Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN DAN PERADABAN PADA MASA

DAULAH UMMAYAH 1 DI DAMASKUS

Disusun oleh:
Mochammad Faishal Hakim
Arif Fahmi
Diyah Novitasari
Irlya Noerofi Tyas
Nur Najmi Laila Daswir
Shaidatun Rohmah

(13312001)
(13312311)
(13312468)
(13312471)
(13312487)
(13312497)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


YOGYAKARTA
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan, peristiwa, atau kejadian tentang hasil

budaya manusia di masa lampau yang dijiwai oleh ruh islam yang bersifat materiil maupun
non meteriil. Sejarah Kebudayaan Islam terbagi dalam beberapa periode. Bani Umayyah atau
Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur
Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari
756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Masa Bani Umayyah di Damaskus berlangsung

selama 91 tahun. Dimulai dari kajayaan sampai keruntuhannya. Untuk itu , materi yang
akan dibahas di dalam makalah ini meliputi politik dan pemerintahan serta peradaban dan
kebudayaan Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.

Bagaima pemerintahan Islam pada masa Bani Umayyah di Damaskus?

2.

Bagaimankah peradaban dan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah di


Damaskus?

3.
C.

Bagaimakah kondisi keagamaan pada masa Dinasti Umayyah?


Tujuan

1.

Untuk mengetahui pemerintahan Islam pada masa Bani Umayyah di Damaskus.

2.

Untuk mengetahui peradaban dan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah di
Damaskus.

3.

Untuk mengetahui kondisi keagamaan pada masa Dinasti Umayyah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

SISTEM PEMERINTAHAN PADA MASA DINASTI UMAYYAH


Daulat Bani Umayyah mengambil nama keturunan dari Umayyah ibnu abdi Syams

ibn abdi Manaf. Dia seorang yang terkemuka dalam persukuan Quraisy di zaman jahiliyah,
bergandingan dengan pamannya Hasyim ibnu Abdi Manaf. Diantara Umayyah dengan
Hasyim adalah dua sosok yang paling keras dalam merebut kedudukan kalangan Quraisy.
Dinasti Umayyah berdiri pada tahun 661 M s.d 750 M. Meskipun dinasti ini kurang dari satu
abad, tetapi pencapaian ekspansi sangat luas. Ekspansi ke negeri negeri yang sangat jauh
dari pusat kekuasaan islam dilakukan dalam waktu kurang dari setengah abad. Ini tentunya
merupakan kemenangan yang sangat menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak
pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai.
Pendirian dinasti ini, berawal dari masalah tahkim yang menyebabkan perpecahan
dikalangan pengikut Ali, yang berakhir dengan kematiannya. Sepeninggalan Ali itu
sebenarnya masyarakat secara beramai ramai membaiat Hasan putra Ali untuk menjadi
khalifah. Tetapi Hasan memang kurang berminat untuk menjadi Khalifah. Karena itu setelah
Hasan berkuasa dalam beberapa bulan, Muawiyah meminta agar jabatan khalifah diberikan
kepadanya, Hasan kemudian menyetujui permintaan tersebut dan memberikan beberapa
persyaratan kepada Muawiyah. Dengan demikian jabatan Khalifah dilimpahkan secara
penuh kepada Muawiyah. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan istilah amul jamaah, atau
tahun persatuan umat islam. Sejak itulah Muawiyah resmi menjadi kholifah baru umat islam
yang berpusat di Damaskus. Adapun syarat yang di kemukakan oleh Hasan adalah jaminan
hidup, dan ketika Muawiyah meninggal supaya jabatan itu diserahkan kembali kepadanya.
Langkah awal yang diambil oleh Muawiyah adalah memindahkan pusat
pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Hal ini dapat dimaklumi karena jika dianalisa
setidaknya ada 2 faktor yang mempengaruhi, yaitu di Madinah sebagai pusat pemerintahan
khulafaurrasyidin sebelumnya, masih terdapat sisa sisa kelompok yang antipati
terhadapnya. Sedangkan di Damaskus pengaruhnya telah menciptakan nilai simpatik
masyarakat, basis kekuatannya cukup kuat.
Kemudian, Muawiyah melakukan penggantian sistem kekhalifahan kepada sistem
kerajaan (Monarchi absolut). Sehingga pergantian pemimpin dilakukan berdasarkan garis
keturunan (monarchi heridetis), bukan atas dasar demokrasi sebagaimana yang terjadi di
3

zaman sebelumnya. Model pemerintahan yang di tetapkan oleh Muawiyah ini banyak di
ambil dari model pemerintahan Byzantium. Karena Syiria pernah dikuasai Byzantium selama
kurang lebih 500 tahun sampai kedatangan islam, sedang Damaskus menjadi pusat
pemerintahannya.
Pada masa Muawiyah mulai diadakan perubahan perubahan administrasi
pemerintah, dibentuk pasukan bertombak pengawal raja dan dibangun bagian khusus di
dalam masjid untuk pengamanan tatkala dia menjalankan shalat. Muawiyah juga
memperkenalkan materai resmi untuk pengiriman memorandum yang berasal dari Khalifah.
Para sejarawan mengatakan bahwa di dalam sejarah Islam, Muawiyah lah yang pertama
tama mendirikan balaibalai pendaftaran dan menaruh perhatian atas jawatan pos, yang tidak
lama kemudian berkembang menjadi suatu susunan teratur, yang menghubungkan berbagai
bagiannegara.
Pada masa Bani Umayyah dibentuk semacam dewan sekertaris negara (Diwan alkitabah) untuk mengurus berbagai urusan pemerintahan, yang terdiri dari lima orang
sekertaris yaitu: katib ar Rasail, katib al Kharraj, katib al Jund, katib asy
Syurtah dankatib al Qodi. Untuk mengurusi administrasi pemerintahan di daerah, diangkat
seorang Amir al Umara (Gubernur jenderal) yang membawahi beberapa amir sebagai
penguasa suatu wilayah.
Dinasti Umayyah yang ibukota pemerintahannya di Damaskus, berlangsung selama
91 tahun dan diperintah oleh 14 orang khalifah, mereka itu ialah :
1. Muawiyah ibn Abi Sufyan (661 680),
2. Yazid ibn Muawiyah (680 683),
3. Muawiyah II ibn Yazid (683),
4. Marwan ibn hakam (683 685),
5. Abdul malik ibn Marwan (685 705),
6. Walid ibn Abdul Malik (705 715),
7. Sulaiman ibn Abdul malik (715 717),
8. Umar ibn Abdul Aziz (717 720),
9. Yazid II ibn Abdul Malik (720 724),
10. Hisyam ibn Abdul Malik (724 743),
11. Walid ibn Yazid ibn Abdul Malik (743 744),
12. Yazid III ibn Walid ibn Abdul Malik (744),
13. Ibrahim (744),
14. Marwan II ibn Muhammad ibn Marwan

ibn

Hakam

(744

750).

Pada masa Abdul Malik ibn Marwan, jalannya pemerintahan ditentukan oleh empat
departemen pokok (Diwan). Ke empat departemen (kementrian) itu ialah :
1.
Kementrian pajak tanah (diwan al kharraj) yang tugasnya mengawasi
departemen keuangan.
4

2.

Kementrian khatam (diwan al khatam) yang bertugas merancang dan


mengesahkan ordonasi pemerintah. Sebagaimana masa Muawiyah telah diperkenalkan
materai resmi untuk memorandumdari Kholifah, maka setiap tiruan dari memorandum itu
dibuat kemudian ditembus dengan benang, disegel dengan lilin, yang akhirnya dipres
dengan segel kantor.

3.

Kementrian surat menyurat (diwan al rasail), dipercayakan untuk mengontrol


permasalahan di daerah daerah dan semua komunikasi dari gebernur gubernur.

4.

Kementrian urusan perpajakan (diwan al mustagallat)

Bahasa administrasi yang berasal dari bahasa Yunani dan Persia diubah dalam bahasa Arab
dimulai dari Abdul Malik pada tahun 85 / 704.
Dilihat dari perkembangan kepemimpinan ke 14 Khalifah tersebut, maka periode
Bani Umayyah dapat dibagi menjadi 3 masa : permulaan, kejayaan dan keruntuhan. Masa
permulaan ditandai dengan usahausaha Muawiyah meletakkan dasar dasar pemerintahan
dan orientasi kekuasaan; pembunuhan terhadap Husain ibn Ali, perampasan kota Madinah,
penyerbuan kota Makkah pada masa Yazid I, dan perselisihan antara suku suku Arab pada
masa Muawiyah II.
Kejayaan Bani Umayyah dimulai pada masa pemerintahan Abdul Malik. Dia
dianggap sebagai pendiri daulah Bani Umayyah ke dua. Karena mampu mencegah
disintegrasi yang telah terjadi sejak pada masa Marwan. Sebagai seorang ahli tatanegara dan
administrator ulung, Abdul Malik berhasil menyempurnakan administrasi pemerintah Bani
Umayyah. Masa penggantinya, Walid I merupakan periode kemenangan, kemakmuran dan
kejayaan. Negara islam meluas ke daerah barat dan timur, beban hidup masyarakat mulai
ringan, pembangunan kota dan gedung gedung umum seperti masjid dan perkantoran
mendapat perhatian yang cukup serius.

Kejayaan Bani Umayyah berakhir pada masa pemerintahan Umar ibn Aziz (umar II).
Dia terpelajar dan taat beragama. Dia juga pelopor penyebaran agama islam. Beberapa
sejarawan mengatakan bahwa pemerintahannya termasyhur seperti halnya pemerintahan
orthodox yaitu pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Akan tetapi pemerintahanya hanya
bertahan selama 2 tahun 5 bulan.
Sepeninggalan Umar II kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya hancur. Para
Khalifah pengganti Umar II selalu mengorbankan kepentingan umum untuk kesenangan
5

pribadi. Perselisihan diantara putera mahkota, serta antara pemimpin daerah merupakan sebab
sebab lain yang menyebabkan kehancuran kekuasaan Bani Umayyah. Abu al Abbas
mengadakan kerjasama dengan Kaum Syiah. Pada tahun 750 M pertempuran terakhir antara
pasukan Abbasiah yang dipimpin Abu Muslim al Khurasani dan pasukan Muawiyah terjadi
di Irak. Yang mana waktu itu kepemimpinan Bani Umayyah dipegang oleh Marwan II. Tidak
lama kemudian Damaskus jatuh ke tangan kekuasaan Bani Abbas.
Runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus dimulai dari Khalifah Yazid II sampai khalifah
Marwan II. Disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.

Perselisihan antar putra mahkota.

2.

Permusuhan antar suku-suku Arab yang dihidupkan lagi setelah kematian Yazid II.

3.

Beberapa Khalifah memanjakan diri dengan kemewahan.

4.

Beberapa Khalifah bersikap tidak adil terhadap warga negara sehingga menjadi
kecewa dan ingin dibebaskan diri dari mereka.

5.

Keadaan pertanian hancur dan perbandaharaan kosong.

6.

Para menteri yang diberi kepercayaan justru mementingkan permasalahan mereka


sendiri dan menyembunyikan segala permasalahan pemerintah.

7.

Gaji pasukan perang tidak dibayarkan.

8.

Para musuh meminta bantuan untuk menyerang/melawan meraka, tetapi mereka tidak
mampu menyerang serangan karena pembantu sangat sedikit.

9.

Penyembunyian berita-berita merupakan salah satu faktor dasar penyebab runtuhnya


kerajaan.

B.

PERKEMANGAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KESENIAN


Meskipun masa kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus sarat dengan intrik politik

internal maupun eksternal yang kemudian menghasilkan perluasan wilayah Islam, namun
mereka tidak melupakan perkembangan intelektual. Berbagai perkembangan peradaban dan
kebudayaan yang ada meliputi:

1.

Arsitektur

Pada masa dinasti Umayyah seni arsitektur bertumpu pada bangunan sipil berupa kotakota dan bangunan agama berupa masjid-masjid. Corak bangunan yang ada pada masa ini
merupakan gaya perpaduan Persia, Romawi, dan Arab yang dijiwai semangat Islam.
6

Pembangunan yang dilakukan meliputi perbaikan kota lama dan membangun beberapa
kota baru. Damaskus yang dulunya merupakan ibukota Kerajaan Romawi Timur di Syam
pada masa sebelum Islam, merupakan kota lama yang dibangun kembali serta dijadikan
ibukota Daulah ini. Di kota ini dibangun gedung-gedung indah, jalan-jalan dan taman-taman
rekreasi yang menakjubkan. Pada masa kekhalifahan Walid dibangun masjid agung yang
terkenal dengan nama Masjid Damaskus. Arsitek pembangunan masjid ini adalah Abu
Ubaidah ibn Jarrah.
Kota Kairawan merupakan salah satu kota baru yang dibangun pada masa ini oleh Uqbah
ibn Nafi ketika ia menjabat sebagai gubernur di wilayah ini pada masa Khalifah Muawiyah.
Kota Kairawan dibangun dengan gaya arsitektur Islam dan dilengkapi dengan berbagai
gedung, masjid, taman rekreasi, pangkalan militer, dsb.
Pada masa Umawiyah ini juga dilakukan perbaikan-perbaikan masjid tua yang ada sejak
zaman Rasulullah. Khalifah Abdul Malik bin Marwan menyediakan dana sebesar 10.000
dinar emas untuk memperluas Masjid al-Haram yang disempurnakan pada masa khalifah
Walid. Demikian juga dengan Masjid Nabawi, diperluas dan diperindah dengan konstruksi
Syiria di bawah pengawasan Umar ibn Abd Al- Aziz, yang pada saat itu menjabat sebagai
gubernur Madinah. Dinding masjid ini dihiasi mozaik dan batu permata. Tiangnya dari batu
marmer, lantainya dari batu pualam, plafonnya bertahtakan emas murni, ditambah empat
buah menara.

2.

Organisasi Militer
Organisasi militer pada masa Bani Umayyah terdiri dari angkatan darat (al-jund),

angkatan laut (al-bahriyah), dan angkatan kepolisian (as-syurthah). Bala tentara pada masa ini
muncul atas dasar paksaan. Angkatan bersenjata terdiri dari orang-orang arab. Setelah
wilayah kekuasaan meluas sampai ke Afrika Utara orang luar pun terutama bangsa Barbar
turut ambil bagian dalam kemiliteran ini. Pada masa Abd al-Malik ibn Marwan diberlakukan
Undang-Undang Wajib Militer (Nidam at-Tajdid al-Ijbari).

3.

Perdagangan
Daerah kekuasaan daulah Bani Umayyah yang semakin luas menjadikan lalu lintas

perdagangan mendapat jaminan yang layak. Lalu lintas darat melalui jalan Sutera ke
Tiongkok meliputi perdagangan sutera, keramik, obat-obatan, dan wewangian. Sedangkan
lalu lintas laut ke arah negeri-negeri belahan timur untuk mencari rempah-rempah, bumbu,
7

kasturi, permata, logam mulia, gading, dan bulu-buluan. Keadaan ini membawa ibukota
Basrah di teluk Persi menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula Kota
Aden. Perkembangan perdagangan ini mendorong meningkatnya kemakmuran bagi Bani
Umayyah.

4.

Kerajinan
Pada masa khalifah Abd Malik mulai dirintis pembuatan tiraz(semacam bordiran),

yaitu cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan. Abdul
Aziz (gubernur Mesir), mengganti format tiraz yang semula merupakan terjemahan dari
rumus

Kristen

menjadi

rumus

Islam

dengan

lafaz

la

illaha

illa

Allah.

Begitu juga seni lukis, sejak khalifah Muawiyah sudah mendapat perhatian masyarakat.
Sebuah lukisan yang ditorehkan oleh khalifah Walid I adalah lukisan berbagai gambar
binatang, tetapi corak dan warna masih bersifat Hellenisme (budaya Yunani) yang kemudian
dimodifikasi menrut cara-cara Islam. Hal ini menarik para penulis Eropa.

5.

Kedokteran
Khalifah Al-Walid telah memberikan sumbangan berupa pemisahan antara ahli

tentang penyebab penyakit dengan ahli tentang pengobatan. Khalifah Umar telah
memindahkan sekolah kedokteran dari Iskandariyah ke Antiokhia dan Harran.Khalifah
Khalid ibn Yazid memerintahkan penterjemahan buku-buku kedokteran, kimia, dan astrologi
dari bahasa Yunani dan Kopti kedalam bahasa Arab.

6.

Sejarah Atau Historiografi


Munculnya

Ubaid

bentuksirah dan maghazi dan

bin
telah

Syarya

seorang

menginformasikannya

penulis
ke

sejarah

dalam

Muawiyah

tentang

pemerintahan bangsa Arab dahulu dan asal usul ras mereka. Muncul tokoh-tokoh sejarah
seperti Wahab ibn Munabbih (W.728M), Kaab Al Akhbar (W.625/654M) dan lainnya.

7.

Musik dan Syair


Munculnya Said bin Miagah (W.714M) orang yang pertama kali memasukkan

nyanyian Persia dan byzantium kedalam bahasa arab. Seni sastra berkembang dengan
pesatnya, sehingga mampu menembus ke dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di
dalam masyarakat. Sehingga syair yang muncul senantiasa menonjolkan sastranya, disamping
8

isinya yang sangat bermutu. Para penyair tersebut diantaranya adalah Junair (653-733M), AlFarazdah (641-732M), dan Imran bin Hattan. Dalam seni suara yang sangat berkembang
adalah seni bca al-quran, qasidah, dan seni musik kalinnya.

C. KONDISI KEAGAMAAN
Pada masa Bani Umayah sudah muncul berbagai pemikiran keagamaan seperti Syiah,
Khawarij, Murjiaah, Mutazilah, disamping Jabariyah dan Qadariyah yang sebelumnya
sudah ada. Pada masa Umayyah kita dapat melihat cikal bakal gerakan-gerakan filosofis
keagamaan yang berusaha menggoyahkan pondasi agama islam yaitu:

Pertama Mutazilah, kaum Mutazilah mengembangkan teologi (kalam) rasionalistik


yang menekankan keesaan dan kesederhanaan Tuhan, yang harus tercemin dalam
integritas umat. Orang mutazilah (penentang) karena mendakwah ajaran bahwa
siapapun yang melakukan dosa besar dianggap telah keluar dari golongan orang yang
beriman, tapi tidak menjadikan kafir, dalam hal ini orang berada dalam kondisi

pertengahan antara kedua status itu.


Kelompok kedua Qodariyah Aliran ini terkenal dengan pemikiran Free Will dan Free
act (kebebasan berkehendak dan berbuat). Aliran ini beranggapan bahwa manusia

memiliki kehendak bebas dan bertanggungjawab atas tindakan mereka sendiri.[13]


Ketiga Khowarij, yang berpandangan bahwa orang berbuat dosa besar adalah kafir,

halal darahnya dan wajib dibunuh.


Keempat Syiah, merupakan salah satu dari dua kubu islam pertama yang berbeda
pendapat dalam persoalan kekhalifahan. Para pengikut Ali ini membentuk kelompok
yang solid pada masa dinasti Umayyah. Sistem imamah kemudian menjadi unsur

yang beda antara kaum sunni dan kaum syiah.


Kelima Murjiah yang berpendapat bahwa orang berdosa besar tetap masih mukmin
dan bukan kafir. Permasalahan dosa yang dilakukan diserahkan kepada Allah SWT
untuk mengampuni atau tidak orang tersebut.

Selain itu sebagian tokoh Islam sudah mulai mengenal filsafat Yunani dengan
penerjemahan naskah-naskah asing yang berbasa Yunani ke dalam bahasa Arab sehingga
mempengaruhi pola pikir mereka dalam bidang keagamaan dan ini sebagai buah dari
kebebasan berpikir.[14]Para cendekiawan muslim besar yang muncul pada zaman itu seperti
Hasan al-Basri dan Washil bin Atha.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Dinasti Umayyah berdiri pada tahun 661 M s.d 750 M. Meskipun dinasti ini kurang

dari satu abad, tetapi capaian ekspansi sangat luas. Pada masa Bani Umayyah terjadi
pergantian sistem kekhalifahan kepada sistem kerajaan (Monarchi absolut) dan pergantian
pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Bani Umayyah membentuk semacam dewan
sekertaris negara (Diwan al-kitabah) untuk mengurus berbagai urusan pemerintahan. Periode
Bani Umayyah dapat dibagi menjadi 3 masa : permulaan, kejayaan dan keruntuhan. Masa
permulaan ditandai dengan usahausaha Muawiyah meletakkan dasar dasar pemerintahan
dan orientasi kekuasaan, Kejayaan Bani Umayyah dimulai pada masa pemerintahan Abdul
Malik. Dia dianggap sebagai pendiri daulah Bani Umayyah ke dua. pemerintahannya
termasyhur seperti halnya pemerintahan orthodox yaitu pemerintahan Abu Bakar dan Umar.
Sepeninggalan Umar II kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya hancur.
Selain terjadi lika-liku dalam bidang politik, pada masa Bani Umayyah juga
mengalami perkembangan dalam peradaban dan kebudayaan. Perkembangan tersebut
meliputi bidang ilmu pengetahuan, arsitektur, organisasi militer, perdagangan, kerajinan, dan
kesenian.
Pada masa Bani Umayah sudah muncul berbagai pemikiran keagamaan seperti Syiah,
Khawarij, Murjiaah, Mutazilah, disamping Jabariyah dan Qadariyah yang sebelumnya
sudah ada. Selain itu banyak bermuncul para cendekiawan Muslim besar seperti Hasan alBasri, Washil bin Atha, dan lain-lainnya dan sebagian besar sudah mengenal filsafat yunani
yang mempengaruhi pola pikir mereka.

B.

Saran
Setelah memahami sejarah perkembangan kebudayaan islam, pada masa Dinasti

Umayyah, maka perlu disarankan agar para pembaca dapat mengambil suatu hal positif dari
perjalanan Dinasti umayyah.

Daftar Pustaka
10

1. Karim,

M.

Abdul.2009.Sejarah

Pemikiran

dan

Peradaban

Islam.Yogyakarta:PUSTAKA BOOK PUBLISHER


2. Yatim,M.A. , Dr. Badri.2014.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:PT RAJAGRAFINDO
PERSADA

11

Anda mungkin juga menyukai