Anda di halaman 1dari 18

PEMBUATAN LARUTAN

PEMBUATAN LARUTAN

https://tonimpa.wordpress.com/2013/04/08/laporan-distilasicampuran-biner/LAPORAN

PRAKTIKUM
KIMIA FISIK

DISTILASI CAMPURAN BINER


Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum kimia fisik yang diberikan oleh
Bapak Harita N Chamidy LRSC, MT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
WYNNE RAPHAELA
LEVINA CAHYANI

NIM 131424027
NIM 131424028

RIDHA N DARMAWAN NIM 131424029

D 4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PEMBUATAN LARUTAN

Tahun Ajaran 2013 - 2014

DESTILASI CAMPURAN BINER

Tujuan Percobaan

Mengukur indeks bias suatu larutan menggunakan alat refraktometer dengan benar
Malakukan percobaan destilasi fraksionasi pada campuran biner
Membuat diagram titik didih terhadap komposisi berdasarkan percobaan

Dasar Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahanbahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) suatu bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton.
Distilasi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner, dimana
zat yang digunakan adalah campuran alcohol dan aseton dengan komposisi yang variasi.
Campuran azeotrop adalah campuran suatu zat dimana zat tersebut memiliki titik didih
minimal atau titik didih maksimal. Susunan campuran azeotrop tergantung dari tekanan yang
dipakai untuk membuat larutan- larutan dengan konsentrasi tertentu. Azeotrop merupakan

PEMBUATAN LARUTAN

campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa
berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang
dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering
disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran
tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point


campuran

pada

kondisi

sebelum

mencapai

azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan


uapnya dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap
cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan
terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian
dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop,
proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas,
titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid.
(ditandai dengan garis vertikal putus-putus)
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan
atmosfer.

PEMBUATAN LARUTAN

Alat dan Bahan


alat
reaktor
kondensor
Kolom fraksionasi
termostat
selang
Adaptor pendingin
Adaptor penampung
destilat
Waterbatch (penangan
air)
termometer
Refraktometer
Pipet tetes
Labu penampung
destilat
Pipet ukur volume
Gelas ukur
Gelas kimia

kuantitas

1 buah
2 buah

1 buah
1 buah
1 buah
2 buah

1 buah
1 buah
2 buah

bahan
aseton
Kloroform

kuantitas
100 ml
100 ml

PEMBUATAN LARUTAN

LANGKAH KERJA

PEMBUATAN LARUTAN

mm enyiem bera pkani vaselsemi n uapada


mm enent
em buatu kankomi nposidekss i bicama s setpuriaa np asetkom oposin dans i kl o r o f o r m dal a m
mpermseterengecek
alr a angkaitakanageln a s
li aaptngkaia samkomn yangbungan
posi
s
i
rmme enggunakan
aktenghento r adengan
per
b
andi
n
gan
(
k
om
posi
s
i
t
e
r
l
a
m
pi
r
)
encat
t
t
i
t
i
k
di
d
i
h
r
e
f
r
a
kt
o
m
et
e
r
.
cat
a
t
hasi
l
n
ya.
i
k
an
pr
o
ses
dest
i
l
a
si
,
destmdiyangm pemenentakaii lberat esiluasfkanhir a dikanksibi nuatodeksdannasi bi a s r e si d u dan dest i l a t dar i set i a p
disetp ianaskan
hi
n
gga
aset e l pa hkomkel uposiar dests i i l a t seki t a r
komm emendiposiberd ihse iskandan tme encat
a
t
i
n
deks
bi
a
snya
m pat
ker j a

PEMBUATAN LARUTAN
Aseton (mL)

6 4

2 0

4 6

8 1

0
kloroform(m

L)

KOMPOSISI CAMPURAN

Keselamatan Kerja

PEMBUATAN LARUTAN

1. Melihat MSDS bahan yang akan digunakan


2. Menggunakan jas lab
3. Menutup reactor setiap komposisi dengan alumunium foil sebelum
didestilasi, karena aseton dan kloroform mudah menguap dan mudah
terbakar
4. Memberi vaselin pada setiap sambungan gelas
5. Memggunakan waterbatch / penangas air pada saat destilasi
6. Membuang sisa zat ke botol yang telah disediakan

PENGOLAHAN DATA
a. Data Pengamatan
1. Data berdasarkan literatur

N
o

1
2

Nama

Rumus

zat

molekul

Aseton

Titik

Massa

Densitas

molekul

didih

(gram/cm )

(gram/mol)

(oC)

CH3COCH3

58

0,790

56,53

CHCl3

119,5

1,48

61,2

klorofor
m

2. Data Indeks bias


No

Keterangan

Komposisi

Aseton (mL)

10

Kloroform (ml)

10

Indeks bias ()

17,7

26,1

35,5

42,0

44,2

61,0

PEMBUATAN LARUTAN

3. Penentuan titik didih

Aseton

Kloroform

Titik didih

(mL)

(mL)

(C)

Indeks bias

Indeks bias

residu

distilat

()

()

10

54,0

17,3

17,7%

56,0

23,8

27,2%

57,0

33,6

38,9%

60,0

44,9

44,5%

61,0

48,6

10

58

60,5

b. Pengolahan Data
1. Aseton 10 mL : kloroform 0 mL
Mol
- Volume 0 mL kloroform
Berat etanol
=xV
= 1, 48 x 0
= 0 gram

- Volume 10 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 10
= 7,9 gram

10

PEMBUATAN LARUTAN

Mol kloroform =
=

berat
mr

0
119,5

= 0 mol
Fraksi mol
X aseton

berat
mr

mol aseton =
7,9
58

=0,136 mol
=

molaseton
molaseton+ mol klorofrom

0,136
0,136+0

= 1 mol

2. Aseton 8 mL : Etanol 2 mL
Mol
- Volume 2 mL kloroform
Berat kloroform = x V
= 1,48 x 2
= 2,96 gram
Mol kloroform

berat
mr

- Volume 8 mL Aseton
berat aseton = x V
= 0,79 x 8
=6,32gram
mol aseton =

berat
mr

2,96
= 119,5
= 0,0247 mol
Fraksi mol
X aseton

=
=0,109mol

molaseton
= molaseton+ mol kloroform
=

0,109
0,109+ 0,0247

= 0,795 mol
3. Aseton 6 mL : kloroform 4 mL
Mol
- Volume 4 mLkloroform
Berat etanol
=xV
= 1,48 x 4

- Volume 6 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 6

6, 32
58

11

PEMBUATAN LARUTAN

= 5,92 gram
mol etanol

berat
mr

5,92
119,5

=4,74gram
mol aseton

= 0,049 mol
Fraksi mol
X aseton

berat
mr

4,74
58

=0,081 mol

molaseton
= molaseton+ moletanol
=

0,081
0,081+ 0,049

= 0,623
mol
4. Aseton 4 mL : kloroform 6 mL
Mol
- Volume 6 mL kloroform
Berat kloroform = x V
= 1,48 x 6
,
= 8,8 gram
mol etanol

berat
mr

8,8
119,5

- Volume 4 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 4
= 3,16gram

= 0,074 mol
Fraksi mol
X aseton

molaseton
molaseton+ mol kloroform

0,054
0,054+0,074

mol aseton

berat
mr

3, 16
58,089

=0,054 mol

= 0,421 mol
5. Aseton 2 mL : kloroform 8 mL
Mol
- Volume 8 mL kloroform
Berat kloroform = x V
= 1,48 x 8
= 11,84 gram

- Volume 2 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 2
=1,58gram

12

PEMBUATAN LARUTAN

mol kloroform

berat
mr

11,84
119,5

mol aseton

= 0,099 mol
Fraksi mol
X aseton

berat
mr

1,58
58,089

=0,027mol

molaseton
= molaseton+ moletanol
=

0,027
0,027+0,099

= 0,214 mol
6. Aseton 0 mL : kloroform 10 mL
Mol
- Volume 10 mL kloroform
Berat kloroform = x V
= 1,48 x 10
= 14,8 gram

mol kloroform

berat
mr

14,8
119,5

- Volume 0 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 0
= 0 gram

= 0,123 mol
Fraksi mol
X aseton

=
=

molaseton
molaseton+ moletanol
0
0+0,123

= 0 mol

mol aseton

=0 mol

berat
mr

0
58,089

13

PEMBUATAN LARUTAN

PEMBAHASAN
Dalam distilasi, campuran dua zat (biner) dididihkan sehingga menguap dan uap ini
kemudian mengalir ke tempat dengan tekanan yang lebih rendah (ke arah tabung distilat). Dalam
perjalanannya uap zat yang memiliki titik didih lebih rendah mengalami penurunan suhu
sehingga terjadi kondensasi yang menyebabkan uap tersebut mencair kembali. Pendingin
tersebut berasal dari air yang mengalir berlawanan arah dengan arah uap tersebut sehingga
pendinginan lebih efektif.
Prinsip dasar dari destilasi ini adalah sejumlah tertentu campuran yang akan dipisahkan,
dicampurkan dalam reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu tertentu, sehingga didapat destilat
yang di inginkan lalu dicatat suhunya. Karena destilasi merupakan suatu metode pemisahan fasa
cair-cair, berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen alat destilasi terdiri atas reaktor ( tempat
untuk mereaksikan sekaligus tempat untuk memanaskan), kemudian diatasnya ada termometer,

14

PEMBUATAN LARUTAN

yang berfungsi untuk megukur suhu uap yang menguap akibat pemanasan. Kemudian ada
komponen yang berfungsi untuk mendinginkan uap hasil pemanasan menjadi embun-embun
yang bersatu menjadi tetesan-tetesan larutan. Karena kondensor untuk destilasi dipasang miring,
sehingga tetesan-tetesan zat hasil pendinginan tersebut mengalir menuju ke adapter. Adapter
adalah alat yang menghubungkan antara kondensor dengan penampung destilat, sehingga semua
destilat dapat terkumpul dalam satu penampung.
Pada praktikum kali ini zat yang digunakan yaitu aseton dan etanol. Campuran zat tersebut
memiliki titik didih yang berdekatan (56,53oC dan 78,40oC), sehingga biasa disebut campuran
azeotrop. Campuran azeotrop merupakan campuran dua atau lebih komponen pada komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Oleh karena
itu, pemisahan dilakukan dengan cara kolom fraksionasi. Distilasi fraksionasi merupakan suatu
metode pemisahan zat berdasarkan perbedan titik didih yang bedekatan. Adapun prinsip kerja
dari pemisahan dengan distilasi fraksionasi yaitu pemisahan suatu campuran dimana komponenkomponennya diuapkan dan diembunkan secara bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, distilasi
ini menggunakan kolom vigreux. Sedangkan zat yang dapat dipisahkan melalui alat distilasi
faksionasi adalah zat yang mudah menguap dan memiliki perbedaan titik didih yang saling
berdekatan.Karena zat yang dianalisa merupakan 2 buah campuran zat dengan variasi
konsentrasi tertentu dengan titik didih aseton sebesar 56,53 oC dan alcohol memilkik titik didih
sebesar 78,4oC sehingga campuran tersebut sering disebut azeotrop.
Prinsip kerja dari kolom fraksinasi ini adalah mendinginkan uap yang terbentuk dengan
jonjot-jonjot yang terdapat pada kolom fraksinasi, yang berhubungan langsung dengan udara
luar, sehingga fungsinya hampir sama dengan kondensor udara, yang dapat mengembunkan uap
dalam jumlah yang relatif sedikit dan pada suhu tertentu. destilasi fraksionasi adalah
memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya.
Pada proses distilasi campuran biner yang pertama keluar sebagai distilat adalah aseton.
Hal ini disebabkan karena aseton memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu sebesar 56,53oC
dibandingkan dengan kloroform yaitu sebesar 61,2 oC, sehingga aseton menguap terlebih dahulu.
Pada penentuan titik didih campuran, titik didih dilihat pada saat terjadinya tetesan pertama, hal
ini menunjukkan telah tercapai nya titik didih campuran.

15

PEMBUATAN LARUTAN

Fraksi mol aseton terhadap titik didih menunjukkan bahwa semakin kecil fraksi mol zat
dengan titik didih lebih rendah (aseton) menyebabkan titik didih campuran menjadi lebih besar.
Ini dapat dijelaskan dengan hukum raoult.

Pengaruh Fraksi Mol Terhadap Titik didih


62
60
58
Titik didih oC

56

Titik didih

54
52
50
0

0.2 0.4 0.6 0.8

1.2

Fraksi Mol Aseton

Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar fraksi mol menyababkan titik didih
larutan menjadi lebih rendah. Tetapi pada fraksi mol aseton = 0 titik didihnya malah turun yaitu
58 C, mungkin terjadi ke kurang teitian saat menghitung titik didh.
Sehinga tidak sesuai teori, dimana seharusnya semakin besar fraksi mol
maka titik didih akan semakin rendah.

Adanya zat terlarut dengan titik didih lebih tinggi di dalam suatu pelarut dapat menurunkan
tekanan uap pelarut. Tekanan uap aseton lebih besar dari tekanan larutan yang mengandung
alkohol, dan adanya kesetimbangan dinamis antara fasa uap dan cairannya. Oleh karena tekanan
uap aseton lebih besar dari tekanan uap larutan aseton-alkohol maka untuk mencapai keadaan
kesetimbangan, uap aseton akan diserap oleh larutan aseton-alkohol sampai tekanan uap di atas
permukaan kedua cairan itu sama dan setimbang. Proses tersebut menghasilkan perpindahan
molekul-molekul aseton dari pelarut murni melalui fasa uap ke dalam larutan aseton-alkohol
sampai tekanan uap pada kedua permukaan cairan mencapai kesetimbangan.
Mengenai besarnya indeks bias, dapat dilihat ditabel pengamatan bahwa indeks bias residu
sebelum dan setelah dipanaskan dengan komposisi yang sama memiliki hasil yang berbeda.
Indeks bias sebelum pemanasan lebih kecil dibandingkan indeks bias setelah dipanaskan. Hal ini
dikarenakan pada saat melakukan pemanasan, aseton menguap lebih cepat sehingga yang tersisa
dalam residu yaitu sebagian aseton yang tidak menguap dan kloroform. Sehingga indeks bias

16

PEMBUATAN LARUTAN

menjadi naik, sesuai dengan indeks bias kloroform yang besar. Hubungan indeks bias terhadap
kemurnian tidak bisa diukur dengan kuantitatif, yang dapat dihitung adalah selisih indeks bias
antara distilat terhadap zat murninya. Makin besar selisihnya menunjukkan makin kecil
kemurniannya.

VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan telah disimpulkan bahwa :

1. Semakin besar titik didih suatu campuran maka semakin besar pula indeks biasnya.
2. Titik didih campuran dipengaruhi oleh susunan senyawa-senyawa pembentuk campuran
tersebut. Dan titik didih campuran berada di range titik didih satu zat penyusun dengan
zat penyusun lainnya dalam campuran tersebut.
3. campuran antara aseton dan kloroform merupakan campuran azeotrop
4. Metode fraksionasi merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan
campuran aseton dan kloroform berdasarkan titik didih yang berdekatan.

17

PEMBUATAN LARUTAN

DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk praktikum Kimia Fiska program studi TKPB Politeknik Negeri Bandung
http://myblogblogrosita.blogspot.com/2011/11/laporan-lengkap-pembuatan-larutan-baku.html
http://suhardaniati.blogspot.com/2012/10/laporan-pembuatan-larutan-baku_815.html

18

Anda mungkin juga menyukai