PENDAHULUAN
Perkembangan industri pariwisata
Kota Batu yang meningkat, sangat
berdampak pada peningkatan pertumbuhan
ekonominya.
Oleh
karena,
dalam
rangka
menunjang pertumbuhan ekonomi, penting
sekali adanya
pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan, SMK sebagai salah
satu penyedia sumber daya manusia muda
yang terampil yang mampu menciptakan
industri kreatif sebagai upaya memenuhi
kebutuhan akan kompetisi kebutuhan
sumber daya manusia di dunia industri dan
mengurangi pengangguran. SMK di Kota
Batu terhitung Tahun 2011 ada 12
Sekolah, dengan status 11 yang sudah
mendapat izin penyelenggaraan, 1 masih
dalam
proses
pengurusan
izin
156
157
Variabel
Tahun 2008
Tanggal 31 Juli 2008
memberikan pengertian Prasarana adalah
fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi
SMK/MAK.
Sebuah
SMK/MAK
sekurang-kurangnya memiliki prasarana
yang dikelompokkan dalam ruang
pembelajaran umum, ruang penunjang,
dan ruang pembelajaran khusus.
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan
kuisioner mengenai ketersediaan prasarana
pendidikan yang ditujukan kepada 11
sekolah menengah kejuruan (SMK) di
Kota Batu pada Tabel 1.
C. Kelompok
Ruang
Pembelajar
an Umum
2.
A.
Lahan
3.
4.
5.
6.
1.
2.
B. Bangunan
D. Kelompok
Ruang
Penunjang
E.
Ruang
pembela
jaran
Khusus
Trianggulasi
Trianggulasi
merupakan
cara
memandang permasalahan/obyek yang
dievaluasi dari berbagai sudut pandang.
Tujuan agar dapat melihat obyek evaluasi
dari semua sisi.
Analisis Data
Evaluasi data dilakukan secara
deskriptif analitis yaitu dengan melakukan
mendeskriptifkan
kondisi
prasarana
pendidikan sekolah kejuruan di Kota Batu,
dan analisis deskriptif evaluasi indikator
standar pelayanan prasarana di Kota Batu
158
Matriks SWOT
Analisis
ini
bertujuan
untuk
mengetahui strategi dasar pemecahan
masalah yang dapat diterapkan secara
kualitatif. Adapun cara yang dilakukan
adalah:
1) SO
: Strategi/alternatif pemecahan
masalah
dengan
memanfaatkan
kekuatan (S) secara maksimal untuk
meraih peluang (O).
2) ST
: Staretegi/alternatif pemecahan
masalah
dengan
memanfaatkan
kekuatan (S) secara maksimal untuk
mengantisipasi ancaman (T) dan
berusaha menjadikan maksimal menjadi
peluang (O).
3) WO : Strategi/alternatif pemecahan
masalah
dengan
meminimalkan
kelemahan (W) untuk meraih peluang
(O).
4) WT : Strategi/alternatif pemecahan
masalah
dengan
meminimalkan
kelemahan (W) untuk menghindari
secara lebih baik dari ancaman (T).
Matrik SWOT.
Adapun sistem penilaian yang
dilakukan adalah memberikan penilaian
dalam bentuk tabel kepada dua kelompok
besar, yaitu faktor internal IFAS (Internal
Factor Analysis Summary) yang terdiri
dari kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) serta faktor eksternal EFAS
(ExternalFactor Analysis Summary) yang
terdiri dari peluang (opportunity) dan
ancaman (threat).
Analisis
pengembangan
tingkat
pelayanan
prasarana
Sekolah
Menengah Kejuruan di Kota Batu
Analisis SWOT adalah analisis yang
didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan Strength (kekuatan) dan
a. Tabel IFAS
Cara-cara penyusunan tabel IFAS
(Internal Factor Analysis Summary)
adalah sebagai berikut:
1. Kolom I disusun 5-10 faktor faktor
kekuatan dan kelemahan
159
160
Ket:
Tingkat
Keterpenuhan
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0 = belum memenuhi
1 = memenuhi
Aksesibilitas
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
Pemenuhan akan
Bangunan/Ruang
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
e) Kondisi Bangunan
Berdasarkan data yang diperoleh
diketahui bahwa 90,0% SMK di Kota Batu
memiliki kondisi bangunan yang tidak
161
rata-rata
rata kodisi bangunannya sedang dan
rusak.
Pemenuhan akan
Bangunan/Ruang
Ketersediaan
listrik 2.200 watt
Kondisi
Bangunan
Total
Ket
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
4
3
2
2
3
5
3
3
5
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
3
3
Sedang
Cukup
Tingkat
keterpenuhan
Nama Sekolah
SMK Brawijaya
SMK Islam Batu
SMK Putikecwara
SMKN 3
SMKN 17 Agustus
SMKN 2
SMKN 1
SMK Muhamadiyah
SMK Edith
SMK Wiyata Bakti
Husada
SMK Maarif
0-1.6 rendah
1.7-3.3 sedang
3.4-5.0 tinggi
8.
Tingkat Pelayanan
Pembelajaran Umum
Nama sekolah
SMK Brawijaya
SMK Islam Batu
SMK Putikecwara
SMKN 3
SMKN 17 Agustus
SMKN 2
SMKN 1
SMK Muhamadiyah
SMK Edith
SMK Wiyata Bakti Husada
SMK Maarif
Bobot
3
5
2
5
3
6
5
4
3
3
4
Ruang
Tingkat pelayanan
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
162
Tabel
9.
Nama sekolah
SMK Brawijaya
SMK Islam Batu
SMK Putikecwara
SMKN 3
SMKN 17 Agustus
SMKN 2
SMKN 1
SMK Muhamadiyah
SMK Edith
SMK Wiyata Bakti Husada
SMK Maarif
Bobot
11
14
7
12
12
11
12
8
10
13
13
Tingkat
pelayanan
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Tabel
10.
Nama
sekolahan
SMK Brawijaya
17
SMKN 2
SMKN 1
SMK
Muhamadiyah
SMK Edith
SMK
Wiyata
Bakti Husada
Gambar
3.
Gambar
4.
SMK Maarif
Bobot
Tingkat
pelayanan
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
2
Sedang
5
Sedang
2
Rendah
0
Rendah
1
Sedang
4
163
2) Adanya
alokasi
dana
dalam
untuk prasarana umum, penunjang dan
penyediaan sarana dan prasarana
khusus.
pendidikan.
3) Tingkat
pelayanan
ruang
Ancaman:
pembelajaran umum rata-rata masih
1) Adanya
perbedaan
persepsi
rendah.
kebijaksanaan
pendidikan
dalam
4) Tingkat pelayanan ruang pembelaran
rangka peningkatan penyelenggaraan
khusus rata-rata masih rendah.
pendidikan.
Faktor Eksternal
Peluang:
1) Kebijakan pengembangan SMK
j) Analisis Evaluatif Tingkat Pelayanan Prasarana SMK di Kota
Tabel 11. Analisis evaluatif tingkat pelayanan prasarana SMK di Kota Batu
Variabel
Lahan
Lokasi sekolah
Kesesuaian
dengn
peraturan tata ruang
Status
kepemilikan
lahan
1. Luas lantai bangunan dihitung
berdasarkan banyak dan jenis program
keahlian, serta banyak rombongan belajar
dimasing-masing program keahlian.
Kondisi Eksisting
Analisis
10.500
m2
digunakan
bangunan 900 m2
Koefesien
lantai
dasar
bangunan terbesar di SMK
Islam karena luasan bangunan
lebih besar dari pada lahan.
Pelayanan tentang daya listrik
2200 Watt untuk sekolah SMK
hanya 9% prosen yang belum
memenuhi standar
Bangunan
2. Bangunan memenuhi ketentuan tata
bangunan berikut:
a)
Koefisien dasar
bangunan mengikuti
b)
Peraturan Daerah atau
maksimum 30% dari luaslahan
diluar lahan praktik;
c)
Koefisien
lantai
bangunan dan ketinggian
maksimum bangunan yang
ditetapkan dalam Peraturan
Daerah;
d)
Koefisien lantai
bangunan dihitung berdasarkan
luas lahan efektif;
c)
Jarak
bebas
bangunan yang meliputi garis
sempadan bangunan dengan
asjalan, tepi sungai, tepi
pantai, jalan kereta api,
dan/atau
Saluran
Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) atau
Saluran UdaraTegangan Ekstra
164
Variabel
Kondisi Eksisting
Analisis
Pemenuhan
akan
Ruang
penunjang ada 1 sekolah yang
memiliki pelayanan tinggi
yaitu SMK Islam Batu,
pelayanan rendah yaitu; SMK
Putikecwara,
SMK
Muhamadiyah
Rata-rata
masing-masing
program keahlian yang ada
di
kota
Batu
masih
kekurangan jumlah ruangan
khusus dan luasan
1) ruang kelas,
2) ruang perpustakaan,
Kelompok
Ruang
Pembelajaran
Umum
Kelompok
Ruang
Penunjang
Ruang
pembelajaran
Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Ruang pimpinan,
Ruang guru,
Ruang tatausaha,
Tempat beribadah,
Ruang konseling,
Ruang UKS,
Ruang organisasikesiswaan,
Jamban,
Gudang,
Ruang sirkulasi,
Rempat bermain/berolahraga.
1. Ruang pembelajaran
Program Keahlian
masing-masing
3) Masih
belum
optimalnya
pelaksanaan
monitoring
dan
evaluasi.
165
4) Makin
tingginya
persaingan
kualitas SDM antar negara di
dunia.
Tabel 13. Matrik IFAS (Internal Factor
Analysis Strategy)
No
1
2
3
4
5
Faktor
Bobot
(B)
Kekuatan
Tingkat pelayanan lahan
dan bangunan cukup
Lokasi sekolahan yang
mudah dijangkau
Sudah terlayani listrik
sesuai dengan standar
Rata-rata kondisi bangunan
cukup baik
Tingkat pelayanan ruang
mbelajaran penunjang ratarata sedang
Total
Nilai (N)
BxN
0,1
0,3
0,05
0,1
0,05
0,1
0,2
0,6
0,1
0,3
0,5
1,4
Kelemahan
1
0,15
0,6
0,15
0,6
0,1
0,3
0,1
0,3
0,5
1,8
1
2
Faktor
Peluang
Kebijakan
pengembangan
SMK
Adanya alokasi dana dalam
penyediaan
sarana
dan
prasarana pendidikan
Total
Ancaman
Adanya perbedaan persepsi
kebijaksanaan
pendidikan
dalam rangka peningkatan
penyelenggaraan pendidikan;
Masih lemahnya penyediaan
data dan informasi serta
belum tuntas dan
belum
dinamisnya
program
pemetaan pendidikan (school
mapping);
Masih belum optimalnya
pelaksanaan monitoring dan
evaluasi;
Makin tingginya persaingan
kualitas SDM antar negara di
dunia;
Total
Sehingga:
X = S + (-W)
Bobot (B)
Nilai
(N)
BxN
0,3
1,2
0,3
1,2
0,6
2,4
0,15
0,45
0,05
0,1
0,1
0,1
0,4
0,2
0,3
1,05
= 1,4+(-1,8)
= 0,4
Y = O + (-T)
= 2,4+(-1,05)
= 1,35
Berdasarkan pada hasil perhitungan
maka strategi peningkatan pelayanan
prasarana SMK di Kota Batu berada di
Kuadran I pada Ruang B dengan Stable
Growth
Strategy,
yaitu
strategi
pertumbuhan stabil dimana pengembangan
dilakukan secara bertahap dan target
disesuaikan dengan kondisi, dimana factor
eksternal dan internal seimbang dan
mendukung untuk peningkatan pelayanan
prasarana SMK di Kota Batu
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah;
1. Data eksisting kondisi 11 SMK di Kota
Batu memliki 3.285 siswa ,terbanyak
SMK 1 Batu 806 siswa, sedangkan
terkecil SMK Edith 69 siswa, guru di
SMK Kota Batu terbagi menjadi 3 yaitu
guru adaptif 132 guru, guru normatif
119 guru dan guru produktif 128 guru
pemenuhan guru rata sudah cukup,
namun ada sekolah yang kelebihan dan
kekurangan, lahan terluas SMK N 2
10.500 m2 dan terkecil SMK Wiyata
Bakti Husada 400 m2, bangunan milik
pemerintah 3 sekolah Negeri dan 8
sekolah swasta milik yayasan, ruang
penunjang masing, ruang pembelajaran
umum dan ruang pembelajaran khusus
rata-rata di Kota Batu masih kurang dan
masing belum memenuhi standar lahan
2. Rata-Rata tingkat pelayanan SMK di
Kota Batu SMK N 1 Batu sedang,
SMK N 2 Kota Batu sedang , SMK N
3 sedang, SMK Brawijaya sedang,
SMK Islam tinggi, SMK Putikecwara
rendah, SMK 17 Agustus sedang,
SMK Muhamadiyah sedang, SMK
Edith sedang, SMK Maarief sedang
dan SMK Wiyata Batu sedang.
Berdasarkan pada hasil perhitungan
maka strategi peningkatan pelayanan
166
167