Anda di halaman 1dari 66

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUATAN

SHUNT DENGAN INTEGRAL SIKLUS KONTROL


( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
LISTRIK FT USU ) .
Tugas Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana
Pada Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Disusun Oleh :
Nama : ANDREAS PINEM
NIM

: 99 04 22 006

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Abstrak

ABSTRAK
`
Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.
Pengoperasian motor arus searah sangat mudah pelaksanaannya sehingga masih
banyak

industri

yang

menggunakannya

walaupun

sangat

sulit

dalam

pemeliharaannya. Pengaturan kecepatan motor sangat diperlukan untuk berbagai


aplikasi. Untuk kelancaran proses di industri, biasanya motor diatur dengan
menggunakan elektronika daya yang berfungsi sebagai pengganti komponen yang
yang bersifat mekanis. Dalam pengaturan kecepatan motor arus searah terdiri dari
tiga metode yaitu dengan pengaturan tegangan jepit ( Vt ) , fluksi ( ) dan mengatur
tahanan jangkar ( Ra ). Penggunan rangkaian elektronika dapat dilakukan dengan
metode kontrol phasa, integral siklus kontrol dan pengendalian dengan chopper
untuk pengaturan kecepatan motor arus searah. Integral siklus kontrol merupakan
pengaturan tegangan terminal motor arus searah dengan menggunakan thyristor dua
arah yang saling berlawanan untuk mengatur kecepatan.
Untuk itu tugas akhir ini akan menujukkan

hasil penelitian tentang

pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan shunt dengan integral siklus
kontrol . Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.

iii

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan penulis terima sehingga Tugas Akhir ini selesai,guna melengkapi
dan memenuhi syarat untuk mencapai

jenjang pendidikan Sarjana

Teknik

Program Pendidikan Sarjana Ekstension Departemen Teknik Elektro Universitas


Sumatera Utara. Adapun Judul Tugas Akhir :

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUATAN


SHUNT DENGAN INTEGRAL SIKLUS KONTROL
( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
LISTRIK FT USU ) .
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak akan selesai tanpa adanya
bantuan dari semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis, oleh
karena itu sudah sepantasnyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Ir. Mustafrind Lubis, selaku Pembimbing Tugas Akhir dan
Laboratorium Konversi Energi Listrik yang telah memberikan motivasi
dan pengarahannya tanpa mengenal waktu serta keadaan.
2. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro FTUSU.
3. Bapak Rahmat Fauzi ST. MT , selaku Sekretaris Departemen Teknik
Elektro FT-USU.
4. Seluruh staf pengajar di jurusan Teknik Elektro FT-USU yang telah
banyak memberikan Ilmu kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

5. Seluruh staf pengawai yang tidak dapat disebutkan satu persatu di jurusan
Teknik Elektro FT-USU yang telah banyak membantu dalam administrasi
selama penulis di bangku perkuliahan.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, istri dan anakku tersayang dan

serta

seluruh sanak keluarga yang telah memberikan saran dan motivasi selama
penulis mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.
7. Asisten asisten Laboratorium Konversi Energi Elektrik seperti Fandi,
Ardiansyah, Andriuli, Farhan yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa ekstension dan reguler yang tidak dapat
disebutkan satu persatu telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis pribadi dan juga semua pihak yang membutuhkan.
Medan, 07 Maret 2008

Penulis

ii

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...

ABSTRAK..

iii

DAFTAR

iv

ISI

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penulisan

I.2. Tujuan Penulisan.

I.3. Batasan Masalah.

I.4. Metode Penulisan...

I.5. Sistematika Penulisan..

BAB II. MOTOR ARUS SEARAH.


II.1. Umum..

II.2. Konstruksi Motor Arus Searah....

II.3. Prinsip Kerja Motor Arus Searah

10

II.3.1. Torsi Induksi.

14

II.3.2. Gaya Gerak Listrik ( GGL ) Lawan..

17

II.3.3. Reaksi Jangkar.....

18

II.3.3.1. Mengatasi Masalah Reaksi Jangkar..

22

II.4. Jenis jenis Motor Arus Searah.


II.4.1. Motor Arus Searah Penguatan Bebas..

25

II.4.2. Motor Arus Searah Penguatan Shunt..

24

II.4.3. Motor Arus Searah Penguatan Seri........

27

II.4.2. Motor Arus Searah Penguatan Kompon

28

iv

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

BAB III JENIS JENIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC


III.1. Umum.

29

III.2. Pengaturan Medan .

29

III.3. Pengaturan Tegangan ....

31

III.3.1. Kontrol Phasa.

33

III.3.2. Integral Siklus Kontrol....

36

III.3.3. Kontrol Chopper.....

40

III.4. Pengaturan Tahanan Jangkar .

47

BAB IV

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR SEARAH SHUNT


DENGAN INTEGRAL SIKLUS KONTROL.

IV.1. Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Shunt Dengan Integral Siklus
Kontrol...

49

IV.2. Peralatan Pengujian ..

49

IV.3. Spesifikasi Motor...

51

IV.4.Rangkaian Pengujian .

51

IV.5. Prosedur Pengujian....

52

IV.6. Data Hasil Pengujian .

53

IV.7. Analisa Data Pengujian

54

BAB V KESIMPULAN..

60

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Umum
Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.
Motor arus searah terdiri dari penguatan bebas

dan penguatan sendiri..

Pengontrolan kecepatan dengan mengunakan rangkaian elektronika banyak sekali


digunakan karena tidak membutuhkan alat yang banyak dan tempat sehingga
biaya yang dibutuhkan untuk pengaturan kecepatan motor tidak terlalu besar.
Dalam pengontrolan dengan menggunakan rangkaian elektronika terbagi tiga
yaitu :
1. Kontrol Phasa.
2. Integral Siklus kontrol
3. Kontrol chopper.
Integral siklus kontrol digunakan untuk mengatur kecepatan untuk motor arus
searah KW yang kecil dimana thyristor dua arah sebagai sumber AC yang lalu
disearahkan dengan menggunakan jembatan.
Atas dasar inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengaturan
kecepatan motor arus searah penguatan shunt dengan integral siklus kontrol.

I.2. Tujuan Penulisan.


Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan tegangan dari integral
siklus kontrol dengan kecepatan. Penelitian ini nantinya agar dapat digunakan
untuk bahan pengembangan praktikum mesin-mesin listrik.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab I Pendahuluan

I.3. Batasan Masalah


Mengingat luas dan kompleksnya pembahasan yang akan dilakukan maka
untuk mengarahkan pembahasan perlu dilakukan pembatasan sebagai berikut :
1. Hubungan tegangan dengan kecepatan.
2. Motor dianggap dalam keadaan mantap.
3. Rugi-rugi yang diakibatkan oleh gesekan dan angin diabaikan sehingga
perlambatan yang terjadi dianggap hanya dari pengereman.
4. Harmonisa dianggap tidak ada.

I.4. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur, berupa studi kepustakaan

dan kajian dari buku-buku teks

pendukung.
2. Studi bimbingan, berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang memegang
peranan penting dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
3. Studi laboratorium, berupa pengujian kebenaran teoritis yang diperoleh pada
studi literatur dengan cara penerapan langsung pada peralatan di
Laboratorium.
4. Diskusi dengan Dosen dan rekan-rekan mahasiswa.

I.5. Sistematika Penulisan.


Untuk mengetahui gambaran mengenai tulisan ini, secara singkat dapat
diuraikan sebagai berikut :

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab I Pendahuluan

Bab I Pendahuluan.
Bab ini menguraikan tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
pembatasan masalah, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab II Motor Arus Searah
Bab ini menjelaskan tentang motor arus searah secara teoritis, jenis-jenis motor
arus searah.
Bab III Jenis-jenis Pengontrolan Motor Arus Searah.
Bab ini merupakan suatu tinjauan mengenai jenis-jenis pengontrolan kecepatan
motor arus searah seperti kontrol phasa , integral siklus kontrol dan kontrol
chopper.
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Shunt dengan Integral
Siklus Kontrol.
Bab ini akan menujukan hasil-hasil studi laboratorium yang berkenaan dengan
pengaturan kecepatan motor arus searah shunt dengan integral siklus kontrol,
rangkaian percobaan, prosedur pengujian, data hasil-hasil pengujian dan
penganalisaannya serta grafik.
Bab V kesimpulan.
Hal-hal yang dianggap penting dirangkumkan sebagai kesimpulan di dalam
penulisan tugas akhir ini.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

BAB II
MOTOR ARUS SEARAH
II.1. Umum (7,8).
Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari
motor.
Ditinjau dari segi sumber arus penguat magnetnya, motor arus searah
dapat dibedakan atas :
1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor
dan medan stator diperoleh dari luar motor.
2. Motor arus searah penguatan sendiri, bila arus penguat magnet berasal
dari motor itu sendiri.
Motor arus searah dapat diklasifikasi sebagai berikut :
1. Motor arus searah penguatan shunt
2. Motor arus searah penguatan seri.
3. Motor arus searah kompon panjang.

Motor arus searah kompon panjang kumulatif.

Motor arus searah kompon panjang differensial.

4. Motor arus searah kompon pendek

Motor arus searah kompon pendek kumulatif.

Motor arus searah kompon pendek diferensial.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

II.2. Kontruksi Motor Arus Searah(7,8).


Secara umum motor arus searah memiliki konstruksi yang sama, terbagi
atas dua bagian yaitu bagian yang diam disebut stator dan bagian yang
bergerak/berputar disebut rotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2.1.

Gambar 2.1. Konstruksi Motor Arus Searah.


Dari Gambar 2.1 dapat dilihat konstruksi dari motor arus searah.
Keterangan Gambar 2.1. sebagai berikut :
1. Badan motor ( rangka ).
Rangka ( frame atau yoke ) mesin arus searah seperti juga mesin-mesin listrik
lainnya secara umum memiliki dua fungsi, yaitu :
1. Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara keseluruhan.
2. Untuk membawa fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub mesin.
Untuk mesin kecil, dipertimbangan harga lebih dominan daripada beratnya,
biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang ( cast iron ), tetapi untuk mesin-mesin
besar umumnya terbuat dari baja tuang ( cast steel ) atau lembaran baja ( rolled
steel ). Rangka ini pada bagian dalam dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

selain itu rangka ini juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi disamping kuat
secara mekanik .
Biasanya pada motor terdapat papan nama ( name plate ) yang bertuliskan
spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat kotak ujung yang
merupakan tempat-tempat ujung-ujung belitan penguat medan dan lilitan jangkar.
2. Kutub
Medan penguat atau magnet medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub
( Gambar 2.2 ).

Gambar 2.2 Konstruksi kutub dan penempatannya.


Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah :
1. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang lebar
maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.
2. Sebagai pendukung secara mekanik untuk kumparan penguat atau kumparan
medan.
Inti kutub terbuat lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub
dilaminasi dan dibaut atau dikeling ( rivet ) ke rangka mesin. Sebagaimana
diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah dihasilkan
oleh kutub-kutub magnet buatan dengan prinsip elektromagnetik.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga ( berbentuk
bulat atau strip/persegi ) yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran tertentu.
Kumparan penguat medan berfungsi untuk mengalirkan arus listrik untuk
terjadinya proses elektromagnetik.
3. Inti jangkar.
Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk
silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan
kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar yang terbuat
dari bahan ferromanetik, dengan maksud agar komponen-komponen ( lilitan
jangkar ) terletak dalam daerah yang induksi magnetnya besar, supaya ggl induksi
dapat bertambah besar. Seperti halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari
bahan-bahan berlapis-lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena
adanya arus linier ( Gambar 2.3 ).

Gambar 2.3. Inti jangkar yang terlapis-lapis.


Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon. Pada
umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

4. Kumparan jangkar
Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl
induksi.
kumparan jangkar terdiri dari :
1. Kumparan gelung

Gambar 2.4a. Kumparan gelombang


2. Kumparan gelombang.

Gambar 2.4b. Kumparan Gelombang

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

5. Kumparan medan
Fungsi kumparan medan ini adalah untuk membangkitkan fluksi yang
akan dipotong oleh konduktor jangkar.
6. Komutator
Fungsi komutator untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor jangkar ,
sebagai penyearah mekanik, yang bersama-sama dengan sikat membuat sesuatu
kerjasama yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih baik,
maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Dalam hal
ini setiap belahan ( segmen ) komutator tidak lagi merupakan bentuk separoh
cincin, tetapi sudah berbentuk lempengan-lempengan ( segmen komutator )
terdapat bahan isolasi ( Gambar 2.5 ) .

Gambar 2.5 Komutator


7. Sikat-sikat
Sikat-sikat ini ( Gambar 2.6 ) berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke
kumparan jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen
komutator untuk menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur
sesuai dengan keinginan.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Gambar 2.6 Sikat-sikat


Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya
komutasi. Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk
mengurangi rugi-rugi listrik. Agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat
tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada
komutator.

II.3. Prinsip Kerja Motor Arus Searah(1,3,5,6)


Sebuah konduktor yang dialiri arus mempunyai medan magnet di
sekelilingnya. Pada saat konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan pada suatu
medan magnet, maka konduktor akan mengalami gaya mekanik, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.7.

(a)
(b)
(c)
Gambar 2.7 Pengaruh penempatan konduktor berarus dalam medan magnet

10

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Pada Gambar 2.7.a menggambarkan sebuah konduktor yang dialiri arus


listrik menghasilkan medan magnet disekelilingnya. Arah medan magnet yang
dihasilkan oleh konduktor dapat diperoleh dengan menggunakan kaidah tangan
kanan.
Kuat medan tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada konduktor.
Sedangkan Gambar 2.7.b menunjukkan sebuah medan magnet yang diakibatkan
oleh kutub-kutub magnet utara dan selatan. Arah medan magnet adalah dari kutub
utara menuju kutub selatan.
Pada saat konduktor dengan arah arus menjauhi pembaca ditempatkan di
dalam medan magnet seragam, maka medan gabungannya akan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.7.c. Daerah di atas konduktor, medan yang
ditimbulkan konduktor adalah dari kiri ke kanan, atau pada arah yang sama
dengan medan utama. Sementara di bawahnya, garis-garis magnet dari konduktor
arahnya berlawanan dengan dengan medan utama. Hasilnya adalah memperkuat
medan atau menambah kerapatan fluksi di atas konduktor dan melemahkan medan
atau mengurangi kerapatan fluksi di bawah konduktor.
Dalam keadaan ini, fluksi di daerah di atas konduktor yang kerapatannya
bertambah akan mengusahakan gaya ke bawah kepada konduktor, untuk
mengurangi kerapatannya. Hal ini menyebabkan konduktor mengalami gaya
berupa dorongan ke arah bawah. Begitu juga halnya bila arah arus dalam
konduktor dibalik. Kerapatan fluksi yang berada di bawah konduktor akan
bertambah sedangkan kerapatan fluksi di atas konduktor berkurang. Sehingga
konduktor akan mendapatkan gaya tolak ke arah atas.

11

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Konduktor yang mengalirkan arus dalam medan magnet cenderung


bergerak tegak lurus terhadap medan.
Prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan gambar
berikut ini:

Gambar 2.8. Prinsip perputaran motor dc

Pada saat kumparan medan dihubungkan dengan sumber tegangan,


mengalir arus medan If pada kumparan medan karena rangkaian tertutup sehingga
menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan.
Selanjutnya ketika kumparan jangkar dihubungkan ke sumber tegangan, pada
kumparan jangkar mengalir arus jangkar Ia. Arus yang mengalir pada konduktorkonduktor kumparan jangkar menimbulkan fluksi magnet yang melingkar. Fluksi
jangkar ini memotong fluksi dari kedua kutub medan, sehingga menyebabkan
perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar
mengalami gaya sehingga menimbulkan torsi.

12

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Gaya yang dihasilkan pada setiap konduktor dari sebuah jangkar,


merupakan akibat aksi gabungan medan utama dan medan di sekeliling
konduktor. Gaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan besar fluksi medan
utama dan kuat medan di sekeliling konduktor. Medan di sekeliling masingmasing konduktor jangkar tergantung pada besarnya arus jangkar yang mengalir
pada konduktor tersebut. Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kiri.
Besarnya gaya Lorentz (F) dapat ditulis:
F = B. I. L ........................................................................................(2.1)

Dimana :
F = gaya Lorentz

[ Newton ]

I = arus [ ampere]
L = panjang penghantar [meter]
B = Rapat fluksi [ Weber/m ]
Sedangkan Torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan:
T = F .r..............................................................................................( 2.2 )
Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar daripada torsi beban maka
motor akan berputar. Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan:
T = K Ia..........................................................................................( 2.3 )
K =

pz
............................................................................................( 2.4 )
2 a

13

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Dimana :
T = torsi [ N-m ]
r = jari-jari rotor [ m ]
K = konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)
= fluksi setiap kutub
Ia = arus jangkar [ A ]
p = jumlah kutub
z = jumlah konduktor
a = cabang paralel
.II.3.1. Torsi Induksi(1,5,6,7,8).
Apabila kumparan jangkar diletakkan diantara kumparan medan yang
mana medan magnetnya homogen, dimana kumparan jangkar ini dialiri arus maka
timbullah gaya ( F ) dapat diperlihatkan pada Gambar 2.9. Gaya ini akan
menimbulkan torsi pada rotor. Apabila torsi yang ditimbulkan lebih besar dari
torsi beban maka rotor akan berputar.
Besarnya torsi yang ditimbulkan adalah :
T = F r sin [ N-m ].. (2.5)
Dimana :
r = jari-jari belitan [ m ]
= Sudut terbentuk antara jari-jari belitan dan gaya dalam satuan derajat.
Kalau pada suatu saat kumparan jangkar berada pada kedudukan
horizontal ( = 900 , torsi yang terjadi merupakan penjumlahan dari torsi masingmasing segmen ( Gambar 2.9 ).

14

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Gambar 2.9. Torsi Induksi


A. Segmen ab.
Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan arah
tegak lurus.
Besar gaya terjadi :
Fab = B I L sin 90o
= B I L tegak lurus pada I dan B.
Torsi yang timbul karena gaya ini adalah :
Tab = F r sin
= B I L r sin 900
= B I L r ( dengan arah berlawanan putaran jarum jam )

15

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

B. Segmen bc.
Di segmen bc, arah arus sejajar dengan arah fluksi, sehingga gaya yang terjadi
adalah :
Fbc = B I L sin 0o.
=0
Jadi T bc = 0
C. Segmen cd.
Di segmen ini, arah arus menjauhi kita dan memotong fluksi, sehingga
gaya yang terjadi adalah :
Fcd = B I L sin 90o.
= B I L ( tegak lurus pada arah I dan B ).
Torsi yang timbul karena gaya ini sama dengan :
Tcd = F r sin
= B I L r sin 90o.
= B I L r ( dengan arah berlawanan putaran jarum jam ).
D. Segmen da
Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan
arah tegak lurus pada arah I dan B.
Besar gaya yang terjadi :
Fda = B I L sin 0o
=0
Jadi Tda = 0
Torsi keseluruhan sama dengan :
T = Tab + Tbc + Tcd + Tda

16

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

T=BILr+0+BILr+0
=2BILr
Rumus ini berlaku untuk kumparan lilitan tunggal dimana jumlah konduktor 2
buah.
Untuk torsi yang dibangkitkan oleh satu konduktor adalah :
Tkond = B I L r...( 2.6 )
Jika ada a percabang arus ( cabang paralel ) pada motor dan total arus jangkar
sebesar Ia, maka arus yang mengalir pada satu konduktor adalah :
I=

Ia
( 2.7 )
a

Dan torsi pada satu konduktor pada motor adalah :


Tkonduktor = B I L r = B L r

Ia
..( 2.8 )
a

Fluksi per kutub pada motor adalah :


= B Ap =

B(2 rL) 2 rLB


P
....( 2.9 )
=
BLr =
P
P
2

Dimana :
Ap = luas penampang per kutub.
P = jumlah kutub.
Sehingga :
Tkonduktor =

P Ia
..( 2.10 )
2 a

Total torsi yang dibangkitkan oleh motor bila jumlah Z konduktor adalah :
Tind =

ZP
I a [ N-m ].( 2. 11 )
2 a

17

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Sehingga :
Tind = K Ia [ N m ].....( 2.12 )
Dimana :
K=

ZP
...( 2.13 )
2 a

II.3.2. Gaya Gerak Listrik ( GGL ) Lawan(7,8).


Ketika jangkar motor berputar konduktornya juga berputar dan memotong
fluksi utama. Sesuai dengan hukum Faraday, akibat gerakan konduktor di dalam
suatu medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi
yang diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan
tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal tersebut
disebut GGL lawan.
Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan persamaan berikut :
Eb =

P Z
n [ Volt ]( 2.14 )
a 60

Persamaan tegangan secara umum dapat ditulis sebagai berikut :


Eb = K n [ Volt ]( 2.15 )
Dimana :
K = konstanta =

P. Z
..( 2.16 )
a .60

II.3.3 Reaksi Jangkar (1,3,5,7,8)


Pengaruh ggm jangkar pada distribusi fluksi medan utama di celah udara
disebut reaksi jangkar. Ggm jangkar akan menghasilkan dua pengaruh yang tidak
diinginkan pada fluksi medan utama yaitu :

18

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

1.

Reduksi jala-jala pada fluksi medan utama masing-masing kutub

2.

Distorsi gelombang fluksi medan utama masing-masing kutub


sepanjang celah udara.

Reduksi dalam fluksi utama untuk masing-masing kutub mengurangi


tegangan utama dan torsi yang dihasilkan, dimana distorsi fluksi medan utama
mempengaruhi batasan keberhasilan komutasi dalam mesin arus searah.
Gambar 2.10 memperlihatkan jalur fluksi untuk kutub utama dari mesin
arus searah dua kutub tanpa beban yaitu tanpa arus jangkar. Bila mesin arus
searah dibebani, maka arus akan mengalir di dalam kumparan jangkar. Arus ini
terlihat dalam Gambar 2.10(a) oleh dot pada kutub S (selatan) dan cross pada
kutub U (utara). Arus jangkar ini membentuk fluksi jangkar seperti terlihat dalam
2.10 (b). Jika mesin arus searah dari Gambar 2.10 bekerja sebagai motor, maka
jangkar haruslah berputar berlawanan arah dengan jarum jam, karena kutub U dan
S dari medan utama yang harus menarik kutub S, U yang dihasilkan oleh jangkar.
G a r is N e t r a l m e d a n
ta n p a b e b a n

q -a x is

.
(a )

B
q - a x is
P e rm u k a a n
k u tu b

R o ta s i
g e n e ra to r

(b )

.
.

d -a x is

B
A ra h R o ta s i
g e n e ra to r

q - a x is

G a r is n e t r a l
M e d a n b e rb e b a n

.
.

(c )

.
A ra h
R o ta s i M o to r

Gambar 2.10 Ilustrasi daerah distribusi dari (a) fluksi kutub medan
(b)Fluksi jangkar (c) Resultan dari kedua fluksi.

19

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Gambar 2.11 adalah gambar yang dikembangkan dari Gambar 2.10.(b) dan
pengujian dari gambar yang menunjukkan bahwa di bagian tengah inti jangkar
dan di dalam kutub yang berhadapan, jalur fluksi yang dibangkitkan oleh arus
jangkar tegak lurus dengan jalur fluksi utama. Dengan kata lain, jalur dari fluksi
jangkar ini menyilang jalur fluksi medan utama.

Gambar 2.11. (a) Medan utama, (b) Medan Jangkar, dan (c) Resultan distribusi
fluksi
(d) Distribusi fluksi oleh arus jangkar

20

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Dengan demikian, pengaruh gaya gerak magnet (ggm) jangkar pada medan utama
adalah merupakan magnetisasi silang yang disebut fluksi silang. Ketika arus
mengalir ke dalam jangkar dan kumparan medan, maka distribusi fluksi resultan
diperoleh dari menggabungkan dua fluksi Gambar 2.11 (a) dan (b). Ini akan
diilustrasikan dalam Gambar 2.11. (c). Akan terlihat bahwa fluksi reaksi jangkar
memperkuat fluksi medan utama di satu bagian dan melemahkan fluksi medan
dibagian lain pada kutub utama. Jika tidak ada kejenuhan magnetik, maka jumlah
penguatan dan pelemahan dari fluksi medan utama adalah sama dan fluksi
resultan per kutub masih tetap tidak berubah dari nilai tanpa bebannya. Secara
aktual, kejenuhan magnetik akan terjadi, dan akibatnya, efek kekuatan ini lebih
kecil dibandingkan dengan efek kelemahan dan fluksi resultan berkurang dari
nilai tanpa beban. Ini disebut efek demagnetisasi dari reaksi jangkar.
Masalah kedua akibat adanya reaksi jangkar adalah pelemahan fluksi.
Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titik
jenuhnya. Pengaruh kejenuhan magnetik pada reduksi fluksi medan utama dapat
dijelaskan dengan bantuan Gambar 2.12. Pada sisi lain dari

sumbu d, ggm

resultan adalah (Fk-Fj) dimana Fk = ggm medan utama dan Fj = ggm jangkar.
Untuk Fj positif digunakan pada sisi kanan dari sumbu d dan negatif pada sisi kiri
sumbu d dalam Gambar 2.12. Untuk +Fk, ggm resultan adalah Fk + Fj. Karena
pada lokasi di permukaan kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor
menambahkan permukaan kutub dan ggm rotor mengurangi ggm kutub, terdapat
penurunan rata-rata kerapatan fluks yang lebih besar : n < t , sehingga
penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub
yang semakin berkurang.

21

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

Gambar 2.12 Kurva pemagnetan ketika terjadi reaksi jangkar

Akibat pelemahan fluks ini pada motor arus searah efek yang ditimbulkan
menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus
searah khususnya motor arus searah paralel akan demikian cepatnya hingga tak
terkendali.
II.3.3.1. Mengatasi Masalah Reaksi Jangkar (7,8).
Ada 3 cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat reaksi
jangkar, yaitu :
1. Pergeseran sikat ( brush shifting ).
Ide dasarnya adalah memindahkan sikat seirama dengan perpindahan
bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang mungkin timbul.
Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang
netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin
sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama dengan perubahan jarak

22

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat ini akan memperburuk
melemahnya fluksi akibat reaksi jangkar mesin dapat diperlihatkan pada
Gambar 2.13 .

Gambar 2.13 Pelemahan ggm akibat pergeseran bidang netral melawan arah putar.
2. Kutub bantu ( interpole ).
Ide dasar dari solusi masalah ini jika nilai tegangan pada kawat-kawat
yang sedang melakukan proses komutasi/penyearahan dibuat nol, maka tidak akan
terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutubkutub utama. Kutub bantu ( interpoles ) ini dihubungkan seri terhadap kumparan
jangkar dapat diperlihatkan pada Gambar 2.14.
Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus jangkar pun
meningkat, besarnya perubahan/pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal
tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang
sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutub bantu juga meningkat,
menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan
dengan tegangan yang timbul akibat pergeseran bidang netral.

23

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

IA

VT

+
IA
Gambar 2.14. Kumparan mesin arus searah yang dilengkapi dengan kutub bantu.
3. Belitan kompensasi ( compensating windings ).
Untuk kerja motor yang berat masalah pelemahan fluksi menjadi sangat
penting. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menambah
belitan kompensasi. Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadp kumparan
jangkar., kumparan jangkar ini bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang
timbul akibat reaksi jangkar. Fluksi yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar
diimbangi oleh fluksi belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan.
Ketika beban berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi
oleh fluksi belitan kompensasi sehingga bidang netralnya tidak bergeser. Gambar
menunjukkan konsep dasar efek belitan kompensasi. Pada Gambar 2.15.a
menunjukkan fluksi yang ditimbulkan. Gambar 2.15.b menunjukkan fluksi
jangkar dan fluksi kompensasi.Gambar 2.15.c menunjukkan fluksi total dari motor
yang mana hanya fluksi utama.

24

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

(a)

(b)

Bidang netral tidak digeser dalam


keadaan berbeban

(c)

Gambar 2.15. Efek belitan kompensasi pada motor arus searah.

II.4. Jenis-jenis Motor Arus Searah(1,5,7,8)


II.4.1 Motor Arus Searah Penguatan Bebas
1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas

Gambar 2.16 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas

25

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

2. Persamaan umum motor arus searah penguatan bebas


Vt = Ea + Ia.Ra....(2.17)
Vf = If . Rf..(2.18)
dimana :
Vt

= tegangan terminal jangkar motor arus searah [ Volt ].

Ia

= arus jangkar [ Amp].

Ra

= tahanan jangkar [ Ohm ].

If

= arus medan penguatan bebas [ Ohm ].

Vf

= tegangan terminal medan penguatan bebas [ Volt ].

Rf

= tahanan medan penguatan bebas [ Ohm ].

Ea

= gaya gerak listrik motor arus searah [ Volt ].

II.4.2 Motor Arus Searah Penguatan Shunt


1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt
+
IL
Vt

Ish
R sh

Ia
Ra

+
Ea
-

Gambar 2.17 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt

Persamaan umum motor arus searah penguatan shunt


Vt = Ea + Ia.Ra....(2.19)
Vsh = Vt = Ish . Rsh........(2.20)
IL = Ia + Ish.....(2.21)

26

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

dimana :
Ish

= arus kumparan medan shunt [ Ohm ].

Vsh = tegangan terminal medan motor arus searah [ Volt ].


Rsh = tahanan medan shunt [ Ohm ].
IL

= arus beban [ Amp ].

II.4.3 Motor Arus Searah Penguatan Seri


1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri

Gambar 2.18 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri


2. Persamaan umum motor arus searah seri.
Vt = Ea + Ia (Ra + Rs).....(2.22)
Ia = (

Vt - E a
) ....(2.23)
Ra + Rs

Ia = IL (2.24)
dimana :
Is

= arus kumparan medan seri [ Amp ].

Rs

= tahanan medan seri [ Ohm ].

27

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab II Motor Arus Searah

II.4.4 Motor Arus Searah Penguatan Kompon

IL

Rs

IL

Rs

+
Ia

Ish
Vt

R sh

Ra

Ia

Ish
+
Ea

Vt

R sh

Ra

+
Ea

(a)

(b)

Gambar 2.19(a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang lawan.
(b) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang Bantu.
Vt = Ea + Ia.(Rs + Ra)........(2.25)
Vt = Ish.Rsh......(2.26)
IL = Ish + Ia....(2.27)

Rs

Rs

+
IL
Vt

I sh
R sh

Ia
Ra

IL
+
Ea

I sh

Vt

R sh

Ia
Ra

+
Ea
-

(a )

(b )

Gambar 2.20 (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon pendek lawan
(b) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon pendek Bantu.
Vt = Ea + IL.Rsh + Ia.Ra....(2.28)
Vt = Ish.Rsh......(2.29)
IL = Ia + Ish..( 2.30 )

28

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

29

BAB III
JENIS-JENIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC
III.1. Umum(2,3).
Motor DC pada saat sekarang ini diberi

sumber AC yang lalu disearahkan

dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam
aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan
dalam berbagai kombinasi kontrol kecepatan melalui penyesuaian tegangan ke motor.
Dasar metode pengendalian motor DC sebagai berikut :
1. Pengaturan medan.
2. Pengaturan tegangan.
3. Pengaturan tahanan jangkar.
III.2. Pengaturan Medan (2,3).
Pengaturan ini dapat dilakukan dengan mengaturan arus medan shunt dengan
melemahkan dan menaikkan melalui pengaturan tahanan variabel yang dihubungkan
seri dengan kumparan medan seperti pada Gambar 3.1.
+
IL

Ish

Ia

Rvar
Vt

Ra
Rsh

+
Ea

Gambar 3.1. Pengaturan medan pada motor DC penguatan shunt

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

30

Berdasarkan Persamaan 2.19 dan 2.20 didapatkan :


Vt = Ea + Ia.Ra
Ea = Vt - Ia.Ra.
Ea = c. n sh ....................................................................................................( 3.1 )
Sehingga didapatkan berdasarkan subsitusi Persamaan 2.20 dan 3.1 :
n =

Vt I a .R a
...............................................................................................( 3.2 )
c. sh

sh Ish
dimana :
n

= Putaran kecepatan motor [ rpm ].

Vt

= Tegangan terminal [ Volt ].

Ia

= Arus jangkar [ Ampere ].

= Konstanta.

sh = Fluks medan shunt [ Wb ]


Ish

= Arus shunt [ Ampere ]

Berdasarkan Persamaan 2.20 :


Vsh = Vt = Ish . Rsh
sehingga :
Ish =

R sh

Vt
..........................................................................................( 3.3 )
+ R Variabel

Dimana :
Ish

= Arus medan shunt [ Ampere ].

Rsh

= Tahanan shunt [ Ohm ].

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

31

Rvariabel = Tahanan variabel [ Ohm ].


Vt

= Tegangan terminal [ Volt ].

III. 3. Pengaturan Tegangan(2,3)..


Pengaturan ini dilakukan dengan mengatur tegangan yang disuplai ke motor
seperti Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Pengaturan tegangan pada motor DC penguatan shunt.


Berdasarkan Persamaan 2.19, 2.20 dan 3.1 serta didapatkan :
Vt = Ea + Ia.Ra
Ea = Vt - Ia.Ra.
Ea = c. n sh
n =

Vt I a .R a
c. sh

dimana :
n

= Putaran kecepatan motor [ rpm ].

Vt

= Tegangan terminal [ Volt ].

Ia

= Arus jangkar [ Ampere ].

= Konstanta.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

32

sh = Fluks medan shunt [ Wb ]


Ish

= Arus shunt [ Ampere ].

Motor DC pada saat sekarang ini diberi sumber AC yang lalu disearahkan
dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam
aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan
dalam berbagai kombinasi kontrol kecepatan melalui penyesuaian tegangan ke motor.
Berdasarkan pengaturan tegangan mengunakan thyristor terbagi atas 3 bagian sebagai
berikut :
a. Kontrol phasa.
Dimana sumber AC dipotong gelombang negatifnya sehingga yang terhubung ke
motor adalah gelombang positifnya dan pengontrolan ini dapat digunakan untuk
semua daya motor.
b. Integral siklus kontrol
Dengan memotong gelombang AC sehingga merubah nilai tegangan AC atau disebut
juga AC Kontroler, yang dihubungkan dengan jembatan dioda.Metode ini hanya
bermanfaat untuk ukuran motor mempunyai daya yang kecil.
c. Kontrol chopper.
Dengan mengendalikan tegangan rms masukkan

ke motor melalui metode

pensaklaran. Metode ini digunakan untuk pada saat start awal motor.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

33

III.3.1. Kontrol Phasa(2,3).


Thyristor dapat digunakan untuk mendapatkan satu keluaran besaran searah
yang dapat diubah-ubah dari suatu suplai bolak-balik.
Kontrol fasa adalah penyalaan thyristor pada sudut penyalaan tertentu pada setiap
setengah periodanya ( 0 0 1800 ), yang menyebabkan gelombang tegangan output
terpotong-potong dari 0% sampai 100 % seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Bentuk gelombang yang terpotong-potong pada output, yang bergantung
pada besar sudut penyalaan .
Sudut penyalaan 1 lebih besar dari sudut penyalaan 2 sehingga 3.3a lebih kecil dari
daya 3.3b. disebut sudut konduksi artinya besar sudut sepanjang thyristor on.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

a. Kontrol

fasa

34

vertikal

adalah

cara

mentrigger

thyristor

dengan

memanfaatkan sifat thyristor di mana tegangan break-overnya dapat


diperendah dengan memperbesar arus triggernya seperti Gambar 3.4. Igt1
lebih kecil dari Igt2 yang menyebabkan Vbr1 lebih besar daripada Vbr2
sehingga 1 > 2 dan daya I < daya II. Dalam prakteknya cara vertikal ini
kurang praktis juga sudut penyalaan hanya bisa diatur dari 0 0 sampai
900. Sehingga banyak yang memakai kontrol fasa horizontal yang lebih
aman serta menghasilkan pengaturan sudut dari 00 sampai 1800.

SCR

R1

Beban
VR

Vout

D
R2

Gambar 3.4 Pengaruh besar IGT ( trigger ) terhadap pemotongan gelombang tegangan
input ( cara kontrol fasa vertikal )

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

35

b. Kotrol fasa horizontal memanfaatkan sifat thyristor di mana pada


sembarang waktu yang memenuhi syarat-syarat onnya, pemberian arus
trigger seketika akan menyebabkan thyristor konduksi (on) seperti
Gambar 3.5.
TRIAC
Vin

IGT
Vin
Beban

Vout

RANGKAIAN
TRIGGER

IGT

Vs
Vm

Vm

Pulsa Gate MT2

g1

g2

Pulsa Gate
MT

Gambar 3.5 Cara kontrol fasa horizontal yang mengatur besar sudut penyalaan

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

36

Bahwa Igt1 = Igt2 =Igt3, besar sudut dapat diatur dengan rangkaian elektronik. Jika 1
< 2 < 3, maka daya I > daya II > daya III. Keunggulan cara ini adalah besar sudut
dapat diatur dari 00 1800 yang menghasilkan pengaturan daya output dari 0 0 1000.

III.3. 2. Integral Siklus Kontrol(2,3).


Selama tegangan masukkan setengah siklus positif, daya yang mengalir
dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari thyristor T 1 dan thyristor T2 mengalami daya
selama tegangan masukan setengah siklus negatif. Pulsa-pulsa yang dihasilkan pada
T1 dan T2 terpisah 1800. Bentuk gelombang untuk tegangan masukan, tegangan
keluaran, dan sinyal gerbang untuk T 1 dan T2 ditunjukan pada Gambar 3.6c.
T1

I1

MT2

MT1
I2
G

T2

a). Ekivalen TRIAC


MT 2

Fasa

input

MT 1

out

Beban

Pengontrol Gate

Netral
b ). Rangkaian pada beban R

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

37

Vs
Vm

Vm

g1
Pulsa Gate MT 2
g2

Pulsa Gate MT1

c). Gelombang

Gambar 3.6. Pengontrol gelombang penuh satu fasa.


Jika Vs = 2 Vs sin t adalah tegangan masukan dan sudut tunda thyristor T 1
dan T2 sama (1 = 2 = ) , tegangan keluaran rms ditentukan melalui :
2

V0 = 2VS2 sin t d (t )
2

4VS2

V0 =

t
d

t
(
1

cos
2
)
(
)

1
sin 2 2
V0 = VS +
...(3.4)
2

Dengan variasi sudut dari 0 sampai , V0 dapat divariasikan dari VS sampai 0.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

38

Metode integral bisa disebut juga dengan bust firing. Diagram rangkaian
dapat ditunjukkan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Tegangan Keluaran pada Pengontrolan Integral Siklus Kontrol


Berdasarkan bentuk gelombang pengeluaran rangkaian integral siklus kontrol seperti
yang digambarkan pada Gambar 3.7. Tegangan keluaran pada dasarnya merupakan
siklus setengah. Jika saklar S ditutup dan dibuka pada siklus n dan m. Nilai tegangan
keluaran rms seperti Persamaan sebagai berikut :

n
Vo =

(n + m ) 0

Vo = V

2
2 .V sin t d (t ) ................................................ ( 3.5 )

n
= V k .............................................................................( 3.6 )
n+m

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

39

Tegangan keluaran dari integral siklus kontrol disuplai ke motor DC


penguatan shunt seperti Gambar 3.8.

( a ).
V
C
C1

C2

(b)
Gambar 3.8 Integral siklus kontrol.
a). Rangkaian kontrol

b). Siklus operasi

Suplai diswitch pada siklus C1 dan dibuat off dengan integral siklus C 2. Bila
satukan siklus switch on/off adalah C = C1 + C2 seperti Gambar 3.8.b dan siklus ini
terus berulang. Pensaklaran diakibatkan oleh thyristor seperti Gambar 3.8.a. Inilah
yang mengakibatkan cepat atau lambatnya motor dengan menggunakan thyristor
untuk menurunkan tegangan r.m.s sumber.
Tegangan rata-rata interval penuh dari pengsaklaran sebagai berikut :
Vd =

2 2
V ph (C1 / C 2 )

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

n=

40

Vd I a R a
....(3.5)
c

dimana :
Vd

= tegangan rata-rata/tegangan terminal [ Volt ]

Vph

= tegangan satu phasa [ Volt ]

C1

= siklus 1 ON

C2

= siklus 2 OFF

= putaran (rpm)

III.3.3. Kontrol Chopper.


Pada banyak aplikasi industri, diperlukan untuk mengubah sumber tegangan
dc tetap menjadi sumber tegangan dc yang bersifat variabel. DC ch opper mengubah
secara langsung dari dc ke dc dan biasanya hal ini biasa disebut konverter dc ke dc.
Chopper dapat disebut sebagai dc, sama dengan trafo ac dengan mensuplai tegangan
yang variabel secara terus menerus. Seperti trafo, chopper dapat digunakan untuk
menaikkan dan menurunkan sumber tegangan dc.
Chopper secara luas digunakan untuk mengkontrol perputaran motor traksi
pada automobil elektrik, mobil trolley, kapal pengangkut, truk forklift dan lain-lain.
Chopper menghasilkan putaran yang baik, efisiensi yang tinggi dan respons dinamik
yang cepat. Selain itu dapat pula digunakan untuk pengereman regeneratif pada
motor-motor dc untuk mengembalikan energi pada sumber, dan hal ini menghasilkan
adanya penghematan energi untuk transportasi dengan adanya pemberhentian yang
sering dilakukan. Chopper digunakan pada regulator tegangan dc dan juga digunakan,

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

41

pada penghubung dengan induktor, untuk membangkitkan sumber arus dc, terutama
untuk pembalik arus.
DC Chopper mempunyai 2 prinsip kerja antara lain :
a. Prinsip Kerja Step-Down
Prinsip kerja step down dapat dijelaskan

melalui Gambar

. Ketika saklar

SW ditutup selama waktu t1, tegangan masukan Vs muncul melalui beban. Bila saklar
tetap off selama waktu t2, tegangan melalui beban adalah nol. Bentuk gelombang
untuk tegangan keluaran dan arus beban juga menunjukkan pada Gambar 3.9
VH
Chopper

+
Vs

+
Vo
-

SW

a). Rangkaian
Vo
Vs
t2

t1

0
T
i
Vs/R

t2

t1

0
kT

b). Bentuk Gelombang


Gambar 3.9 Chopper step-down dengan beban resistif

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

42

Tegangan keluaran rata-rata diberikan oleh :


Vo =

t1
t
1
Vo dt = 1 Vs = ft1Vs = kVs ...(3.6)

T 0
T

dan arus beban rata-rata, Ia = Va / R = k Vs/R, dengan T adalah periode chopping, k =


t1/T adalah duty cycle chopper, dan f adalah frekuensi chopping. Nilai rms tegangan
keluaran ditentukan dari :
1 kT 2
Vo = V0 dt
T 0

1 2

= k Vs ....(3.7)

Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada rugi-rugi pada chopper maka daya masukan
pada chopper sama dengan daya yang diberikan dengan,
kT

1
1
Pi = v0 i dt =
T 0
T

kT

Vs2
v02
0 R dt = k R .....(3.8)

Resistansi masukan efektif yang dilihat dari sumber adalah ;


Ri =

Vs
Vs
R
=
= .....(3.9)
I a kVs / R k

Duty cycle k dapat divariasikan dari 0 sampai 1 dengan bervariasi menurut t 1, T dan f.
Maka tegangan keluran V 0 dapat divariasikan dari 0 sampai Vs dengan mengatur k,
dan aliran daya dapat diatur melalui :
1. Operasi pada frekuensi konstan.
Frekuensi chopping f ( atau periode chopping T ) dijaga tetap dan waktu on t 1
divariasikan. Lebar pulsa bervariasi dan kontrol jenis ini dikenal dengan nama
kontrol pulse-widht-modulation ( PWM ).

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

43

2. Operasi pada frekuensi yang variabel


Frekuensi chopping f bervariasi. Pada waktu on t 1 atau pada waktu off t2
dijaga tetap. Ini disebut modulasi frekuensi. Frekuensi divariasikan untuk batasan
yang lebar untuk mendapatkan batasan tegangan keluaran yang penuh. Kontrol
jenis ini membangkitkan harmonisa pada frekuensi yang tidak bisa ditentukan
sehingga akan sangat sulit untuk merancang filter.
b. Prinsip Kerja Step-Up
Chopper dapat digunakan untuk menaikkan tegangan dc. Susunan kerja untuk
operasi step-up ditunjukkan pada Gambar. Bila saklar SW ditutup selama waktu t1,
arus induktor menjadi naik dan energi akan disimpan pada induktor L. Bila saklar
dibuka selama waktu t2, energi yang tersimpan pada induktor akan dipindahkan ke
beban melalui diode D1 dan arus induktor menjadi jatuh. Dengan asumsi bahwa arus
yang mengalir adalah tetap,bentuk gelombang untuk induktor ditunjukkan pada
Gambar 3.10
Bila chopper di-on-kan , tegangan yang melalui induktor adalah;
vL = L

di
.......(3.10)
dt

IL

D1
+

+
+
VS

VL

Chopper

CL

Beban

Vo

a). Susunan Step-Up

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

44

i
I2

I1
I2

I1
t1

t2

b). Bentuk Gelombang arus


Vo
VS
7
6
5
4
3
2
1

k
0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

c). Tegangan Keluaran


Gambar 3.10 Susunan Kerja Untuk Operasi Step-Up.
dan ini memberikan arus ripple puncak ke puncak pada induktor,
I =

Vs
t1 ...(3.11)
L

Tegangan keluaran instantaneous adalah


v o = Vs + L

t
I
= VS 1 + 1
t2
t2

1
= Vs
..(3.12)
1 k

Bila sebuah kapasitor C L dihubungkan dengan beban seperti terlihat pada


garis putus-putus pada Gambar. Tegangan keluaran akan tetap dan v o akan menjadi
nilai rata-rata Va. Bila kita perhatikan dari Persamaan ( 3.12 ) bahwa tegangan yang
melalui beban dapat dinaikkan dengan memvariasikan duty cycle, k dan tegangan

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

45

keluaran minimum adalah Vs bila k = 0. Namun demikian, chopper tidak dapat on


terus-menerus sehingga k=1. Untuk nilai k yang cenderung menuju satu, tegangan
keluaran menjadi sangat besar dan sangat sensitif untuk mengubah nilai k, seperti
terlihat pada Gambar 3.11.
Prinsip ini dapat diaplikasikan untuk memindahkan energi dari satu sumber
tegangan ke lainnya seperti terlihat pada Gambar 3.11.b. Rangkaian ekivalen untuk
mode-mode operasi ditunjukkan pada Gambar.3.11.c. Arus induktor untuk mode I
diberikan sebagai berikut.
Vs = L

di1
..(3.13)
dt
L

D1

IL

+
+
VS

VL

Chopper

Vo

a). Diagram Rangkaian.


L
+

VS

Mode 1

L
I2
+

VS

Mode 1

b). Rangkaian ekivalen

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

46

I2

I2

I1

I1
t2

t1

t
kT

c). Bentuk gelombang arus.


Gambar 3.11. Susunan gelombang arus
dan dinyatakan sebagai
i1 (t ) =

VS
t + I 1 ..(3.14)
L

Dimana i1 adalah arus mulauntuk mode 1. Selama mode 1, arus harus meningkat dan
kondisi yang penting adalah,
di1
0 untuk VS 0
dt
Arus untuk mode 2 diberikan sebagai berikut,
VS = L

di 2
+ E ...(3.15)
dt

dan penyelesaiannya adalah ;


i2 (t ) =

VS E
t + I 2 ...(3.16)
L

dengan I2 adalah arus mula untuk mode 2. Untuk sistem yang stabil, arus harus turun
dan kondisi yang memenuhi adalah;

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

47

di 2
0 dan Vs E
dt
Bila kondisi ini tidak memenuhi,arus induktor akan tetap naik dan akan terjadi tidak
stabil. Maka, kondisi untuk pemindahan daya yang terkontrol adalah :
0 VS E .....(3.17)
Persamaan (3.15) menyatakan bahwa sumber tegangan V s, harus lebih kecil dari
tegangan E agar transfer daya dari sumber yang tetap ( atau variabel ) ke tegangan dc
tetap bisa dilakukan. Pada pengereman elektris motor-motor dc, dengan motor-motor
bekerja sebagai genarator dc, tegangan terminalnya akan jatuh bila kecepatan mesin
berkurang. Chopper dapat memindahkan daya ke sumber dc tetap atau rheostat.
Bila chopper di-on-kan, energi akan dipindahkan dari sumber V s ke induktor
L. Dan bila chopper di-off-kan sejumlah energi yang tersimpan pada induktor akan
dipindahkan ke baterai E.

III. 4. Pengaturan Tahanan Jangkar(2,3)..


Pengaturan ini dapat dilakukan dengan mengaturan tahanan jangkar

dengan

menghubungkan seri dengan tahanan variabel seperti Gambar 3.11.

Gambar 3.12. Pengaturan tahanan jangkar pada motor DC penguatan shunt

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC

48

Berdasarkan Persamaan 3.2 didapatkan :


n =

n=

Vt I a .R a
c. sh

Vt I a (R a + R var )
................................................................................( 3.18 )
c. sh

dimana :
n

= Putaran kecepatan motor [ rpm ].

Vt

= Tegangan terminal [ Volt ].

Ia

= Arus jangkar [ Ampere ].

= Konstanta.

sh = Fluks medan shunt [ Wb ]


Metode ini jarang digunakan karena menyebabkan rugi-rugi cukup besar dan
sangat mempengaruhi efisiensi motor.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

BAB IV
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR SEARAH SHUNT DENGAN
INTEGRAL SIKLUS KONTROL.

IV.1. Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Shunt Dengan Integral


Siklus Kontrol.
Dengan memotong gelombang AC sehingga merubah nilai tegangan AC
atau disebut juga AC Kontroler, yang dihubungkan dengan jembatan dioda.
Metode ini hanya bermanfaat untuk ukuran motor mempunyai daya yang kecil.
Metode integral bisa disebut juga dengan bust firing.
IV.2. Peralatan Pengujian.
Percobaan yang akan dilaksanakan menggunakan komponen dan peralatan
antara lain :
1. Komponen Elektronika.
Berupa komponen elektronika untuk digunakan dalam penelitian ini
digunakan komponen-komponen sebagai berikut :
= 1k/ 0,25 Watt

R3

= 4700 /0,25 Watt R4

= 100 /0,25 Watt

R5

= 1k/0,25 Watt

R6

= 100 /0,25 Watt

R7

= 470 / 5 Watt

C1

= 220nF/ 100 Volt

C2

= 220nF/ 200 Volt.

Dioda Zener = 22 V/ 1,5 Watt

Potensio mono= 50k


UJT

R2

= 2200 /0,25 Watt

R1

Triac

= BT139 ( 16A/ 500 V)

= 2N2646

Dioda Jembatan ( KBPC 3504 ) = 16 Ampere

49

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

50

2. Machines Controlled Panel MCP 182.


Terdiri dari alat ukur dan catu daya sebagai berikut ( Gambar 4.1 ) :
2 unit Power Supply AC/DC
1 Unit Variable resistor 0-200
1 Unit Voltmeter DC 0-250 Volt
2 Unit Ampermeter DC 0-10 A dan 0-5 Ampere
1 Unit Voltmeter AC 0-500 Volt
1 Unit Ampermeter AC 0-10 Ampere

Gambar 4.1.Machines Controlled Panel ( MCP ) 182.


3. Oscilloscope 2 Channell.
Yaitu bagian alat peraga bentuk gelombang tegangan sumber dan tegangan
beban.
4. Power Suplai 3 Phasa.
Terdiri dari catu daya AC 3 phasa dan catu daya DC.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

51

IV.3. Spesifikasi Motor.


Motor yang digunakan pada pengujian ini adalah :
Name Plate Mesin I / 61- 001
P = 2 kW = 2,6 HP

n = 1500 rpm

Kelas Isolasi B

p = 23 Slot

Veksitasi dan armature = 220 V

Error 220 V, 0,64 A

Hasil Pengukuran :
Medan Shunt / Bebas ( J K ) = 0,287 K
Jangkar ( GA HB )

= 0,31

IV.4. Rangkaian Pengujian.


IV.4.1. Rangkaian Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt
Tanpa Integral Siklus Kontrol.

Gambar 4.2. Rangkaian Integral Cycle Control ke Motor DC Shunt tanpa beban

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

52

IV.4.2.Rangkaian Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt


Dengan Integral Siklus Kontrol.
A

IL
A
A

D1

D3

D2

Ia
Ish

Rsh

Ea
Ra Ea

D4

R1
Pot
R5

Suplai 1
DC

Suplai 2
R7

R3 R
4
V

DZ

UJT
R2

C1

Triac

AC

C2
R6

Gambar 4.3. Rangkaian Integral Cycle Control ke Motor DC Shunt tanpa beban.

IV.5. Prosedur Pengujian.


IV.5.1. Pengaturan Kecepatn Motor DC Penguatan Shunt Tanpa Integral
Siklus Kontrol.
Setelah semua peralatan selesai dirangkai sesuai dengan Gambar 4.2,
lakukan prosedur sebagai berikut :
1. Power suplai pada MCP 182 di Onkan, geser switch 1 ke AC .
2. Set power suplai AC ke tegangan yang diinginkan sehingga mencapai
220Volt, 200Volt, 180Volt, 160Volt dan 140Volt serta arus medan
shunt ( Ish = 0,4Ampere) tetap konstan.
3. Lalu catat putaran (n rpm),arus jangkar ( Ia Ampere).
IV.5.2. Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral
Siklus Kontrol.
Setelah semua peralatan selesai dirangkai sesuai dengan Gambar 4.3,
lakukan prosedur sebagai berikut :

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

53

1. Power suplai pada MCP 182 di Onkan, geser switch 1 ke DC dan


Switch 2 ke AC.
2. Set power suplai 1 ke 10 Volt DC untuk Gate.
3. Atur sensisitivitas Channel X osiloskop 5 volt/div dan time 5 ms/div.
4. Set power suplai 2 ke tegangan yang diinginkan, atur sudut penyalaan
dan set ulang tegangan keluaran sehingga mencapai 220Volt, 200Volt,
180Volt,

160Volt

dan

140Volt

serta

arus

medan

shunt

( Ish= 0,4Ampere) tetap konstan.


5. Lalu catat putaran (n rpm),arus jangkar ( Ia Ampere).

IV.6. Data Hasil Pengujian.


IV.6.1.Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Tanpa Integral
Siklus Kontrol
Ish = 0,4 A
Vt ( Volt )

n ( rpm )

IL ( A )

140

1000

0,77

160

1125

0,82

180

1250

0,83

200

1400

0,85

220

1500

0,89

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

54

IV.6.2.Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral


Siklus Kontrol.
Ish = 0,4 A
Vsumber ( Volt )

Vt ( Volt )

n ( rpm )

IL ( A )

161

140

1000

0,77

182

160

1125

0,82

198

180

1250

0,83

211

200

1400

0,85

231

220

1500

0,89

IV.7. Analisa Data Pengujian .


IV.7.1. Analisa Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Tanpa
Integral Siklus Kontrol.
Hasil Pengujian Data I tanpa Integral Cycle Control
Ia
n

Ea

M
Ra = 0,31 Ohm

Ish

Rvar

IL

Vt

Rsh = 287 Ohm

Vf = Vt = If .( Rf + Rdiv )
If =

Vt
R f + Rvar
140
= 0,4 Ampere
287 + 63

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

55

Ia = IL - If
Ia = 0,77 0,4
Ia = 0,37 Ampere.
Ea = Vd ( Ia. Ra )
Ea = 140 ( 0,41.0,31 )
Ea = 139,87 Volt

n=

V d ( I a + Ra )
K .

n=

140 (0,37 x 0,31)


= 1000 rpm
0,1399

IV.7.2. Analisa Pengaturan Kecepatan Motor Dc Penguatan Shunt Dengan


Integral Siklus Kontrol.
Ia
n

Ea

M
Ra = 0,31 Ohm

Ish

IL

Rvar

Vd

Rsh = 287 Ohm

Hasil Pengujian Data I dengan Integral Cycle Control :


Vd =

2 2
V ph (C1 / C 2 )

(C1 / C 2 ) =
=

Vd
2 2 V ph
140
2 2 161

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

56

= 0,96

Vf = Vt = If .( Rf + Rdiv )
If =

Vt
R f + Rvar
140
= 0,4 Ampere
287 + 63

Ia = IL - If
Ia = 0,77 0,4
Ia = 0,37 Ampere.
Ea = Vd ( Ia. Ra )
Ea = 140 ( 0,41.0,31 )
Ea = 139,87 Volt

n=

V d ( I a + Ra )
K .

n=

140 (0,37 x0,31)


= 1000 rpm
0,1399

Cara perhitungan yang dilakukan untuk data yang lain dengan cara yang sama
maka didapatkan hasil perhitungan seperti Tabel IV.1.
Tabel 4.1
Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Tanpa Integral
Siklus Kontrol.
Ish = 0,4 A
V d( Volt )

n ( rpm )

IL ( A )

Ia ( A )

Ea (Volt)

140

1000

0,77

0,37

139,885

160

1125

0,82

0,42

159,87

180

1250

0,83

0,43

179,87

200

1400

0,85

0,45

199,86

220

1500

0,89

0,49

219,85

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

57

Tabel 4.1
Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan
Integral Siklus Kontrol
Ish = 0,4 A
Vsumber ( Volt )

V d( Volt )

n ( rpm )

IL ( A )

Ia ( A )

Ea (Volt)

C1/C2

161

140

1000

0,77

0,37

139,885

0,99

182

160

1125

0,82

0,42

159,87

0,99

200

180

1250

0,83

0,43

179,87

230

200

1400

0,85

0,45

199,86

0,965

267

220

1500

0,89

0,49

219,85

0,96

Dari data pengujian akan diperoleh grafik sebagai berikut.


Putaran VS Tegangan
1600
Putaran ( n ) rpm

1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0

50

100

150

200

Tegangan ( Vt ) Volt

Gambar 4.4. Grafik Kecepatan terhadap tegangan motor DC shunt tanpa integral
kontrol.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

250

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

58

Putaran VS Arus Jangkar


1600

Putaran (n) rpm

1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

Arus Jangkar ( Ia) Ampere

Gambar 4.5. Grafik kecepatan terhadap arus jangkar motor DC shunt tanpa
integral siklus kontrol.

Putaran VS Tegangan
1600

Putaran ( n ) rpm

1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0

50

100

150

200

Tegangan ( Vt ) Volt

Gambar 4.6. Grafik kecepatan terhadap tegangan motor DC shunt dengan integral
siklus kontrol.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

250

Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol

59

Putaran VS Arus Jangkar


1600
Putaran (n) rpm

1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

Arus Jangkar ( Ia) Ampere

Gambar 4.7. Grafik kecepatan terhadap arus jangkar motor DC shunt dengan
integral siklus kontrol.
Dari tabel dan grafik di atas menunjukkan motor dc penguatan shunt yang
menggunakan integral siklus kontrol dengan tidak menggunakan, sama sekali
tidak ada perbedaan dalam karakteristiknya tetapi penggunaan integral siklus
kontrol mudah dalam penggunaan tetapi motor dan dioda akan cepat panas yang
diakibatkan sumber tegangan yang tidak sinusoidal.Peralatan ini hanya dapat
digunakan untuk motor di bawah 2 KW karena integral siklus kontrol akan terjadi
break down dan menyebabkan integral siklus kontrol tidak berfungsi.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

0.6

DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman Stephen J., Electric Machinery Fundamentals, Mc. Graw-Hill
International Edition, 1999.
2. Deshpande

M.V,

Electric

Motors

Applications

And

Control,A.H.Wheeler & C.O. Private Limited, Bombay,1985.


3. Dubey.Gopal K.,Power Semiconduktor Controlled Driver,Prentice Hall,
Englewood Cliffs, New Jersey,1989.
4. Eugene C. Lister,Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi keenam, Erlangga,
Jakarta.
5. Kadir Abdul., Mesin Arus Searah, Djambatan, Jakarta, 1980.
6. Mehta V.K dan Rohit., Principles of Elektrical Mechines, S.Chand dan
Company LTD, Ram Nagar New Delhi, 2002.
7. Theraja B.L., A Text Book of Electrical Technology, Nurja Construction
& Development,New Delhi, 1980.
8. Wijaya, Mochtar, Dasar-dasar Mesin Listrik, Penerbit Djambatan, 2001.

Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository 2008

PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com

Anda mungkin juga menyukai