Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA

Hari/Tanggal : Rabu/ 7 Oktober 2015


Waktu : 13.00-16.00
Dosen Praktikum : Ibu Khursatul Munibah
Asisten Praktikum :
1. Zahra Kartika (A14110026)
2. Arroyan (A14110071)
3. Meilani K S A S (A14110085)

Interpretasi Visual Penggunaan/Penutupan Lahan


Dengan Software Arcgis
Muhammad Wahid
A14140022

BAGIAN PENGINDERAAN JAUH DAN INFORMASI SPASIAL


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN, IPB
2015

I.

Tujuan

a. Mampu menggunakan software Arcgis serta penerapannya.


b. Mampu melakukan interpretasi citra secara visual dengan bantuan software.
c. Mengenal variasi tipe penggunaan dan penutupan lahan.

II.

Alat dan Bahan

a. Seperangkat personal computer/ laptop yang sudah terinstall aplikasi


Arcgis.
b. Citra berbagai daerah untuk Alos dan Landsat daerah Cijeruk, Kramat Jati.
c. Admin dari masing-masing citra Alos dan Landsat daerah Cijeruk, Kramat
Jati.
d. Citra vegetasi Sumber Jaya.
e. Admin dari vegetasi Sumber Jaya.

III.

Langkah Kerja

Langkah kerja deliniasi/digitasi citra dengan aplikasi Arcgis 9.3


1.Buka aplikasi Arcgis 9.3 dari desktop atau start menu komputer.

2.Pada bagian Tool klik ikon add

3. Pada bagian browse pilih folder yang berisi file *.img yang merupakan citra
yang sudah dibagikan sebagai tugas.

4.tambahkan file citra *.img

5. Berikutnya tambahkan admin *.shp dengan cara add data seperti langkah
sebelumnya

6.Maka akan muncul tampilan seperti ini . Untuk menampilkan citra klik 2 kali
pada kotak warna dibawah file admin .

7. pada bagian symbol selector pilih hollow.

8. pada kotak warna ubah warna serta ukuran outline seterlihat mungkin.

9. Maka akan terlihat seperti ini lalu pada editor tool klik dan pilih start editing.

10. pada bagian edit task pastikan menggunakan Cut Polygon .

11. Jika sudah pilih select feature dan klik pada daerah yang akan di digitasi.

12. Maka skect tool akan katif dan bisa digunakan.

13.Mulai digitasi citra dari arah luar tepi admin.

14.Jika sudah selesai maka akan tampil seperti ini.

15.Pada editor tool pilih stop editing.

16. lalu klik kanan pada layer admin dan pilih open attribute table.

17. Klik Option lalu pilih klik add field

17. Pada kotak dialog add field isikan nama field dan jenis masukan ( text sebagai
jenis masuakn ).

18.Setelah itu akan muncul seperti ini.

19. Pada editor tool klik start editing lagi.

20. Klik ikon select feature

21. Dengan cara meng klik daerah yang akan diberi nama ( diaktifkan ) maka akan
muncul kotak warna biru sel aktif pada open atribute lalu isikan nama/identifikasi
dari hasil deliniasi.

22. isikan sampai tidak ada sel yang belum terisi. Jika sudah pada editor klik stop
editing.

23. maka akan muncul kotak dialog save edit klik yes. Selesai

24.langkah yang sama dilakukan untuk digitasi citra peri urban dan vegetasi.
*NB digitasi dilakukan pada skala 1:12000 baik pada Peri urban dan Rural.
Pada digitasi guna membandingkan hasil digunakan kombinasi band pada tiap
citra yang ditampillan. Skala yang digunakan hingga interppreter terlihat jelas.

IV.

Hasil dan Data

a. Hasil dan data citra alos cijeruk ( Rural )

Tabel atrribute.

b. Hasil dan data citra landsat cijeruk ( Rural )

Tabel atribut

c. Hasil dan data citra vegetasi kombinasi band 123 Sumberjaya

Tabel atribut

d. Hasil dan data citra vegetasi kombinasi band 432 sumberjaya.

Tabel atribut

e. Hasil dan data citra alos kramat jati ( Peri Urban)

Tabel atribut

f. Hasil dan data citra landsat kramat jati ( Peri Urban )

Tabel atribut

V.

Pembahasan
Ada banyak jenis citra dalam sistem penginderaan jauh. Citra tersebut

seperti Landsat , Alos , Ikonos , Quickbird dan masih banyak lagi. Masing-masing
citra satelit banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang berbasis lahan dan
keruangan misalnya dalam bidang kajian penutupan lahan dan/atau penggunaan
lahan ( Wahyuni 2014). Setiap citra dalam penginderaan jauh mempunyai fungsi
serta karakteristik yang berbeda satu sama lain. Satelit Alos ( Andvanced land
Observing Satelite ) merupakan salah satu satelit yang membawa sensor radar yang
diluncurkan oleh pemerintah Jepang dengan resolusi spasial 10 m , temporal 2 hari
( Antono 2013). Terapan interpretasi citra Landsat telah dilakuakn dalam berbagai
bidang disiplin ilmu seperti pertanian , botani , kartografi , teknik sipil, pantauan
lingkungan ,kehutanan ,geografi, geologi, geofisika, analisis sumbedaya lahan,
planologi, oseanografi , dan analisis sumberdaya air(Lillesand , Kiefer 1979 ). Citra
landsat sebagai satelit penginderaan jauh untuk deteksi sumberdaya alam telah
beroperasi sejak 1972 dengan resolusi temporal 16 hari. Landsat mempunyai sensor
pengindera pada spektrum cahaya tampak, inframerah reflektif dan inframerah
thermal. Kanal biru/hijau pada landsat cocok untuk kedalaman laut terhadap
polutan ( 0-10 km). Inframerah dekat atau reflektif responsif terhadap lahan , batuan
dan vegetasi serta inframerah thermal cocok untuk suhu permukaan bumi , hasil
dari ketiga kombinasi tersebut akan menghasilkan

banyak informasi terkait

penutupan dan penggunaan lahan ( Kusumowidagdo 2002).


Citra rural yang diamati adalah citra rural untuk daerah Cijeruk . Citra
diamati dengan citra Alos dan landsat sebagai pembanding. Hasil deliniasi dengan
citra Alos menghasilkan banyak polygon dibandingkan dengan citra landsat pada
skala perbesaran yang sama yaitu 1:12000. Hal itu karena citra alos mempunyai
karakteristik yang lebih bagus untuk mendeteksi penutupan lahan/penggunaan
lahan. Meskipun citra landsat mempunyai resolusi spektral lebih bagus dibanding
citra alos , namun saat penggunaan citra landsat data yang diambil akan kurang
jelas/tidak akurat akibat adanya penutupan awan/asap. Untuk mengatasi hal
tersebut citra Alos mempunyai sistem penginderaan jauh radar yang tanpa
terpengaruh waktu , adanya awan ataupun asap ( Syarif 2011 ). Dalam analisis citra
peri urban juga menunjukan hasil yang lebih jelas pada Alos dibanding pada

landsat. Peri urban yang fokus pada pemukiman serta bangunan serta pabrik-pabrik
industri. Dalam hal ini citra alos pun menghasilkan lebih banyak polygon karena
faktor yang sama dengan citra rural diatas, ditambah lagi pasti banyak faktor
pengganggu berupa fog atau asap industri yang mengganggu hasil dari citra landsat.
Dalam analisis vegetasi ,citra yang digunakan adalah untuk daerah
sumberjaya. Kombinnasi yang digunakan adalah band 123 dan band 432 sebagai
dua pembanding. Hasil menunjukan analisis kombiinasi band 432 leih mudah
digunakan untuk analisis vegetasi. Citra landsat 432 merupakan citra yang
menonjolkan kenampakan objek vegetasi. Objek selain vegetasi tetap terlihat,
namun pada pengelasan klasifikasi, objeek lain belum tentu mendapatkan level
yang tinggi. Pada komposit Landsat 432 maka representasi RGB akan setel dengan
band 4 (inframerah dekat) untuk merah, 3 (merah) untuk hijau, dan band 2 (hijau)
untuk biru. Objek yang paling banyak memantulkan gelombang inframerah dekat
maka akan tampak pada citra dengan warna merah (Kurniati 2010). Sedang pada
kombinasi band 123 tidak terlalu banyak untuk membedakan vegetasi yang ada.
Polygon pada kombinasi 123 lebihh banyak dibanding band 432 meskipun hasilnya
tak sejelas/banyak variasi seperti kombinasi band 123.Pada band 123 justru lebih
jelas dalam membedakan lahan tanpa vegetasi dan hutan/vegetasi lingkup sempit.

VI.

Kesimpulan
Berdasar hasil praktikum setiap citra,kombinasi band mempunyai

karakteristik serta fungsi yang berbeda-beda. Hasil analisis citra baik rural , peri
urban dan vegetasi dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pemanfaatan citra Alos
lebih bagus atau banyak mendapatkan polygon dibanding citra landsat. Faktor
pengotor berupa awan/asap dapat mempengaruhi citra tanpa sensor radar seperti
landsat. Band 432 merupakan ( False Composite Colour ) menangkap sinyal
inframerah yang dipantulkan oleh klorofil tanaman/vegetasi. Vegetasi dengan
kombinasi band 432 juga menghasilkan polygon yang lebih banyak dibanding
kombinasi band 123.

VII.

Daftar Pustaka

Antono T H. 2013 . Analisis vegetasi menggunakan citra ALOS AVNIR-2 untuk


mengestimasi serapan karbon . Jurnal Statistika .No 2 (13) : 109-117.
Kurniati E . 2010 . Perentangan kontras citra landsat komposit 432 untuk analisis
penutup lahan dengan pendekatan pola pantulan spektral ( Studi kasus
pesisir utara Jawa Tengah ). Jurnal Geografi. No 1 (10 ):1-10.
Kusumowidagdo M . 2002 . Reklamasi lahan Singapura :permaslahan bagi
Indonesia. Berita Inderaja. No 2 ( 1) : 3-8.
Lillesand T M , Kiefer R W.1979. Remote Sensing and Image Interpretation.
Madison ( US) : John Willey Sons.
Syarif I N. 2011 . Perbandingan Penafsiran Visual Antara Citra Alos Palsar
Resolusi 50 M Dengan Citra Landsat Resolusi 30 M Dalam
Mengidentifikasi Pentupan Lahan ( Studi Kasus Di Kabupaten Bogor ,
Kabupaten Sukabumi Dan Kabupaten Cianjur) . [SKRIPSI]. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Wahyuni I N . 2014 . Pemanfaatn citra Alos palsar dalam menduga biomasa hutan
alam: studi kasus di taman nasional bogani nani wartabone . Jurnal
Wasian.No 1 (1) : 15-21.

Anda mungkin juga menyukai