat besi (FerumFe) untuk pembentukan warna
sel darah merah (hemopoese), sedang asam folat dan vitamin B 12 untuk pembentukan
sel darah merah (eritropoese).
Kekurangan darah atau anemia adalah suatu keadaan kronis, dimana kadar
hemoglobin dan/atau jumlah ertrosit berkurang. Seseorang dianggap menderita
anemia bila kadar Hb < 8 mmol/l pada pria atau <7 mmol/l pada wanita.
Anti anemia merupakan suatu senyawa baik sintesis maupun alamiah yang
bekerja untuk meningkatkan pasokan oksigen dalam darah baik dengan meningkatkan
volume plasma darah ataupun dengan meningkatkan proses pembentukan SDM.
2.1.b. Etiologi
Karena cacat sel darah merah (SDM)
Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiaptiap komponen ini bila mengalami cacat atau kelainan, akan menimbulkan
masalah bagi SDM sendiri, sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana
mestinya dan dengan cepat mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada
umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa protein
yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini menyangkut protein, sedangkan
sintesis protein dikendalikan oleh gen di DNA.
Karena kekurangan zat gizi
Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor
luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan
dalam SDM disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut.
Anemia jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya
memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya,
mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit yang
terjadi.
Karena perdarahan
Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan
kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena
perdarahan besar dan dalam waktu singkat ini secara nisbi jarang terjadi.
Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang
diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan
kanker,
sebab
agen-agen
yang
digunakan
mengganggu
metabolisme sel.
Anemia Mikrositik Hipokrom
Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam
jumlah yang kurang dari normal. Hal ini umumnya menggambarkan
insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan
sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin,
seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin abnormal kongenital).
B. Menurut Brunner dan Suddart (2001)
klasifikasi anemia menurut etiologinya secara garis besar adalah :
a. Anemia Hipoproliferatifa
Sel darah merah biasanya bertahan dalam jangka waktu
yang
normal,
menghasilkan
tetapi
jumlah
sumsum
sel
yang
tulang
adekuat
tidak
jadi
mampu
jumlah
sehingga
menyebabkan
pengurangan
sel
darah
yang
nyaman)
dan
higiene
yang
baik.
Pada
hidup
sel
darah
merah
maupun
defisiensi
eritropoetin.
3) Anemia pada penyakit kronik
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan
dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah
merah dengan ukuran dan warna yang normal). Apabila
disertai dengan penurunan kadar besi dalam serum atau
saturasi
transferin,
anemia
akan
berbentuk
hipokrom
anemia
mikrositik
hipokrom
disertai
penurunan
anemia
defisiensi
besi,
volume
corpuscular
rata-
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Anti anemia adalah
suatu senyawa baik sintesis maupun alamiah yang bekerja untuk meningkatkan
pasokan oksigen dalam darah baik dengan meningkatkan volume plasma darah
ataupun dengan meningkatkan proses pembentukan SDM.
Mekanisme Kerja :
Zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin yang bersama-sama
dengan rantai globin membentuk hemoglobin.
Farmakokinetik
Absorpsi Fe mulai saluran cerna terutama berlangsung di duodenum
dan jejunum proksimal,makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Secara
umum,bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi
rendah,maka lebih banyak Fe diubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah
atau kebutuhan meningkat,maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut
dari sel mukosa ke sum-sum tulang eritropoesis. Eritropoesis dapat meningkat
sampai lebih dari 5 kali pada anemia berat atau hipoksia.
Indikasi
Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia
defisiansi fe penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan
10
Efek samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan
oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan yang
diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala yang timbul dapat berupa mual dan
nyeri lambung ( 7-20% ), konstipasi ( 10% ), diare ( 5% ) dan kolik.
Dosis
Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka
preparat besi untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero
seperti fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini
umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi di antar
garam-garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan
kelarutannya dalam asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat,
karbonat, pirofosfat, ternyata fe sukar diabsorpsi: demikian pula sebagai
garam feri ( Fe3+ ). yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe
yaitu :
Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur
Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu
proses penyerapan.
Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan air jeruk
Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang.
11
ginjal
Absorpsi
Absorpsi tergantung pada faktor intrinsik dan kalsium yang cukup.
Dosis
Kobalamin oral 2 mg per hari selama 1 2 minggu, dilanjutkan 1 mg per hari.
Sianokobalamin parenteral 1 mg per hari selama seminggu, dilanjutkan
3. Asam Folat
Asam folat ( asam pteroilmonoglutamat, pmGA ) terdiri atas bagian-bagian pteridin,
asam paraaminobenzoat dan asam glutamat. Dari penelitian Folat terdapat dalam
hampir setiap jenis makanan dengan kadar tertinggi dalam hati, ragi dan daun hijau
yang segar. Folat mudah rusak dengan pengolahan ( pemasakan ) makanan.
Farmakokinetik
12
Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali, terutama di 1/3 bagian
proksimal usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan
energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi dapat berlangsung secar difusi.
Walaupun terdapat gangguan pada usus halus, absorpsi folat biasanya masih
mencukupi kebutuhan terutama sebagai PmGA.
Mekanisme Kerja :
Folat berperan dalam sintesis nukleoprotein dan pemeliharaan eritropoiesis
normal.
Indikasi
Penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan dan pengobatan
defisiensi folat harus di ingat bahwa penggunaan secara membabibuta pada
pasien anemia pemisiosa dapat merugikan pasien, sebab folat dapat
memperbaiki kelainan darah pada anemia pemisiosa tanpa memperbaiki
kelainan neurologi sehingga dapat berakibat pasien cacat seumur hidup
Kebutuhan asam folat meningkat pada wanita hamil, dan dapat
menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau kurang mendapatkan
asupan asam folat dari makananya. Beberapa penelitian mendapat adanya
hubungan kuat antara defisiensi asam folat pada ibu dengan insisens defek
neural tube, seperti sapina bifida dan anensefalus, pada bayi yang dilahirkan.
Wanita hamil membutuhkan sekurang-kurangnya 500 mg asam folat per hari
suplementasi asam folat di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
untuk mengurangi insidens defek neuran tube.
Efek toksik
Pada penggunaan folat untuk manusia hingga sekarang belum pernah
dilaporkan terjadi. Sedangkan pada tikus, dosis tinggi dapat menyebabkan
pengendapan kristal asam folat dalam tubuli ginjal. Dosis 15 mg pada
manusia masih belum menimbulkan efek toksik.
13
Dosis
Yang digunakan tergantung dari beratnya anemia dan komplikasi yang ada.
Umumnya folat diberikan per oral, tetapi bila keadaan tidak memungkinkan,
folat diberikan secar IM atau SK.
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0,1 mg per oral selama 10
hari yang hanya menimbulkan respons hematologik pada pasien defisiensi
folat. Hal ini membedakannya dengan defisiensi vitamin B12 yang baru
memberikan respons hematologik dengan dosis 0,2 mg per hari atau lebih.
4. Eritropoietin
Eritropoietin, suatu gliko protein dengan berat molekul 34-39 DA, merupakan factor
pertumbuhan hematopoietic yang pertama kali diisolasi.Eritropoietin merupakan
factor pertumbuhan sel darah merah yang diproduksi terutama oleh ginjal dalam sel
peritubuler dan tubuli proksimalis.Dalam jumlah kecil eritropoietin juga diproduksi
oleh hati.untuk kepentingan pengobatan eritripoietin diproduksi sebagai rekombinan
eritropoetin manusia yang disebut epoetin alfa. secara medis, obat antianemia yang
mengandung EPO dapat meningkatkan daya ingat.
Farmakodinamik
Eritroproetin, berinteraksi dengan reseptor eritropoietin pada permukaan sel
induk sel darah merah, menstimulasi poliferasi dan diferensiasi eritroit.
Eritropoietin juga menginduksi pelepasan retikulosis dari sumsum tulang.
Eritrpoietin endogen diproduksi oleh ginjal sebagai respon terhadap hipoksia
jaringan. Bila terjadi Anemia maka eritropoietin diproduksi lebih banyak oleh
ginjal, dan hal ini merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk memproduksi
sel darah.
Farmakokinetik
14
Setelah pemberian intravena masa paruh eritropoietin pada pasien gagal ginjal
kronik sekirar 4-13 jam. Eritropoietin yang dikeluarkan melalui dialisis.
Darbopoietin alfa merupakan eritropoietin bentuk glikolisasi memiliki masa
paruh 2-3 kali eritropoietin.
Indikasi
Eritropoietin terutama di indikasikan untuk anemia pada pasien gagal ginjal
kronik. Pada pasien ini pemberian eritropoietin umumnya meningkatkan kadar
hematokrik dan hemoglobin, dan mengurangi/menghindarkan kebutuhan
transfusi.
Efek samping
Yang paling sering adalah bertambah beratnya hipertensi yang dapat terjadi
pada sekitar 20-30% pasien dan paling sering akibat peningkatan hematokrit
yang terlalu cepat. Meskipun masih kontroversial dilaporkan peningkatan
tendensi trombosit pada pasien dialisis.
5. Obat Lain
Riboflavin
Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme flavo-protein dalam
pernafasan sel. Sehubungan dengan anemia, ternyata riboflavin dapat
memperbaiki anemia normokromik-normo-sitik. Anemia defisiensi riboflavin
banyak terdapat pada malnutrisi protein-kalori, dimana ternyata faktor
defisiensi Fe dan penyakit infeksi memegang peranan pula. Dosis yang
digunakan cukup 10 mg sehari per oral atau IM.
Piridoksin
Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang merangsang
pertumbuhan Heme. Defesiensi piridoksin akan menimbulkan anemia
mikrositik hipokromok. Pada sebagian besar pasien akan terjadi anemia
normoblastik sideroakrestik dengan jumlah Fe non hemoglobin yang banyak
15
16
tromboemboli
vena
selama
operasi
dan
untuk
Mekanisme kerja
Heparin dengan mengikat antitrombin III membentuk kompleks
yang yang berafinitas lebih besar dari antitrombin III sendiri, terhadap
beberapa faktor pembekuan darah aktif, terutama trombin dan faktor Xa.
17
dengan
heparin,
tetapi
terhadap
tromboemboli
sistem
arteri,
Efek
toksik
yang
paling
sering
adalah
perdarahan.
18
19
Efek Nonterapi.
perdarahan: paling sering terjadi di selaput lendir, kulit, saluran cerna dan
saluran kemih.
dikumarol dan warfarin dapat menyebabkan anoreksia, mual, muntah, lesi
kulit berupa purpura dan urtikaria, alopesia, nekrosis kelenjar mama dan
kulit; kadang-kadang jari kaki menjadi ungu.
fenprokumon dapat timbul diare, dermatitis
20
2.3. Hemostatis
2.3.a. Pengertian
21
Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan
proses yang amat kompleks, berlangsung terus menerus dalam mencegah kehilangan
darah secara spontan, serta menghentikan pendarahan akibat adanya kerusakan sistem
pembuluh darah. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit (platelet) serta protein plasma baik yang
menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
2.3.b. Proses Pembekuan Darah ( Koagulasi )
22
b. Aktivator
protrombin
mengkatalisis
pengubahan
protrombin
menjadi
thrombin.
c. Trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi benang
fibrin yang merangkai trombosit, sel darah, dan plasma untuk membentuk
bekuan.
2.3.c. Gangguan Pembekuan Darah
a. Gangguan pada tingkat pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh adanya
kekurangan vitamin C dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu
yang agak lama, yang berujung pada kerapuhan pemmbuluh darah, terutama
pembuluh darah kapiler. Akibatnya, mudah terjadinya pendarahan bahkan
oleh trauma ringan sekalipun.
b. Gangguan pada tingkat trombosit. Hal ini disebabkan adanya penurunan
jumlah trombosit yang mengakibatkan gangguan pada penggumpalan darah.
Faktor penyabab berkurangnya trombosit ini, bisa disebabkan berkurangnya
jumlah megakaryosit yang mana merupakan pembentukan sel asalnya yang
berada di sumsum tulang. Hal ini dinamakan Amegakaryocyte thrombopenia
purpura (ATP). Selain disebabkan oleh Amegakaryocyte thrombopenia
purpura, penurunan jumlah tromosit juga dapat disebabkan karena beberapa
penyakit virus yang mengakibatkan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
Keadaan ini disebut idiopathic thrombocytopenia purpura (ITP) . Salah satu
contohnya adalah pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada DBD
terjadi penurunan tajam dari jumlah trombosit di dalam darah tepi, sehingga
peenderita tiap saat terancam oleh bahaya pendarahan.
c. Pada penyakit pembuluh darah, termasuk aterosklerosis, trombosit cenderung
mudah beragregasi. Gerombolan trombosit ini akan mengendap dan melekat
di suatu tempat, menimbulkan trombus, yang mengganggu aliran darah ke
hilir. Trombus ini dapat terlepas menjadi embolus dapat menimbulkan akibat
yang parah.
d. Gangguan pada faktor penggumpalan. Kelainan ini dapat disebabkan oleh 3
faktor. Pertama, kelainan genetik. Kedua, kelainan karena kerusakan organ
23
yang membuatnya. Dan yang ketiga, kelainan yang disebabkan oleh adanya
masalah pada faktor pendukung proses sintesis.
2.3.d. Obat Hemostatik
Obat hemostatik terbagi dua yaitu :
1. Obat hemostatik lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme hemostatiknya.
a. Hemostatik serap
Mekanisme kerja
Hemostatik serap ( absorbable hemostatik ) menghentikan perdarahan dengan
pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-serat yang
mempermudah bila diletakkan langsung pada pembekuan yang berdarah.
Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan
membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah.
Indikasi
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal
dari pemubuluh darah kecil saja m\isalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahn arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya
cukup besar.
Contoh obat
Antara lain spon, gelatin, oksi sel ( seluloisa oksida ) dan busa fibrin insani
(Kuman fibrin foam ). Spon, gelatih, dan oksisel dapat digunakan sebagai
penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena
tidsk memerlukan penyingkiran tang memungkinkan perdarahn ulang seperti
yang terjadi poada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang sempurna
pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam.
Selulosa oksida dapat memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat
mengakibatkan pembentuksan kista bila digunakan jangka panjang pada patah
tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak
24
dianjurkan intuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang
berbentuk spon, setah dibasahi, dengan tekanan sedikit dapta menutup
permukaan yang berdarah.
b. Astrigen
Mekanisme kerja
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan sehubungan dengan cara penggunaanya, zat
ini dinamakan juga styptic.
Contoh Obat
Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
Indikasi
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi
kurang efektif
bila
dibandinbgkan
dengan
vasokontriktor
yang
digunakan local.
c. Koagulan
Mekanisme kerja
Kelompok ini pada penggunaan lopkal menimbulkan hemostatid dengan
2cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
trombindan secara langsung menggumpalkan fibrinogen. Aktifitor
protrombin,ekstrak yang mengandung aktifator protrombin dapat dibuat
antara laindari jaringan ortak yang diolah secara kering dengan asetat.
Beberaparacun ular memiliki pula aktifitas tromboplastin yang dapat
menimbulkan pembekuan darah. Salah satu conto adalah russells
vipervenomnyang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat
digunakan umpamanyta untuk alveolkus gigi yang berdarah pada
pasienhemofilia.
Cara pemakaian
Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan
pada alveolus sehabis ekstrasi gigi. TRombin zat ini tersedia dalamm
bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak
boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli.
25
d. Vasokonstriktor
Indikasi
Epinetrin dan norepinetrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
Cara pemakaian
Cara penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yangtelah dibasahi
dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yangberdarah.
Vasopresin, yang dihasilkn oleh hipofisis, pernah digunakan untuk
mengatasi perdarahan pasca bedah perslinan. Perkembangan terahir
menunjukkan kemungkinan kegunaanya kembali bila disuntikkan
langsung ke dalam korpus uteri untuk mencegah perdarahan yang
berlebihan selama operasi korektif ginekolog.
Preparat plasma
Preparat plasma untuk Replacement Therapy pada kelainan / kekurangan
faktor pembekuan darah ( transfusi )
Vitamin K
Vitamin K dan turunannya sebagai obat hemostatik, vitamin K memerlukan
waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang
pembentukan faktor-faktor pembekuan darah terlebih dahulu.
Alami :Vit K1 ( phytonadione ) dan Vit K2 ( menadione ), Larut dalam
26
b. Anti fibrinolitik
berlebihan.
Klinis digunakan untuk terapi perdarahan akut pada hemofilia dan perdarahan
lainnya.
Contoh
Etamsilat, Ethamsylate adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran
yang menghambat enzim spesifik postglandin dalam proses sintesanya. Obat
hemostatik ini juga digunakan pada waktu operasi melahirkan sebaik operasi
Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung
merupakan prioritas absolut.
27
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
-
28
3.2. Saran
Untuk mempelajari lebih dalam tentang antianemia, antukoagulan dan
hemostatis anda dapat membaca literature lain yang masih berkaitan dengan judul
tersebut sehingga didapatkan informasi yang lebih luas lagi.
29
DAFTAR PUSTAKA
-
Guyton, Arthur C., dan John E Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Murray Robert K., dkk. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.
Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisologi Konsep
30