BLOK CAIRAN
KELEBIHAN CAIRAN
Kelompok
: B-10
Ketua
: Mutia Hayu
(1102014176)
Sekretaris
(1102014295)
Anggota
(1102014215)
(1102014235)
(1102014251)
(1102014260)
(1102014261)
(1102014217)
(1102014166)
(1102014228)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21. 4244574
SKENARIO
EDEMA
Seorang laki-laki, umur 60 tahun berobat ke dokter dengan keluhan perut membesar dan
tungkai bawah bengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites
pada abdomen dan edema pada kedua tungkai bawah. Dokter menyatakan pasien mengalami
kelebihan cairan tubuh. Pemeriksaan labolatorium : kadar protein (albumin) di dalam plasma
darah yang rendah 2,0 g/l (normal > 3,5 g/l). Keadaan ini menunjukkan adanya gangguan
tekanan koloid osmotik dan tekanan hidrostatik di dalam tubuh.
KATA-KATA SULIT
Edema = Akumulasi air di jaringan interstisium secara berlebihan akibat penambahan volume
lebih dari kapasitas penyerapan (Gangguan Asam Basa FKUI)
Asites = Ascites ; Efusi dan akumulasi cairan serosa di rongga peritoneum (dorland ed.31)
Albumin = Protein yang larut didalam air dan mengandung larutan garam dalam konsentrasi
sedang, serta dapat menggumpal jika dipanaskan ; Protein pengangkut untuk anion organik
besar (bilirubin, asam lemak, dll) (Dorland ed.31)
Abdomen = Bagian yang terletak antara toraks dan pelvis yang bagian atas dipisahkan oleh
diafragma oleh rongga thoraks dan bagian bawah dipisahkan oleh bagian yang membentuk
pintu atas paggul dengan rongga pelvis (dorland.31)
PERTANYAAN
1. Apa saja jenis-jenis edema?
2. Apa penyebab edema?
3. Apa fungsi dari protein albumin?
4.Apa yang menyebabkan protein albumin dibawah normal?
5. Apa penyebab terjadinya asites?
6. Apa manifestasi klinis dari edema?
7.Apa hubungan koloid osmotik dengan tekanan hidrostatik dalam tubuh?
8.Apa perbedaan edema dan asites?
9.Apa hubungan protein albumin dengan tekana koloid osmotik dan hidrostatik?
10.Bagaimana mekanisme terjadinya edema?
11.Apa saja pencegahan pada edema?
JAWABAN
1. Edema lokalisata dan edema generalisata
2. Penyebab Edema adalah kelebihan cairan pada CES
3. Untuk mempertahankan tekanan onkotik
4. Kerusakan pada hati
5. Asites terjadi karena penimbunan cairan pada abdomen
6. Gagal jantung, gagal ginjal, dan sirosis hati
7. Tekanan onkotik dan tekanan hidrostatik harus saling menyeimbangkan
8. Perbedaannya Asites terjadi di abdomen karena sirosis hati
9. Albumin di sintesis di hati, jika hati rusak maka albumin akan menurun dan
tekanan onkotik juga ikut menurun
10. Cairan berlebih albumin tidak bisa menganinya kembali tekanan onkotik
menurun terjadiah edema
11. Menyeimbangkan antara cairan yang masuk dan cairan yang keluar
menjaga fungsi hati
menjaga pola hidup
HIPOTESIS
Kelebihan cairan dapat disebabkan oleh sirosis hati, gagal jantung, gagal ginjal,
peradangan pada pankreas, berkurangnya aktivitas tiroid, dan karsinonatosis.
Sehingga menyebabkan penurunan protein albumin, dimana salah satu fungsi albumin
adalah pengatur tekanan onkotik. Kelebihan cairan dapat terjadi pada jaringan lunak
dan rongga perut. Kelebihan cairan dapat dihindari dengan pola hidup yang sehat dan
tidak mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, jika sudah terjadi dapt ditangani
dengan pemberian protein albumin, penambahan ADH, dan diet rendah natrium.
SASARAN BELAJAR
Kapiler adalah tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan,
bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau
oleh setiap sel (Sherwood ed.8)
Kapiler adalah pembuluh halus yang menghubungkan arteriol dan
venula, dindingnya sebagai membran semi permeabel untuk pertukaran antara
substansi darah dan cairan jaringan (Dorland ed.28)
1.2 Struktur
Dinding kapiler tersusun atas satu lapisan uniseluler sel-sel endotelial dan
disebelah luarnya terdapat membran dasar. Total ketebalannya mencapai 0,5
mikrometer. Pada dinding kapiler terdapat dua jalan penghubung kecil yang
menghubungkan bagian dalm kapiler dengan bagian luar kapiler. Salah satu dari
penghubung ini adalh celah interseluler yang merupakan celah tipis yang terletak di
antara sel-sel endotelial yang saling berdekatan. Pada sel endotelial terdapat juga
banyak gelembung plasmalemal. Gelembung ini terbentuk pada salah satu
permukaan sel dengan menghambat CES. Dinding kapiler juga memiliki beberapa
vesikel yang bergabung membentuk saluran vesikel.
Darah memasuki kapiler melalui arteri, arteriol dan memasuki venula dan
kembali ke sirkulasi sistemik. Darah yang berasal dari arteriol akan melewati
pembuluh metarteriol yang mempunyai struktur pertengahan antara arteriol dan
kapiler. Sesudah itu darah masuk ke kapiler dan melewati beberapa pembuluh.
Pembuluh ini ada yang besar dan disebut saluran istimewa dan yang berukuran
kecil disebut kapiler murni. Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol
ada serat otot polos yang biasanya mengelilingi kapiler. Serat ini disebut sfringer
prekapiler. Sfringer ini dapat membuka dan menutup jalan masuk ke kapiler.
1. Kapiler memiliki dinding yang sangat tipis. Kapiler tidak memiliki otot polos
ataupun jaringan ikat. Kapiler hanya memiliki sel endotel yang ditopang oleh
membran basal. Sel-sel dapat bebas berdifusi melewati membran basal. Kapiler
memiliki pori yang memungkinkan materi yang terlarut dalam air melewatinya
2. Dinding kapiler sangat sempit. Sehingga plasma dapat berkontak langsung dengan
kapiler atau hanya terpisah oleh jalur difusi yang pendek
3. Kapiler memiliki percabangan yang luas sehingga tidak ada sel yang lebih dari 0,1
mm dari kapiler
4. Kapiler terdistribusi dalam jumlah yang sangat banyak. Tersedia luas permukaan
total yang sangat besar untuk proses pertukaran. Kapiler hanya terdiri dari 5% dari
jumlah darah total. Darah mengalir lebih lambat dikapiler karena kapiler memiliki
percabangan yang ekstensif
1. Kapiler sempurna
Banyak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf pusat dan kulit.
Sitoplasma sel endotel menebal d tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya.
Sel endotel rapat dan tidak terdapat pori.
2. Kapiler bertingkat
Kapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus, glomerulus, ginjal dan pancreas.
Sitoplasma tipis dan tempat pori-pori. (Celah sempit diantara sel endotel membentuk
pori-pori)
3. Kapiler sinusidal
Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal. Sirkulasi
darah lambat. Ada pada dinding kapiler hati.
1.3 Sirkulasi
Adalah sistem transport yang menghantarkan Oksigen dan berbagai
nutrien yang di absorbsi di GI menuju jaringan serta melibatkan
karbondioksida ke paru-paru dan hasil metabolisme ke ginjal.
Pertukaran antara darah dan jaringan disekitarnya melalui dinding kapiler
berlangsung melalui :
1. Difusi pasif
Di dinding kapiler tidak terdapat sistem transportasi yang diperantarai oleh
membawa, zat terlarut berpindah terutama melalui proses difusi menuruni gradien
konsentrasi mereka. Proses homeostatik ini terutama dilakukan oleh organ yang
memperbarui yang secara terus menerus menambahkan O2 dan mengeluarkan CO2
dan zat sisa sewaktu darah melewati organ tersebut. Difusi setiap zat terlarut terus
berlangsung secara independen sampai tidak ada lagi terdapat perbedaan konsentrasi
antara darah dan sel sekitarnya.
2. Bulk flow
Suatu volume cairan bebas protein sebenarnya tersaring keluar kapiler,
bercampur dengan cairan intersitiumdi seketirnya dan kemudian direabsorbsi. Proses
ini disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan berpindah bersama-sama
sebagai satu kesatuan.bulk flow terjadi karena perbedaan tekanan hidrostatik dan
tekanan osmotik koloid antara plasma dan cairan interstisium.
1.4 Fungsi
1. Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
2. Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
Oksigen dan zat zat makanan dimasukkan kedalam sel melalui pembuluh kapiler. Zat
zat ini digunakan sel untuk memperoleh energy dengan cara pembakaran.
3. Mengambil hasil hasil dari kelenjar.
4. Menyerap hasil makanan yangterdapat diusus
5. Menyaring darah yang terdapat di ginjal .
1.5 Hubungan Tekanan Osmotik dengan Tekanan Hidrostatik
Hukum Starling
Hukum starling adalah kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara
kapiler dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing
kompartemen.
Ada 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan menembus dinding kapiler antara lain :
1. Tekanan Darah Kapiler (Pc) adalah tekanan cairan atau hidrostatik darah yang bekerja
pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini cenderung mendorong cairan keluar
kapiler untukmasuk dalam cairan interstisium. Di tingkat kapiler, tekanan darah ratarata telah turun secara substansial karena adanya gesekan di arteriol beresistensi tinggi
di bagian hulu. Secara rata-rata, tekanan hidrostatik di ujung arteriol kapiler jaringan
adalah 37mmHg dan semakin menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula.
2. Tekanan Osmotik Koloid Plasma (p), yang juga dikenal sebagai tekanan onkotik,
adalah suatu gaya yang disebabkan oleh dispersi koloid protein-protein plasma;
tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Karena protein plasma tetap
berada di plasma dan tidak masuk ke dalam cairan interstisium, terdapat perbedaan
konsentrasi protein antara plasma dan cairan interstisium. Begitu juga dengan
konsentrasi air yang berbeda antara kedua kompartemen tersebut. Plasma memiliki
konsentrasi protein yang lebih besar dan konsentrasi air yang lebih kecil daripada
cairan yang ada pada cairan interstisium.
Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang cenderung mendorong air dari daerah
dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke daerah dengan konsentrasi air
rendah di plasma. Dengan demikian, protein-protein plasma dianggap menarik air.
Konstituen-konstituen plasma lain tidak menimbulkan efek osmotik karena mereka
mudah menembus dinding kapiler, sehingga konsentrasi mereka di plasma dan cairan
interstisium setara. Tekanan osmotic koloid plasma rata-rata adalah 25 mmHg.
3. Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium (PIF) adalah tekanan cairan yang bekerja
diluar dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini cenderung mendorong
cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik ini besarnya 1 mmHg.
4. Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium (IF) adalah gaya lain yang dalam
keadaan normal tidak banyak berperan dalam bulk flow. Sebagian kecil protein
plasma yang bocor keluar dinding kapiler dan masuk ke ruang interstisium dalam
keadaan normal di kembalikan ke dalam sistem darah melalui limfe. Dengan
demikian konsentrasi protein dalam cairan interstisium sangat rendah dan tekanan
osmotic koloid cairan interstisium hampir mendekati nol. Namun apabila protein
plasma secara patologis bocor ke dalam cairan interstisium, misalnya ketika histamin
memperlebar celah antar sel selama cedera jaringan, protein-protein yang bocor
menimbulkan efek osmotik yang cenderung mendorong perpindahan cairan keluar
dari kapiler ke dalam cairan interstisium.
Dengan demikian, dua tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar kapiler adalah
tekanan darah kapiler dan tekanan osmotik koloid cairan interstisium. Dua tekanan yang
mendorong cairan masuk kedalam kapiler darah adalh tekanan osmotik koloid plasma dan
tekanan koloid cairan interstisium.
Pertukaran netto disetiap tertentu didinding kapiler dapat di hitung dengan persamaan
berikut:
Tekanan pertukaran netto = (Pc+IF) (p+PIF)
(Tekanan ke luar)
(Tekanan ke dalam)
Tekanan pertukaran netto positif (apabila tekanan kearah luar melebihi tekanan
ke arah dalam) merupakan tekanan ultrafiltrasi. Tekanan perukaran netto yang negative
(apabila tekanan kedalam melebihi tekanan ke luar) merupakan tekanan reabsorbsi.
Di ujung arteriol kapiler, total tekanan kearah luar adalah 37 mmHg, sehingga netto tekanan
ke arah luar adalah 11 mmHg. Ultrafiltrasi berlangsung di awal kapiler sewaktu gradient
tekanan ini mendorong filtrat bebas-protein menembus pori-poro kapiler.
Pada saat ujung venula kapiler tercapai, tekanan kapiler darah telah turun, tetapi tekanantekanan yang lain pada dasarnya konstan. Di titik ini total tekanan kea rah luar telah turun
menjadi 17 mmHg, sedangkan total kea rah dalam tetap 26 mmHg, sehingga netto ke arah
dalam adalah 9 mmHg. Reabsorbsi cairan ini berlangsung sewaktu gradient tekanan kedalam
ini mendorong cairan masuk kembali ke dalam kspiler di ujung venulanya.
Dengan demikian ultrafiltrasi dan reabsorsi yang secara kolektif dikenal dengan
bulk flow di sebabkan oleh pergeseran kesetimbangan antara gaya-gaya fisik pasif yang
bekerja di dinding kapiler. Dalam pertukaran cairan jenis ini antara plasma dan cairan
interstisium di sekitarnya ini tidak terdapat gaya-gaya aktif atau pemakaian energy lokal.
Dengan hanya sedikit kontribusi dari cairan interstisium, ultrafiltrasi terjadi di awal kapiler
karena tekanan darah kapiler melebihi tekanan osmotik koloid plasma, sedangkan di akhir
kapiler terjadi reabsorbsi karena tekanan darah turun di bawah tekanan osmotik.
2. Memahami dan Menjelaskan Biokimia dan Fisiologi Kelebihan Cairan
2.1 Macam-macam gangguan kelebihan cairan
1. Cairan ekstrasel terdiri dari:
a. Cairan interstisium atau cairan antar-sel,yang berada diantara sel-sel
b. Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian
air dari plasma darah.
c. Cairan trans-seluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan
otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan transeluler relatif
sedikit.Cairan ekstrasel berperan sebagai :
d. Pengatur keperluan semua sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals, dan
regulator hormon/molekul)
e. Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengala
midetoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
2. Cairan Intraseluler terdiri dari :
Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Cairan intrasel
berperan pada proses perbaikan sel.selain itu, cairan intra sel juga berperan dalam pro
sesreplikasi dan berfungsi khusus antaralain sebagai cadangan air untuk mempertahan
kan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel. Dalam cairan intrasel,kation utama
adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein.
KONDISI KLINIS
Gagal jantung
kapiler meningkat
Permeabilitas kapiler
meningkat
Gagal ginja
Obstruksi vena
Kehamilan
Malnutrisi
Diare kronik
Luka bakar
Sindroma nefrotik
Sirosis
Infeksi bakteri
Reaksi alergi
Luka bakar
Penyakit ginjal akut: Nefriris
Gagal jantung
Gagal ginjal
Sirosis hati
Trauma (fraktur, operasi,luka
bakar)
Peningkatan produksi
hormon kortikoadrenal:
(Aldosteron,
kortison,hidrokortison)
Obstruksi limfatik
(kanker sistem limfatik)
d. Osmoreseptor di hipotalamus
2.2 Mekanisme gangguan
2.3 Penyebab
Kelebihan volume ECF dapat terjadi jika Na dan air tertahan dengan proporsi yang
lebih kurang sama seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik berlebihan di ECF
(hipervolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstitial > Edema.
Kelebihan cairan volume selalu terjadi sekunder akibat peningkatan kadar Na tubuh totalyang
akan menyebabkan terjadinya retensi air.
Penyebab volume ECF berlebihan :
a. Mekanisme pengaturan yang berubah
b.Gagal jantung
c.Sirosis hati
d.Sindrom nefrotik
e. Gagal ginjal
Gejala :
a. Distensi vena jugularis
b.Peningkatan tekanan yang sentral
c.Peningkatan tekanan darah
d.Denyut nadi penuh /kuat
e.Edema perifer dan periobita
f.Asitesis
g.Efusi pleura
h.Edema paru akut
i.Penambahan berat badan secara cepat
3. Memahami dan Menjelaskan Edema
3.1 Definisi
HUKUM STARLING :
Akumulasi cairan = K [(Pc PIF) - ( PL - IF)] - Q lymph
K
Pc
IF
PIF
PL
Q lymph
Triamterene
- 100 mg (2 kali sehari)
- kurang poten dibanding spironolakton
- dapat menyebabkan hiperkalemia dan pembentukan batu ginjal
Terapi Edema :
1. Memperbaiki penyakit dasar
2. Retriksi asupan Natrium
- Retriksi sekunder : pada penyakit sirosis hepatis dan gagal jantung untuk
memenuhi volume sirkulasi efektif menjadi normal sehingga perfusi jaringan
menjadi baik Pemberian diuretik harus berhati-hati karena berisiko
berkurangnya perfusi jaringan.
- Retriksi primer : pada penyakit ginjal, akibat obat-obatan tertentu (minoksidil,
NSAID, estrogen), refeeding edema tidak ada pengurangan volume sirkulasi
efektif dan terjadi ekspansi cairan ekstrasel Pemberian diuretik aman karena
tidak mengurangi volume sirkulasi efektif sehingga tidak mengganggu perfusi
jaringan.
3. Pemberian diuretik
Hal yang harus diperhatikan :
Saat yang tepat
Risiko yang akan dihadapi
Waktu yang dibutuhkan : cepat/ lambat .
4. Memahami dan menjelaskan albumin
LO.4.1. Memahami dan menjelaskan definisi albumin
Albumin adalah protein plasma kecil yang dihasilkan oleh hepar yang bekerja secara
osmotic untuk membantu menahan volume intravascular didalam ruang vascular.
LO.4.2. Memahami dan kompartemen albumin
Albumin manusia terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun dari 585 asam amino
dan mengandung 17 buah ikatan disulfida.
LO.4.3. Memahami dan menjelaskan fungsi albumin
1. Memelihara tekanan onkotik. Tekanan onkotik yang ditimbulkan oleh albumin akan
memelihara fungsi ginjal dan mengurangi edema pada saluran pencernaan, dan
dimanfaatkan dengan metode hemodilusi untuk menangani penderita serangan stroke
akut.
2. Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel baru. Karena itu didalam ilmu
kedokteran, albumin dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh
yang terbelah, misalnya karena operasi, pembedahan, atauluka bakar.
3. Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatanlistrik.
4. Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit
polimorfonuklear
5. Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah masuknya
kuman-kuman usus ke dalam pembuluh darah, agar tidak terjadi peritonitis bakterialis
spontan
6. Memiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil melalui banyak gugus bermuatan
negatif yang dapat mengikat gugus bermuatan positif pada antitrombin III (heparin
like effect). Hal ini terlihat pada korelasi negatif antara kadar albumin dan kebutuhan
heparin pada pasien hemodialisis.
7. Inhibisi agregasi trombosit.
LO.4.4. Memahami dan menjelaskan pathogenesis yang berhubungan dengan edema
Penurunan albumin serum (hipoalbuminemia) dapat menimbulkan terjadinya edema
karena gerakan air keluar dari ruang vascular dan masuk ke ruang interstitial. Edema terlihat
pada malnutrisi protein yang terjadi karena produksi penurunan albumin.
Faktor-faktor yang dapat menurunkan albumin serum
Penurunan masukan protein (contohnya malnutrisi protein)
Penurunan sintesis hepatic (contohnya sirosis)
Kehilangan urine abnormal (contohnya sindrom nefrotik)