Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh
Kelompok 1
Andy Maryam
(12708251011)
Nurul Imtihan
(12708251026)
BAB I
PENDAHULUAN
rekayasa
genetika
untuk
menghasilkan
sifat
baru
dengan
cara
BAB II
TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN
A. Prinsip Dasar Teknologi DNA Rekombinan
Teknik dalam manipulasi gen sangat kompleks dan beragam. Namun
prinsip-prinsip dasar dalam teknologi DNA rekombinan cukup sederhana yang
meliputi tahapan sebagai berikut (Chakrapani dan Satyanarayana, 2007).
1. Generasi fragmen DNA dan pemilihan bagian yang diinginkan dari DNA
(misalnya gen manusia).
2. Memasukkan atau menyisipkan DNA yang terpilih ke dalam kloning vektor
untuk membuat DNA rekombinan.
3. Pengenalan vektor rekombinan ke sel inang (misalnya bakteri).
4. Perbanyakan dan seleksi klon yang mengandung molekul rekombinan.
5. Ekspresi gen untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
empat
sampai
dengan
enam
pasang
basa),
sehingga
Sekuens Pengenal
5....G-A-A-T-T-C...3
3....C-T-T-A-A-G....5
Produk
A-A-T-T-C...
G...
....G
C-T-T-A-A
BamHI
(Bacillus amyloliquefaciens)
HaeIII
(Haemophilus aegyptius)
HindIII
(Haemophilus influenza)
5....G-G-A-T-C-C....3
3....C-C-T-A-G-G....5
G-A-T-C-C...
G...
5....G-G-C-C....3
3....C-C-G-G....5
....G
....C-C-T-A-G
*C-C...
G-G...
5....A-A-G-C-T-T....3
3....T-T-C-G-A-A....5
....*G-G
.... C-C
A-G-C-T-T...
A...
...A
....T-T-C-G-A
Noti
(Nocardia otitidis)
5....G-C-G-G-C-C-G-C....3
3....C-G-C-C-G-G-C-G....5
G-G-C-C-G-C...
C-G...
...G-C
...C-G-C-C-G-G...
Catatan:tanda(-) merupakan daerah yang dipotong. Tanda (*) adalah produk dengan ujung tumpul
sedangkan yang lainnya adalah produk dengan ujung lancip/lengket
Tabel 1. Beberapa enzim restriksi, sekuens pengenal dan produk
Salah satu enzim restriksi ini adalah enzim EcoRI yang telah diisolasi
pertama kali oleh Herbert Boyer pada tahun 1969 dari bakteri Escherichia coli
(Chakrapani dan Satyanarayana, 2007). Enzim EcoRI memotong DNA pada
bagian yang urutan basanya GAATTC (sekuens pengenal bagi EcoRI). Pada
DNA untai ganda, sekuens GAATTC ini akan berpasangan dengan sekuens
yang sama tetapi berlawanan arah. Enzim EcoRI ini memotong setiap untai
dari untai ganda tersebut pada bagian antara G dan A. Potongan-potongan atau
fragmen-fragmen DNA untai ganda yang dihasilkan akibat pemotongan di
setiap untainya akan memiliki ujung beruntai tunggal. Ujung ini dikenal
dengan istilah sticky ends atau cohesive ends (ujung kohesif) dan blunt ends
(ujung tumpul) (Tjahjoleksono, 2010). Fragmen DNA dengan sticky ends
adalah partikel yang digunakan untuk eksperimen DNA rekombinan. Hal ini
karena ujung untai tunggal DNA-nya mudah berpasangan dengan fragmen
DNA komplementer lain yang memiliki sticky ends (Chakrapani dan
Satyanarayana, 2007).
Tatanama enzim restriksi mengikuti standar prosedur berdasarkan
sumber bakteri yang diisolasi. Huruf pertama pada enzim yang ditulis miring
menunjukkan nama genus, diikuti dua huruf berikutnya juga ditulis miring
menunjukkan spesies, selanjutnya adalah strain organisme dan terakhir angka
Romawi yang menunjukkan urutan penemuan. Beberapa contoh penamaan
enzim seperti berikut ini. EcoRI adalah enzim yang berasal dari Escherichia
(E) coli (co), strain Ry13 (R), dan merupakan endonuklease pertama (I) yang
ditemukan. HindIII adalah Haemophilus (H) influenzae (in), strain Rd (d), dan
merupakan endonukleus ketiga (III)yang ditemukan.
dengan
ujung
sticky
ends
fragmen
lainnya,
kemudian
Kegunaan/Reaksi
Menghilangkan gugus fosfat dari ujung 5 pada untai
ganda/tunggal DNA (atau RNA)
For the progressive shortening of DNA
Menyambungkan dua mulekul/fragmen DNA
Mengisi kekosongan dalam dupleks dngan penambahan
nukleotida pada ujung 3
Memproduksi single-standed nicks dalam DNA
Menghilangkan residu nukleotida dari ujung 3 untai
DNA
Menghilangkan residu nukleotida dari ujung 5 suatu
dupleks untuk membuka ujung 3 untai tunggal
Menambah fosfat pada ujung 5-OH polinukleotida untuk
melabel atau melangsungkan terjadinya ligasi
Memotong untai ganda DNA pada urutan basa yang
spesifik
Membuat salinan DNA dari molekul RNA
Memotong dan mencerna RNA (tidak termasuk DNA)
Memotong dan mencerna untai RNA pada RNA-DNA
heterodupleks
Digunakan dalam PCR (Polymerase Chain Reaction)
Mendegradasi untai tunggal DNA dan RNA
Menambahkan ekor homopolimer pada ujung 3-OH
dupleks linier
Tabel 2. Beberapa enzim yang biasa digunakan dalam teknologi DNA rekombinan/rekayasa
genetika (Chakrapani dan Satyanarayana, 2007).
2. Sel Inang
Sel inang merupakan sistem kehidupan atau sel yang membawa
molekul DNA rekombinan. Jenis sel inang pada prokariotik (bakteri) berbeda
dengan sel inang pada eukariotik (jamur, hewan dan tumbuhan). Beberapa
contoh sel inang yang digunakan dalam rekayasa genetika dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.
Kelompok
Prokariotik
Bakteri
Eukariotik
Fungi
Contoh
Escherichia coli
Bacillus subtilis
Streptomyces sp
Saccharomyces cerevisiae
Aspergillus nidulans
Hewan
Insect cells
Oocytes
Mammalian cells
Whole organisms
Tumbuhan
Protoplasts
lntact ells
Whole plants
Tabel 3. Beberapa contoh sel inang yang digunakan dalam rekayasa genetika
Selain efektif menggabungkan materi genetik vektor, sel inang juga mudah
dibudidayakan di laboratorium untuk menghasilkan produk. Secara umum,
mikroorganisme lebih banyak dimanfaatkan sebagai sel inang karena
kemampuan berkembang biaknya lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel dari
organisme tingkat tinggi (Chakrapani dan Satyanarayana, 2007).
Sel inang prokariotik. Escherichia coli merupakan mikroorganisme
pertama yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan dan terus menjadi
inang pilihan oleh para ilmuwan. Bacillus subtilis adalah bakteri non-patogen
berbentuk batang. Bakteri ini telah digunakan sebagai sel inang dalam bidang
industri untuk memproduksi enzim, antibiotik, insektisida dan lain-lain.
Beberapa ilmuwan menggunakan Bacillus subtilis sebagai pengganti
Escherichia coli (Chakrapani dan Satyanarayana, 2007).
6
adalah
sel
mamalia (seperti
sel-sel
tikus).
Keuntungan
menggunakan sel mamalia sebagai sel inang adalah beberapa protein komplek
yang tidak dapat disintesis oleh bakteri dapat diproduksi oleh sel mamalia
seperti jaringan aktivator plasminogen. Hal ini karena sel-sel mamalia memiliki
mekanisme untuk memodifikasi protein ke bentuk aktif (modifikasi setelah
proses translasi).
3. Vektor/Pembawa
Vektor dalam DNA rekombinan adalah molekul DNA yang membawa
fragmen DNA asing yang akan dikloning.
a. Plasmid
Plasmid merupakan DNA bakteri yang ekstrakromosomal karena
terpisah dari kromosom bakteri. DNA plasmid dapat berbentuk doublestranded (untai ganda) dan sirkular serta memiliki kemampuan mereplikasi
diri. Hampir semua bakteri memiliki plasmid baik dalam jumlah yang
sedikit (1-4 per sel) bahkan memiliki jumlah yang banyak (10-100 per sel).
Ukurannya bervariasi antara 10-500 kb. Plasmid menyumbang 0,5-5% dari
jumlah DNA bakteri.
Plasmid yang digunakan sebagai vektor dalam rekayasa genetika
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
(1) Ukuran kecil, sehingga mudah diisolasi dalam keadaan utuh.
(2) Mempunyai bentuk DNA sirkuler sehingga tetap stabil pada saat
diisolasi.
(3) Melangsungkan replikasi sendiri sehinga berlangsung di luar kontrol
sel.
(4) Terdapat dalam beberapa copy di dalam sel
(5) Berisi sisi pengenal tunggal untuk satu atau lebih enzim restriksi.
(6) Memiliki gen resistensi terhadap antibiotik sehingga memudahkan
deteksi dan seleksi terhadap plasmid yang berisi gen yang diinginkan.
7
Jenis plasmid lain adalah pUC19 (2,686 bp) memiliki gen yang
resisten terhadap ampicilin. Sedangkan yang lain adalah derivat pBR322pBR325, pBR328 dan pBR329.
b. Bakteriofag
Bakteriofag adalah virus yang bereplikasi di dalam tubuh bakteri.
DNA bakteriofag menyatu dan tinggal secara permanen di dalam
kromosom bakteri. Fag sebagai vektor mampu menerima fragmen DNA
asing ke dalam genomnya. Penggunaan fag sebagai vektor menguntungkan
sebab memiliki kemampuan membawa DNA yang lebih besar daripada
plasmid. Oleh karena itu, fag lebih disukai untuk rekayasa genom sel
manusia. Jenis fag yang sering dipakai adalah bacteriophage (phage )
dan bachteriophage (M13).
c. Cosmid
Cosmid merupakan vektor yang memiliki karakteristik campuran
antara plasmid dan bacteriophage . Nama cosmid terdiri atas dua kata
yaitu cos yang menunjukkan bahwa cosmid mengandung ujung kohesif
(kompak/lengket) atau cossite (wadahcos). Bagian ujung tersebut perlu
untuk mengemas DNA ke dalam kepala fag. Kata yang kedua adalah mid
menunjukkan bahwa cosmid membawa sifat plasmid yang bisa bereplikasi.
Cosmid dibentuk dengan menambahkan fragmen DNA phage
termasuk cos site ke dalam plasmid. DNA asing dapat disisipkan ke dalam
cosmid DNA menjadi DNA rekombinan yang bisa dikemas dalam bentuk
fag. Kemudian fag tersebut diinjeksikan ke dalam E.coli. Perilaku fag
seperti plasmid membuat fag tersebut memiliki kemampuan bereplikasi.
Vetor
Inang
Phage
Cosmid
Plasmid
artificial
chromosome (PAC)
Bacterial
artificial
chromosome (BAC)
Yeast chromosome
E. coli
E. coli
E. coli
E. coli
100-300 kb
E. coli
200-2000 kb
Tabel 4. Contoh berbagai Ukuran fragmen DNA yang disisip dan vektor
atau perubahan dari tidak virulen menjadi virulen tersebut disebabkan oleh
adanya DNA dari sel bakteri halus yang masuk ke dalam sel bakteri kasar.
Berdasarkan pada mekanisme transformasi alami ini, kita dapat melakukan
transformasi bakteri secara buatan. Dengan perlakuan tertentu, kita dapat
memasukkan potongan DNA ke dalam sel bakteri. Prinsipnya sederhana
yaitu mencampurkan sel-sel bakteri hidup dengan potongan DNA tertentu
di dalam tabung reaksi. Beberapa waktu kemudian kita dapat menyeleksi
sel-sel bakteri yang sudah mengandung potongan DNA tertentu tersebut.
b. Konjugasi
Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) ke
dalam sel bakteri lainnya (sel resipien) melalui kontak fisik antara kedua
sel. Sel donor (sel jantan) memasukkan sebagian DNA-nya ke dalam sel
resipien (sel betina). Transfer DNA ini melalui pili seks yang dimiliki oleh
sel jantan. Sel betina tidak memiliki pili seks. DNA dari sel jantan
berpindah ke dalam sel betina secara replikatif. Oleh karena itu, setelah
proses konjugasi selesai, sel jantan tidak kehilangan DNA. Setelah
konjugasi selesai kedua sel berpisah kembali dan jumlah sel tidak
bertambah (setelah konjugasi tidak dihasilkan anak sel). Oleh karena itu,
proses konjugasi ini disebut juga sebagai proses atau mekanisme seksual
yang tidak reproduktif.
12
c. Elektroporasi
Elektroporasi merupakan metode yang menggunakan kejutan listrik
untuk memperbesar pori-pori membran sel sehingga meningkatkan
permeabilitas membran. Untuk melakukan metode ini, sel harus terlebih
dahulu ditumbuhkan pada media hingga mencapai masa di sekitar
pertengahan
fase
log.
akan
menginduksi
bidang
pertanian,
elektroporasi
dapat
digunakan
untuk
istimewa
(seperti
peningkatan
mutu,
rasa
dan
ketahanan
menyisipkan gen ke
dalam
penghasilan
berguna
untuk
untuk
memodifikasi
mikroorganisme
sehingga
minyak
di
laut
dengan
meliputi
serangkaian
penentuan
sekuen DNA,
spesifik
pembentukan
molekul DNA rekombinan, dan ekspresi gen target dalam sel inang.
Penentuan
sekuen
DNA
untuk
memastikan fragmen DNA yang diisolasi adalah gen target sesuai dengan
kehendak.
Gen
target
yang
diperoleh
selanjutnya
diklon dalam
sebuah vektor (plasmid, fag, atau cosmid) melalui teknologi DNA rekombinan
yang selanjutnya membentuk molekul DNA rekombinan. DNA rekombinan
yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel inang (biasanya
sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih banyak. Gen-Gen
target yang ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan menghasilkan
produk gen yang kita inginkan.
Aplikasi kloning gen misalnya adalah produksi insulin. Fragmen DNA
spesifik penyandi insulin diisolasi dan diklon dalam suatu vektor membentuk
DNA rekombinan yang selanjutnya produksi insulin dilakukan di dalam sel
inang bakteri E. coli.
Tujuan pengkloningan gen adalah untuk:
a. Menentukan urutan basa nukleotida penyusun gen tersebut
b. Menganalisis atau mengidentifikasi urutan basa nukleotida pengendali gen
tersebut
c. Mempelajari fungsi RNA / protein/enzim yang disandi gen tersebut
d. Mengidentifikasi muntasi yang terjadi pada kecacatan gen yang
mengakibatkan penyakit bawaan
e. Merekayasa organisme untuk tujuan tertentu, misalnya memproduksi
insulin, ketahanan terhadap hama, dll.
Sumber DNA untuk dikloning dapat diperoleh dari DNA kromosom,
cDNA (complementary DNA) yang disintesis menggunakan mRNA sebagai
cetakan (template), dan DNA yang dihasilkan dari perbanyakan menggunakan
PCR. Sedangkan komponen-komponen yang diperlukan untuk kloning yaitu:
a. Enzim endonuklease restriksi
15
b. Enzim ligase
c. Vektors
d. Inang (Host)
e. Metode atau mekanisme untuk memasukkan/menyisipkan DNA ke dalam
sel inang.
Mekanisme penyisipan gen atau DNA tersebut yaitu:
a. DNA yang ingin disisipkan, diisolasi, dan dipotong oleh enzim
endonuklease restriksi, di tempat yang urutan nukleotidanya spesifik.
b. DNA yang akan digunakan sebagai inang, misalnya plasmid bakteri E. coli,
diisolasi dan dipotong pula oleh enzim yang sama. Plasmid ini biasanya
disebut sebagai vektor pengklon.
c.
16
cara fisik seperti menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestle
dalam nitrogen cair atau dengan menggunakan metode freezing-thawing dan
iradiasi (Giacomazzi et al., 2005). Cara lain yakni dengan menggunakan
kimiawi maupun enzimatik. Penghancuran dengan menggunakan kimiawi
seperti penggunaan detergen yang dapat melarutkan lipid pada membran sel
sehingga terjadi destabilisasi membran sel (Surzycki, 2000). Sementara cara
enzimatik seperti menggunakan proteinase K seperti untuk melisiskan
membran pada sel darah serta mendegradasi protein globular maupun rantai
polipeptida dalam komponen sel (Surzycki (2000).
Pada tahapan ekstraksi DNA, seringkali digunakan chelating agent
seperti
ethylenediamine
tetraacetic
acid
(EDTA)
yang
berperan
dari
kontaminan
protein
dan
digunakan
enzim
kontaminan
protease
RNA
yaitu
dengan
menggunakan RNase. Pemisahan DNA dari molekul RNA dan protein dapat
dilakukan dengan menggunakan densitas gradien sentrifugasi Cesium
Chlorida (CsCl), dengan cara ini DNA akan terpisah pada band yang berbeda
dengan protein dan RNA bahkan antara linier DNA dan sirkuler DNA. Selain
itu, dengan menggunakan garam dengan konsentrasi tinggi, seperti 0,25 M
sodium acetate atau 0,1 M sodium chlorida (Fatchiyah, 2011).
2. Teknik Blotting DNA
Teknik blotting adalah teknik pemindahan molekul DNA, RNA, atau
protein yang telah terpisahkan berdasarkan prinsip tertentu (misal berat
molekul) dari gel ke membrane, misal membrane nitroselulosa. Molekul yang
telah berada pada membrane tersebut selanjutnya dianalisis lebih lanjut
(Juniarka, 2011)
19
Teknik blotting pada dasarnya ada tiga macam yaitu southern blotting
(untuk blotting DNA), northen blotting (untuk RNA), dan dot blotting (untuk
DNA/RNA), kemudian muncul istilah-istilah lain misalnya western blotting,
eastern blotting, dan sebagainya, tetapi intinya sama yaitu teknik untuk
memblotting. Dalam makalah ini hanya akan dijelaskan mengenai teknik
southern blotting saja karena lebih fokus ke DNA.
ini
agarosa
untuk
kecil.
Kemudian
DNA
dipisahkan
sesuai
ukuran
membran. Pola
hibridisasi
kemudian
dideteksi
dideoxynucleotide
penambahan
polimerase
dideoxinukleotid
ATP).
menyebabkan
(misalnya
Nukeotid
penghentian
ini
sintesis
adalah
sedemikian
sehingga
tiap-tiap
untai
poliakrilamid yang sangat tipis dan panjang. Tiap pita dalam gel akan
mengandung DNA dalam jumlah kecil sehingga diperlukan autoradiografi
dengan memasukkan deoksinukeotide radioaktif.
Dalam perkembangan selanjutnya, radioaktif digantikan dengan
label fluorescent.label fluorescent berikatan dengan dideoxynucleotide,
sehingga tiap molekul chain-terminated membawa label tunggal pada
ujung 3. Fluorochrome yang berbeda dapat digunakan untuk tiap dideoxyNTP. Deteksi signal fluorescent dapat dilakukan dengan sistem
imaging yang khusus yang menggunakan komputer untuk membaca
sekuens
DNA.
Teknologi
sekuen
DNA
terbaru
antara
lain
7. Pustaka Genom
Koleksi fragmen DNA disimpan dalam pustaka genom untuk
menyempurnakan koleksi gen yang diisolasi dari sel. Gen-gen tersebut
dipotong dalam bentuk fragmen dan diklon pada vektor yang sesuai. Pustaka
genom/bank gen berhasil mengoleksi gen manusia dalam berbagai ukuran
fragmen DNA.
Pembuatan pustaka genom dilakukan dengan penguraian genom sel
dengan enzim retriksi untuk meproduksi fragmen DNA dalam jumlah
25
banyak. Saat ini, dengan adanya mesin PCR sangat membantu proses
tersebut.
Proses ini membutuhkan
beberapa
bahan
tersedianya
baku
seperti
prekursor
DNA
Pustaka
genom
yang
menurut
kebutuhan.
(RAPD),
Restricted
dan
Fragment
Macro-restricted
LengthPolymorphism
(MFLP).
produksi
enzim
spesifik.
Dua
jenis
protein
yang
protein
bisa
didefinisikan
sebagai
suatu
proses
26
27
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Teknologi DNA Rekombinan (TDR) merupakan teknologi untuk merekayasa
genetika yang mebutuhkan teknik pemotongan dan penyisipan DNA dengan
berbagai jenis teknik.
b. Proses pemotongan dan penyisipan gen melibatkan berbagai aspek yaitu: (1)
bahan molekular dalam TDR (enzim restriksi dan enzim ligase); (2) sel inang;
(3) Vektor; (4) metode transfer gen; (5) strategi pengkloningan gen
c. Teknik dan metode DNA Rekombinan terus dikembangkan melalui berbagai
cara yang pada prinsipnya selalu melibatkan pemotongan dan penyisipan gen.
2. Saran
Teknologi DNA Rekombinan terus berkembang secara pesat sehingga teknik
baru banyak ditemukan. Perlu bagi pembaca untuk memperluas wawasan dengan
belajar dari berbagai sumber bacaan terbaru.
28
DAFTAR PUSTAKA
Andy
Vierstraete.
1999.
Polymerase
Chain
Reaction.
http://users.ugent.be/~avierstr/principles/pcr.html (21 Februari 2013)
Avery, McCleod, dan McCarty. 1944. Studi on The Chemical Nature of The
Substance Incuding Transformation of Pneumococcal Types. J. Exp. Med. 79:
137-158
Corkill, G., Rapley, R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools
andTechniques. In: Molecular Biomethods Handbook Second Edition. Ed:
Walker, J.M., Rapley, R. Humana Press, NJ, USA.
Dosaka N, Tanaka T, Fujita M, Miyachi Y, Horio T, Imamura S. 1989. Southern blot
analysis of clonal rearrangement of T-cell receptor gene in plaque lesion of
mycosis fungoides. Journal Invest Dermatology 93;626-629.
Fakultas
Pertanian
Universitas
Udayana.
DNA
Sequensing.
http://www.fp.unud.ac.id/biotek/analisis-molekuler/dna-sequencing/
(25
Februari 2013)
Fatchiyah. 2011. Isolasi DNA. Malang: Universitas Brawijaya
Frederick A. Bettelheim, Joseph Marvin Landesberg. 2007. Laboratory Experiments
for General, Organic And Biochemistry. USA: Brooks
Gerald Carp. 2008. Cell and Molecular Biology: Conceps and Experiment.
Michigan: Universitas Michigan
Gruber CE. 1995. Electropotation Protocols for Microorganisms. Vol. 47 : 67-79.
Gunther E, Wurst W, Wonigeit K, Epplen JT. 1989. Analysis of the rat major
histocompatibility system by Southern blot hybridization. Journal of
Immunol 143(2);1257-1261.
I Gede Agus Juniarka. 2011. Westernblot Untuk IgG dan IgM. Program
Pasacasarjana Farmasi UGM
IPGRI and Cornell University. 2003. Using Molecular Marker Technology in Studies
on Plant Genetic Diversity DNA Based Technologies PCR-based,
Technologies
PCR
basics.
http://www.bioversityinternational.org/fileadmin/bioversityDocs/Training/mo
lecular_markers_volume_1/english/MolMarkers%20Vol1%20III%20PCR%2
0basics.pdf
29
Giacomazzi,
P.
Umari,
and
Alfredo
Pasquarello.
2005.
Medium-Range Structural Properties of Vitreous Germania Obtained
through
First
Principles
Analysis
of
Vibrational
Spectra.
Phys. Rev. Lett 95, 075505
Madigan MT, Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. 2009. Brock Biology of
Microorganisms. San Fransisco: Pearson Education, Inc.
Mochamad
Saeffulloh.
Antibodi
Monoklonal.
http://2.bp.blogspot.com/eKoGS2K8RIU/UBxSIBNo9ZI/AAAAAAAAAeE/ozuXSZgIaSM/s1600/jpg
(25 Februari 2013)
MolecularStation.
2008.
Southern
Blot.
http://www.molecularstation.com/dna/southern-blot/ [22 Februari 2013].
Oswald N. 2007. E.coli Electroporation vs Chemical Transformation. [terhubung
berkala]. http://bitesizebio.com/2007/09/18/ecoli-electroporation-vschemical-transformation/ [23 Mar 2009].
Seidman CE, Struhl K, Sheen J, Jessen T. 2001. Introduction of plasmid DNA into
cells. Curr Protoc Mol Biol. 1 : 1.8.
Southern EM. 1975. Detection of Specific Sequences Among DNA Fragments
Separated by Gel Electrophoresis. Journal of Molekular Biologi 98:503-517.
Surzycki, S.J. 2000. Basic Techniques in Molecular Biology. Springer-Verlag
Publisher ISBN 3-540-66678-8.
Suzuki R, Takizawa T, Negishi Y, Utoguchi N, Maruyama K. 2008. Effective gene
delivery with novel liposomal bubbles and ultrasonic destruction
technology. International Journal of Pharmaceutics 354 (1-2):49-55.
The
30
31