Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Akhlak merupakan tiang yang menopang hubungan yang baik antara hamba
dengan Allah SWT (habluminallah) dan antar sesama umat (habluminannas). Akhlak yang
baik akan hadir pada diri manusia dengan proses yang panjang, yaitu melaui pendidikan
akhlak. Banyak kalangan di dunia ini menawarkan pendidikan akhlak yang mereka yakini
kebaikannya, tetapi tidak semua dari pendidikan tersebut mempunyai kaidah-kaidah yang
benar dalam Islam. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan yang terbatas dari pemikiran
manusia itu sendiri.
Sementara pendidikan akhlak yang dibawa oleh Islam merupakan sesuata yang benar dan
tidak ada kekurangannya. Pendidikan akhlak yang ditawarkan Ilslam berasal langsung dari
Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melaui malaikat Jibril dengan
Al Quran dan Sunnah kepada umat Rasulullah.
Rasulullah SAW sebagai teladan yang paling baik memberikan pengetahuan
akhlak kepada para keluarga dan para sahabat Rasulullah SAW, sehingga orang-orang dekat
Rasulullah SAW mampu memiliki akhlak yang tinggi di hadapan umat lain dan akhlak mulia
di hadapan Allah. Sebagai umat Islam yang baik dan beriman kepada Allah, setiap langkah
kita sebaiknya merupakan implementasi dari keteladanan akhlak luhur yang dimiliki
Rasullullah.
Pandangan bahwa kehidupan dengan landasan akhlak adalah sesuatu yang kuno dan
ketinggalan zaman serta jauh dari kemodernan harus kita hapuskan dari pemikiran kita.
Kemunduran moral yang terjadi di seluruh penghujung dunia seharusnya menjadi keprihatian

sendiri bagi seluruh umat. Semestinya manusia sadar dan kembali kepada fitrahnya sebagai
manusia yang diciptakan Allah dengan akhlak yang mulia. Orang yang paling sempurna
keimannannya adalah orang yang baik akhlaknya. Akhlak Islam yang mulia ini akan
membawa umat untuk selamat hidupnya di dunia dan akhirat.
1.2.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumus beberapa masalah adalah :
1.1. Apa pengertian akhlak?
1.2. Bagaimana akhlak dokter muslim?
1.3. Apa sifat-sifat yang dimiliki dokter muslim?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah yang telah disampaikan di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1.1.

Untuk mengetahui pengertian akhlak.

1.2.

Untuk mengetahui akhlak dari dokter muslim.

1.3.

Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki doktermuslim

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Akhlak

Akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab,yaitu isim mashdar dari akhlaqa,
yukhliqu,

ikhlaqan, yang

berarti al-

sajiyah (perangai), at-tabiah

(kelakuan), al-

adat (kebiasaan), al-muruah(peradaban yang baik), dan ad-din (agama). Namun, kata akhlak
yang berasal dari akhlaqasebagaimana dikaytakan di atas kurang sesuai, karena isim
mashdar dari akhlaqa yaitu ikhlaq bukanakhlaq. Oleh

karena

itu,

sebagian

ahli

bahasa

berpendapat bahwa kata akhlaq merupakan isim jamid,yaitu isim yang tidak memiliki kata asal
atau kata akar. Jadi, menurut bahasa akhlak diartikan sebagai budi pekerti, adat kebiasaan,
perangai, atau segala hal yang menjadi tabiat. (2,5)
Menurut Ibnu Maskawih dalam kitabnya yang berjudul Tahzib al Akhlaq wa Tathhir al
Araq,yang dimaksud dengan akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Imam
Al-Gazhali dalam kitabnya yang berjudul Ihya Ulum ad- Din, beliau menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macammacam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu akhlak adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat terpuji
dan cara-cara memilikinya, serta mempelajari sifat-sifat tercela dan cara-cara menghindarinya.
Adapun ilmu akhlak oleh Dr. Ahmad Amin didefinisikan suatu ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada sebagian
lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Hamzah Yaqub, 1988: 12). (1-3)
Menurut Prof. DR. H. Artani Hasbi, sedikitnya terdapat dua puluh dua padanan kata yang
bersinonim dengan kata akhlak. Namun, dari dua puluh dua kata tersebut dapat diambil tiga kata
yang bisa mewakili semua yaitu, akhlak yang merupakan budi pekerti dalam artian yang paling

komplek yaitu tidak hanya budi pekerti kepada sesama makhluk (hablum minan naas), tetapi
juga budi pekerti kepada sang khalik(hablum minan Allah). Kata kedua yaitu etika, yang
merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti watak kesusilaan atau adat, dan
juga kata ini lebih mengarah kepada budi pekerti terhadap sesama makhluk hidup (hablum
minan naas). Dan kata yang terakhir yaitu moral, budi pekerti yang termasuk dalam bagian ini
adalah budi pekerti yang hanya terlihat dalam peraktik kehidupan, dan terletak jauh di dalam
sanubari seseorang, yang termasuk dalam kelompok ini seperti watak dan personality, dan budi
pekerti yang termasuk golongan ini tidak tergantung pada agama, banyak orang yang tidak
beragama islam atau bahkan tidak beragama sama sekali yang memiliki moral yang baik, dan
tidak jarang orang yang identitasnya beragama islam tetapi nilai moral yang dimilikinya buruk.

2.2. Akhlak akhlak Dokte Muslim


Oleh karena itu dokter muslim harus berusaha untuk memiliki akhlak-akhlak yang terpuji
sebagai berikut :
1). Ikhlas
Perkara paling penting yang wajib dimiliki oleh seorang dokter muslim adalah sifat ikhlas. Ikhlas
kepada Allah dengan melaksanakan peribadatan hanya kepad-Nya. Allah Azza wa
Jalla berfirman,



Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku
(Adz Dzariyat:56)
Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Setiap amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya
(Muttafaqun alaih)
Maka wajib bagi dokter muslim untuk ikhlas dalam beramal dan melaksanakan tugasnya karena
Allah dan senantiasa ingat bahwa Allah selalu mengawasinya. Keikhlasan akan memotivasi
seorang dokter untuk mendapatkan balasan pahala sebelum dia mendapatkan keuntungan
duniawi. Dengan adanya rasa ikhlas pula , seorang dokter dapat bekerja di luar jam reguler tanpa
balas jasa ketika kondisi darurat maupun dalam kondisi perang dan bencana.
2). Takwa
Di antara hal yang paling penting yang harus dimiliki seorang dokter muslim adalah ketakwaan.
Takwa menjadikan dirinya melakukan seluruh pekerjaan dengan baik, serta tidak kehilangan
semangat ketika banyak orang datang meminta bantuannya. Bahkan tetap memelihara
kehormatan, dan menjaga kemuliaan sesama kaum muslimin. Di antaranya, seorang dokter
muslim tidak diperkenankan melihat wanita kecuali dalam kondisi darurat yang dibutuhkan,
sebagai bentuk pengamalan terhadap perintah Allah dalam Al Quran,


Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandanganya (An Nur:30)
Termasuk takwa kepada Allah adalah adanya rasa takut kepada-Nya. Hendaknya menghindari
untuk berada dalam situasi sendirian dengan lawan jenis. Jika memang dibutuhkan, maka
hendaknya menghadirkan orang ketiga, atau duduk di tempat yang terbuka yang dilihat banyak
manusia. Diriwayatkan dari Umar bin Khatthab, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Tidaklah seorang laki-laki berduaan bersama dengan seorang perempuan,
kecuali yang ketiga adalah syetan (H.R. Tirmidzi, shahih).
3). Akhlak yang Baik
Setiap orang yang bertugas memberikan pelayanan kepada orang lain harus memiliki akhlak
yang bagus, terlebih lagi bagi para dokter. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma ,
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya (Muttafaqun
alaih).
Manusia akan menjauhi orang yang memikili sikap kasar dan sombong, dan akan mencintai
orang yang lemah lembut dan rendah hati. Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Masud radhiyallahu
anhu, Rasulullah shallallahu alaiahi wa sallam bersabda,

Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun
hanya seberat biji sawi (H.R Muslim 91).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallambersabda,

Cukuplah seseorang dikatakan berbuatkejelekan jika ia menghina dan merendahkan
saudaranya sesama muslim (H.R. Muslim 2564)
Dokter muslim selayaknya bersikap tawadhu terhadap rekan-rekan kerjanya, baik sesama dokter
maupun rekan kerja yang lain. Dia juga harus menghargai peran rekan kerja yang lain dalam
mengobatai pasien dan merawat mereka. Dan dia harus membangun hubungan atas dasar saling
percaya, dan bekerja sama dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
4). Jujur
Jujur merupakan salah satu sifat seorang mukmin. Allah Taala berfirman,



Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama
orang-orang yang jujur (At Taubah:119).
Kejujuran tidak hanya dalam perkataan saja, namun juga dalam niat dan perbuatan. Seorang
dokter muslim harus jujur dalam menunaikan tuganya, serta jujur dalam memberikan pengobatan
dan menasehati pasiennya, juga dalam penelitian ilmiah yang dia lakukan, serta dalam segala

sesuatu. Dan tidak pantas bagi orang yang merupakan teladan bagi orang lain yang memiliki sifat
kebaikan dan hikmah, melakukan hal-hal yang mengarah kepada perbuatan tidak jujur. Tidak
diragukan lagi bahwa dokter muslim akan menjadi rujukan bagi orang yang memerlukan
bantuan, dan orang tersebut mempercayai perkataan dan perbuatan dari dokter. Maka hendaknya
seorang dokter berusaha jujur sehingga sesuai dengan perasangka baik yang dimiliki oleh orangorang yang datang kepadanya.
5). Amanah
Dokter diberi amanah terhadap kehidupan dan kehormatan seseorang, sehingga dia harus
menunaikan amanah tersebut dengan cara yang benar. Allah Taala berfiman menggambarkan
sifat orang-orang yang beriman,

Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya (Al
Mukminun:8).
Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallambersabda,

Tunaikanlah amanah pada orang yang memberikan amanah kepadamu dan janganlah
mengkhianati orang yang mengkhianatimu (H.R. Tirmidzi, shahih)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang berkhianat terhadap orang yag mengkhianati
kita, maka bagaimana lagi terhadap orang yang mempercayakan jiwa dan kehormatannya kepada
kita?
Termasuk bagian dari amanah adalah menasehati orang yang berkonsultasi kepada Anda, berlaku
jujur kepada orang-orang yang mempercayai Anda, dan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan
Anda.
Termasuk bagian dari amanah adalah memberikan obat yang paling bagus efektiftasnya dan
paling sedikit efek sampingnya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, Para dokter telah
sepakat bahwa jika dimungkinkan untuk mengobati penyakit dengan pemberian makanan
terterntu maka tidak perlu menggantinya dengan pemberian obat. Jika dimungkinkan dengan
pemberian obat yang sederhana dan aman, maka tidak boleh menggantinya dengan obat yang
memiliki efek samping lebih berat
6). Paham Ilmu Agama
Seorang dokter muslim harus memamahi ilmu agama, khusunya yang terkait dengan hal-hal
yang berhubungan dengan profesinya. Dari Muawiyah radhiyallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkan baginya
ilmu agama (Muttafaqun alaihi)

Seorang dokter muslim harus memepelajari ilmu gama yang akan membantunya untuk
menunaikan tugasnya mengobati orang sakit. Dia harus memahami hukum
tentang thaharah (bersuci) , hukum tentang perkara-perkara yang najis, serta bagaiaman cara
menghilangkan najis, hukum menyentuh alat kelamin, hukum menjamak sholat jika ada
kebutuhan, dan hukum-hukum syariat yang lainnya yang berkaitan dengan tugasnya.
Termasuk hal-hal yang harus dipahami dokter muslim bahwa dilarang memberikan pengobatan
dengan sesuatu yang tidak dibolehkan dalam Islam, seperti dengan benda-benda najis
dan khamr(minuman yang memabukkan).
7). Bersikap Adil dan Pertengahan
Bersikap adil merupakan salah satu pokok ajaran agama Islam. Tidak terlalu bersikap
meremehkan, namun juga tidak boleh berlebih-lebihan. Allah Taala berfirman,

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pertengahan (Al Baqarah:143).
Seorang dokter harus bersikap adil dalam bermuamalah dengan pasiennya. Kebanyakan pasien
mempercayakan urusan mereka dan menaruh kepercayaaan kepada para dokter agar memberikan
pelayanan kesehatan untuk mereka. Maka tidak boleh mengkhianati kepercayaan tersebut dan
tidak menunaikan hak mereka. Baik itu terkait dengan pemberian pelayanan pengobatan, atau
terkait biaya keuangan yang mungkin memberatkan pasien dan keluarganya. Tidak selayakanya
seorang dokter membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan, atau mendahulukan dan

mengakhirkan pemeriksaan pasien tanpa indikasi yang tepat, kecuali untuk kasus darurat yang
harus didahulukan. Dia harus memberikan pelayanan kepada seluruh pasien dengan pelayanan
yang sama tanpa membedakan-bedakan mereka karena status sosialnya.
2.3. Sifat Sifat Dokter Muslim
Seorang dokter muslim adalah seorang muslim yang prilaku dan sikapnyamenjadi
teladan pasiennya, sehimgga keteladanan paling utama yaitu rasullullah SAW,apapun profesi dan
jabatan dalam muslim.akhlak seorang dokter muslim tersebut sebagai teladan yang sempurna dan
akhlak beliau berasal dari AL-Quran itu sendiri sebagai pedoman hidup seorang muslim.
5 sifatnya yang patut diteladami doker muslim yaitu:
Shiddiq : meyakini bahwa nilai-nilai yang diterapkan dalam bertindak dan bersikap akan
mengantarkan kepada kedudukan yang mulia.
Fathonah : terus berusaha untuk meningktkan kemampuan dan penerapan standar kualitas tinggi
dalam menjalankan pekerjaannya sesuai visi misi dan tujuan profesi kedoteran slalu bekerja
keras menjaga motivasi kreatif dan inovasi dan melaksnajan pelayan kesehatan demi mencapai
prestasi maksimal.
Tabligh : senantiasa menjadi yang baik lagi bagi lingkungannya, memiliki jiwa
kepemimpinantinggi dan komunikator yang baik dengan menampilkan empati atas dasar kasih
saying dan etika luhur.
Konsisten konsekuen dan pantang menyerah menghadapi berbagi tantangan dan situasi yang
selalu berubah.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Akhlak merupakan hal penting bagi kehidupan manusia, karena tanpa akhlak yang baik
manusia akan sulit untuk memperoleh kesuksesan . oleh karena itu, rasulullah diutus dimuka
bumi ini sebagai pembimbing akhlak seseorang, sekaligus menjadi contoh yang sempurna untuk
manjadi seseorang ideal.
Untuk menghasilkan akhlak yang baik perlu diperhatikan komponen-komponen
pembentuk akhlak, yaitu: jiwa, akal, nafsu, dan hati (kalbu). Apabila komponen ini terjaga
dengan baik dalam diri seseorang, maka secara otomatis akhlak yang akan keluar dari diri orang
itu akan baik pula.
Demi mempelancar hubungan terhadap Allah dan terhadap pasiennya, seorang dokter
muslim harus memiliki akhlak atau budi pekerti serta etika yang baik. Karena etika yang baik
secara vertikal kepada Allah dan secara horizontal kepada sesama manusia akan menghantarkan
seorang dokter muslim kepada kesuksesan dalam masalah duniawi, ataupun dalam masalah
ukhrawi.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
.............................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak...............................................................................................................4
2.2 Akhlak Dokter Muslim.......................................................................................................5
2.3 Sifat Sifat Dokter Muslim................................................................................................6
BAB III
PENUTUP
1 Simpulan ........................................................................................................................10
2 Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH AGAMA

Tentang

Akhlak Dokter Dalam Islam


Di susun oleh :

Hesti Ayu Melani


12 065

Fakultas Kedokteran Gigi


Universita Baiturrahmah
2015

Anda mungkin juga menyukai