TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui ketinggian dari titik-titik yang
dilewatinya dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah
pemetaan. Hasil akhir pekerjaan ini adalah data ketinggian dari titik-titik yang ditempati
oleh rambu ukur sepanjang jalur pengukuran yang bersangkutan.
B. LANDASAN TEORI
Waterpass adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua titik. Penentuan selisih
tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat penyipat datar
tergantung pada keadaan lapangan. Jikalau jarak antara dua titik yang harus ditentukan
selisih tingginya mempunyai jarak yang terlalu panjang, sehingga rambu ukur tidak dapat
dilihat dengan jelas maka jarak tersebut dapat dibagi menjadi jarak antara yang lebih
kecil.
Untuk menentukan tinggi permukaan bumi dapat dilihat dari suatu bidang
referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol. Beda
ketinggian diatas permukaan bumi dapat ditentukan
dengan berbagai cara, antara lain :
titik di permukaan tanah, yang biasa digunakan dalam pembuatan jalan maupun
pembangunan. Sebuah bidang datar acuan, atau datum, ditetapkan dan elevasi diukur
terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau ditambah
dengan nilai yag ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.
Saat digunakan, awalnya alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah
rambu yang berdiri vertical. Beda tinggi antara kedua titik dapat dicari dengan
menggunakan
pengurangan
antara
bacaan
muka
dan
bacaan
belakang.
BT =BTB BTA
Keterangan : BT = beda tinggi
BTA = bacaan benang tengah A
BTB = bacaan benang tengah B
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan
benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus :
BT =
(BA BB)
2
Keterangan : BT = bacaan benang tengah
BA = bacaan banang atas
BB = bacaan benang bawah
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis
Ada beberapa persyaratan pada pemakaian alat penyipat datar/ waterpass antara lain :
a. Syarat dinamis: sumbu I vertikal
b. Syarat statis
1. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo
2. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)
3. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I
C. PERALATAN
1. Waterpass
2. Patok/pasak
3. Payung
4. Rambu
5. Statif/tripod
6. Meteran
1 buah
9 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
D. PROSEDUR
1. Membuat sketsa titik-titik pada daerah yang akan diukur ketinggiannya lalu
meletakkan patok pada titik-titik tersebut, sebagai berikut:
2. Memasang statif dan theodolit di titik A patok pada titik A harus terlihat dari lup
central point pada theodolit.
3. Mengatur nivo pada theodolit sehingga gelembung nivo berada tepat di tengah.
0000000 kemudian
membidik titik 1 dan meletakkan rambu pada titik 1. Membaca batas atas, tengah, dan
bawah yang terlihat dari theodolit.
5. Memutar sudut vertikal menjadi 27000000 dan sudut horizontal sebesar 18000000
lalu melakukan pembidikan terhadap titik 2 dan mencatat hasil yang terbaca.
6. Memutar sudut horizontal sebesar 9000000 kemudian bidik sebuah titik di kiri titik
A, mencatat hasil bidikan yang terukur.
7. Memutar sudut vertikal sebesar 27000000 dan sudut horizontal sebesar 18000000
lalu membidik sebuah titik di sisi kanan titik A, mencatat hasil bidikan yang terukur.
8. Mengukur tinggi alat di titik A.
9. Mengulangi langkah 2-9 untuk titik B, C, dan D serta dilanjutkan dengan mengulangi
kembali untuk titik C, B, dan A (metode pulang).
E. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh sejumlah data dari hasil pembidikan kelima
titik yang diukur, yakni sebagai berikut :
tinggi alat (TA) = 120 cm
Metode
Titik
A
B
Pergi
C
D
C
Pulang
B
A
1
2
Kanan
Kiri
2
3
Kanan
Kiri
3
4
Kanan
Kiri
4
5
Kanan
Kiri
4
3
3
2
2
1
BA
124
133,2
131,5
114,5
107,2
134,3
127,5
119,5
114,3
133,7
122,5
124
123,2
128
117
124
114,8
135,7
133,8
109,2
135,7
126
BT
121,8
130,3
130
113
104,5
131,5
126
118
111,5
131,5
121
122,5
121
125,5
115,5
122,5
112,5
133,5
131
106,5
132
123,5
BB
119
127,8
128,5
111,5
101,7
128,8
124,5
116,5
108,8
129,2
119,5
121
118,7
123
114
121
110,3
131,2
128,3
103,7
129
121
Jarak (cm)
500
550
300
300
550
550
300
300
550
450
300
300
450
500
300
300
450
550
550
550
550
500
TA (cm)
110
110
115
111
117
112
112
F. PENGOLAHAN DATA
1. Menentukan jarak suatu titik ke titik lain.
Penentuan jarak suatu titik ke titik lain menggunakan persamaan:
Titik
1
2
Kanan
Kiri
2
3
Kanan
Kiri
3
4
Kanan
Kiri
4
5
Kanan
Kiri
4
3
3
2
2
1
B
Pergi
C
D
C
Pulang
B
A
BA
BB
124
133,2
131,5
114,5
107,2
134,3
127,5
119,5
114,3
133,7
122,5
124
123,2
128
117
124
114,8
135,7
133,8
109,2
135,7
126
119
127,8
128,5
111,5
101,7
128,8
124,5
116,5
108,8
129,2
119,5
121
118,7
123
114
121
110,3
131,2
128,3
103,7
129
121
(cm)
500
540
300
300
550
550
300
300
550
450
300
300
450
500
300
300
450
450
550
550
670
500
Titik
Pergi
A
B
1
2
Kanan
Kiri
2
BT
121,8
130,3
130
113
104,5
TA (cm)
110
110
H (
cm)
11,8
20,3
20
3
5,5
3
Kanan
Kiri
3
4
Kanan
Kiri
4
5
Kanan
Kiri
4
3
3
2
2
1
D
C
Pulang
B
A
131,5
126
118
111,5
131,5
121
122,5
121
125,5
115,5
122,5
112,5
133,5
131
106,5
132
123,5
21,5
16
8
3,5
16,5
6
7,5
10
14,5
4,5
11,5
4,5
16,5
19
5,5
20
11,5
115
111
117
112
112
kesalahan relatif ( KR ) =
jarak teoritis
x 100
Titik
B
Pergi
C
Pulang
D
C
B
1
2
Kanan
Kiri
2
3
Kanan
Kiri
3
4
Kanan
Kiri
4
5
Kanan
Kiri
4
3
3
2
Jarak
Jarak
Kesalahan
Lapangan (cm)
500
550
300
300
550
550
300
300
550
450
300
300
450
500
300
300
450
550
550
550
Teoritis (cm)
500
540
300
300
550
550
300
300
550
450
300
300
450
500
300
300
450
450
550
550
Relatif (%)
0
1,8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22,2
0
0
2
1
550
500
670
500
17,9
0
KR=
n
41,9
KR=
22
KR=1,9045
4. Menentukan titik koordinat
Dari perhitungan-perhitungan di atas, selanjutnya perlu dicari letak koordinat
dari masing-masing titik. Letak titik A (0,0) sehingga jarak titik A ke titik lain
dianggap sebagai koordinat sumbu x, sedangkan beda ketinggian dianggap sebagai
koordinat sumbu y.
Koordinat pergi
Koordinat Pulang
5. Grafik
6. Menentukan kontur
Kontur di titik A
Titik
Kanan
A
Kiri
Sumbu x
3
0
-3
Sumbu y
-0,20
0
-0,03
Titik
1
A
2
B
3
C
4
D
5
Titik
1
A
2
B
3
C
4
D
5
Sumbux x Sumbu
Sumbuyy
Sumbu
-0,118
-5
0
0
-0,203
5,5
0,055
11
-0,215
16,5
0,035
22
-0,165
26,5
-0,10
31
-0,145
36
-5
0
5,5
11
16,5
22
26,5
31
36
-0,115
0
-0,20
0,055
-0,19
-0,165
0,045
-0,115
-0,045
Kontur di titik B
Titik
Kanan
B
Kiri
Sumbu x
3
0
-3
Sumbu y
-0,16
0
-0,08
Kontur di Titik B
Beda Ketinggian -4
-3
-2
-1
Kontur di titik C
Titik
Kanan
C
Kiri
Sumbu x
3
0
-3
Sumbu y
-0,06
0
-0,075
Kontur di Titik C
Beda Ketinggian -4
-3
-2
-1
Kontur di titik D
Titik
Kanan
D
Kiri
Sumbu x
3
0
-3
Sumbu y
-0,045
0
-0,115
Kontur di Titik D
Beda Ketinggian -4
-3
-2
-1
G. Analisa
a) Analisa Percobaan
Percobaan dimulai di lokasi survei yang ditentukan, yaitu lapangan BP3, di belakang
Gedung Engineering Center. Langkah pertama adalah memasang theodolit di atas
statif dan mengatur kemiringan theodolit agar tegak lurus dengan permukaan tanah,
yaitu dengan mengatur bench mark agar patok terlihat dan mengatur nivo agar
gelembung air tepat berada di tengah. Letak theodolit dipasang, dinamakan sebagai
titik A. Setelah theodolit terpasang, maka ditentukan 8 titik lainnya (1, 2, B, 3, C, 4,
D, dan 5), dengan memasang patok di masing-masing titik.
b) Analisa Hasil
c) Analisa Kesalahan
H. Kesimpulan
1.