Hormon Tiroid1
Hormon Tiroid1
Triiodotironin (T3)
Tetraiodotironin (T4)
Yodida dengan jumlah sangat kecil dapat masuk dengan cara difusi. Bila
tidak disatukan ke dalam DIT atau MIT (hanya sekitar <10%), mereka juga
bisa meninggalkan tiroid dengan bebas melalui proses difusi.
Transporter yodida dapat dihambat oleh molekul perklorat (ClO4-),
perrhenat (ReO4-) dan perteknetat (TcO4-). Ketiganya bersaing untuk
mendapatkan transporter yodida dan dipekatkan dalam tiroid.
Oksidasi Yodida
Oksidasi yodida terjadi pada permukaan lumen sel folikular dan melibatkan
enzim peroksidase
Oksidasi yodida dihambat oleh obat-obatan antitiroid (golongan tiourea)
yaitu tiourasil, propiltiourasil dan metimazol
Iodinasi Tirosin
Yodida yang teroksidasi akan bereaksi dengan tirosin dalam tiroglobulin
dengan melibatkan enzim tiroperoksidase.
Kemudian terjadi reaksi organifikasi yaitu pembentukan MIT dan DIT, terjadi
dalam waktu beberapa detik saja.
Perangkaian iodotirosil
2 molekul DIT membentuk T4 dan 1 molekul DIT ditambah 1 molekul MIT
membentuk T3
Enzim yang berperan dalam perangkaian ini belum diketahui pasti,
diperkirakan tiroperoksidase juga.
Obat yang menghambat perangkaian ini juga diperkirakan sama dengan
obat yang menghambat oksidasi yodida yaitu dari golongan tiourea.
Hormon tiroid (T3 dan T4) yang terbentuk tetap menjadi bagian integral
tiroglobulin sampai saatnya diurai dan dilepas ke dalam darah dengan
proses hidrolisis.
Hidrolisis tersebut dirangsang TSH dan dihambat oleh yodida. Kalium
yodida digunakan untuk menghambat pembentukan hormone tiroid pada
penderita hipertiroidisme.
b. Biosintesis Tiroglobulin
Tiroglobulin disintesis di bagian basal sel kemudian bergerak ke lumen dan
disimpan di koloid ekstrasel.
2|Page/rosiana_biokimia hormon_09
3|Page/rosiana_biokimia hormon_09
PATOFISIOLOGI
Goiter
Merupakan pembesaran tiroid (penyakit gondok). Penyakit ini menunjukkan
adanya suatu upaya untuk mengimbangi penurunan hormone tiroid, sementara
TSH naik. Ada beberapa kerusakan dalam penyakit ini:
Dalam kondisi semakin parah penyakit ini dapat berlanjut menjadi hipotiroidisme.
Dapat diatasi dengan hormone tiroid eksogen.
Hipotiroidisme
Dapat disebabkan karena kegagalan tiroid tapi bisa pula disebabkan karena
penyakit pada hipofisis atau hipotalamus. Pada hipotiroidisme laju metabolic
basal (Basal metabolic rate/BMR) menurun. Gambaran klinis yang menonjol
adalah :
hipertensi diastolic
perilaku lamban
mudah mengantuk
konstipasi
4|Page/rosiana_biokimia hormon_09
gelisah
insomnia
kelemahan
5|Page/rosiana_biokimia hormon_09
PARATHYROID HORMONE
Paratiroid
hormone
(PTH)
merupakan
hormone
yang
berperan
dalam
2+
PTH bekerja melalui reseptor membran. Reseptor ini hanya terdapat pada tulang
dan ginjal.
Interaksi hormone reseptor mengaktifkan adenilil siklase membentuk cAMP
sebagai messenger.
SINTESIS, SEKRESI DAN METABOLISME PTH
PTH disintesis dengan 84 asam amino. PTH1-34 memiliki aktivitas biologic penuh,
PTH25-34 bertanggungbjawab atas pengikatan reseptor.
Prekursor langsung PTH adalah proPTH dengan ujung terminal amino yang
bersifat sangat alkalis terdiri dari 115 asam amino. Prekursor proPTH adalah
preproPTH yang memiliki 25 asam amino pada ujung terminal amino dan bersifat
hidrofobik sebagai sinyal atau pemandu.
PreproPTH dipindahkan ke dalam reticulum endoplasma. Selama proses
pemindahan ini 25 asam amino pemandu dikeluarkan hingga tersisa proPTH.
ProPTH kemudian diangkut ke dalam apparatus golgi dan di dalam apparatus
golgi enzim akan mengeluarkan extension pro sehingga tersisa PTH yang matur.
PTH dilepaskan dari aparatus golgi di dalam vesikel sekretorik dan akan
mengalami 3 peristiwa yaitu : pengangkutan ke dalam depot penyimpanan,
penguraian dan sekresi langsung.
6|Page/rosiana_biokimia hormon_09
7|Page/rosiana_biokimia hormon_09
PATOFISIOLOGI
hipoparatiroidisme
Merupakan keadaan kekurangan paratiroid hormone.
Tanda biokimiawi
berupa penurunan ion kalsium dalam serum dan kenaikan fosfat dalam
serum. Gejalanya meliputi :
hiperparatiroidisme
Merupakan kondisi dimana produksi PTH berlebihan, biasa disebabkan oleh
adenoma paratiroid, hyperplasia paratiroid atau produksi ektopik PTH atau
PTHRP (PTH related peptide), suatu peptide yang mirip PTH. PTHRP banyak
ditemukan pada berbagai karsinoma.
Tanda bioimiawi hiperparatiroidisme adalah kenaikan ion kalsium serum dan
PTH serta penurunan kadar fosfat serum.
Gejala yang muncul pada hiperparatiroidisme yang berlangsung lama
mencakup resorpsi ekstensif tulang dan beberapa akibat pada ginjal termasuk
batu ginjal, nefrokalsinosis, infeksi pada traktus urinarius dan penurunan
fungsi ginjal.
Hiperparatiroid sekunder ditandai oleh hyperplasia kelenjar paratiroid,
hipersekresi PTH dapat dilihat pada penderita gagal ginjal progresif. Kondisi
ini dapat terjadi karena absorbs kalsium dalam usus tidak efisien dan sebagai
8|Page/rosiana_biokimia hormon_09
Kalsitriol (1,25(OH)2-D3)
Kalsitriol berperan dalam absorbsi kalsium dan fosfat di usus. Kalsitriol disekresi
dalam kulit, hati dan ginjal. Sekresinya memerlukan vitamin D dan sinar
matahari. Hormon ini bekerja melalui ikatan dengan reseptor intrasel. Kompleks
hormone reseptor terikat dengan unsur respon vitamin D yang spesifik
mempengaruhi transkripsi gen. Sasarannya adalah gen yang terlibat dalam
pengangkutan kalsium ke dalam dan keluar usus (CBP=Calcium Binding
Protein).
Kelainan yang terjadi pada usia anak-anak berupa rakhitis (riketsia), terjadi
karena defisiensi vitamin D sehingga pembentukan kalsitriol terganggu. Ditandai
dengan kadar kalsium dan fosfor yang rendah dalam plasma darah dan tulang
yang mineralisasinya buruk disertai dengan deformitas skeletal.
Pada orang dewasa defisiensi vitamin D menyebabkan osteomalasia. Pada
kondisi ini penyerapan kalsium dan fosfor menurun, demikian juga kadar
keduanya dalam cairan ekstrasel. Akibatnya proses mineralisasi tulang
terganggu dan tulang akan memiliki struktur yang lemah.
Kalsitonin
Merupakan peptide dengan rangkaian 32 asam amino yang disekresikan oleh sel
C parafolikel kelenjar tiroid manusia (kadang pada kelenjar paratiroid atau timus)
tapi jarang. Kalsitonin diperkirakan berperan dalam metabolism kalsium dalam
tubuh, namun mekanisme kerjanya masih belum jelas, meskipun telah banyak
dilakukan penelitian terhadap hormone ini.
9|Page/rosiana_biokimia hormon_09