Anda di halaman 1dari 3

Refrat

GAMBARAN RADIOLOGIS PADA SINUSITIS

Disusun Oleh :
Pritami

G99141112

Sylva Medika P

G99141113

Faris Khairuddin S

G99141114

Icha Dithyana

G99141115

Rio Nanda P

G99141115

Pembimbing:
Amelia Tjandra,dr.,SpRad
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN / SMF RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

Sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit


yang terjadi di daerah sinus. Sinus atau sering pula disebut dengan sinus
paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang
tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak.
Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Rasa sakit di bagian dahi, pipi,
hidung atau daerang diantara mata terkadang dibarengi dengan demam, sakit kepala,
sakit gigi atau bahan kepekaan indra penciuman kita merupaan salah satu gejala
sinusitis. Terkadang karena gejala yang kita rasakan tidak spesifik, kita salah
mengartikan gejala-gejala tersebut dengan penyakit lain sehingga membuat penyakit
sinusitis yang diderita berkembang tanpa diobati.
Sinusitis bisa disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Streptococcus
pneumoniae, Haemophillus influenza, dan Streptococcus group A merupakan contoh
bakteri yang dapat menyebabkan sinusitis. Selain bakteri tersebut ada juga bakteri
anaerob yang dapat menyebabkan sinusitis yaitu fusobakteria. Untuk virus yang dapat
menyebabkan sinusitis adalah Rhinovirus, influenza virus, dan parainfluenza virus.
Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan studi dan
penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati
penyakit. Pencitraan radiologi sangat berguna dalam membantu penegakan diagnosis
sinusitis. Pencitraan ini juga membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
sinusitis. Pencitraan radiologi yang dapat digunakan antara lain foto polos posisi
waters, PA dan lateral,

atau CT scan. CT scan sinus merupakan gold standard

diagnosis sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit
dalam hidung dan sinus secara keseluruhan dan perluasannya. Namun karena mahal
hanya dikerjakan sebagai penunjang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik

dengan pengobatan atau pra-operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi
sinus.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sinusitis adalah suatu peradangan yang terjadi di daerah sinus paranasal.
2. Sinusitis bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, antara lain bakteri
anaerob, bakteri aerob, virus, dan jamur.
3. Pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan untuk diagnosis sinusitis adalah foto
polos posisi waters, PA dan lateral, atau CT scan. CT scan sinus merupakan gold
standard diagnosis sinusitis.
4. Prognosis untuk penderita sinusitis akut yaitu sekitar 40 % akan sembuh secara
spontan tanpa pemberian antibiotik. Sedangkan prognosis untuk sinusitis kronik
yaitu jika dilakukan pengobatan yang dini maka akan mendapatkan hasil yang
baik.

Anda mungkin juga menyukai