Anda di halaman 1dari 9

http://sumut.kemenag.go.

id/

STANDAR ISI DAN PEMETAANNYA


Oleh Drs. Abd. Wahab, SH,MA
Widyaiswara BDK Medan

ABSTRAKSI
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul: Standar Isi dan pemetaannya. Tujuan
penulisannya adalah untuk membantu tenaga pendidik dalam memahami isi
kandungan standar isi, melalui pemetaannya, sehingga tenaga pendidik mempunyai
kompetensi kompetensi dasar dalam penyusunan silabus dan RPP. Standar isi adalah
standar minimal yang berkenaan dengan materi dan kompetensinya. Standar isi terdiri
dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar isi merupakan
bahan baku, karena standar isi merupakan bahan yang harus dikembangkan kedalam
sebuah pengembangan, yang dikenal dengan pengembangan silabus dan RPP.
Standar isi harus dipahami secara baik dan benar supaya menghasilkan
pengemabangan yang bermutu baik dan benar. Supaya kebermaknaan standar isi
memadai sebagaimana diharapkan, salah satunya dengan melakukan pemetaan
melalui pendekatan: pemetaan berdasarkan pengaturan khirarki, pemetaan
berdasarkan kepaduan SK-KD, pemetaan berdasarkan kepariasian dan keterkaitan,
pemetaan berdasarkan kata kerja, pemetaan berdasarkan jenis materi, dan pemetaan
berdasarkan kebermaknaan. Sebagai kesimpulan bahwa dengan uraian ini tenaga
pendidik dapat melakukan pemetaan standar isi, karenanya disarankan kepada tenaga
pendidik supaya membaca risalah ini secara baik dan benar dan tidak hanya
memadakan risalah ini akantetapi kembangkan dengan referensi lainnya.
KEY WORDS
Pemetaan Standar Isi
I. Pendahuluan
Salah satu yang dibicarakan dalam KTSP adalah berkenaan dengan standar isi
(SI), sementara banyak para tenaga pendidik, baik pada tingkat dasar maupun tingkat
menengah belum memahami secara benar tentang standar isi itu sendiri, sebab
mereka belum pernah menerima informasi standar isi, baik melalui sosialisasi,
wokeshop, kediklatan dan lain-lain sebagainya, termasuk tidak membaca referensi
yang ada.
Kondisi seperti

ini mengakibatkan mereka kurang percaya bahkan tidak

percaya bahwa dengan menerapkan standar isi KTSP di satuan pendidikan dapat
1

http://sumut.kemenag.go.id/

mencerdaskan peserta didik. Keraguan ini membawa dampak negatif di dunia tenaga
pendidik, karena keraguan dan kesalahan memahami dan penerapan standar isi
mengakibatkan kehancuran dunia pendidikan Indonesia. Sementara konsep KTSP
berstandar SI. bila dipahami dengan sungguh-sungguh, kita sungguh yakin dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu semua tenaga pendidik dan
kependidikan wajib mengenal KTSP berstandar SI secara benar dan baik serta
mempunyai keterampilan pemetaannya.
Banyak hal yang harus diketahui dari KTSP berstandar SI, dengan tujuan
supaya dapat mengenal SI dengan benar dan baik, untuk itu memerlukan uraian dan
pembahasan yng mendalam, karenanya penulis ingin menyajikan KTSP berstandar
SI secara mudah, fokus dan mengenai sasaran.
Untuk mrngenal KTSP berstandar SI secara mudah, hal yang dilakukan
adalah menyederhanakan rumusan masalahnya kepada hal-hal yang mudah dicerna
oleh setiap tingkatan satuan pendidikan. Rumusan masalah

dimaksud adalah

Apakah dengan pembahasan standar isi dan pemetaannya, pendidik memiliki


kemampuan tentang kebermaknaan standar isi dan pemetaannya?
Kajian terhadap rumusan masalah ini bertujuan untuk supaya tenaga pendidik
dan kependidikan tidak salah dan ragu terhadap keampuhan SI dalam mewujudkan
peserta didik yang berpengetahuan, ahli, terampil dan bersikap mental yang terpuji
(peserta didik yang berkualitas). Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan tujuan
satuan pendidikan, yang akhirnya mencapai cita-cita pendidikan nasional dan cita-cita
kemerdekaan, yakni masyarakat yang adil dan makmur.

II. Pembahasan
A. Pengertian SI dan ruang lingkupnya
Dalam diri manusia umumnya dan dalam diri peserta didik khususnya ada
dikenal dengan potensi. Potensi adalah enerji kemampuan menangkap/ menerima
segala sesuatu yang datang dari luar, baik melalui penglihatan, pendengaran,
perabaan dan sejenaisnya. Ia ada dalam diri seseorang berupa pikiran dan perasaan,
2

http://sumut.kemenag.go.id/

ia merupakan bawaan sejak lahir, wujudnya seperti kemauan, bakat dan sejenisnya.
Ia belum merupakan sebuah pengalaman, ia seperti kertas putih belum ada coretan
apa-apa, artinya belum merupakan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan karakter.
Manakala potensi tadi berinstraksi dengan dunia luarnya, apakah dengan proses
pembelajaran atau pengamatan, maka ia menerima informasi yang belum pernah
diterimanya, sehingga merobah dirinya dari tidak tau menjadi tau, apa yang ia sudah
tau disebut dengan pengalaman atau pengetahuan. Kemampuan menteransfer
pengalaman/ pengetahuan kepada pihak lain disebut dengan kompetens. Jadi
kompetensi lahir dari hasil instraksi potensi dengan lingkungannya.
Bertambah

banyak dan panjangnya

masa

instraksi potensi dengan

lingkungannya, maka bertambah banyaklah pengalaman/ pengetahuan yang


diterimanya dan sepanjang itu pula peluang untuk menginformasikan kepada pihak
ketiga. Kemampuan potensi menerima informasi dari lingkungannya mempunyai
keterbatasan, sangat ditentukan oleh media (alat) penyampai informasi, oleh
karenanya dalam dunia pendidikan, diatur standar minimal yang harus dicapai dalam
tenggang waktu tertentu, hal ini dikenal dengan standar minimal pencapaian.
Standar minimal pencapaian, diatur dan ditentukan oleh pusat dalam hal ini
adalah rumusan yang dibuat oleh BSNP yang telah mendapat pengesahan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, yakni melalui permen diknas nomor 22
tahun 2006, tentang standar isi. Standar isi terdiri dari Standar Kompetensi, yang
disingkat dengan SK dan Kompetensi Dasar, yang disingkat dengan KD.

B. Kajian isi Standar Isi


Baik SK maupun KD mengandung muatan/ isi, yakni adanya kompetensi
dalam bentuk kata kerja dan adanya materi. Kompetensi SK bersifat abstrak tidak
oprasional. Abstrak adalah sesuatu yang tidak realita, yakni tidak bisa dinilai dan
tidak bisa diamati, seperti memikirkan, wujud memikirkan tidak bisa dinilai dan tidak
bisa diamati. Tidak bisa dinilai maksudnya tidak tau kita apa yang dipikirkannya,
sehingga bagaimana kita bisa menilainya dan mengamatinya karena ia abstrak tidak
3

http://sumut.kemenag.go.id/

kongret. Beda halnya dengan kompetensi KD, kompetensi KD boleh abstrak dan
boleh kongret. Kongret adalah sesuatu yang oprasional. Oprasional adalah kata kerja
yang dapat dinilai dan dapat diamati, ia dapat nilai dan diamati karena ia realita.
Dapat dinilai maksudnya adalah dapat dibuat soalnya dan dapat dinilai hasil
jawabannya. Contoh kata kerja oprasional: Menjelaskan, soalnya: jelaskanlah!
Apakah ia menjelaskan secara tertulis atau secara lisan, tentunya ada jawabanya baik
secara lisan maupun secara tulisan dan jawaban ini diketahui benar apa salah, melalui
tulisannya atau suaranya. Mengentahui benar apa salah dari jawabannya artinya dapat
dinilai.
Materi SK bersifat umum, ia lebih umum dari materi KD, karena materi KD
merupakan bagian dari materi SK, jadi materi SK terdiri dari beberapa unsur, setiap
unsur SK menjadi materi KD, karenanya materi KD merupakan turunan dari materi
SK, maka jumlah KD sesuai dengan jumlah unsur materi SK. Materi SK bersifat
masalah umum, sub-sub materi umum menjadi materi KD, materi KD menjadi materi
Pokok, materi pokoklah dijadikan sebagai tema.
Untuk lebih fokus dan mendalam pembahasan SK dan KD, kita lakukan
dengan pendekatan pemetaan SK dan KD. Pemetaan SK dan KD ini digunakan
sebagai bahan baku dalam penyusunan rencana kegiatan pembelajaran yang dikenal
dengan pengembangan silabus dan RPP. Pemetaan SK dan KD dapat dilakukan
melalui beberapa pendekatan yakni:

1. Pemetaan berdasarkan Pengaturan Hirarki / Jenjang Tingkat Kesulitan KD


Kajian ini berfokus pada penyusunan urutan SK dan KD, berdasarkan mudah
sulitnya kandungan SK dan KD. SK dan KD yang dijumpai dalam SI tidaklah
merupakan sesuatu yang paku mati yang tidak dapat diurut kembali. Sulit mudahnya
suatu SK dan KD yang sangat mengetahuinya adalah guru bidang studi sendiri, oleh
karenanya yang berwenang mengurutnya adalah guru dan ini juga merupakan
pengembangan dari guru. Pemetaan dilakukan dengan cara mengatur kembali urutan
SK dalam satu semester, kemudian masing-masing SK, diurut KDnya, dengan cara
4

http://sumut.kemenag.go.id/

mendahulukan KD yang menjadi prasarat bagi KD berikutnya, atau dari hal yang
mudah kehal yang sukar, dari hal yang umum kehal yang khusus.
Format Pemetaan Pengurutan SK dan KD Berdasarkan Hirarki
Mata Pelajaran

Kelas/ Semester

Tahun Ajaran

NO

STANDAR KOMPETENSI
ISI

1.

NO

STANDAR KOMPETENSI
YANG DIURUT

1
1.1.
1.2.
1.3.

1.1.
1.2.
1.3

2.

2.
2.1.
2.2.
2.3.

2.1.
2.2.
2.3.

3.

3.
3.1.
3.2.
3.3.

3.1.
3.2.
3.3.

Dst
Jlh.SK
Jlh.KD
2. Pemetaan Berdasarkan Kompetensi Kata Kerja
Kata kerja yang ada dalam SK dan KD tidak terlepas dari ranah kognitip,
psikomotorik dan afektif, karenanya tentukan dulu ranahnya secara pasti. Dan dari
masing-masing ranah ini mengandung kompetensi kata kerja yang berjenjang.
Tingkatan

jenjang

kompetensi

menggambarkan

tinggi rendahnya

kesulitan

kompetensi, bertambah tinggi urutannya bertambah tinggi kesulitannya. Tujuan


pemetaan kompetensi kata kerja adalah untuk dapat memberikan keseimbangan
antara kesulitan materi dengan kemampuan peserta didik sehingga hal ini
menggambarkan suatu tindakan yang memberikan petolongan kepada peserta didik
secara mudah, artinya tingat kesulitan materi disesuaikan dengan tingkat kemampuan
5

http://sumut.kemenag.go.id/

peserta didik, sehingga pemilihan bentuk soalpun disesuaikan dengan kemampuan


peserta didik.
Ranah kognitip terdiri dari 6 tingkatan yakni: C.1 Pengetahuan . C.2
Pemahaman. C.3 Penerapan. C.4 Analisis. C.5 Sintesis. C.6 Penilaian. Lambang C.1
sampai dengan C.6 menunjukkan rangking urutan yang menunjukkan bahwa C.1
lebih rendah kesulitannya dari C.2, demikian sebaliknya C.6 lebih tinggi kesulitannya
dari C.5, demikian seterusnya.
Ranah psikomotor terdiriri dari 4 tingkatan, yakni: P.1 Peniruan. P.2
Manipulasi. P.3 . Artikulasi

P.4 Pengalamiahan. Lambang P.1 sampai dengan P.4

juga menunjukkan urutan rangking kesulitan. Pengurutan rangking ini sama halnya
dengan pengurutan rangking koknitif, yakni P.1 rebih rendah kesulitannya dari P.2,
P.2 lebih rendah kesulitannya dari P.3, P.3 lebih rendah kesulitannya dari P.4.
Ranah afektif terdiri dari 5 tingkatan, yakni: A.1 Menerima, A.2 Menanggapi
, A.3 Menilai, A.4 Mengelola dan A.5 Menghayati. Hal ini juga sama dengan kognitif
dan psikomotorik, bahwa A.1 sampai dengan A.5 merupakan lambang tingkat urutan
kesulitan, A.1 lebih rendah kesulitannya bila dibandingkan dengan A.2, A.5 lebih
tinggi kesulitannya bila dibandingkan denga A.4, demikianlah seterusnya.
3. Pemetaan Berdasarkan Jenis Materi
Materi SK dan KD dikelompokkan kepada 4 jenis materi, yakni:
a. Materi yang bersifat fakta, yaitu sesuatu yang berkenaan dengan
mengingat pristiwa, seperti nama hari, tanggal, bulan, tahun, nama orang,
nama tempat, kejadian apa dan sebagainya, yang sipatnya mengingat pada
kejadian yang lalu. Jadi kalau sifatnya tidak mengingat pada masa yang
lalu, maka ia tidak digolongkan kepada fakta, akan tetapi digolongkan
pada jenis konsep.
b. Materi yang bersifat konsep, yaitu sesuatu yang merupakan hasil
perumusan, ia merupakan sebuah ide yang sifatnya elastis dapat
berkembang dan dapat berubah, seperti definisi, uraian, pemahaman dan
lain-lain, ia merupakan kebalikan dari prinsip.
6

http://sumut.kemenag.go.id/

c. Materi yang bersifat prinsip, yaitu sesuatu yang berbentuk nilai yang tetap
yang tidak mengalami perubahan, dia pasti dan objektif, dia merupakan
kebalikan dari konsep. Prinsip sesuatu yang tidak dapat dirubah, dia
merupakan sebuah patokan, pegangan yang harus diikuti atau dilakukan
sesuai konteknya, seperti rumus, hukum, dalail dan sejenisnya.
d. Materi yang bersifat Prosedur, yaitu sesuatu materi yang menuntut adanya
proses langkah-langkah secara sistimtis dan chirarkis, mulai dari awalnya
samapai akhirnya, langkah pertama merupakan prasarat untuk langkah
berikutnya, demikian seterusnya sampai langkah terakhir. Contoh:
mengoprasionalkan

komputer

punya

langkah-langkah,

mulai

dari

menghedupkannya sampai kepada mematikannya kembali. Demikinan


juga untuk menyelesaikan rumus, tentunya ada langkah-langkahnya.
Langkah-langkahnya itu jenis materi prosedur. Rumus itu sendiri adalah
jenis materi prinsip.
4. Pemetaan Berdasarkan Kevariasian Dan Keterkaitan
Pemetaan dilakukan dengan cara menggandengkan dan mengaitkan antara
satu unit dengan unit lainnya dalam satu rumpun dengan berbagai keterampilan yang
tadinya masih terpisah-pisah dalam SI. Misalnya dalam SI bahasa Indonesia
keterampilan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara, terpisah secara
tersendiri pada masing-masing KD, padahal dari setiap unit berkaitan dengan unit
lainnya. Contoh: unit membaca berkaitan dengan menulis, mendengarkan dan
berbicara, maka dilakukan pemetaan dengan unit-unit yang bervariasi dari ke 4
keterampilan dengan memperhatikan keterpaduannya dan keterkaitannya, dengan
tujuan supaya memudahkan dalam menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
sebagai pengembangannya.
5. Pemetaan Berdasarkan Kepaduan SK-KD
Pemaduan merupakan pengembangan materi satu bidang studi yang dikaitkan
dengan materi bidang studi lain, hal ini dilakukan dengan cara memadukan SK yang
bervariasi dan KD yang terkait. Pemetaan seperti ini dilakukan tentunya adanya
7

http://sumut.kemenag.go.id/

keterkaitan materi antara satu dengan yang lainnya. Contoh: Pemetaan dilakukan
dengan mengaitkan antara KD ekonomi dengan geografi, sejarah dan sosiologi yang
dipandang berkaitan. Demikian halnya mata pelajaran IPA dan IPS dikaitkan dengan
materi mata pelajaran Pendidikan Agama dan sejenisnya. Hal ini sama dengan
jaringan pembelajaran tematik, hanya saja penyajiannya lebih dangkal dan ringan.
Pemetaan bisa diberi tema atau tanpa tema.
6. Pemetaan Berdasarkan Kebermaknaan
Pemetaan dilakukan dengan pertimbangan kapan waktu yang ideal disajikan
dengan pertimbangan adanya mengandung nilai kebermaknaan antara isi materi
dengan pristiwa atau kejadian. Artinya bahwa nilai materi berkenaan dengan pristiwa
yang terjadi, seperti materi kesaktian pancasila, penyajian waktunya mendekati bulan
dan hari, tanggal kesaktian pancasila dalam pelajaran PPKn dan dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam materi haji disajikan pada menjelang bulan haji, materi
puasa disajikan menjelang bulan puasa. Hal ini dilakukan untuk memnuhi kebutuhan
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisinya.

III. Kesimpulan
Dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga pendidik dapat
memahami isi dan pemetaan standar isi secara baik dan benar. Karenanya disarankan
kepada tenaga pendidik supaya membaca tulisan ini secara bermakna, sehingga dapat
memahami standar isi dan pemetaannya secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Madrasah, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP),Cet.1, Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2007
E. Mulyasa, KurikulumYang Disempurnakan, cet.1, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2006

http://sumut.kemenag.go.id/

Muhaimin,dkk, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah Dan Madrasah, Jakarta:


Rajawali Pers, 2009.
Tim Redaksi Eko Jaya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,Cet.3, Jakarta, CV.Eko
Jaya, 2005
Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, UndangUndang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas,Cet.3, Bandung,
Fokusmedia, 2003
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tentang standar isi.

Anda mungkin juga menyukai