Anda di halaman 1dari 12

AKSELERASI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA SD, SMP, SMA, DAN SMK DI KOTA KENDARI

A. Latar Belakang Masalah


Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa. Bunyi ayat ini mengandung makna bahwa secara yuridis
kedudukan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat kuat. Oleh karena
itu, pendidikan agama diwajibkan di semua jenis dan jenjang pendidikan. Untuk itu,
diharapkan bahwa seluruh warga negara yang memasuki semua jenis dan jenjang
pendidikan, kelak setelah menyelesaikan program pendidikannya pada jenis dan jenjang
pendidikan, diharapkan menjadi warga negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa
menurut ajaran agama yang dianutnya. Namun fenomena dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara sejak orde lama, orde baru, hingga era reformasi tampaknya menunjukkan
bahwa system kehidupan beragama warga negara RI pada umumnya masih terdapat
kesenjangan yang amat jauh antara harapan dan kenyataan.
Tentang budaya korupsi yang sejak masa orde lama, pernah dikemukakan oleh
Bapak Proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia Muhammad Hatta, ternyata
hingga sekarang, budaya tersebut masih tertanam kuat dalam sistem kehidupan
berbangsa dan bernegara di tanah air. Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan persoalan korupsi,
sebab para pelaku korupsi itu, semuanya percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan
semuanya tahu bahwa perbuatan korupsi itu bertentangan dengan ajaran Ketuhanan Yang
Maha Esa bagi semua agama yang dianut oleh warga negara RI.
Dalam keadaan semacam itu, terlihat pula bahwa aktivitas keagamaan secara
simbolis semakin marak. Pendidikan dan dakwah-dakwah keagamaan, sarana dan
prasarana keagamaan serta aktivitas-aktivitas ritual-ritual semakin marak bagi umat
Islam, jumlah jamaah haji setiap tahun semakin meningkat. Demikian juga pemakaian
jilbab sebagai salah satu simbol keshalehan individual juga semakin marak. Akan tetapi
dengan adanya budaya korupsi sebagai tindakan kriminal, menunjukkan bahwa
pelakunya itu, khususnya bagi umat Islam belum memiliki keshalehan sosial.
Jadi dalam ajaran Agama Islam yang secara konseptual ajarannya mencakup tiga
wilayah, yaitu: keshalehan individual, keshalehan sosial serta keshalehan yang
berdimensi alam sejagat, secara umum belum tergambar dalam perilaku keberagamaan
umat Islam di tanah air. Hal ini disebabkan oleh karena Islam ideal yang terkandung
1

dalam Al-Quran maupun Al-hadist belum digali secara mengakar melalui pendekatan
esensi dan substansi, dan kelihatannya ajaran agama Islam hanyalah dipahami melalui
pendekatan eksistensi dan simbolisme teologis.
Hal tersebut berimplikasi pada konsep Pendidikan Agama Islam (PAI) yang telah
terumuskan menjadi teori-teori kependidikan agama Islam kurang efektif. Jadi, ketika
konsep

Pendidikan Agama

Islam

yang

terumuskan

tersebut

kurang

efektif,

bagaimanapun ahlinya para pendidik, para penyelenggara pendidikan, pada lembaga


pendidikan keagamaan, maupun pada lembaga pendidikan umum, sudah pasti bahwa
implementasi Pendidikan Agama Islam tersebut juga tidak akan efektif. Oleh karena itu,
secara ontologis ruang lingkup PAI sangat luas sebab berkaitan dengan tujuan penciptaan
makhluk, khususnya makhluk manusia oleh sang Pencipta. Jadi, fokus rumusan konsep
Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA seharusnya dititikberatkan pada persoalan
keimanan, dan amal shaleh.
APBN maupun APBD yang telah menyediakan anggaran pendidikan sebanyak
20%, pendayagunaannya di dalam kegiatan operasional pendidikan tidak akan efektif
jika
tidak diambil langkah-langkah strategis di dalam memacu peningkatan mutu
Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, studi ini difokuskan pada konsep dan
implementasi PAI pada SD, SMP, SMA dan SMK se-Kota Kendari, mengingat jumlah
jam pelajaran yang dialokasikan untuk Pendidikan Agama Islam hanya 2 jam pelajaran
per minggu. Sedangkan, pada Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah sebanyak 6
jam pelajaran per minggu.
Oleh karena itu, pada tahap pertama penelitian ini sangat penting dilakukan pada
SD, SMP, SMA dan SMK di Kota Kendari, untuk dapat melihat berbagai kendala dan
hambatan implementasi PAI pada lembaga pendidikan tersebut sekaligus berusaha
memberikan solusi bagaimana mengatasinya di dalam memacu peningkatan mutu
Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA dan SMK di Kota Kendari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mutu pendidikan agama Islam pada SD, SMP, SMA dan
SMKdi Kota Kendari saat ini?
2. Bagaimana strategi akselerasi peningkatan mutu pendidikan agama
Islam pada SD, SMP, SMA dan SMK di Kota Kendari?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
2

a. Mendeskripsikan mutu pendidikan agama Islam pada SD, SMP,


SMA dan SMKdi Kota Kendari saat ini.
b. Mencari strategi akselerasi peningkatan mutu pendidikan agama
Islam pada SD, SMP, SMA dan SMK di Kota Kendari.
2. Kegunaan
a. Memberi data ilmiah kepada pemerintah tentang mutu PAI pada
SD, SMP, SMA dan SMKdi Kota Kendari saat ini.
b. Menginformasikan tentang langkah strategis yang diambil untuk
peningkatan mutu pendidikan agama pada SD, SMP, SMA dan
SMK di Kota Kendari.
c. Menjadi dasar pengambilan kebijakan bagi para pengambil
kebijakan

guna

percepatan/akselerasi

peningkatan

mutu

pendidikan agama pada SD, SMP, SMA dan SMK di Kota Kendari.
D. Out Put Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melahirkan sebuah buku
panduan akselerasi peningkatan mutu pendidikan agama pada SD,
SMP, SMA dan SMK di Kota Kendari yang dapat dijadikan dasar
pengambilan

kebijakan

bagi

Dinas

Pendidikan

NasionalKota

Kendari.Selanjutnya dapat menjadi panduan bagi kepala sekolah,


pengawas pendidikan agama islam, dan guru pendidikan agama islam
pada SD, SMP, SMA dan SMK se-Kota Kendari.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Terlampir.
F. Kerangka Pikir Penelitian
Terlampir

G. Mutu Pendidikan Agama Islam


Agama Islam sesungguhnya adalah way of life bagi umat Islam
berdasarkan firman Allah yang menegaskan bahwa sesungguhnya
salatku ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
seluruh Alam (Al-Quran dan Terjemah;2002:201).
Atas dasar filosofi ini, pendidikan Agama Islam sebagai sebuah
bidang studi dikonsetualisasikan menjadi teori yang operasional untuk
diimplementasikan dalam praktik pendidikan agama Islam baik pada
jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah maupun
3

jenjang pendidikan tinggi pada sekolah umum. Sementara itu pada


jenis pendidikan agama baik pada tingkat dasar, menengah maupun
pendidikan tinggi penggunaan istilah pendidikan agama Islam sebagai
sebuah bidang studi, tidak berlaku, kecuali pada jenjang pendidikan
tinggi dikenal istilah pendidikan agama Islam, akan tetapi bukan
sebagai bidang studi akan tetapi istilah ini dipakai sebagai mana
jurusan atau program studi. Para pakar berpendapat bahwa ada
perbedaan antara pendidikan dan pengajaran. Letak perbedaannya
antara lain adalah bahwa pengajaran itu mencakup empat ranah
belajar sebagaimana yang digagas oleh UNESCO, yaitu learning to
know, learning to be, learning to do and learning to live together.
Demikian
kecerdasan

pula

pengajaran

intelektual,

belum

tentu

kecerdasan

mampu

spiritual

membentuk

serta

kecerdasan

emosional (Ari Ginarajar)secara terpadu dalam diri peserta didik.


Akan
tetapi
dengan
istilah
pendidikan,
dalam

arti

memanusiakan manusia oleh manusia yang telah memanusia


(Muhyi Batubara), maka terlihat bahwa baik istilah belajar dalam
perspektif

UNESCO

maupun

pengajaran

menurut

Ari

Ginarajar,

tergambar adanya substensi pendidikan, sebab pada konsep ini


tercermin sebuah proses pembentukan manusia yang ideal sesuai
kodrat kemanusiaannya, meskipun hakikat manusia yang ideal secara
praktikal selama hidup ini terkembang tidak akan pernah terwujud
sebab manusia sebagai makhluk pendidik serta makhluk yang
seharusnya dididik, maka ia juga seharusnya memposisikan diri
sebagai makhluk yang senantiasa berupaya mangubah diri untuk
menjadi manusia yang ideal dan menjadikan hidup dan kehidupan
bermakna. Sebagian pakar memang bahwa hidup ini hanya bisa
bermakna menemukan dirinya melalui pengasaan hakikat spiritualitas
keagamaannya yang terdalam. Itulah yang oleh Prof. Azhar Arsyad
sebagai inner capasity yang untuk jelas di bawah ini simaklah konsep
inner capasity Prof. Azhar Arsyad (Azhar : 2009: 63-64) Sebagai
berikut:
Pengesahan

Inner

Capasity

adalah

usaha

pengembangan

kreatifitas, proaktif, (daya hidup dan kewirausahaan), inovasi dan


4

imajinasi (daya pikir dan nalar serta daya kalbu). Pengembangan Inner
Capasity adalah pengembangan yang tidak tangible (tidak observabel)
yakini

tidak

mudah

dideteksi,

namun

secara

nyata

menjadi

kompetensi yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan suatu tugas


tertentu secara tuntas. Ini akan berakhir pada pendidikan untuk
pengembangan berkelanjutan.
Inner capasity terlahir dari daya yang paling dalam dari diri
manusia sebagaimana diungkap oleh Ikhwanushafa merupakan
substasi yang naturnya spiritual (ruhaniyyun), living (hayyatun), and
knowing (allamatun). Hossen Naser menuliskan bahwa the goal of
education is enable the saul to actualine protential prossibilities, there
by perfecting it and preporing it for eternal life. Jadi tujuan pendidikan
adalah membuat potensi-potensi tersebut di atas di mungkinkan aktif
dan tidak tidur menuju kesempurnaan untuk dipersiapkan buat hidup
yang abadi Misi program pengembangan inner capasity adalah
mendidik

seseorang

dikembangkan

secara

memiliki
dinamis

kapasitas
untuk

pribadi

menghadapi

yang

bisa

situasi

yang

berbeda-beda. Program dimaksud dikomprasikan dalam sistem PIKHI


(Pencerahan Iman dan Keterampilan Hidup).
Dalam kaitan dengan pencerahan iman dan keterampilan hidup,
maka Prof. BJ Habibi (Bacharnudin Yusuf) berpendapat tentang konsep
manusia ideal akan melalui pencarian ilmu dan proses pendidikan
adalah

berimbangnya

atara

IMTEKS

dan

IPTEKS

dalam

proses

pencarian ilmu dan kegiatan pendidikan yang ia ibaratkan dengan


sebuah pesawat terbang yang memiliki dua sayap yaitu kalau sayap
kanan adalah IMTAK, maka sayap kirinya adalah IPTEKS, yang
sayapnya harus seimbang agar sayapnya dapat bisa layak terbang.
Konsep yang terurai di atas adalah merupakan penjabaran Way
of life dalam perspekif Islam yang bersumber dari al-Quran, hadis
maupun ijtihad. Namun sebagai sebuah hasil kajian, hal itu tidak
mengenal final, namun demikian konsep tersebut berdasarkan kondisi
masyarakat yang ada dewasa ini khususnya di tanah air, maka konsep
tersebut dapat dijadikan grand consep

dalam merumuskan teori

pendidikan agama Islam yang ideal untuk diimplementasikan pada


pendidikan formal mulai dari SD hingga SMP, SMA, dan SMK.
Jika mengacu pada konsep tersebut di atas, maka tidak akan
terjadi dikotomi keilmuan bidang pendidikan dalam perspektif Islam,
sehingga konsep dan implementasi PAI pada sekolah umum maupun
madrasah, kurikulumnya seharunya terintegrasi antara pendidikan
agama dan pendidikan umum dalam arti dimensi akseologi yaitu
aspek nilai-nilai dalam proses pendidikan sebagai implementasi dari
konsep kurikulum integralistis terpadu dengan dua pilar yaitu IMTEK
dan IPTEKS akan menjadikan proses pembelajaran apapun jenis bidang
studinya agar jati diri dan kepribadian atau caracter building dapat
tumbuh dan berkembang melalui penghayatan ilmu pengetahuan dan
teknologi,

nilai-nilai

religius

serta

nilai-nilai

etika

sosial

secara

berimbang.
Oleh karena itu maka segenap yang terlihat langsung dalm
pengelolaan pendidikan mulai top leader, midle leader, lower leader
maupun pelaksana teknis segenap komponen tenaga kependidikan
dituntut agar memiliki komitmen yang kuat dalam mengembangkan
visi dan misi pendidikan agama Islam berbasis kurikulum integralistik,
sehingga segenap input, proses maupun out-put harus merupakan
sebuah sistem yang bertolak dari komitmen yang kuat dalam
mengimplementasikan visi dan misi tersebut secara berkelanjutan
antar berkesinambungan sebab hidup dan kehidupan di dunia fana ini
adalah sebuah proses yang menuju kesempurnaan yng tidak
mengenal final.
Jadi senauh mana kurikulum pendidikan agama Islam dapat
diintegrasikan kurikulum pendidikan umum, maka sejauh itu pula
tingkat efektifitas pendidikan agama Islam pada sekolah umum
berdasarkan konsep pendidikan agama Islam bertolak dari visi dan
misi yang pilarnya ditegakkan di atas seseimbangan antara IMTAK dan
IPTEKS.
1. Jenis Penelitian

Jenis

penelitian

ini

adalah

penelitian

terapan

(applied

research, practical research) yaitu penyelidikan yang hati-hati,


sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan
tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini di SD, SMP, SMA, SMK se-Kota Kendari.
b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah selama 6 bulan,
terhitung mulai bulan Juni sampai dengan November 2013.
Jadwal Penelitian terlampir.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru PAI negeri di Kota
Kendari dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK se-Kota Kendari dan
sekaligus menjadi sampel penelitian ini.
4. Teknis Pengumpulan Data
a. Observasi, yakni pengamatan langsung ke madrasah-madrasah
negeri yang ada di wilayah Kota Kendari.
b. Deep Interview, yakni dengan sistem tanya jawab bebas atau
mendalam kepada informan (sumber data) untuk memperoleh
data yang dibutuhkan.
c. Angket, yaitu pengumpulan data dengan mengedarkan angket
kepada responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
d. Dokumentasi, yakni studi dokumen yang dimiliki sekolah.
5. Teknik Analisis Data
Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan model spradley
(1980) yaitu:
1. Analisis demaun,
2. Analisis tahsangmi, dan
3. Analisis kamdameusial.
Sedangkan lata kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji ratarata dan presentasi.
H. Personalia Peneliti
a. Penanggung Jawab
b. Pengarah
c. Tenaga Ahli
d. Ketua
e. Anggota
7

: Prof. Dr.H. Anwar Hafid, M.Pd.


: Prof. Dr.H. Jafar Ahiri, M.Pd.
: Prof. Dr.H. Abdullah Al-Hadza, M.A.
: Dr. Mustafa, P., M.Ag.
:1. Sodiman, M.Ag.
: 2. Dra. Neo Lasang.

f. Staf Sekretariat:

:
:
:
:

3. Drs. Samsu, M.Pd.


4. Muh. Yusuf, S.Ag. M.Pdi.
1. Abdul Fattaah, ST.
2.Wardin, S.Ag.

I. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


TAHAP PENELITIAN
I.

KEGIATAN

BIAYA DALAM Rp

PERSIAPAN PENELITIAN
1. Pembuatan Proposal

5.000.000

2. Seminar Proposal

3.000.000

3. Penyempurnaan Proposal

2.000.000

4. Pembuatan Instrumen

2.000.000

5. Seminar Instrumen

1.000.000

6. Uji Coba Instrumen


7. Pengadaan Literatur
Pendukung

2.000.000

8. Mengurus Perizinan

2.000.000

4.000.000

9. Alat Tulis Kantor (ATK)

15.000.000

1. Transport dan Akomodasi


Pengumpulan Data

36.000.000

2. Pengolahan dan Analisa Data

27.000.000

II. PELAKSANAAN PENELITIAN

3. Seminar Progres

5.000.000

III. PENULISAN LAPORAN DAN SEMINAR HASIL PENELITIAN


1. Penulisan Laporan
2. Seminar Hasil
3. Penyempurnaan Laporan

5.000.000
10.000.000
3.000.000

4. Penggandaan Laporan

10.000.000

5. Publikasi Hasil Penelitian

13.000.000

1. Penanggung Jawab

10.000.000

2. Pengarah

10.000.000

3. Tenaga Ahli

10.000.000

III.HONORARIUM

4. Anggota Tim

6.000.000

5. Observer Lapangan

4.000.000

6. Staf Kantor

7. 7. Ketua Tim
Jumlah Total

J. Jadwal Penelitian
9

5.000.000
10.000.000

200.000.000

Terlampir

K. Daftar Pustaka
Abu Bakar dan Taufani C. Kurniatun. 2010. Manajemen Keuangan
Pendidikan dalam
Dadang Suhardan et.al., Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Al-Hadza, Abdullah. 2006. Dimensi-Dimensi Kardinal dalam Pendidikan
Nasional. Makassar: PT. Umitoha Ukhuwa Grafika.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Batubara, H. Muhyi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Ciputat Press.
Risay, Aletta and Mallack. 1991. The Quality of Education in
Developing Countries; Revie of Some Research Studes and
Policy Document. Paris: International Institut for Educational
Palnning.
Ruky, Achmad S. 2006. Sistem Manajemen Kinerja, Performance
Management Sistem, Panduan Praktis untuk Merancang dan
Meraih Kinerja Prima. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hasibuan, Lias. 2004. Melejitkan Pendidikan; Refleksi Relevansi, dan
Rekontruksi Kurikulum. Jambi: SAPA Project.
McMohan, Walter W. Boediono and Don Aadam. 1992. Improving The
Conference and Internal Efficiency of Education, Volue III.
Conference on Information System an Policy Analysis, June 29July 3. Yogyakarta, Indonesia. Muharam, Laode. Dkk. 2004.
Analisis Kebijakan Pendidikan Dasar 9 Tahun di Sulawesi
Tenggara. Kendari: Badan Riset Daerah Sulawesi Tenggara.
Muharam, Laode. Dkk. 2004. Analisis Kebijakan Pendidikan Dasar 9
Tahun di Sulawesi Tenggara. Kendari: Badan Riset Daerah
Sulawesi Tenggara.
Purwadi, Agung. Dkk. 2002. Aanalisis Mutu Pendidika. Jakarta: Pusat
Penelitian Kebijakan Barat Litbang Depdiknas.
Pusat Informatika. 1992. Indikator Mutu dan Efisensi Pendidikan
Sekolah Dasar di Indonesia (Laporan Analisis Tahap Awal).

10

Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Indikator Mutu Sekolah


Dasar dan Madrasah Ibidaiyah.
Salomon, L.C. 1987. The Quality of Education; Psachropoulus,
Economic of Education; Research and Studies. Oxford:
Pergamon Press. UK.
Salusu, J. 2005. Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi
Publik dan Organisasi-organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo.
Santing, Waspada, et.al (ed.). Jejak Langka Sang Pemimpi, Refleksi
Kepemimpinan Azhar Arsyad. Makassar: Alauddin Press.
Suprapto. 2002. Analisis Kebijakan Tentang Mutu Pendidikan.Media
Jarlit No 2 Tahun VI, April 2002.
Suryadi, A. 1987. Studi Mutu Pendidikan Dasar, Konsepsi Penelitian.
Jakarta: Pusat Informatika Depdikbud.
Suryadi, Ace dan H.A.R. Tilaar. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan,
Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suryanto. 2006. Dinamika Pendidikan Nasional dalam Percaturan
Dunia Global. Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP)
Muhammadiyah.
Syarifuddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: PT.
Ciputat Press.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan.
Edisi II. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, Abdul Azis. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan
Pendidikan, Telaah Terhadap Organisasi dan Pengelolaan
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali
Press.
Wibowo.2008.Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Windham, Douglas M. 1998. Indicators of Educational Effectiveness
and Efficiency. USAID.
Zulkifli. 2008. Analisis Kebijakan dan Pengambilan Keputusan. Kendari:
CRESE Press.
UUD. 1945. Tentang. Dasar Negara Republik Indonesia. Jakarta:
11

Sprodly, J.B. 1980. Partician obvercation. New York:

12

Anda mungkin juga menyukai