Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu kemiskinan?
2. Apa penyebab kemiskinan di Indonesia?
3. Apa peran pemerintah dalam menangani masalah kemiskinan Indonesia?
4. Bagaimana cara mengentaskan kemiskinan?
Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang
(UM, 2010).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemiskinan
Menurut Suparmono (2004: 175) Kemiskinan Poverty merupakan masalah
yang dihadapi oleh seluruh negara, terutama di negara berkembang. Masalah
kemiskinan merupakan suatu yang kompleks, baik dilihat dari penyebabnya
maupun dilihat dari ukurannya. Hal ini dikarenakan kemiskinan bersifat
multidimensional, artinya kemiskinan menyangkut seluruh dimensi kebutuhan
manusia yang sifatnya sangat beragam. Selain itu, dimensi kebutuhan manusia
yang beraneka ragam itupun sangat terkait satu dengan lainnya.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut
ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara yaitu :
1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan,
dan
ketidakmampuan
untuk
berpartisipasi
dalam
B. Penyebab Kemiskinan
Menurut Basri (2002: 98) kemiskinan diartikan sebagai akibat dari
ketiadaan
demokrasi,
yang
mencerminkan
hubungan
kekuasaan
yang
1. Kondisi makro ekonomi dalam lima tahun terakhir yang tidak stabil akibat
adanya krisis ekonomi global yang membuat pertumbuhan industri secara
nasional relatif melambat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi
nasional cenderung melambat.
2. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya terjadi pada sektor tertentu,
yakni sektor industri dan jasa. Kebutuhan tenaga kerja dengan
keterampilan rendah berkurang secara nyata, sehingga pertumbuhan
industri tersebut lebih banyak dinikmati oleh kelompok ekonomi
menengah ke atas.
3. Kondisiboomingkenaikan harga internasional dari komoditas ekspor utama
Indonesia seperti komoditas perkebunan (crude palm oil) dan sumber daya
alam (misalnya batu bara) yang terjadi pada 10 tahun terakhir. Keuntungan
ini umumnya lebih dinikmati golongan pemilik modal karena sifatnya
yang padat modal atau yang memiliki keterampilan tinggi.
4. Kurangnyaperlindunganterhadap usaha mikro dan kecil melalui kebijakan
impor komoditas yang sama dengan yang dapat dihasilkan oleh usaha
mikro dan kecil akan mempengaruhi secara signifikan terhadap
keberlangsungan usaha mikro dan kecil tersebut.
5. Berkurangnya kebutuhan tenaga kerja kurang terampil dimana terjadi
transformasi struktur pasar tenaga kerja yang lebih mengarah pada sektor
jasa yang lebih dinikmati oleh penduduk di desil terkaya (Susenas 2012,
diolah oleh Bank Dunia).
6. Kurangnya
akses
terhadap
sarana-prasarana
pendukung
ekonomi
C. Peran Pemerintah
Menurut Yustika (2002: 27) pelaksanaan pembangunan tidak semata-mata
diarahkan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga
ditekankan pada peningkatan pemerataan pendapatan, yang pada gilirannya
diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pendapatan antar golongan penduduk
dan mengentaskan kemiskinan.Secara teoretis, semakin banyaknya program
penanggulangan kemiskinan menjadikan jumlah kemiskinan dapat ditekan
serendah mungkin. Sistem pemerintahan desentralisasi juga memungkinkan
pelayanan kepada masyarakat miskin semakin cepat dan sesuai kebutuhan
masyarakat. Sayangnya, dari sejumlah hasil penelitian tentang program-program
pengentasan kemiskinan, ternyata hasilnya masih sama dengan sebelum
digulirkan program pengentasan kemiskinan tersebut.
Sebelum ini, pemerintah juga sudah meluncurkan banyak program untuk
mengurangi kemiskinan, misalnya :
1. Inpres Desa Tertinggal (IDT) dengan tujuan menciptakan kesetaraan desa
dan menciptakan lapangan pekerjaan.
2. Inpres kesehatan dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang
mudah dan yang murah untuk penduduk pedesaan.
3. Inpres pendidikan bertujuan memberikan layanan pendidikan gratis untuk
pendidikan sekolah dasar sampai menengah
4. Inpres obat-obatan yang bertujuan untuk memberikan kesehatan kepada
masyarakat miskin.
D. Pengentasan Kemiskinan
Menurut Faisal (2002: 99) untuk menghapus masalah kemiskinan di
Indonesia, perlu dilakukan langkah-langkah merombak struktur yang otoritarian
dan monopolistik, dengan strategi penguatan posisi politik dan ekonomi kelompok
masyarakat miskin. Penguatan posisi politik dapat dilakukan dengan mendorong
pengorganisasian diri masyarakat miskin. Penguatan posisi politik dapat
dilakukan dengan mendorong pengorganisasian diri masyarakat miskin demi
tindakan yang partisipatif, dengan cara merubah peraturan yang membatasi
(seperti masalah perizinan atau formalisasi) menjadi peraturan yang memfasilitasi.
Sementara, penguatan ekonomi dilakukan dengan strategi merombak struktur
ekonomi yang monopolistik dan antipersaingan menjadi struktur yang lebih adil
dan kondusif, serta strategi untuk meningkatkan akses kelompok masyarakat
miskin terhadap sumber daya. Untuk mewujudkan perlu upaya yang simultan dan
komprehensif sebagai berikut :
1. Memfokuskan investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia,
khususnya pendidikan dasar.
2. Menyusun kebijakan yang mengarah pada stabilitas ekonomi dengan
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dan hasilnya
bisa terdistribusikan pada seluruh lapisan masyarakat secara adil.
3. Menciptakan lingkungan kompetisi yang adil bagi usaha kecil, dengan
jalan merombak stuktur ekonomi yang monopolistik dan antipersaingan.
kredit
bersubsidi
pada
bunga
dan
membiarkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
2. Kemiskinan di Indonesia disebabkan sangat terbatasnya peluang atau
kesempatan yang dimiliki kelompok tersebut dalam mengakses sumber
daya pembangunan.
3. Peran pemerintah untuk pengentasan kemiskinan contohnya dengan
menciptakan lapangan pekerjaan, memberi pelayanan kesehatan yang
mudah dan murah, memberikan pelayanan pendidikan gratis,
memberikan kesehatan kepada masyarakat miskin. Selain itu juga
pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti Kredit Usaha Tani (KUT),
Kredit perbankan untuk modal, pembebasan pajak untuk hasil
pertanian, subsidi untuk perlengkapan pertanian, operasi beras murah
dan beberapa program lainnya.
4. Untuk menghapus masalah kemiskinan di Indonesia, perlu dilakukan
langkah-langkah
merombak
struktur
yang
otoritarian
dan
mendorong
pengorganisasian
diri
masyarakat
miskin.
perizinan
atau
formalisasi)
menjadi
peraturan
yang
merombak
struktur
ekonomi
yang
monopolistik
dan
B. Saran
1. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung
semua program pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa
depan bangsa dan negara Indonesia terbebas dari kemiskinan.
2. Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk
membantu saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.
3. Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius
dan bertanggungjawab agar dapat segera mengatasi masalah
kemiskinan di Indonesia.
10
DAFTAR RUJUKAN
Makro
(A.Sudarman,
Ed.).
11